Permasalahan Manfaat Penelitian Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah : 1. Bagaimana implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 terhadap persiapan penilaian akreditasi Rumah Sakit Umum Deli ? 2. Bagaimana monitoring implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 terhadap persiapan penilaian akreditasi Rumah Sakit Umum Deli ? 3. Apa saja faktor-faktor kendala selama implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 terhadap persiapan penilaian akreditasi Rumah Sakit Umum Deli ? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui gambaran implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 terhadap persiapan akreditasi Rumah Sakit Umum Deli ? 2. Mengetahui monitoring implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 terhadap persiapan penilaian akreditasi Rumah Sakit Umum Deli ? 3. Mengetahui gambaran faktor-faktor kendala selama implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 terhadap persiapan penilaian akreditasi Rumah Sakit Umum Deli ? Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi Pimpinan Rumah Sakit Umum Deli berkenaan dengan implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 terhadap persiapan pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Umum Deli. 2. Sebagai bahan masukan bagi Komisi Akreditasi Rumah Sakit tentang persoalan yang timbul di Rumah Sakit Umum Deli dalam rangka implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012. 3. Sebagai bahan kepustakaan dan referensi untuk rumah sakit lain dalam rangka implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012. 4. Sebagai bahan masukan untuk memperkaya pengetahuan pembahasan implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 dan dapat dikembangkan oleh peneliti-peneliti selanjutnya. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

Sejalan dengan peningkatan pembangunan di segala bidang maka peradaban sistem nilai di masyarakat mulai semakin berkembang. Pengetahuan dan pendidikan yang meningkat menyebabkan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang bermutu seperti pelayanan kesehatan semakin tinggi. Nasution 2013 memaparkan bahwa Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan Komisi Akreditasi Rumah Sakit KARS menyadari bentuk tantangan tersebut dengan mempertimbangkan perkembangan masalah serta kecenderungan-kecenderungan pembangunan kesehatan ke depan. Dalam upaya meningkatkan mutu perlu dilakukan pemantauan berkala terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi kinerja sarana kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan serta bagaimana pembinaan dilakukan oleh institusi terkait. Saat ini upaya peningkatan mutu yang dilakukan terhadap rumah sakit-rumah sakit yaitu Akreditasi Rumah Sakit. Departemen Kesehatan 2008 yang menyatakan bahwa mutu adalah kemampuan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh suatu produk sedangkan Mutu Pelayanan Kesehatan adalah derajat kesempurnaan yang memenuhi kebutuhan masyarakat yang dilaksanakan sesuai Universitas Sumatera Utara dengan standar profesi dan standar pelayanan kesehatan yang menggunakan sumber daya yang tersedia, wajar, efisien dan efektif serta memberikan keamanan dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat. Menurut Suparyanto 2011 untuk mengatasi masalah dalam perbedaan tingkat kepuasan setiap orang dalam menerima pelayanan kesehatan, maka telah disepakati bahwa pembahasan tentang kepuasan pasien yang dikaitkan dengan mutu pelayanan kesehatan mengenal paling tidak 2 dua pembatasan yaitu : 1. Pembatasan pada derajat kepuasan pasien Untuk menghindari adanya subjektivitas individual yang dapat mempersulit pelaksanaan program menjaga mutu, maka ditetapkan bahwa ukuran yang dipakai untuk mengukur kepuasan pasien bersifat umum yaitu sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk. 2. Pembatasan pada upaya yang dilakukan Untuk melindungi kepentingan pemakai jasa pelayanan kesehatan, yang pada umumnya awam terhadap tindakan kedokteran ditetapkanlah upaya penyelenggaran pelayanan kesehatan yang bermutu harus sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan rumah sakit, standar prosedur operasional yang berlaku dan etika profesi. Parasuraman et.al dalam S.Thomas Foster 2004 menyatakan bahwa ada 5 lima dimensi mutu pelayanan yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Tangibles berwujud : mencakup penampilan fisik dari fasilitas pelayanan, peralatan, personel, dan media komunikasi. 2. Reliability keandalan : mencakup kemampuan penyedia jasa melaksanakan jasa yang sudah dijanjikan dengan tepat dan terpercaya. 3. Responsiveness keresponsifan : kemauan dari penyedia jasa untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap. 4. Assurance keyakinan : mencakup pengetahuan dan kesopanan para karyawan serta kemampuan mereka untuk menumbuhkan rasa percaya pada pelanggan. 5. Empathy empati : mencakup perhatian kepada pelanggan secara individual, Azwar 1996 menyatakan bahwa syarat-syarat pokok pelayanan kesehatan menurut prioritas adalah : 1 Tersedia available dan berkesinambungan continuous Semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan mudah dicapai oleh masyarakat. 2 Dapat diterima acceptable dan wajar appropriate Pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan, kepercayaan masyarakat dan bersifat wajar. 3 Mudah dicapai accessible Pengaturan sarana kesehatan dari sudut lokasi. 