Peranan Komunikasi Pemasaran dan Promosi Terhadap Penjualan Smartphone (Studi Kasus PT.OPPO Indonesia di Medan Tahun 2014)

(1)

PERANAN KOMUNIKASI PEMASARAN DAN PROMOSI

TERHADAP PENJUALAN SMARTPHONE (STUDI KASUS

PT.OPPO INDONESIA DI MEDAN TAHUN 2014)

SKRIPSI

TASLIYAH MUNA

080904120

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

MEDAN

2014


(2)

ABSTRAK

Setiap produk memerlukan strategi pemasaran untuk menarik minat beli dari masyarakat sebagai pangsa pasar atau konsumen dari produk tersebut. Pemasaran yang dilakukan menggunakan metode komunikasi pemasaran dan pemanfaatan media promosi dalam pelaksanaannya.

Komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran. Pihak-pihak yang terlibat akan mendengarkan, bereaksi dan berbicara sehingga tercipta hubungan pertukaran yang memuaskan. Promosi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan, yang mana pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk dari komunikasi pemasaran.

Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Media Promosi merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan suatu produk/jasa/image perusahaan ataupun yang lain untuk dapat lebih dikenal masyarakat lebih luas.

OPPO merupakan sebuah merek internasional terdaftar yang berpengalaman mengantarkan produk-produk berkualitas tinggi ke pelanggan di Amerika, Eropa, dan Asia. Sejak memasuki pasar ponsel di tahun 2008 OPPO Smartphone terus berkembang dengan semakin banyak para konsumen yang menggunakan produk OPPO Smartphone. OPPO Smartphone merupakan produk smartphone android yang baru memasuki pangsa pasar konsumen di Indonesia.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Peranan Komunikasi Pemasaran dan Promosi Terhadap Penjualan Smartphone (Studi Kasus PT. OPPO Indonesia di Medan Tahun 2014). Metode penelitian yang dilakukan ialah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan wawancara mendalam kepada para responden yang menjadi subjek penelitian untuk mendapatkan data yang menunjang hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 2 (dua) bulan. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas studi pada Departemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanyalah untuk Tuhan yang Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya yang selalu dicurahkan penulis dapat meyelesaikan skripsi yang berjudul Peranan Komunikasi Pemasaran dan Promosi Terhadap Penjualan Smartphone (Studi Kasus PT.OPPO Indonesia di Medan Tahun 2014). Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini pula, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah ambil peduli dan membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada kedua orang tua tercinta. Terima kasih atas doa tulus yang tiada henti diberikan, perhatian dan cinta yang senantiasa menjadi kekuatan terbesar bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Keluarga besar saya, terima kasih atas dorongan semangat, motivasi, serta doa yang tulus, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Dosen pembimbing Bapak Drs.Safrin, M.S, atas terimakasih tak terhingga atas waktu, masukan, dan nasehat kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini, hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Prof. Dr.Badaruddin, M.Si atas segala bimbingan dan suri tauladan yang diberikan.


(4)

5. Pejabat dan pegawai Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara, terkhusus kepada Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Dra.Fatma Wardy Lubis, MA, serta pegawai departemen Ilmu Komunikasi yang telah membantu secara administratif proses perkuliahan dan penyelesaian studi penulis.

6. Dosen-dosen pengajar Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara atas segala ilmu yang telah diberikan.

7. Terima kasih kepada PT.OPPO Indonesia Medan, terkhusus kepada Bapak Sudardinata dan Mbak Dini Hikmayani Nasution atas segala bantuan untuk mendapatkan data dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Terimakasih kepada semua responden yang telah mau penulis wawancarai atas waktu dan jawaban yang telah diberikan, sungguh sangat berarti bagi penulis.

9. Terima kasih kepada teman-teman stambuk 2008, atas doa dan dukungan semangatnya yang dilimpahkan setiap hari kepada penulis. Kalian begitu luar biasa bagi saya.

10. Pihak-pihak yang telah membantu penulis selama ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih dan jauh dari kesempurnaan. Namun penulis sudah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Penulis berharap semoga skripsi yang ditulis ini ada manfaatnya bagi penulis dan juga pembacanya.

Medan, Juli 2014


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Pembatasan Masalah ... 6

1.3 Rumusan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II URAIAN TEORITIS ... 9

2.1 Kerangka Teori ... 9

2.1.1 Komunikasi ... 9

2.1.2 Komunikasi Pemasaran ... 13

2.1.3 Sistem Komunikasi Pemasaran ... 16

2.1.4 Promosi Pemasaran ... 17

2.1.5 Minat Beli ... 20

2.1.6 Media Promosi dalam Komunikasi Pemasaran ... 23

2.1.7 Perkembangan Produk Smartphone Berbasis Android di Indonesia 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 46


(6)

3.2 Lokasi Penelitian ... 48

3.3 Subjek Penelitian ... 48

3.4 Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian ... 48

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.6 Alat Bantu Pengumpulan Data ... 51

3.7 Teknik Analisa Data ... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 55

4.1 Profil Singkat PT.OPPO ... 55

4.2 Spesifikasi Produk OPPO Smartphone ... 56

4.3 Strategi Komunikasi Pemasaran dan Promosi OPPO Smartphone . ... 61

4.3.1 Strategi Komunikasi Pemasaran OPPO Smartphone ... 61

4.3.2 Strategi Promosi OPPO Smarphone ... 63

4.4 Hasil Wawancara Responden dengan Responden ... 86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 98

5.1 Simpulan ... 98

5.2 Saran ... 101 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.01 Contoh media promosi dalam bentuk poster ... 26

Gambar 2.02 Contoh media promosi dalam bentuk billboard ... 28

Gambar 2.03 Contoh media promosi dalam bentuk baliho ... 29

Gambar 2.04 Contoh media promosi dalam bentuk spanduk ... 30

Gambar 2.05 Contoh media promosi dalam bentuk x-banner ... 31

Gambar 2.06 Contoh media promosi dalam bentuk brosur ... 32

Gambar 2.07 Contoh media promosi dalam bentuk poster booklet ... 33

Gambar 2.08 Contoh media promosi dalam bentuk katalog ... 33

Gambar 2.09 Contoh media promosi dalam bentuk flyer (selebaran) ... 34

Gambar 2.10 Contoh media promosi dalam bentuk kartu nama ... 35

Gambar 4.01 Produk unggulan OPPO Smartphone ... 57

Gambar 4.02 Poster OPPO Smartphone ... 67

Gambar 4.03 Billboard OPPO Smartphone di Plaza Millenium, outlet, Sun Plaza Medan ... 68

Gambar 4.04 Baliho OPPO Smartphone di Sun Plaza Medan ... 69

Gambar 4.05 Iklan OPPO Smartphone di koran harian... 70

Gambar 4.06 Iklan OPPO Smartphone di majalah/tabloid ... 70

Gambar 4.07 X-Banner OPPO Smartphone di Plaza Millenium ... 71


(8)

Gambar 4.09 Umbul-umbul OPPO Smartphone di depan Sun Plaza Medan ... 72 Gambar 4.10 Branding toko/oulet/stand OPPO Smartphone di Plaza Millenium

Medan ... 74 Gambar 4.11 Promosi OPPO Smartphone pada acara Yuk Keep Smile Trans

TV... 77 Gambar 4.12 Promosi OPPO Smartphone pada acara Hitam Putih Trans 7 .... 79 Gambar 4.13 Promosi OPPO Smartphone pada media sosial di internet ... 81 Gambar 4.14 Promosi OPPO Smartphone melalui kegiatan sponshorship dalam

Acara senam sehat ... 83 Gambar 4.15 Promosi OPPO Smartphone melaluikegiatan OPPO Smartphone


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.01 Produk unggulan dan harga pasar OPPO Smartphone ... 56 Tabel 4.02 Keunggulan fitur OPPO Smartphone dibandingkan merek lain .. 60


(10)

ABSTRAK

Setiap produk memerlukan strategi pemasaran untuk menarik minat beli dari masyarakat sebagai pangsa pasar atau konsumen dari produk tersebut. Pemasaran yang dilakukan menggunakan metode komunikasi pemasaran dan pemanfaatan media promosi dalam pelaksanaannya.

Komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran. Pihak-pihak yang terlibat akan mendengarkan, bereaksi dan berbicara sehingga tercipta hubungan pertukaran yang memuaskan. Promosi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan, yang mana pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk dari komunikasi pemasaran.

Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Media Promosi merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan suatu produk/jasa/image perusahaan ataupun yang lain untuk dapat lebih dikenal masyarakat lebih luas.

OPPO merupakan sebuah merek internasional terdaftar yang berpengalaman mengantarkan produk-produk berkualitas tinggi ke pelanggan di Amerika, Eropa, dan Asia. Sejak memasuki pasar ponsel di tahun 2008 OPPO Smartphone terus berkembang dengan semakin banyak para konsumen yang menggunakan produk OPPO Smartphone. OPPO Smartphone merupakan produk smartphone android yang baru memasuki pangsa pasar konsumen di Indonesia.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Peranan Komunikasi Pemasaran dan Promosi Terhadap Penjualan Smartphone (Studi Kasus PT. OPPO Indonesia di Medan Tahun 2014). Metode penelitian yang dilakukan ialah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan wawancara mendalam kepada para responden yang menjadi subjek penelitian untuk mendapatkan data yang menunjang hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 2 (dua) bulan. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas studi pada Departemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanyalah untuk Tuhan yang Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya yang selalu dicurahkan penulis dapat meyelesaikan skripsi yang berjudul Peranan Komunikasi Pemasaran dan Promosi Terhadap Penjualan Smartphone (Studi Kasus PT.OPPO Indonesia di Medan Tahun 2014). Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini pula, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah ambil peduli dan membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada kedua orang tua tercinta. Terima kasih atas doa tulus yang tiada henti diberikan, perhatian dan cinta yang senantiasa menjadi kekuatan terbesar bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Keluarga besar saya, terima kasih atas dorongan semangat, motivasi, serta doa yang tulus, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Dosen pembimbing Bapak Drs.Safrin, M.S, atas terimakasih tak terhingga atas waktu, masukan, dan nasehat kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini, hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Prof. Dr.Badaruddin, M.Si atas segala bimbingan dan suri tauladan yang diberikan.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat penting dan erat kaitannya dengan pemasaran dan promosi. Perkembangan komunikasi telah mempengaruhi perkembangan ekonomi. Transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung menjadi sesuatu yang sangat mudah dilakukan, ditambah lagi dengan adanya media komunikasi seperti media massa, yaitu media elektronik dan media cetak. Dengan kemajuan teknologi informasi saat ini dan makin ketatnya persaingan dalam dunia usaha menyebabkan penyampaian atau mengkomunikasikan suatu ide menjadi hal yang sangat penting, terutama dalam meningkatkan target penjualan suatu produk. Komunikasi yang baik antara kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli akan menghasilkan keputusan untuk menentukan pilihan yaitu membeli produk yang ditawarkan.

