Minat Beli Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis

20 4. Mengingatkan Promosi ini dilakukan terutama untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa produk perusahaan masih ada dipasaran. Rossiter dan Percy 2002 mengklasifikasikan tujuan promosi sebagai efek dari komunikasi sebagai berikut: 1. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan category need. 2. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen brand awareness. 3. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk brand attitude. 4. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk brand purchase intention. 5. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain purchase facilitation. 6. Menanamkan citra produk dan perusahaan positioning

2.1.5 Minat Beli

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian Asssael, 2001. Mehta 1994 mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Pengertian minat beli menurut Howard dalam Durianto dan Liana Universitas Sumatera Utara 21 2004, yang menjelaskan bahwa minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang. Sedangkan definisi minat beli menurut Kinnear dan Taylor 2003 adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Rossiter dan Percy 1998 mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan pemrakarsa, merekomendasikan influencer, memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuuk melakukan pembelian. Menurut Schiffman dan Kanuk 1994 dalam Albari 2002 menyatakan bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak. Universitas Sumatera Utara 22 Minat beli merupakan kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada suatu produk tertentu Winkell, 1999. Sedangkan Poerwadarminto 1995, mendefenisikan minat sebagai kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu yang mana merupakan keinginan seseorang untuk memiliki atau menikmati sesuatu tersebut. Dalam melakukan segala kegiatan, individu sangat dipengaruhi oleh minat terhadap kegiatan tersebut sehingga dengan adanya minat yang cukup besar akan mendorong seseorang untuk lebih mencurahkan perhatiannya Rustam, 1987. Minat adalah motif yang menunjukkan arah perhatian individu kepada obyek yang menarik serta menyenangkan Woodworth Marquis, 1961. Sedangkan menurut Shalahuddin 1991, minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan, maka minat menentukan sikap yang menyebabkan seseorang berbuat aktif dalam suatu pekerjaan, dengan kata lain bahwa minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan. Minat membeli merupakan rasa ketertarikan yang dialami oleh konsumen terhadap suatu produk barang atau jasa yang dipengaruhi oleh sikap diluar konsumen dan di dalamnya konsumen itu sendiri. Hardjono 1998, menyatakan bahwa minat dibedakan menjadi dua bagian yaitu minat subyektif dan minat obyektif. Minat subyektif adalah perasaan senang atau tidak senang pada obyek yang didasarkan pada pengalaman, sedangkan minat obyektif merupakan reaksi menerima atau menolak pada obyek atau kegiatan di sekitarnya. Yang pada kesimpulannya ialah seseorang mau membeli suatu produk karena ia memiliki minat beli yang tinggi terhadap produk tersebut. Universitas Sumatera Utara 23

2.1.6 Media Promosi dalam Komunikasi Pemasaran