4 Mudah dijangkau affordable Pendekatan sarana pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan diharapkan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Universitas Sumatera Utara 5 Bermutu quality Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dapat memuaskan pemakai jasa pelayanan dan tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh provider sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan. Suparyanto 2011 menjelaskan bahwa ada 5 lima faktor pokok yang berperan penting dalam menentukan keberhasilan manajemen kesehatan, yaitu masukan input, proses process atau fungsi manajemen, keluaran output, sasaran target serta dampak impact. A. Input masukan Adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan manajemen. Berfokus pada sistem yang dipersiapkan dalam organisasi dari komitmen manajemen dan stakeholder lainnya, prosedur serta kebijakan sarana dan prasarana fasilitas dimana pelayanan diberikan. Input ada 3 tiga macam, yaitu : a Sumber resources Adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan barang atau jasa. Sumber resources dibagi 3 tiga macam yaitu sumber tenaga, sumber modal dan sumber alamiah. b Tata cara procedures Adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang dimiliki dan yang diterapkan. Universitas Sumatera Utara c Kesanggupan capacity Adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga pelaksana. Input terdiri dari beberapa variasi yaitu Man, Capacity, Managerial dan Technology. Untuk organisasi yang tidak mencari keuntungan berupa Man, Money, Material dan Method sedangkan untuk organisasi yang mencari keuntungan berupa Man, Money, Material, Method, Machinery dan Market. B. Proses Process atau Fungsi Manajemen Adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi manajemen mengutip pendapat Henry Fayol 1949, terdiri dari Planning, Organizing, Commanding, Coordinating dan Controlling POCCC. C. Keluaran Output Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen atau hasil pelaksanaan kegiatan yang dicapai dalam jangka pendek. Untuk Manajemen Kesehatan output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan health services yang terdiri dari upaya kesehatan perorangan UKP dan upaya kesehatan masyarakat UKM. Outcome adalah hasil yang terjadi setelah pelaksanaan kegiatan jangka pendek. D. Sasaran Target Sasaran target adalah kepada siapa output yang dihasilkan, yakni upaya kesehatan yang dilakukan untuk upaya kesehatan perorangan dan atau upaya kesehatan masyarakat. Universitas Sumatera Utara Sasaran target terdiri dari 2 dua macam yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. E. Dampak Impact Dampak Impact adalah akibat yang ditimbulkan oleh output. Untuk manajemen kesehatan dampak yang diharapkan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan dapat tercapai jika kebutuhan needs dan tuntutan demands perseorangan atau masyarakat dapat dipenuhi. Indikator penilaian mutu pelayanan kesehatan yaitu : 1. Indikator yang mengacu pada aspek medis. 2. Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi rumah sakit. 3. Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien. 4. Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasan pasien. Kebijakan dalam menjamin mutu pelayanan kesehatan, yaitu : 1. Peningkatan kemampuan dan mutu pelayanan kesehatan. 2. Peningkatan dan penerapan berbagai standar dan pedoman. 3. Peningkatan mutu sumber daya manusia. 4. Penyelenggaraan Quality Assurance. 5. Percepatan pelaksanaan akreditasi. 6. Peningkatan publik. 7. Peningkatan kerjasama dan koordinasi. 8. Peningkatan peran serta masyarakat. Universitas Sumatera Utara Ada 4 empat hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan untuk mencapai pelayanan prima melalui peningkatan mutu pelayanan, yaitu sebagai berikut : 1. Pelanggan dan harapannya. 2. Perbaikan kinerja. 3. Proses perbaikan. 4. Budaya yang mendukung perbaikan terus menerus. Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan mencakup : 1. Penataan organisasi. 2. Regulasi peraturan perundang-undangan. 3. Pemantapan jejaring. 4. Standarisasi. 5. Quality Assurance. 6. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 7. Peningkatan peran serta masyarakat dan organisasi profesi. 8. Peningkatan kontrol sosial. Untuk memperkuat budaya organisasi, semua kegiatan harus menuju peningkatan mutu yang terus menerus. Untuk mewujudkan peningkatan mutu pelayanan terus menerus, pilar utamanya terdiri atas hal-hal berikut : 1. Visi manajemen dan komitmen. 2. Tanggung jawab. 3. Pengukuran umpan balik 4. Pemecahan masalah dan proses perbaikan. Universitas Sumatera Utara 5. Komunikasi. 6. Pengembangan staf dan pelatihan. 7. Keterlibatan tim kesehatan. 8. Penghargaan dan pengakuan. 9. Keterlibatan dan pemberdayaan staf. 10. Mengingatkan kembali dan pemberdayaan. Mekanisme peningkatan mutu pelayanan menurut Trilogi Juran 1998 adalah sebagai berikut : 1. Quality Planning, meliputi : a. Menentukan pelanggan. b. Menentukan kebutuhan pelanggan. c. Mengembangkan gambaran produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan. d. Mengembangkan proses yang mampu menghasilkan produk sesuai dengan gambaran produk. e. Mentransfer rencana menjadi kebutuhan pelaksanaan 2. Quality Control, meliputi : a. Mengevaluasi kinerja produk saat ini. b. Membandingkan kinerja sesungguhnya dengan tujuan produk. c. Melaksanakan atau memperbaiki perbedaan. 3. Quality Improvement, meliputi : a. Mengembangkan infrastruktur. b. Mengidentifikasi proyek peningkatan mutu. Universitas Sumatera Utara c. Membentuk tim mutu. d. Menyiapkan tim dengan sumber daya dan pelatihan serta memotivasi untuk mendiagnosis penyebab, menstimulasi perbaikan dan mengembangkan pengawasan untuk mempertahankan peningkatan.

2.2. Pengertian Akreditasi Rumah Sakit