Peran Edukasional

2. Peran Edukasional

Peran edukasional penyuluh pertanian (PPL) bagi masyarakat petani di Kelurahan Tegalgede, yaitu meliputi penyampaian informasi dan pelatihan, untuk lebih jelasnya berikut peneliti jabarkan uraiannya :

a. Menyampaikan informasi

Pelaku perubahan dalam upaya memberdayakan masyarakat petani tidak jarang juga menyampaikan informasi yang mungkin belum diketahui oleh penerima manfaat/ sasaran. Jim Ife menyatakan bahwa hanya dengan memberikan informasi yang relevan mengenai suatu masalah yang Pelaku perubahan dalam upaya memberdayakan masyarakat petani tidak jarang juga menyampaikan informasi yang mungkin belum diketahui oleh penerima manfaat/ sasaran. Jim Ife menyatakan bahwa hanya dengan memberikan informasi yang relevan mengenai suatu masalah yang

Dalam mengatasi kendala/ permasalahan - permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat petani di Kelurahan Tegalgede, penyuluh pertanian (PPL) Kecamatan Karanganyar dalam memberikan informasinya melakukan penyuluhan melalui 3 metode yaitu :

1) Metode Ceramah

Ceramah diartikan penyampaian informasi kepada petani sasaran pada suatu rapat atau pertemuan. Pada kesempatan ini banyak informasi yang disampaikan. Dengan metode ini dapat dihasilkan informasi yang lengkap dan cepat, dengan penjelasan yang lebih mendalam. Masyarakat petani di Kelurahan Tegalgede tahu bahwa mengikuti ceramah dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam berusaha tani.

Dalam memberikan ceramah biasanya penyuluh pertanian (PPL) sudah mempersiapkan materi berupa informasi untuk mengatasi kendala / permasalahan yang sedang dialami oleh masyarakat petani. Seperti contoh memberikan informasi tentang penanganan hama / penyakit secara efektif dengan memakai teknologi yang tepat, yang kedua memberikan informasi mengenai peluang-peluang dari dinas atau instansi terkait sehingga masyarakat petani bisa mengajukan proposal untuk mendapatkan bantuan, dan yang terakhir adalah memberikan informasi mengenai program-program pengembangan modal petani seperti PUAP (pengembangan usaha Dalam memberikan ceramah biasanya penyuluh pertanian (PPL) sudah mempersiapkan materi berupa informasi untuk mengatasi kendala / permasalahan yang sedang dialami oleh masyarakat petani. Seperti contoh memberikan informasi tentang penanganan hama / penyakit secara efektif dengan memakai teknologi yang tepat, yang kedua memberikan informasi mengenai peluang-peluang dari dinas atau instansi terkait sehingga masyarakat petani bisa mengajukan proposal untuk mendapatkan bantuan, dan yang terakhir adalah memberikan informasi mengenai program-program pengembangan modal petani seperti PUAP (pengembangan usaha

Dalam usaha pemberian informasi melalui metode ceramah ini penyuluh bertujuan agar masyarakat petani mampu mengadopsi apa yang disampaikan oleh penyuluh sehingga masyarakat petani benar-benar dapat melaksanakan atau menerapkan informasi ke dalam kehidupan usahataninya tersebut. Penayampaian informasi dengan metode ceramah ini biasanya efektif karena karena materi yang disampaikan dalam ceramah selalu actual dan dibutuhkan petani untuk mengatasi segala permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat petani di Kelurahan Tegalgede saat ini.