Antara promosi dan produk tidak dapat dipisahkan, dua hal ini yang saling berkaitan untuk menuju suksesnya pemasaran. Di sini harus ada keseimbangan, dimana suatu produk harus sesuai dengan selera konsumen, dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan sangat membantu suksesnya suatu usaha marketing atau pemasaran suatu produk. Berkaitan dengan hal penjualan suatu produk, sudah barang tentu tidak akan terlepaskan dengan konsep pemasaran.

Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,


(13)

dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan kepada pembeli potensial yang mau membeli barang atau jasa. (William J.Stanton, 1978).

Dalam penyampaiannya komunikasi dapat disampaikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu bertatap muka antara pembeli dan penjual sehingga secara langsung pembeli mendapatkan penjelasan secara langsung dari penjual, sedangkan secara tidak langsung yaitu melalui tulisan maupun gambar, baik dari media cetak maupun elektronik. Dan dalam melakukan suatu proses pemasaran, diperlukan metode komunikasi pemasaran guna menunjang/meningkatkan keberhasilan dari kegiatan pemasaran tersebut.

Komunikasi pemasaran merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran, serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik. (Nickles Dharmmesta, 1990).

Definisi ini menyatakan bahwa komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran. Pihak-pihak yang terlibat akan mendengarkan, bereaksi dan berbicara sehingga tercipta hubungan pertukaran yang memuaskan. Tugas utama dari perusahaan yang berorientasi pada pasar adalah membangun dan mempertahankan relasi atau hubungan dengan pelanggannya. Sebuah hubungan pemasaran mencakup hal penciptaan, pemeliharaan dan pemerkayaan hubungan untuk jangka panjang dengan pelanggan maupun pihak – pihak berkepentingan lainnya. Untuk keperluan itu, dibutuhkan komunikasi pemasaran yang dapat menunjag secara pasti terhadap keberhasilan kegitan pemasaran tersebut.


(14)

Rancangan komunikasi pemasaran haruslah dirancang secara tepat. Dalam hal ini artinya dapat mengkoordinasikan seluruh cara-cara dan teknik-teknik promosi yang digunakan dan seluruh kegiatan pemasaran lainnya, sehingga semua kegiatan pemasaran yang digunakan dapat menyampaikan pesan yang sama kepada pelanggan.

Dalam praktiknya, pemasaran di jalankan dengan kedua cara yaitu ilmu dan seni. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas yang maksimum, manajer penjualan harus merencanakan pendayagunaan sumber daya yang ada dalam wewenangnya dengan semaksimal mungkin dengan memperhatikan aspek perencanaan dalam melakukan proses pemasaran suatu produk. Perencanaan di buat agar sumber daya manusia, dana, perlengkapan, dan waktu yang ada dapat didayagunakan dengan sebaik-baiknya. Segala bentuk produk yang dipasarkan memerlukan strategi komunikasi pemasaran untuk menarik minat beli dari konsumen, termasuk salah satunya ialah produk telepon genggam pintar atau yang biasa disebut dengan smartphone, khusunya smartphone yang berbasis sistem android.

OPPO Smartphone merupakan salah satu produk smartphone yang berbasis android yang belum lama memasuki pangsa pasar konsumen di Indonesia, produk smartphone buatan Cina ini menawarkan produk telepon genggam canggih dengan fitur yang lengkap dan menarik, serta tampilan yang sangan elegan dan mewah, namun dengan tawaran dengan harga yang relatif dapat terjangkau. Kehadiran OPPO Smartphone menambah persaingan pemasaran produk smarphone berbasis android pada pangsa pasar konsumen di Indonesia, yang mana pada saat ini persaingan dalam memasarkan produk smartphone yang


(15)

berbasis android sangat ketat, dengan semakin banyaknya merek-merek smartphone yang berbasis android dengan berbagai kelebihan dan keistimewaan dari produk masing-masing, merek-merek smartphone yang lebih dahulu masuk dan dipasarkan di Indonesia seperti Samsung, Advan, Lenovo, Maxtron, Apple, dan merek lainnya menjadi pesaing berat bagi OPPO Smartphone dalam memasarkan produknya kepada masyarakat.

Persaingan dalam pemasaran dan promosi inilah yang menjadi kendala atau masalah pokok yang harus diperhatikan dalam penjualan, sama halnya dengan PT.OPPO INDONESIA yang merupakan perusahaan yang belum lama berdiri di Indonesia yaitu sejak bulan April tahun 2013 lalu, tidak dipungkiri sangat memiliki banyak pesaing dengan perusahaan yang sudah lama berkembang di Indonesia. Bagi perusahaan smartphone yang pusatnya berada di negeri Cina ini merupakan tantangan besar untuk memenangkan persaingan dan mengambil perhatian masyarakat dan khalayak luas untuk menggunakan dan mempercayakan kepada produk-produk yang telah di produksi oleh PT.OPPO INDONESIA untuk digunakan sebagai alat berkomunikasi tepat guna yang sudah sangat modern serta mengikuti jaman sesuai spesifikasi produk yang berbasis smartphone android yang sedang marak belakangan ini, yang banyak sekali memberikan kemudahan dan fasilitas yang sangat lengkap bagi pemakainya. Hal ini merupakan tanggung jawab besar yang harus dimenangkan oleh perusahaan jika ingin tetap mempertahankan eksistensi dalam persaingan bisnis di Indonesia khususnya di Kota Medan dalam memasarkan produk smartphone yang berbasis android.

Dalam hal ini peranan komunikasi yang di lakukan PT.OPPO INDONESIA di wilayah Medan dapat menarik minat konsumen membeli produk


(16)

yang ditawarkan dengan adanya promosi yang efektif, harga yang kompetitif dibandingkan harga yang ditawarkan pesaing, dan kualitas produk yang bermutu.

Hal yang paling ditonjolkan dalam startegi pemasaran OPPO Smartphoe ialah dengan menawarkan tawaran harga yang relatif terjangkau bagi produk telepon pintar canggih dengan fitur yang lengkap dan penampilan yang menarik dibandingkan dengan merek smartphone android lainnya. Misalkan saja salah satu produk OPPO Smartphone yakni OPPO Find Muse R821 dengan fitur yang sudah lengkap dan terbaru serta penampilan yang menarik dan stylist, dilengkapi dengan berbagai keunggulan dan keistimewaan tersendiri yang tidak dimiliki oleh smartphone berbasis android merek yang lain, yang dapat menunjang kebutuhan berkomunikasi dan akses informasi secara cepat dan mudah ditawarkan dengan harga pasar Rp.1.799.000, dibandingkan dengan merek smartphone lainnya, misalkan saja dengan merek Samsung dengan fitur yang relatif sama ditawarkan dengan harga pasar Rp.3.000.000.

Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Peranan Komunikasi Pemasaran dan Promosi Terhadap Penjualan Smartphone (Studi Kasus PT. OPPO Indonesia di Medan Tahun 2014).”

Judul ini dipilih karena ketertarikan peneliti mengenai strategi pemasaran produk OPPO Smartphone yang memanfaatkan hampir semua media iklan atau pemasaran, bahkan menciptakan suatu kegiatan tersendiri untuk memasarkan produk unggulan OPPO Smartphone guna menunjang kesuksesan target penjualan dari produk OPPO Smartphone, serta guna menghadapi dan menyeimbangkan persaingan dengan produk smartphone android dengan merek yang lainnya.


(17)

1.2 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Batasan masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Penelitian ini bersifat Studi Kualitatif.

2. Penelitian ini dilakukan di PT.OPPO INDONESIA Medan, yang beralamat di jalan Timor Baru No.39/D kota Medan, Sumatera Utara. 3. Subjek penelitian ini adalah pengguna atau pembeli dari produk

OPPO Smartphone.

4. Pelaksanaan penelitian ini direncanakan pada bulan Mei 2014 dengan lama penelitian yang akan disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila data yang diperoleh telah cukup, maka penelitian akan dihentikan. 5. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif melalui wawancara

mendalam kepada beberapa responden yang merupakan pembeli atau pengguna dari produk OPPO Smartphone khususnya, kepala divisi promosi dan pemasaran, pegawai divisi perekrutan promotor OPPO Smartphone, dan promotor dari produk OPPO Smartphone.

6. Penelitian ini dibatasi pada strategi komunikasi pemasaran dan promosi yang dilakukan PT.OPPO INDONESIA dalam hal memasarkan produk unggulannya kepada konsumen sebagai pangsa pasar produk OPPO Smartphone di Indonesia.


(18)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini ialah sebagai berikut: ”Bagaimana Peranan Komunikasi Pemasaran dan Promosi Terhadap Penjualan Smartphone merek OPPO dikota Medan Tahun 2014?”.

