Diagram Fasor

15.1.3. Diagram Fasor

Dengan persamaan (15.7) dan (15.8) kita dapat menggambarkan secara lengkap diagram fasor dari suatu transformator. Penggambaran kita mulai dari belitan sekunder dengan langkah- langkah sebagai berikut.

Gambarkan V 2 dan I 2 . Untuk beban resistif, I 2 sefasa dengan

V 2 . Selain itu kita dapat gambarkan I 2 ′ = I 2 / a yaitu besarnya arus sekunder jika dilihat dari sisi primer. Dari V 2 dan I 2 kita dapat menggambarkan E 2 sesuai dengan persamaan (15.8) yaitu

E 2 = V 2 + I 2 R 2 + E l 2 = V 2 + I 2 R 2 + j I 2 X 2 Sampai di sini kita telah menggambarkan diagram fasor

rangkaian sekunder. Untuk rangkaian primer, karena E 1 sefasa dengan E 2 maka

E 1 dapat kita gambarkan yang besarnya E 1 = a E 2 . Untuk menggambarkan arus magnetisasi I f kita gambarkan

lebih dulu o φ yang tertinggal 90 dari E

1 . Kemudian kita gambarkan I f yang mendahului φ dengan sudut histerisis γ .

Selanjutnya arus belitan primer adalah I 1 = I f + I ′ 2 . Diagram fasor untuk rangkaian primer dapat kita lengkapi

sesuai dengan persamaan (15.7), yaitu

E 1 jI 2 X 2 I 1 R 1

Gb.15.5. Diagram fasor lengkap, transformator berbeban resistif (a

292 Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik Jilid 1

Dengan demikian lengkaplah diagram fasor transformator berbeban. Gb.15.5. adalah contoh diagram fasor yang dimaksud,

yang dibuat dengan mengambil rasio transformasi N 1 /N 2 = a > 1.

CONTOH-15.1:

Belitan primer suatu transformator yang dibuat untuk tegangan 220 V(rms) mempunyai jumlah lilitan 160. Belitan ini dilengkapi dengan titik tengah (center tap). a). Berapa persenkah besar fluksi maksimum akan berkurang jika tegangan yang kita terapkan pada belitan primer adalah 110 V(rms)? b). Berapa persenkah pengurangan tersebut jika kita menerapkan tegangan 55 V (rms) pada setengah belitan primer? c). Berapa persenkah pengurangan tersebut jika kita menerapkan tegangan 110 V (rms) pada setengah belitan primer? d). Jika jumlah lilitan di belitan sekunder adalah 40, bagaimanakah tegangan sekunder dalam kasus-kasus tersebut di atas?

Solusi :

a). Dengan mengabaikan resistansi belitan, fluksi maksimum Φ m adalah

E 2 V 2 220 Φ 2 1 m = = 1 =

160 ω Jika tegangan 110 V diterapkan pada belitan primer, maka

V ′ 2 110 2

Φ′ m = 1 =

160 ω Penurunan fluksi maksimum adalah 50 %, Φ′ m = Φ m / 2. b). Jika tegangan 55 V diterapkan pada setengah belitan primer,

V 1 ′′ 2 55 2 110 2 Φ ′′ m =

160 ω Penurunan fluksi maksimum adalah 50 %, Φ″ m = Φ m / 2.

c). Jika tegangan 110 V diterapkan pada setengah belitan maka

Tidak terjadi penurunan fluksi maksimum, Φ′″ m = Φ m .

V, tegangan sekunder adalah 55 V. Jika tegangan primer 110 V, tegangan sekundernya 27.5 V. Jika tegangan 55 V diterapkan pada setengah belitan primer, tegangan sekunder adalah 27.5 V. Jika tegangan 110 V diterapkan pada setengah belitan primer, tegangan sekunder adalah 55 V.

CONTOH-15.2: Sebuah transformator satu-fasa mempunyai belitan primer dengan 400 lilitan dan belitan sekunder 1000 lilitan.

Luas penampang inti efektif adalah 60 cm 2 . Jika belitan primer dihubungkan ke sumber 500 V (rms) yang frekuensinya 50 Hz,

tentukanlah kerapatan fluksi maksimum dalam inti serta tegangan di belitan sekunder.

Solusi :

Dengan mengabaikan resistansi belitan dan reaktansi bocor, maka

1 = = 500 → Φ m = = 0 . 00563 weber

Kerapatan fluksi maksimum: B m =

= 0 . 94 weber/m 2

1000 Tegangan belitan sekunder adalah V 2 = × 500 = 1250 V 400

CONTOH 15.3 : Dari sebuah transformator satu-fasa diinginkan suatu perbandingan tegangan primer / sekunder dalam keadaan tidak berbeban 6000/250 V. Jika frekuensi kerja adalah 50 Hz dan fluksi dalam inti transformator dibatasi sekitar 0.06 weber, tentukan jumlah lilitan primer dan sekunder.

Solusi :

Pembatasan fluksi di sini adalah fluksi maksimum. Dengan mengabaikan resistansi belitan dan reaktansi bocor,

N 1 ω Φ m 6000 2

= 6000 → N 1 =

294 Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik Jilid 1

Pembulatan jumlah lilitan harus dilakukan. Dengan melakukan pembulatan ke atas, batas fluksi maksimum Φ m tidak akan terlampaui. Jadi dapat kita tetapkan

N 2 = 20 lilitan ⇒ N 1 =

× 20 = 480 lilitan 250

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

IbM Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Menuju Desa Mandiri Energi

25 108 26