Pernyataan diatas seperti yang dikemukakan oleh Bu Endang berikut ini : “penyampaian informasi melalui metode ceramah biasanya kami

memberikan materi sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh petani seperti soal mengatasi hama wereng yang menyerang pertanian mereka dengan tepat dan yang kedua kita menyampaikan peluang-peluang apa saja yang ada di dinas / intansi terkait yang kami ketahui agar petani mengajukan bantuan. Untuk yang terakir adalah memberikan informasi tentang menjalankan kegiatan kelompok tani untuk program- program yang dijalankan (PUAP) agar tepat sasaran ”

(Hasil wawancara tanggal 27 Februari 2012)

Pernyataan diatas diperkuat dengan keterangan yang disampaikan oleh Pak Tarmo : “ceramah ingkang disampekne PPL biasanipun diremeni kalian Pernyataan diatas diperkuat dengan keterangan yang disampaikan oleh Pak Tarmo : “ceramah ingkang disampekne PPL biasanipun diremeni kalian

(Hasil wawancara tanggal 29 Februari 2012)

Gambar 6. Metode ceramah yang dilakukan oleh PPL dalam

menyampaikan informasi.

2) Metode Diskusi

Diskusi dapat diartikan sebagai suatu pertemuan yang pesertanya adalah masyarakat petani yang tergabung dalam kelompok tani di Kelurahan tegalgede dan biasanya diadakan untuk bertukar pendapat mengenai suatu kegiatan yang akan diselenggarakan, atau guna mengumpulkan saran-saran untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat petani di Kelurahan Tegalgede.

Melalui diskusi ini masyarakat petani memiliki kesempatan yang lebih luas untuk menyampaikan informasi, baik yang berupa pendapatnya sendiri maupun tanggapan atas informasi yang disampaikan oleh penyuluh atau petani yang lainnya. Masyarakat petani sadar bahwa dengan turut serta dalam diskusi kelompok dapat membantunya untuk mengambil keputusan

Dalam pemberian informasi melalui metode diskusi ini penyuluh pertanian rutin mengadakan pertemuan kelompok setiap bulannya untuk menganalisa permasalahan yang terjadi dan mencarikan solusi bersama- sama masyarakat petani di Kelurahan Tegalgede, Sehingga masyarakat petani dapat mengidentifikasi dan menemukan pemecahan masalah yang mereka hadapi.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari pak Hasyim, beliau mengatakan bahwa: “diskusi rutin kami lakukan dalam pertemuan kelompok tani

dalam setiap bulannya. Kita biasanya mendiskusikan masalah untuk dicarikan jalan keluarnya seperti masalah penyaluran pupuk dan harga pupuk yang dipermainkan oleh pengecer pada akirnya muncul solusi supaya masyarakat petani itu sendiri yang menjadi pengecer pupuk subsidi dan hama/penyakit yang meresahkan masyarakat petani disitu timbul kesadaran masyarakat petani untuk merubah pola tanamnya agar padi mereka tidak gampang terkena penyakit ”

(Hasil wawancara tanggal 28 Februari 2012) Diperkuat oleh pernyataan dari Pak Narso yang mengatakan

bahwa : “menawi diskusi niku bahase soal masalah-masalah ingkang

masyarakat tani niku mboten mudeng ngatasinipun mas banjur takon marang PPL supados digolekne solusi ingkang sae. Kados kulo nanem pari niku koq wereng kalian sundep niku mboten ilang-ilang, nah niku kulo diskusi marang PPL pripun solusinipun ingkang sae ”. (kalau diskusi itu membahasnya tentang permasalahan yang masyarakat petani itu tidak tahu cara mengatasinya mas, lalu tanya kepada PPL supaya dicarikan solusi yang baik. Seperti saya menanam padi itu koq wereng sama sundep itu tidak bisa hilang-hilang, nah itu saya diskusi dengan PPL supaya dicarikan solusi yang baik). (Hasil wawancara tanggal 1 Maret 2012)

Gambar 7. Metode diskusi yang dilakukan oleh PPL dalam

menyampaikan informasi.

3) Metode Demonstrasi

Demonstrasi merupakan peragaan suatu teknologi (bahan, alat atau cara) atau hasil penerapannya secara nyata yang dilakukan oleh penyuluh pertanian (PPL) kepada sasarannya. Teknologi yang didemonstrasikan biasanya sudah teruji baik dari segi mudahnya diterapkan, segi ekonomi menguntungkan serta dari segi sosial budaya dapat diterima masyarakat petani Kelurahan Tegalgede.