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Peranan Komunikasi Pemasaran dan Promosi Terhadap Penjualan Smartphone merek OPPO dikota Medan Tahun 2014 dan Bagaimana Pemanfaatan Media Promosi oleh OPPO Smartphone dalam Mebarik Minat Beli Konsumen”.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, penelitian ini menjadi wadah untuk mengembangkan pola pikir, mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kreatifitas dalam membuat karya ilmiah, juga sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi perusahaan, sebagai informasi dan sebagai bahan referensi untuk penggunanan teknik dan metode pemasaran yang memiliki efektivitas dan efisiensi yang maksimal agar dapat meningkatkan kualitas khususnya


(19)

dalam hal komunikasi pemasaran dan promosi dalam meningkatkan penjualan produk yang dipasarkan.

3. Bagi Universitas Sumatera Utara, sebagai literatur kepustakaan di bidang penelitian mengenai peranan komunikasi pemasaran dan promosi terhadap penjualan smartphone (studi kasus PT. OPPO Indonesia di Medan tahun 2014).

4. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat digunakan sebagai perbandingan atau bahan referensi bagi penelitian dengan objek yang sama di masa mendatang.


(20)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Dalam penyelesaian suatu permasalahan, diperlukan adanya suatu teori dan gagasan agar dapat diterima kebenarannya oleh masyarakat. Teori berfungsi sebagai alat untuk mencapai satuan pengetahuan yang sistematis dan untuk bimbingan penelitian. Untuk menjelaskan dan mengembangkan variabel yang ada di dalam penelitian ini, maka peneliti menjabarkan beberapa teori yang dapat mendukung penelitian ini.

Definisi teori adalah suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yang tinggi dan daripadanya proposisi bisa dihasilkan yang dapat diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai perilaku (Effendi, 2003). Kerangka teori adalah bagian dari penelitian tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel, atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya (Arikunto, 2005).

Adapun teori-teori yang dipakai dalam menunjang pelaksanaan dan keberhasilan penelitian yang dilakukan ini yaitu :

2.1.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau di


(21)

mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.

Dimana komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses, bukan suatu hal. Menurut Louis Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan, “communication is the process by which a system is established, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah. Pada definisi ini komunikasi juga dipandang sebagai suatu proses. Kata signal maksudnya adalah signal yang berupa verbal dan nonverbal yang mempunyai aturan tertentu. Dengan adanya aturan ini menjadikan orang yang menerima signal yang telah mengetahui aturannya akan dapat memahami maksud dari signal yang diterimanya.

Brent D. Ruben (1988) memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif, komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain. Pada definisi ini, komunikasi juga dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatu aktivitas yang mempunyai beberapa tahapan yang terpisah satu sama lain, tetapi masih tetap berhubungan.

William J. Seller (1988), memberikan definisi komunikasi yang lebih bersifat universal, yang mana dikatakan bahwa komunikasi adalah proses dengan


(22)

mana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti. Kelihatannya dari definisi ini proses komunikasi yang sangat sederhana, yaitu mengirim dan menerima pesan tetapi sesungguhnya komunikasi adalah suatu fenomena yang kompleks yang sulit dipahami tanpa mengetahui prinsip dan komponen yang penting dari komunikasi tersebut. Menurut dr. Arni Muhammad (1989), komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim dan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Proses komunikasi ini dikategorikan dengan peninjauan dari dua perspektif, antara lain:

a. Proses komunikasi dalam perspektif psikologis

Proses komunikasi perspektif ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Menurut Onong (2003) , ketika seorang komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses. Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, yakni isi pesan dan lambang. Isi pesan umumnya adalah pikiran, sedangkan lambang umumnya adalah bahasa, proses “mengemas” atau “membungkus” pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator itu dalam bahasa komunikasi dinamakan encoding. Hasil encoding berupa pesan itu kemudian ia transmisikan atau dikirimkan kepada penerima untuk diinterprestasi menjadi suatu isi pesan yang dapat dipahami secara jelas.

b. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis

Proses ini berlangsung ketika komunikator menyampaikan informasi dengan lisan, tulisan atau bahasa tubuh kepada komunikan. Penangkapan pesan dari komunikator oleh komunikan itu dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera mata, atau indera-indera lainnya.


(23)

Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis dapat diklasifikasikan menjadi proses komunikasi secara primer dan secara sekunder (Onong, 2003).

1) Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang (simbol) sebagai media atau saluran. Lambang ini umumnya bahasa, tetapi dalam situasi-situasi komunikasi tertentu lambang-lambang yang dipergunakan dapat berupa bahasa isyarat tubuh (gesture), yakni gerak angggota tubuh, gambar, warna, dan lain sebagainya. (Onong, 2003)

2) Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Komunikator menggunakan media kedua ini karena komunikan yang dijadikan sasaran komunikasinya jauh tempatnya atau banyak jumlahnya atau kedua-duanya, jauh dan banyak. Kalau komunikan jauh, dipergunakanlah surat atau telepon, jika banyak dipakailah perangkat pengeras suara, apabila jauh dan banyak, dipergunakan surat kabar, radio atau televisi. Komunikasi dalam proses secara sekunder ini semakin lama semakin efektif dan efisien karena didukung oleh teknologi komunikasi yang semakin canggih, yang dibantu pula oleh teknologi-teknologi lainnya yang bukan teknologi-teknologi komunikasi. (Onong, 2003).


(24)

2.1.2 Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran adalah salah satu kegiatan pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan atau mengingatkan pasar sasaran akan suatu produk agar bersedia menerima, membeli, dan setia kepada produk yang ditawarkan produsen. Pada kenyataannya tidak semua konsumen mengetahui bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhannya atau tidak menyadari adanya produk yang mampu mempermudah proses dalam memenuhi kebutuhannya. Konsumen mungkin akan aktif mencari informasi mengenai produk yang di butuhkan. Pada sisi lain, produsen menyadari situasi tersebut sehingga berusaha mengirim dan menyebarkanluaskan informasi tentang produk seperti informasi mengenai adanya produk baru, manfaat dan kegunaan produk, harga, dimana dan kapan dapat dibeli, dan sebagainya kepada mereka. (Lamb, Hair, McDaniel, 2001).

Meskipun telah mengetahui informasi (well informed), belum tentu konsumen akan memilih atau membeli kembali produk perusahaan dengan alasan karena belum bersedia membeli sekarang, adanya produk lain yang sejenis, adanya barang pengganti, merasa harga terlalu mahal, kurang dapat memenuhi kebutuhan, dan sebagainya. Produsen dapat membujuk dan mengingatkan selalu mereka agar bersedia membeli maupun memilih kembali produk perusahaan. Untuk semua itu produsen perlu melakukan kegiatan promosi dengan berkomunikasi kepada konsumen. Karena kegiatan promosi pada dasarnya adalah proses komunikasi antara produsen dengan konsumen, maka pemahaman komunikasi bagi produsen sangat diperlukan.


(25)

Agar komunikasi pemasaran efektif, maka ada hal-hal yang harus diperhatikan untuk dipertimbangkan antara lain yaitu :

a. Penetapan tujuan dan respons komunikasi. b. Penentuan sasaran komunikasi (target audiens). c. Rancangan pesan dan media komunikasi. d. Pengembangan promotional mix.

e. Penyusunan anggaran.

f. Evaluasi dan pengendalian komunikasi. (Lamb, Hair, McDaniel, 2001)

Komunikasi pemasaran menurut Kotller (2005) merupakan penggabungan dari lima model komunikasi dalam pemasaran, yaitu :

a.) Iklan : Setiap bentuk presentasi yang bukan dilakukan orang dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan.

b.) Promosi Penjualan : Berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong orang mencoba atau membeli produk atau jasa.

c.) Hubungan masyarakat dan pemberitaan : Berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya

d.) Penjualan pribadi : Interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan memperoleh pemesanan.

e.) Pemasaran langsung dan interaktif : Penggunaan surat, telepon , faksimili, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi langsung, meminta tanggapan, atau berdialog dengan pelanggan tertentu dan calon pelanggan.


(26)

Bauran komunikasi pemasaran ini selalu dikaitkan dengan penyampaian sejumlah pesan dan penggunaan visual yang tepat sebagai syarat utama keberhasilan dari sebuah program promosi. Tahapan-tahapan komunikasi dan strategi pesan disusun berdasarkan pencapaian kesadaran atas keberadaan sebuah produk atau jasa (awareness), menumbuhkan sebuah keinginan untuk memiliki atau mendapatkan produk (interest), sampai dengan mempertahankan loyalitas pelanggan. Dalam kajian komunikasi tahapan tersebut dikenal dengan rumusan AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, and Action ). Tujuan komunikasi secara umum adalah untuk mencapai sejumlah perubahan seperti, perubahan pengetahuan (knowledge change ), perubahan sikap ( attitude change ), perubahan perilaku (behaviour change ) dan perubahan masyarakat ( social change ) (Soemanagara, dkk, 2006).

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate. Dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. (Mar’at, 2005).

Hovland, Janis, dan Kelley (2000), yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan


(27)

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap yakni sikap untuk membeli produk yang dipasarkan.

2.1.3 Sistem Komunikasi Pemasaran

Dalam upaya memasarkan produk, perusahaan dan promotor produk perlu menjalin komunikasi yang baik dengan konsumen melalui komunikasi pemasaran. Seorang promotor atau pemasar suatu produk harus memahami bagaimana komunikasi itu berlangsung. Secara umum, suatu model komunikasi pemasaran akan menjawab beberapa hal yang meliputi siapa pengirimnya, apa yang akan dikatakan (dikirimkan), saluran komunikasi atau media apa yang akan digunakan, ditujukan untuk siapa dan apa akibat yang akan ditimbulkannya. Dalam proses komunikasi, kewajiban seorang pengirim (komunikator) adalah berusaha agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima sesuai dengan kehendak pengirim. Model proses komunikasi dapat memberi gambaran kepada promotor atau pemasar bagaimana mempengaruhi atau mengubah sikap konsumen melalui desain, implementasi dan komunikasi yang bersifat persuasif. (Kottler, 2005).

Kottler (2005), mengembangkan delapan langkah dalam program komunikasi dan promosi total yang efektif. Dimana komunikator pemasaran harus melakukan hal-hal sebagai berikut :


(28)

1. Mengidentifikasikan audiensnya. 2. Menentukan tujuan komunikasi. 3. Merancang isi pesan.

4. Memilih saluran komunikasi. 5. Menentukan anggaran promosi.

6. Membuat keputusan atas bauran pemasaran. 7. Mengukur hasil promosi tersebut.

8. Mengelola dan mengkoordinasi proses komunikasi pemasaran yang terintegrasi. Dari tahapan tersebut, diharapkan bahwa tanggapan terakhir dari audiens adalah berupa pembelian, kepuasan yang tinggi dan cerita dari mulut ke mulut yang baik.

2.1.4 Promosi Pemasaran

Promosi penjualan terdiri dari semua kegiatan pemasaran, selain penjualan pribadi, iklan dan hubungan masyarakat yang merangsang pembelian konsumen dan efektivitas strategi pemasaran yang dilakukan. Promosi penjualan biasanya merupakan alat jangka pendek yang digunakan untuk merangsang peningkatan permintaan secepatnya. (Lamb, Hair, McDaniel, 2001).

Sasaran promosi penjualan biasanya lebih mempengaruhi perilaku dibandingkan dengan sikap. Pembelian segera adalah tujuan dari promosi penjualan, terlepas bentuk apa pun yang diambil. Karena itulah, kelihatannya lebih masuk akal ketika merencanakan suatu kampanye promosi penjualan untuk target pelanggan sehubungan dengan perilaku umum. Pada dasarnya promosi penjualan merupakan pemberian atau penggunaan insentif untuk mendorong


(29)

penjualan produk yang ditawarkan oleh perusahaan baik itu berupa barang atau jasa. Menurut jurnal yang ditulis oleh Triatmanto (2003), mengatakan bahwa promosi juga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, hal ini dikarenakan promosi menjadi sarana pengenal produsen terutama mengenai produk-produk dan fasilitas yang dimiliki produsen. Selain itu, promosi juga merupakan media komunikasi antara produsen dengan konsumen, seorang konsumen memutuskan untuk membeli apabila mengetahui informasi lengkap yang bisa didapat melalui berbagai program atau media promosi.

Adapun yang dimaksud dengan promosi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan, yang mana pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk dari komunikasi pemasaran. (Tjiptono, 2000).

Sedangkan menurut Freddy Rangkuti dalam bukunya yang berjudul “Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication” (2009), menjelaskan bauran promosi pemasaran (promotion mix) merupakan alat-alat komunikasi yang digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya dan membujuk konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut, dimana alat – alat tersebut adalah : periklanan (advertising), promosi penjual (sales promosition), hubungan masyarakat (public relation), penjualan personal (personal selling), serta melalui pemasaran langsung (direct selling).


(30)

Dalam memasarkan produknya perusahaan perlu merangsang dan menyebarkan informasi tentang kehadiran, ketersediaan, ciri-ciri, kondisi produk, dan manfaat atau kegunaan dari produk yang dihasilkan. Kegiatan ini disebut sebagai promosi.

Menurut Dharmamesta dan Askarini Damayanti (2006), tujuan promosi dalam perusahaan dapat dijelaskan dalam beberapa hal berikut, yaitu :

1. Modifikasi tingkah laku

Dengan promosi, perusahaan berusaha menciptakan kesan yang baik tentang dirinya dan dengan demikian bisa mengubah tingkah laku serta pendapat konsumen tentang produk perusahaan sehingga mendorong pembelian produk.

2. Memberitahu

Kegiatan promosi dilakukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan perihal suatu produk yang dipasarkan, menjelaskan secara rinci mengenai spesifikasi dan keunggulan produk.

3. Membujuk

Diarahkan terutama untuk mendorong pembelian, sering perusahaan tidak ingin mendapat tanggapan instan dari konsumen, tetapi lebih mengutamakan kesan positif dari konsumen terhadap produk yang ditawarkan, sehingga menarik konsumen untuk membeli produk tersebut. Proses pembujukan dilakukan dengan tatacara komunikasi yang persuasif, dalam hal ini penjual menunjukkan tindakan yang kooperatif kepada pembeli, sehingga pembeli merasa nyaman untuk bertanya segala sesuatu mengenai produk yang ditawarkan dan tertarik untuk membeli produk tersebut.


(31)

4. Mengingatkan

Promosi ini dilakukan terutama untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa produk perusahaan masih ada dipasaran.

Rossiter dan Percy (2002) mengklasifikasikan tujuan promosi sebagai efek dari komunikasi sebagai berikut:

1.) Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need). 2.) Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada

konsumen (brand awareness).

3.) Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude).

4.) Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchase intention).

5.) Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase facilitation).

6.) Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning)

2.1.5 Minat Beli

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Asssael, 2001).

Mehta (1994) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Pengertian minat beli menurut Howard dalam Durianto dan Liana


(32)

(2004), yang menjelaskan bahwa minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang.

Sedangkan definisi minat beli menurut Kinnear dan Taylor (2003) adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Rossiter dan Percy (1998) mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan (pemrakarsa), merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuuk melakukan pembelian.

Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Albari (2002) menyatakan bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak.


(33)

Minat beli merupakan kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada suatu produk tertentu (Winkell, 1999). Sedangkan Poerwadarminto (1995), mendefenisikan minat sebagai kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu yang mana merupakan keinginan seseorang untuk memiliki atau menikmati sesuatu tersebut. Dalam melakukan segala kegiatan, individu sangat dipengaruhi oleh minat terhadap kegiatan tersebut sehingga dengan adanya minat yang cukup besar akan mendorong seseorang untuk lebih mencurahkan perhatiannya (Rustam, 1987).

Minat adalah motif yang menunjukkan arah perhatian individu kepada obyek yang menarik serta menyenangkan (Woodworth & Marquis, 1961). Sedangkan menurut Shalahuddin (1991), minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan, maka minat menentukan sikap yang menyebabkan seseorang berbuat aktif dalam suatu pekerjaan, dengan kata lain bahwa minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan.

Minat membeli merupakan rasa ketertarikan yang dialami oleh konsumen terhadap suatu produk (barang atau jasa) yang dipengaruhi oleh sikap diluar konsumen dan di dalamnya konsumen itu sendiri. Hardjono (1998), menyatakan bahwa minat dibedakan menjadi dua bagian yaitu minat subyektif dan minat obyektif. Minat subyektif adalah perasaan senang atau tidak senang pada obyek yang didasarkan pada pengalaman, sedangkan minat obyektif merupakan reaksi menerima atau menolak pada obyek atau kegiatan di sekitarnya. Yang pada kesimpulannya ialah seseorang mau membeli suatu produk karena ia memiliki minat beli yang tinggi terhadap produk tersebut.


(34)

2.1.6 Media Promosi dalam Komunikasi Pemasaran

Media Promosi merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan suatu produk/jasa/image perusahaan ataupun yang lain untuk dapat lebih dikenal masyarakat lebih luas. Media promosi yang paling tua adalah media dari mulut ke mulut. Media ini memang sangat efektif, tetapi kurang efisien karena kecepatan penyampaiannya kurang bisa diukur dan diperkirakan.

Menurut Mustafa (1996) beberapa bentuk media promosi yang biasa dipakai oleh suatu perusahaan atau organisasi, antara lain yaitu :

a.) Media cetak

Yang dimaksud dengan media promosi berbasis cetak adalah media promosi yang dilakukan atau dibuat dengan menggunakan bantuan jasa percetakan dalam pembuatan media-media atau alat yang dipakai dalam berpromosi dan hasil akhir yang dijadikan sebagai media promosi tersebut adalah hasil dari proses percetakan. Misalnya iklan di media massa seperti majalah, pamflet, brosur, spanduk, dan sebagainya.

b.) Media elektronik

Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada dan lebih modern sehingga menjadikan media-media promosi pun lebih berkembang lagi hingga merambah ke media elektronik dan digital. Media promosi elektronik/digital adalah media yang digunakan dalam berpromosi sebagai alat penyampai informasi dengan menggunakan jasa media elektronik/digital, media promosi ini biasanya digunakan untuk promosi yang penyebaran informasinya cukup luas. Misalnya melalui iklan di televisi, radio, dan internet.


(35)

c.) Media penyelenggara atau kerjasama (sponsorship)

Selain dengan menggunakan media-media promosi yang tercantum diatas, promosi juga bisa dilakukan dengan berbagai macam cara penyebaran dan penyampaiannya seperti halnya promosi yang dilakukan secara langsung seperi penyelenggaraan berbagai macam kegiatan atau event, talkshow atau seminar, pameran dan sebagainya. (Mustafa, 1996).

Media promosi yang klasik mungkin saja berupa brosur, poster, booklet, leaflet, pamflet, spanduk, baliho, billboard, neon box, standing banner, kartu nama, kop surat, seragam pegawai, jam dinding, poster di mobil/truk, piring/gelas, iklan di televisi, radio, iklan di media cetak, daftar menu, dan sebagainya. Tidak ada satupun media yang sangat tepat. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. (http : andy.web.id)

Penyampaian pesan promosi menggunakan media tunggal sangat beresiko. Karena karakter media tersebut membatasi penyampaiannya kepada target yang hendak dituju. Banyak strategi pemasaran yang gagal karena membatasi penggunaan media promosi yang bervariatif. Ada dua alasan tidak memanfaatkan media promosi yang bervariasi yaitu karena ketidaktahuan dan hambatan anggaran. (http : sasyamsihd.blogspot.com).