Manfaat yang dapat diperoleh dengan penggunaan metode ini adalah efektif untuk mengajarkan ketrampilan, menumbuhkan kepercayaan, merangsang kegiatan, dapat memberikan keterangan dengan fakta-fakta yang nyata, menumbuhkan sikap masyarakat petani untuk berubah.

Kegiatan demonstrasi yang diterapkan oleh penyuluh pertanian adalah melakukan sosialisasi tentang benih bervarietas unggul kepada

(PPL) melakukan kegiatan DEMPLOT (Demonstrasi Plot/Area) yang mana dengan melakukan praktek penyemaian benih secara langsung dilahan pertanian yang bertujuan agar masyarakat petani dapat membedakan hasil dan keunggulan varietas benih baru dan benih lama yang ditanam, sehinnga masyarakat petani tidak hanya menanam benih lama yang kualitasnya kurang bagus sehingga mempengaruhi produktivitas petani.

Pernyataan tersebut seperti yang dikemukakan oleh Pak Hasyim, yang mengatakan bahwa : “penyuluhan dengan cara demonstrasi yang biasa saya lakukan

adalah mengenalkan varietas benih terbaru yang unggul dengan melakukan kegiatan DEMPLOT (Demonstrasi Plot/Area) di lahan masyarakat petani Kelurahan Tegalgede yang disaksikan oleh masyarakat petani supaya mereka tahu keunggulan benih secara langsung dan nyata sehingga mereka tidak lagi ragu untuk beralih menanam benih baru ”.

(Hasil wawancara tanggal 28 Februari 2012)

Pernyataan Pak Hasyim diperkuat oleh jawaban dari Pak Tarmo, yang mengatakan : “DEMPLOT (Demonstrasi Plot/Area) varietas winih unggul

cukup saget ditampi masyarakat tani Kelurahan Tegalgede amargi hasilipun sae dibanding winih dangu ingkang ditanem masyarkat tani sak derenge. Awit niku masyarakat tani beralih wonten winih niku danten mas, mboten wonten sak niki masyarakat tani nanem winih dangu” DEMPLOT (Demonstrasi Plot/Area) varietas benih unggul cukup bisa diterima oleh masyarakat petani Kelurahan Tegalgede karena hasilnya bagus dibandingbenih lama yang ditanam masyarakat petani sebelumnya. Mulai dari itu masyarakat petani beralih ke benih itu semua mas, tidak ada sekarang masyarakat petani menanam benih lama).

(Hasil wawancara tanggal 29 Februari 2012)

Gambar 8. Lahan percontohan DEMPLOT (Demonstrasi Plot /

Area) benih varieas unggul.

b. Pelatihan

Pelatihan merupakan peran edukasional yang paling spesifik karena secara mendasar memfokuskan pada upaya mengajarkan masyarakat petani bagaimana caranya melakukan sesuatu hal yang akan berguna bagi mereka secara khusus dan lebih luas lagi adalah bagi masyarakat petani. Menyikapi permasalahan masyarakat petani di Kelurahan tegalgede dalam sulitnya mereka mendapatkan pupuk bersubsidi juga makin melambungnya harga pupuk kimia.

Maka BPK kecamatan Karanganyar melalui penyuluh pertanian (PPL) memberikan pelatihan terhadap masyarakat petani melalui kelompok taninya untuk pembuatan pupuk organik. Tujuan dari pelatihan pembuatan dari pupuk organik ini adalah agar masyarakat petani di Kelurahan Tegalgede dapat membuat pupuk organik sendiri dari bahan yang berada dilingkungan sekitar mereka seperti kotoran hewan, abu organik, serbuk Maka BPK kecamatan Karanganyar melalui penyuluh pertanian (PPL) memberikan pelatihan terhadap masyarakat petani melalui kelompok taninya untuk pembuatan pupuk organik. Tujuan dari pelatihan pembuatan dari pupuk organik ini adalah agar masyarakat petani di Kelurahan Tegalgede dapat membuat pupuk organik sendiri dari bahan yang berada dilingkungan sekitar mereka seperti kotoran hewan, abu organik, serbuk

Pernyataan diatas sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh Pak Hasyim, beliau mengatakan bahwa : “BPK Kecamatan Karanganyar yang telah mencanangkan

program pengembangan pupuk organik. Dengan itu saya selaku PPL memberikan pelatihan kepada masyarakat petani di Kelurahan Tegalgede dalam pembuatan pupuk organik dan apabila efektif pupuk organik diharapkan sebagai pengganti pupuk kimia yang semakin lama harganya semakin tidak terjangkau untuk dibeli masyarakat petani selain itu juga pupuk organik bisa mengembalikan kesuburan tanah ”.