Menurut Terence A. Shimp dalam bukunya “Periklanan dan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu” (2003), menjelaskan bahwa berdasarkan ukurannya, media promosi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu media promosi berukuran besar, dan media promosi berukuran kecil. Media promosi berukuran besar yaitu :


(36)

1.) Poster

Poster yaitu desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas media berukuran besar. Biasanya ditempel pada dinding atau bidang datar dan dibuat menarik perhatian. Oleh karena itu, poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat. Desainnya dibuat agar orang bisa mudah membaca informasi walaupun dalam posisi bergerak, mungkin sedang berkendara atau berjalan kaki. Karena itu, poster biasanya dibuat menurut kaidah simpel, kontras, menarik perhatian, mempengaruhi, dan informasi cepat ditangkap. (Terence A. Shimp, 2003).

Pada beberapa jenis poster, sisi “menarik perhatian” itu dimaksudkan untuk mengundang orang mendekati dan mencermati informasi yang disampaikan. Untuk jenis ini, biasanya dibuat dengan kualitas yang cukup baik. Poster sering pula digunakan untuk tujuan iklan. Secara luas bisa memuat pengumuman atau pengenalan suatu acara, mempromosikan layanan, jasa, atau produk, juga bisa menjadi sarana propaganda untuk membentuk opini publik.

Definisi poster menurut Sudjana dan Rivai (2007), poster adalah sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya. Jadi poster dapat didefinisikan sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang.

Prinsip desain poster menurut Ichal (2012) yang harus diperhatikan dalam pembuatannya, yaitu sebagai berikut:


(37)

1) Keseimbangan/Balancing, merupakan prinsip dalam komposisi yang menghindari kesan berat sebelah atas suatu bidang atau ruang yang diisi dengan unsur-unsur rupa.

2) Alur baca/Movement, yang diatur secara sistematis oleh desainer untuk mengarahkan “mata pembaca” dalam menelusuri informasi, dari satu bagian ke bagian yang lain.

3) Penekanan/Emphasis, penekanan bisa dicapai dengan membuat judul atau illustrasi yang jauh lebih menonjol dari elemen desain lain berdasarkan urutan prioritas.

4) Kesatuan/Unity, beberapa bagian dalam poster harus digabung atau dipisah sedemikian rupa menjadi kelompok-kelompok informasi.


(38)

2.) Billboard

Yaitu iklan luar ruang dengan ukuran besar. Saat ini, billboard masih termasuk model iklan luar ruang yang banyak digunakan, apalagi di perkotaan. Pemasangannya bisa menggunakan struktur mandiri yang permanen, maupun menempel pada konstruksi bangunan permanen. Pada perkembangan selanjutnya, muncul pula digital billboard berupa gambar atau running text (teks berjalan) yang menggunakan listrik sebagai daya hidup. (Terence A. Shimp, 2003)

Ada pula billboard yang bersifat mobile atau sering disebut mobile billboard, misalnya dipasang pada badan bus atau kendaraan besar lainnya. Dahulu billboard sering disebut dengan istilah outdoor advertising. Kini istilah itu telah berubah menjadi out of home advertising atau dikenal juga dengan istilah OOH.

Pengertian billboard menurut Sigit Santosa (2009) adalah semua iklan yang menjangkau konsumen ketika mereka sedang berada diluar rumah atau kantor. Jadi billboard membujuk konsumen ketika mereka sedang di tempat-tempat umum, dalam perjalanan, dalam ruang tunggu, dan juga ditempat-tempat-tempat-tempat terjadinya transaksi, terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan memilih billboard sebagai media penyebaran informasi dan promosi, alasan-alasan tersebut sebagai berikut :

1) Total reach, billboard memiliki jangkauan yang luas. Demikian juga jangkauan target pasarnya. Inilah media yang paling terlihat oleh siapapun yang beraktivitas, baik ke kantor, sekolah, ataupun hanya jalan-jalan


(39)

2) High frequency, penampilan billboard tidak dapat dihentikan. Akibatnya billboard menghasilkan frekuensi yang tidak dapat dibandingkan dengan media lainnya.

3) Target potential, billboard tidak hanya meraih massa secara umum, tetapi juga dapat menyasar komunitas spesifik, grup etnis, umur, atau masyarakat dengan tingkat pendapatan tertentu.

4) Constant exposure, billboard dapat menghasilkan penampilan ulang pesan secara terus menerus selama 24 jam, tujuh hari dalam seminggu, 30 hari dalam sebulan dan seterusnya.

5) Flexibility, billboard dapat diletakan ditempat yang dapat menjangkau setiap orang yang lalu lalang di lokasi yang dipilih, atau tempat yang tepat dan daerah sasaran yang diinginkan

6) Low cost per thousand, billboard merupakan media yang paling murah karena dapat memberikan dampak, kesan, liputan, jangkauan, dan frekuensi yang lama.


(40)

3.) Baliho

Sepertinya istilah ini hanya ada di Indonesia. Biasanya digunakan untuk menyebut poster besar atau billboard yang dipasang pada tempat/kedudukan yang semi permanen. Karena dudukannya semi permanen, baliho ini berumur pendek. Oleh karena itu, model ini banyak digunakan untuk promosi jangka pendek atau bersifat insidentil misalnya pemilihan umum, pemilihan presiden, pemilihan calon legislatif, atau bisa juga digunakan untuk mempromosikan event tertentu seperti konser musik, audisi, dan sebagainya.(Terence A. Shimp, 2003).

Baliho adalah salah satu media untuk mempromosikan barang/benda baru yang berkembang seiring dengan kemajuan teknologi digital printing dan merupakan media yang digunakan untuk luar ruangan. Baliho adalah sebuah media penyampai yang menjelaskan/mempertegas akan adanya suatu kegiatan/ aktivitas/event, jadi hampir sama dengan pemberitahuan seperti halnya spanduk, billboard dan lain-lain yang dicetak dalam ukuran yang sangat besar. (Fakhmi Praja Armasta, 2008).


(41)

4.) Spanduk

Bentuk ini sangat sering dijumpai di tempat-tempat umum terutama di jalanan, bahkan banyak pula yang dipasang melintang di atas jalanan terikat pada tali pada masing-masing sisinya. Bentuknya khasnya adalah memanjang. Biasanya terbuat dari bahan kain, namun sekarang banyak pula yang dibuat dari bahan plastik. (Terence A. Shimp, 2003).

Jenis lain dari spanduk adalah backdrop yang biasa dipasang sebagai latar belakang panggung pada suatu acara tertentu, dan lebih banyak bersifat dekoratif dibandingkan media promosi. Pada perkembangannya, backdrop menjadi penting karena memuat informasi ringkas mengenai acara bersangkutan, bahkan sering pula disisipi iklan dari sponsor kegiatan tersebut.

Gambar 2.04 Contoh media promosi dalam bentuk spanduk 5.) Banner

Dengan makin berkembangnya teknologi cetak format besar, berkembang pula berbagai jenis produk poster. Munculah format-format poster yang disebut banner. Biasanya, kualitas cetakannya cukup baik karena banner memungkinkan untuk dilihat dari jarak dekat. Model ini tak hanya ditempel di dinding, bisa juga dipasang pada dudukan yang ringan sehingga mudah dipindahkan. Karena ada model dudukan yang berbentuk huruf X, pada akhirnya dikenal pula yang namanya X-Banner. (Terence A. Shimp ; 2003)


(42)

Gambar 2.05 Contoh media promosi dalam bentuk X-Banner

Dalam buku Terence A. Shimp “Periklanan dan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu” (2003), juga dijelaskan mengenai media komunikasi atau promosi pemasaran yangberukuran kecil, yaitu :

1.) Pamflet / Leaflet / Brosur

Pamflet sering juga disebut sebagai brosur, yaitu terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Pamflet satu halaman bisa merupakan cetakan satu muka saja maupun cetakan dua muka atau bolak-balik. Tentu saja untuk cetakan dua muka, kualitas medianya pun lebih baik. Pada umumnya, pamflet dicetak dengan kualitas bagus karena dimaksudkan untuk membangun citra yang baik terhadap layanan atau produk yang diinformasikan dalam pamflet tersebut. (Terence A. Shimp, 2003).


(43)

Brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. (Wikipedia Bahasa Indonesia).

Berbeda dengan poster yang didesain agar orang bisa mudah membaca informasi walaupun dalam posisi bergerak, pamflet atau brosur ditujukan agar dibaca secara khusus. Pada beberapa jenis, pamflet dimaksudkan agar orang menyimpannya agar sekali waktu digunakan bila membutuhkan informasi.

Gambar 2.06 Contoh media promosi dalam bentuk brosur

2.) Booklet

Terdiri dari beberapa halaman dan seringkali memiliki sampul, halaman judul, dijilid baik secara sederhana menggunakan staples maupun dijilid dengan hiasan misalnya menggunakan ring. (Terence A. Shimp, 2003).

Sejumlah produk konsumen seperti barang elektronik (misalnya handphone), sering menyertakan booklet berisi spesifikasi produk atau penjelasan cara penggunaan (manual book) secara ringkas. Booklet yang menyertai barang elektronik kadang-kadang memiliki jumlah halaman yang banyak dan tidak untuk habis dibaca dalam satu kali kesempatan.


(44)

Gambar 2.07 Contoh media promosi dalam bentuk booklet 3.) Katalog

Katalog memiliki kemiripan dengan booklet, bersifat sebagai daftar, dan menginformasikan berbagai macam hal dalam topik tertentu. Media promosi ini biasanya memuat informasi yang cukup lengkap. (Terence A. Shimp, 2003).

Katalog sangat tepat digunakan untuk mempromosikan produk dengan jumlah banyak dengan penjelasan spesifikasi dan gambar masing-masing produk. Katalog akan memudahkan konsumen untuk bisa memilih sendiri produk mana yang sesuai dengan keinginan dan anggaran biayanya. Terkadang produk-produk yang ditampilkan pada katalog disertai juga dengan info diskon agar lebih menarik calon konsumen.


(45)

4.) Flyer

Bisa jadi nama ini terinspirasi dari penyebaran informasi melalui pesawat atau kendaraan yang disebarkan begitu saja di tempat umum. Media promosi ini melayang-layang sebelum diterima oleh target pembacanya. Walaupun begitu, cara penyebaran seperti itu sudah jarang sekali dilakukan. Namun, sesuai namanya, flyer biasanya hanya berupa cetakan satu muka. Kualitas cetakannya tidak harus bagus, bahkan seringkali berkualitas seadanya, sebab dibuat dalam jumlah besar dan berbiaya murah karena sudah diperkirakan bahwa banyak di antara flyer akan terbuang dalam waktu relatif singkat berganti fungsi menjadi sampah. Walaupun begitu, flyer yang baik akan didesain dengan memperhatikan kaidah yang menarik untuk dilihat dan dibaca. (Terence A. Shimp ; 2003).

Pada perkembangannya, flyer seringkali tak beda dengan leaflet namun tidak dilipat, hanya merupakan selembar kertas saja dengan kualitas cetakan yang bagus dan berwarna-warni menarik. Di Indonesia, jenis ini sering disebut sebagai selebaran.


(46)

5.) Kartu Nama

Ada yang mengatakan bahwa kartu nama termasuk kategori pamflet, namun ada pula yang mengkategorikan tersendiri. Biasanya kartu nama berukuran kecil kurang dari 9x6 cm. Seperti namanya, kartu nama berisi perkenalan tentang seseorang. Informasinya bisa berisi nama, alamat, nomor kontak, institusi, dan lain sebagainya. Pada perkembangan selanjutnya, pada kartu nama sering pula disisipi gambar atau foto mengenai produk yang ditawarkan dengan adanya nama dan nomor kontak yang tertera bisa memudahkan konsumen apabila ingin bertanya mengenai informasi produk secara langsung dan mendapatkan informasi yang jelas mengenai spesifikasi produk yang ditawarkan. (Terence A. Shimp, 2003).

Kartu nama dibuat dengan sederhana dan informatif pada media yang cukup tebal (100-400gram) agar tidak mudah rusak ketika dimasukkan ke dalam dompet atau tempat kartu nama. Memang tujuan pembuatan kartu nama agar si penerima kartu nama tersebut dapat menyimpannya dan sesekali menggunakannya apabila membutuhkan informasi yang digunakan untuk menghubungi si pemilik kartu nama.


(47)

Media iklan diatas merupakan bagian dari media promosi pemasaran yang bersifat media cetak. Sedangkan selain dari media cetak, promosi pemasaran suatu produk dapat dilakukan dengan media elektronik dan sponshorship.

A. Media Promosi Berbasis Elektronik 1.) Media Televisi

Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar, yang berupa audio visual dan penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa yunani yaitu tele (jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berarti “melihat jauh”, karena pemirsa berada jauh dari studio televisi. (Ilham Z, 2010).

Sedangkan menurut Adi Badjuri (2000), televisi adalah media pandang sekaligus media pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mengamati narasi dari gambar tersebut. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang dapat menyiarkan siarannya dalam bentuk gambar atau video serta suara yang berfungsi memberikan informasi dan hiburan kepada khalayak luas.

Menurut Elvinaro (2007) terdapat tiga macam karakteristik televisi, yaitu: a.) Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyiaran lainnya, yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Maka dari itu televisi disebut sebagai media massa elektronik audiovisual. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata, namun keduanya harus ada kesesuaian/balance secara harmonis.


(48)

b.) Berpikir dalam gambar

Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi (visualization) yakni pertama menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, penggambaran (picturization) yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

Dari semua media komunikasi yang ada, televisi merupakan media yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi adalah sebagai bagian dari teknologi audiovisual dan merupakan media paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Unsur esensial dari teknologi televisi berupa penggunaan bahasa verbal dan visual, sekaligus dalam rangka menyampaikan sesuatu seperti pesan, informasi, pengajaran, ilmu dan hiburan. Kultur yang dibawa oleh televisi dengan sendirinya mulai tumbuh di masyarakat. (Wibowo, 2009).

Menurut Sutisno dalam Nawiroh Vera (2010) ciri utama televisi adalah sifatnya yang audio visual, dimana stimulasi alat indera bukan hanya satu seperti dalam radio siaran, surat kabar dan majalah. Televisi dapat didengar sekaligus dapat dilihat. Secara lebih khusus karakteristik televisi adalah sebagai berikut :

1.) Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan pengdengaran manusia.

2.) Dapat menghadirkan obyek yang sangat kecil atau besar, berbahaya, atau yang langka.

3.) Menyajikan pengalaman langsung pada penonton.


(49)

5.) Mampu menyajikan unsur warna, gerakan, bunyi dan proses yang baik.

6.) Dengan mengkoordinasikan pemanfaatan berbagai media lain, seperti film, foto, gambar dengan baik.

7.) Dapat menyimpan berbagai data, informasi, dan serentak menyebarluaskannya dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan.

8.) Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan.

9.) Media ini membangkitkan rasa intim. (Sutisno dalam Nawiroh Vera, 2010).

2.) Media Radio

Menurut Sutisno dalam Nawiroh Vera (2010) ciri utama radio adalah sifatnya yang hanya berupa audio, dimana stimulasi yang disampaikan hanya menuju alat pendengaran tidak mencakup dalam hal visual atau penglihatan.

Namun sama halnya dengan televisi radio juga memiliki kelebihan, antara lain, yaitu :

a) Menjangkau jumlah khalayak sasaran yang besar pada waktu yang bersamaan.

b) Menjangkau individu atau kelompok masyarakat yang hidup terpencil dan terpencar-pencar karena biasanya sinyal radio lebih kuat dibandingkan dengan televisi.

c) Cepat menyampaikan pesan sehingga dapat memberikan informasi mutakhir yang berguna.

d) Mengatasi berbagai kendala geografis.

e) Mudah dimengerti, tidak memerlukan kemampuan membaca atau melihat karena sifatnya yang hanya bersifat audio.


(50)

3.) Media Internet

Menurut Strauss Frost (2003), internet adalah seluruh jaringan yang saling terhubung satu sama lain, beberapa komputer- komput er dalam jaringan ini menyimpan file, seperti halaman web, yang dapat diakses oleh seluruh jaringan komputer.

Menurut O`Brien (2003), internet merupakan jaringan komputer yang berkembang pesat dari jutaan bisnis, pendidikan, dan jaringan pemerintahan yang saling berhubungan dengan jumlah penggunanya lebih dari 200 negara. Sedangkan menurut Allan (2005), internet adalah sekumpulan jaringan komputer yang saling terhubung secara fisik dan memiliki kemampuan untuk membaca dan menguraikan protokol komunikasi tertentu yang disebut Internet Protocol (IP) dan Transmission Control Protocol (TCP). Protokol adalah spesifikasi sederhana mengenai bagaimana komputer saling bertukar informasi.

Pemasaran produk dengan memanfaatkan media internet disebut dengan e-commerce. Pemasaran melalui internet (e-commerce) merupakan segala usaha yang dilakukan untuk melakukan pemasaran suatu produk atau jasa melalui atau menggunakan media internet atau jaringan WWW (World Wide Web). Kata e dalam e-commerce ini berarti elektronik (electronic) yang artinya kegiatan pemasaran yang dimaksud dilaksanakan secara elektronik lewat internet atau jaringan syber. (Wikipedia Bahasa Indonesia).

Seperti yang tercantum dari sebuah artikel di beberapa keunggulan pemasaran melalui e-commerce atau pemasaran melalui internet, antara lain yaitu :


(51)

a.) Hemat biaya

Dibandingkan dengan media promosi yang lain, bisa dibilang media promosi melalui internet ialah media promosi yang paling hemat dan terjangkau, bahkan hampir semua media sosial seperti facebook, twitter, path, dan sebagainya dapat dipakai oleh pengguna secara gratis tanpa biaya.

b.) Lebih efisien

Dengan adanya berbagai fasilitas gratis dan pemanfaatan media sosial yang ada di internet, tentunya akan menjadikan sebuah pemasaran lebih efisien dengan mengeluarkan budget atau anggaran yang relatif kecil namun dapat melakukan hal yang besar bahkan dapat bersaing dengan perusahaan yang memiliki kapasitas lebih besar dan meningkatkan kemampuan menyeimbangkan persaingan dalam melakukan suatu strategi pemasaran produk.

c.) Orientatif

Walaupun pemasaran melalui media internet ini bersifat umum dan global tapi bentuk pemasaran yang dilakukan tentunya lebih terorientasi sehingga target pasar yang anda inginkan dapat mengenai sasaran dengan tepat dan lebih spesifik. Dengan melakukan startegi pemasaran yang telah dimiliki oleh masing masing pengelola bisnis yang sedang dipasarkan.

d.) Lebih mudah bagi konsumen

Hal inilah yang diinginkan oleh masyarakat modern yaitu selalu menginginkan berbagai hal yang mudah. Mereka cenderung akan malas untuk datang langsung mengunjungi tempat bisnis konvensional. Dengan melakukan pemasaran secara online maka akan memberikan kesempatan kepada masyarakat modern dalam bentuk kemudahan untuk mendapatkan produk yang dipasarkan


(52)

melalui media online dengan hanya duduk saja di depan monitor dan berkomunikasi secara digital.

e.) Memiliki jangkauan yang sangat luas

Media internet tidak mengenal batas tempat dan waktu, karena pada dasarnya jaringan internet hampir bisa diakses dimana saja, dan sebagian besar orang telah mampu untuk memanfaatkan jaringan internet tersebut. (www.haribest.com, 2009).