(Hasil wawancara tanggal 28 Februari 2012)

Pernyataan Pak Hasyim tersebut diperkuat oleh pernyataan dari Pak Narso : “PPL ugi nate nglatih kulo kalian rencang-rencang tani damel

pupuk organik. Praktekipun damel pupuk organik niku sakjano kulo kalian sakrencang saget damel banjur kulo jajal wonten saben lan hasile sae tapi taseh damel pupuk kimia sekedik mas ”. (PPL juga pernah melatih saya dan teman-teman petani membuat pupuk organik. Dalam prakteknya membuat pupuk organik itu ternyata saya dan teman-teman bisa membuat lalu saya coba ke sawah dan hasilnya bagus tetapi masih menggunakan pupuk kimia sedikit mas)

(Hasil wawancara tanggal 1 Maret 2012)

Gambar 9. Pelatihan pembuatan pupuk organik yang dilakukan

oleh PPL bersama masyarakat petani.

Berkaitan dengan masalah utama yaitu ketersediaan lahan yang kurang memadai dan permodalan yang dimiliki oleh masyarakat petani. Penyuluh pertanian sebagai pemberdaya masyarakat melakukan terobosan- terobosan kebijakan untuk meningkatkan kemampuan / ketrampilan dan pendapatan masyarakat petani dengan melakukan pelatihan kepada Ibu-ibu petani yang dilatih dalam kelompok tani wanita ‘Wanita Tani Lestari’. Dalam pembuatan rambak dari ampas tahu dimana ampas tahu yang tidak terpakai lagi diolah dijadikan makanan yang nantinya penyuluh pertanian berharap hal itu dapat berkembang menjadi home industri (industri rumah tangga). Pelatihan itu bertujuan memberdayakan ibu-ibu petani yang tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga saja agar mampu membantu menambah pendapatan keluarga tani mereka.

Berikut keterangan yang disampaikan oleh Bu Endang selaku pembina kelompok tani wanita :

“untuk meningkatkan kesejahteraan petani penyuluh pertanian (PPL) Kecamatan Karanganyar menggalakkan penguatan kelompok tani wanita. Hal ini seperti Kelurahan Tegalgede yang sudah aktif satu kelompok tani wanitanya, dengan kegiatan diantaranya adalah pelatihan pembuatan rambak dari ampas tahu yang memanfaatkan dari sisa produksi tahu yang tidak berguna lalu kami manfaatkan sebagai makanan ringan yang nantinya apabila prosesnya baik kita pasarkan kepasaran supaya bisa menambah pendapatan keluarga tani ”.

(Hasil wawancara tanggal 28 Februari 2012)

Pernyataan diatas diperkuat dengan keterangan dari Bu Rini, yang mengatakan bahwa : “kegiatan ingkang sakniki dijalane ‘Kelompok Wanita Tani

Lestari’ yoiku latihan utawi kursus damel rambak saking ampas tahu supados ibu-ibu tani niku wonten kegiatan lan sekedik-kedik kagem nambahi blonjo keluargo mas nek mboten nggih dmaem kiambak ”. (kegiatan yang dijalankan ‘Kelompok Wanita Tani Lestari’ yaitu pelatihan atau kursus membuat rambak dari ampas tahu supaya ibu-ibu petani itu ada kegiatan dan sedikit-sedikit buat menambah belanja keluarga mas kalo tidak begitu ya buat makanan sendiri)

(Hasil wawancara tanggal 5 Maret 2012)