4.) Media Sponsorship

Para ahli memberikan definisi yang berbeda mengenai sponsorship disebabkan karakateristik situasi yang berbeda dalam memberikan bantuan (finansial dan nonfinansila) kepada organisasi penyelenggara sebuah kegiatan. Menaghan (1983) dan Speed Thompson (2000) mengatakan sponsorship sebagai segala bentuk bantuan bersyarat yang diberikan oleh organisasi komersial baik dalam bentuk finansial dan/atau lainnya dalam sebuah kegiatan dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan komersil.

Definisi lainnya menyebutkan sponsorship sebagai hubungan bisnis antara penyedia dana, sumber daya atau layanan, sebuah kegiatan atau organisasi yang menawarkan hubungan saling menguntungkan dan sebuah asosiasi yang dapat digunakan untuk keuntungan komersil. (Sleight dalam Brown, 2000).

Menanggapi perbedaan definisi tersebut, Ferrand (2007) meletakkan sponsorship dalam tiga basis strategi, yaitu cara – cara komunikasi yang digunakan, asosiasi sebuah perusahaan dengan kegiatan budaya dan olahraga, dan


(53)

sebuah hubungan ekonomi antara organisasi yang disponsori dengan pemberi sponsor.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sponsorship merupakan suatu bentuk pemberian bantuan baik berupa bantuan finansial (keuangan) atau nonfinansial (perlengkapan, tempat, konsumsi, dan lainnya) yang diberikan oleh perusahaan atau pengusaha kepada suatu organisasi, badan, atau komunitas dalam melaksanakan suatu event atau kegiatan, yang mana biasanya menimbulkan hubungan yang saling menguntungkan kepada kedua belah pihak yang bersangkutan, seperti perusahaan akan mendapatkan kesempatan dalam memasarkan produknya dalam event atau acara tersebut, seperti adanya label atau merek produk yang terdapat dalam media promosi event atau acara (spanduk, flyer, backdrop, baliho, dan sebagainya), atau bahkan mendapatkan kesempatan untuk berbicara langsung memasarkan produk tersebut ketika acara sedang berlangsung, dan membuka stand penjualan pada saat acara dilaksanakan, sedangkan pihak pelaksana event atau acara mendapatkan bantuan dari perusahaan baik dalam bentuk finansial maupun nonfinansial.

2.1.7 Perkembangan Produk Smartphone Berbasis Android di Indonesia Android merupakan sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat seluler layar sentuh seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android awalnya dikembangkan oleh Android Inc. Dengan dukungan finansial dari Google, yang kemudian membelinya pada tahun 2005. Sistem operasi ini dirilis secara resmi pada tahun 2007, bersamaan dengan didirikannya Open Handset Alliance, konsorsium dari perusahaan-perusahaan perangkat keras, perangkat


(54)

lunak, dan telekomunikasi yang bertujuan untuk memajukan standar terbuka perangkat seluler. Ponsel android pertama mulai dijual pada bulan Oktober 2008. (Wikipedia Bahasa Indonesia).

Saat ini produk smartphone android semakin berkembang pesat di Indonesia, ditandai dengan banyaknya merek-merek smartphone android yang dipasarkan di Indonesia dan menjadi pilihan masyarakat Indonesia sebagai telepon genggam canggih yang membantu memenuhi kebutuhan untuk mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan sekaligus menjadi media komunikasi yang terbilang mewah dan elegan. Ada beberapa hal yang mendukung mengapa android dapat berkembang secara pesat di Indonesia, antara lain yaitu :

1. Update rutin

Android selalu melakukan update secara terus menerus, melakukan perbaikan perbaikan berbagai aplikasi dan penambahan fitur yang menjadikan sistem operasi android semakin lebih bagus dari versi sebelumnya.

2. Open source

Android adalah OS (Open Source) yang gratis, jadi dilihat dari segi harganya akan lebih murah daripada smartphone yang tidak berteknologi android, disamping itu sistem operasi android memungkinkan para programmer untuk mengembangkan atau membuat aplikasi berbasis android.

3. Didukung oleh Vendor Kelas Atas

Dukungan penuh dari vendor-vendor kelas atas dalam menghasilkan smartphone yang berkelas akan membantu menaikkan pamor android. Dukungan vendor kelas atas ini ialah perusahaan yang bergerak dalam memproduksi dan memasarkan smartphone yang berbasis android yaitu Google.


(55)

4. Merek Google

Reputasi Google yang tidak diragukan lagi menjadi keunggulan tersendiri bagi Android. Hal ini membuat konsumen yakin bahwa operating system Android adalah operating sistem yang benar benar bagus dan berkualitas.

5. User Friendly (Touch Screen)

Teknologi layar sentuh, membuat mudah dalam penggunaannya serta didukung oleh tampilan yang menarik. (Philosophy and Goals. “Android Open Source Project”, 2012)

Popularitas android terus bertumbuh, bukan hanya dari jumlah perangkat yang mengadopsi sistem ini, tetapi juga para operator telekomunikasi yang mulai memberikan fokus yang lebih pada sistem open source yang dikembangkan Google ini. Model bisnis ini bisa menjadi hal yang serius bagi para pengembang, produk yang dikembangkan oleh para pengembang tentu harus diganti dengan pemasukan untuk membiayai produksi pengembangan aplikasi lain, model usaha yang biasanya dijalankan oleh pengembang antara lain yaitu melalui penggunaan aplikasi yang bersifat gratis yang bisa berperan sebagai portofolio untuk mengejar proyek yang didasarkan dari keahlian para pengembang atas aplikasi yang mereka kembangkan atau dengan sistem mobile advertising. (www.updateteknologi.com)

Smartphone android memiliki pangsa konsumen yang besar di Indonesia. Pada saat ini, perkembangan android di Indonesia dipengaruhi oleh banyaknya smartphone android yang telah beredar di Indonesia dan keinginan berbagai produsen smartphone tersebut untuk memangkas biaya produksi sehingga menghasilkan produk smartphone yang berkualitas dan mempunyai harga jual yang lebih terjangkau daripada merek yang lainnya. Persebaran smartphone


(56)

berbasis android di Indonesia yang besar memungkinkan smartphone yang murah dan mempunyai fitur yang lengkap akan dapat terjual dengan mudah, sesuai dengan karateristik dari masyarakat Indonesia yang konsumtif.

Pangsa pasar yang besar di Indonesia ini yang menarik para produsen android berlomba-lomba untuk memasarkan produk smartphone android andalannya untuk dipasarkan di Indonesia, terlebih ditambah lagi dengan karakter masyarakat Indonesia yang memiliki sifat konsumtif semakin memungkinkan omset penjualan smartphone android ini akan meningkat dari waktu ke waktu. Masyarakat Indonesia yang memakai produk smartphone android pastinya semakin meningkat dari waktu ke waktu dengan semakin gencarnya para pengusaha smartphone android mengadakan promosi pemasaran yang besar-besaran guna menarik minat beli dari masyarakat Indonesia.

Masyarakat Indonesia memandang smartphone android bukan hanya sebagai telepon genggam yang pintar dan canggih, melainkan juga lebih mengarah kepada life style atau gaya hidup sosialita yang mengikuti perkembangan proses globalisasi dan modernisasi, yang mana smartphone android ini selain dapat memenuhi kebutuhan sebagai alat canggih dalam berkomunikasi dan mengakses berbagai informasi secara mudah dan cepat dengan berbagai fitur yang lengkap dan menarik, serta sebagai sarana hiburan dengan berbagai aplikasi hiburan seperti games, media sosial, dan sebagainya, smartphone android juga menjadi pilihan gaya hidup (life style) masyarakat yang hidup dalam era pesat modernisasi.


(57)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode penelitian yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif diartikan sebagai penelitian yang dihasilkan data deksriptif mengenai kata-kata lisan maupun tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti. (Suyanto Bagong, 2006).

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan lain-lain. Dalam penelitan kualitatif perlu menekankan pada pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi kehidupan nyata. (Patton dan Poerwandari, 1998).

Menurut Sukmadinata (2005), dasar penelitian kualitatif adalah konstruktifisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap individu. Peneliti kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang melalui interaksinya dengan situasi sosial mereka. (Danim, 2002).

Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian arti atau pengertian penelitian kualitatif tersebut adalah penelitian yang


(58)

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci. (Sugiyono, 2005).

Adapun ciri-ciri pokok metode penelitian kualitatif menurut Nawawi (1995), adalah:

1. Menguatkan perhatian pada masalah-masalah yang pada saat penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat aktual.

2. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya.

Sejalan dengan ciri-ciri pokok metode penelitian kualitatif yang disampaikan oleh Nawawi (1995), menurut Ogdan dan Biklen (1992), menjelaskan bahwa bahwa ciri-ciri metode penelitian kualitatif ada 5 (lima), yaitu:

1. Penelitian kualitatif mempunyai setting yang alami sebagai sumber data langsung, dan peneliti sebagai instrumen kunci.

2. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih banyak kata-kata atau gambar-gambar daripada angka.

3. Penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses daripada produk. Hal ini disebabkan oleh cara peneliti mengumpulkan dan memaknai data, setting atau hubungan antar bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses.

4. Peneliti kualitatif mencoba menganalisis data secara induktif dimana peneliti tidak mencari data untuk membuktikan hipotesis yang.mereka susun sebelum mulai penelitian, namun untuk menyusun abstraksi.


(59)

5. Penelitian kualitatif menitikberatkan pada makna bukan sekadar perilaku yang tampak.

3.2 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian dilakukan di PT.OPPO INDONESIA wilayah Medan, jalan Timor Baru No.39/D kota Medan, Sumatera Utara, dan tempat-tempat pengambilan responden yang ditentukan secara acak oleh peneliti guna mendapatkan data yang sesuai yang dapat menunjang keberhasilan peneliti mengenai “Peranan Komunikasi Pemasaran dan Promosi Terhadap Penjualan Smartphone (Studi Kasus PT. OPPO Indonesia di Medan Tahun 2014).”

3.3 Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian yang dilakukan ini ialah : 1) Manager bidang pemasaran produk, dan pegawai divisi perekrutan

promotor OPPO SmartphonePT. OPPO INDONESIA di wilayah Medan. 2) Promotor OPPO Smartphone yang menangani promosi dan komunikasi

pemasaran secara langsung produk unggulan OPPO Smartphone.

3) Pengguna (user) atau pembeli dari produk OPPO Smartphone yang dijadikan sebagai responden utama dalam penelitian yang dilakukan yang mana responden ini merupakan sampel dari pengguna produk OPPO Smartphone yang dipilih dan ditemui oleh peneliti. Secara eksidental responden ini dicari oleh peneliti melalui bantuan informasi dari teman-teman dan adik-adik dari berbagai fakultas di Universitas Sumatera Utara yang mengetahui mahasiswa Universitas Sumatera Utara sebagai


(60)

pengguna dari OPPO Smartphone, setelah diketahui informasi tesebet kemudian peneliti meenentukan waktu dan tempat untuk melakukan wawancara secara mendalam guna mendapatkan data yang membantu keberhasilan pelaksanaan penelitian.

3.4 Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Persiapan Penelitian

Pertama peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan kebutuhan data yang hendak didapatkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi subjek. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan mendasar yang nantinya akan berkembang dalam wawancara dan peneliti sesegera mungkin mencatatnya setelah wawancara selesai.

Peneliti selanjutnya mencari subjek yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Untuk itu sebelum wawancara dilaksanakan peneliti bertanya kepada subjek tentang kesiapannya untuk diwawancarai. Setelah subjek bersedia untuk diwawancarai, peneliti membuat kesepakatan dengan subjek tersebut mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Peneliti membuat kesepakatan dengan subjek mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat. Setelah wawancara dilakukan, peneliti memindahakan hasil rekaman berdasarkan wawancara dalam bentuk catatan tertulis. Selanjutnya peneliti melakukan analisis data dan interprestasi data sesuai dengan data hasil wawancara yang didapatkan.


(1)

menentukan tujuan komunikasi, merancang isi pesan, memilih saluran komunikasi, menentukan anggaran promosi, membuat keputusan atas bauran pemasaran, mengukur hasil promosi tersebut, engelola dan mengkoordinasi proses komunikasi pemasaran yang terintegrasi yang dilakukan memalui berbagai macam media promosi.

6. Media promosi merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan suatu produk/jasa/image perusahaan ataupun yang lain untuk dapat lebih dikenal masyarakat lebih luas sehingga dapat meningkatkan minat beli konsuman. 7. Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu

merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

8. Smartphone yang memilki teknologi android merupakan salah satu produk favorit yang menarik minat beli para konsumen di Indonesia.

9. OPPO merupakan sebuah merek internasional terdaftar yang berpengalaman mengantarkan produk-produk berkualitas tinggi ke konsumen di Amerika, Eropa, dan Asia, sejak memasuki pasar ponsel di tahun 2008 OPPO Smartphone terus berkembang dengan semakin banyak para pelanggan yang menggunakan produk OPPO Smartphone dan mulai memasuki pangsa pasar Indonesia pada bulan April 2014 lalu.

10.Komunikasi pemasaran dan promosi memiliki peran yang sangat penting terhadap penjualan produk OPPO Smartphone.


(2)

11.Para konsumen mengetahui adanya produk unggulan OPPO Smartphone karena pemanfaatan secara efektif dan maksimal komunikasi pemsaran dan media pomosi produk OPPO Smartphone.

12.Strategi OPPO Smartphone dalam memasarkan produk unggulannya ialah dengan memanfaatkan dan memaksimalkan segala media promosi yang potensial, baik media promosi yang dilakukan secara langsung melalui promotor OPPO Smartphone yang profesional, maupun melalui media promosi secara cetak, elektronik, sponshorship, dan kegiatan promosi khusus OPPO Smartphone.

13.Kegiatan promosi khusus OPPO Smartphone yang dilakukan PT.OPPO Indonesia wilayah Medan ialah kegiatan OPPO Smartphone Goes To Campus, yang melihat sivitas akademika kampus sebagai konsumen yang potensial untuk meningkatkan target penjualan dari produk unggulan OPPPO Smartphone.

14.Dari hasil wawancara didapatkan harga jual OPPO Smartphone relatif lebih murah dan terjangkau dibandingkan dengan merek android lainnya. 15.Tampilan OPPO Smartphone yang elegan dan menarik dan memberikan

kesan mewah bagi para penggunanya OPPO Smartphone sehingga menarik minat beli para konsumen.

16.Fitur dan aplikasi pada OPPO Smartphone sudah lengkap dan ada beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh android merek lain, seperti kamera yang bisa diputar, daya isi baterai yang cepat penuh,bisa dipakai walau memakai sarung tangan dan sebagainya.


(3)

17.Dengan memaksimalkan segala media promosi yang potensial, maka para konsumen mudah untuk mendapatkan informasi mengenai produk OPPO Smartphone ini karena hampir semua media promosi telah dimanfaatkan oleh OPPO Smartphone untuk memasarkan dan menarik minat beli dari masyarakat sebagai target pemasaran, dan dapat dikatakan komunikasi pemasaran dan promosi dari OPPO Smartphone sudah baik dalam pangsa pasar konsumen di Indonesia.

5.2 SARAN

1. Penyebarlusan informasi atau promosi pemasaran produk dari OPPO Smartphone tetap harus ditingkatkan dan dimaksimalkan, dengan alasan OPPO Smartphone merupakan produk smartphone android yang terbilang baru memasuki pangsa pasar konsumen di Indonesia dan harus bersaing dengan produk smartphone android lainnya yang telah masuk di pangsa pasar Indonesia.

2. Lebih memaksimalkan lagi promosi dan pemasaran OPPO Smartphone melalui kerjasama sponshorship, yang mana lakukan kegiatan kerjasama sponsorship ini melaui kegiatan atau acara yang banyak diminati oleh masyarakat banyak, seperti acara konser musik, pagelaran panggung seni dan sebagainya, yang tidak hanya terpaku pada acara seminar atau workshop, karena dengan kerjasama tersebut OPPO Smartphone langsung dapat berinteraksi secara langsung dengan masyarakat, sehingga dapat lebih dikenal dan mampu manaikkan minat beli dari masayarakat.


(4)

3. Menjaga dan meningkatkan profesionalitas dan kompetensi promotor OPPO Smartphone yang bertugas mempromosikan atau menawarkan produk unggulan OPPO Smartphone kepada masyarakat, yang dapat dilakukan dengani tidak hanya melakukan pelatihan atau training khusus pada awal masuk kerja sebagai promotor OPPO Smartphone, melainkan juga dilakukan secara berkala atau berkelanjutan.

4. Penyebaran informasi atau sosialisasi yang lebih maksimal lagi akan adanya kegiatan promosi khusus yang diadakan oleh OPPO Smartphone di kampus yang dikenal dengan kegiatan OPPO Smartphone Goes To Campus, karena responden yang peneliti wawancarai masih banyak yang belum mengetahui mengenai kegiatan tersebut.

5. Tentukan target pemasaran baru dalam meningkatkan penjuaan OPPO Smartphone, seperti bukan hanya mahasiswa yang menjadi target pemasaran OPPO Smartphone melalui kegiatan OPPO Smartphone Goes To Campus, melainkan juga dapat diciptakan kegiatan promosi khusus lainnya dari OPPO Smartphone, misalnya kegiatan OPPO Smartphone Goes To High School, yang melirik siswa-siswi sekolah menengah atas (SMA) sebagai target pemasaran baru yang juga menjanjikan keuntungan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala. (2007). Komunikasi Massa (Suatu Pengantar). Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Diana, Anstasia. (2001). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

______________. (2000). Prinsip & Dinamika Pemasaran. Yogyakarta : J&J Learning.

Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Yogyakarta : Raja Grafindo Persada.

Wiryanto. (2000). Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Grasindo.

Dharmmesta, B.S dan Irawan. (1990). Manajemen Pemasaran Modern. edisi ., Yogyakarta : Liberti.

Kennedy, John. E; R Dermawan Soemanagara. (2006). Marketing Communication –Taktik dan Strategi. Jakarta: PT Buana Ilmu Populer (kelompok Gramedia). Kotler, Philip. (2005). Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Terence, A. Shimp. (2003). Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta : Erlangga.

William, J.Stanton. (2004). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta : Erlangga. Hanson, Ward. (2000). Pemasaran Internet. Jakarta : Salemba Empat.

Lee, Monle & Carla Johnson. (2007). Prinsip-prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global. Jakarta : Kencana.


(6)

Miles, B.B., dan A.M. Huberman. (1992). Analisa Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Moleong, Lexy. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Bungin, Burhan. (2009). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana Media Group.

Nawawi, H. (1995). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Rangkuti, F. (2009). Strategi Promosi yang Kreatif. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.

Suyanto, Bagong. (2005). Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta : Prenada Media.

Tjiptono, Fandy. (2000). Manajemen Jasa. Yogyakarta : Andi.

Nawawi. H Hadar. (1997). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Rakhmat, Jalaluddin. (2004). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. (2006). Metode Penelitian Survei Jakarta : PT. Pustaka LP3ES Indonesia.