Pengetahuan Ibu tentang Pemantauan Pertumbuhan balita dan Penggunaan KMS di Klinik Sari Medan Tahun 2012

(1)

PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA 0-59 BULAN DAN PENGGUNAAN KMS DI KLINIK SARI MEDAN

TAHUN 2012

DINA MARIANA Br. GINTING NIM. 115102050

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATER UTARA


(2)

(3)

Judul : Pengetahuan Ibu Tentang pemantauan pertumbuhan balita 0-59 bulan dan penggunaan KMS di Kinik Sari Medan Tahun 2012 Nama : Dina Mariana br Ginting

Jurusan : Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar Belakang: Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengatahui adanya gangguan pertumbuhan (growth foltering) secara dini. Untuk mengetahui pertumbuhan tersebut penimbangan balita setiap bulan sangat diperlukan.

Tujuan Penelitian: untuk Mengetahui pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS di klinik sari medan Tahun 2012.

Metodologi: desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan besar sampel sebanyak 50 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling,Analisa data menggunakan Uji Univariat.

Hasil: Karakteristik demografi responden pada kelompok ibu yang memiliki balita 0-59 bulan berdasarkan umur yaitu 24- 27 tahun sebanyak 22 orang (44%), berdasarkan pendidikan yaitu SMP sebanyak 24 orang (48%), berdasarkan pekerjaan IRT sebanyak 35 orang (70%), berdasarkan penggunaan Ya KMS sebanyak 29 orang (58%), Dari segi pengetahuan responden berpengetahuan Cukup sebanyak 25 orang (50%).

Kesimpulan: hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita dari 50 responden hanya 20% yang berpengetahuan baik. Oleh karena itu, diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan di seluruh wilayah kerjanya sehingga ibu memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS dalam kehidupannya.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Pengetahuan Ibu tentang Pemantauan Pertumbuhan balita dan Penggunaan KMS di Klinik Sari Medan Tahun 2012” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Dedi Ardinata,M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep., selaku ketua program studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Isti Ilmiati Fujiati. MSc (CM-FM) selaku dosen pembimbing dalam penulisan karya tulis ilmiah yang memberikan arahan dan bimbingan

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Nurhayati SST sebagai kepala klinik yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melakukan penelitian.


(5)

6. Kedua orang tuaku dan abang serta kakakku tercinta yang telah banyak membantu baik moril maupun materil, memberikan dorongan dan semangat serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Teman-teman Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberi dukungan dan masukan kepada penulis

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungan pada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini Masih terdapat kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada TYME penulis berserah diri, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2012 Penulis


(6)

DAFTAR ISI ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum ... 3

2. Tujuan Khusus ... 3

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti ... 4

2. Bagi Institusi ... 4

3. Bagi Tenaga Kesehatan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Defenisi ... 5

2. Tingkat Pengetahuan ... 5

3. Faktor –faktor yang mempengaruhi pengetahuan ... 7

B. Pemantauan Pertumbuhan Balita 1. Defenisi ... 9

2. Pola Pertumbuhan ... 9

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ... 9

4. Tahap pencapaian pertumbuhan dan perkembangan ... 10

5. Penilaian pertumbuhan fisik pada anak ... 12

C. KMS (Kartu Menuju Sehat) ... 16

BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 21


(7)

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 23

C. Tempat Penelitian ... 23

D. Pertimbangan Etik Penelitian ... 24

E. Instrument Penelitian ... 24

F. Prosedur Pengumpulan Data ... 26

G. Analisis Data ... 26

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden ... 28

2. Pengetahuan Responden ... 29

B. Pembahasan 1. Pengetahuan Ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita Dan penggunaan KMS ... 31

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan menjawab penelitian ... 34

B. Saran menjawab penelitian ... 34 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 21 Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu tentang

pemantauan Pertumbuhan Balita Dan Penggunaan KMS di

Klinik Sari Medan Tahun 2012 (n=50) ... 29 Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Pengetahuan

Ibu Tentang Pemantauan Pertumbuhan Balita 0-59 bulan dan Penggunaan KMS di Klinik Sari Medan Tahun 2012 (n = 50) .... 30 Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang

Pemantauan Pertumbuhan Balita 0-59 bulan dan Penggunaan KMS di Klinik Sari Medan Tahun 2012 (n = 50) ... 31


(9)

DAFTAR SKEMA


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan kepada Calon Responden

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Lampiran 3 : Lembar Pernyataan Content Validity

Lampiran 4 : Lembar Content Validity Indeks Lampiran 5 : Lembar Kuesioner

Lampiran 6 : Surat Ijin Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 7 : Balasan Surat Izin Penelitian dari Klinik Sari Medan Lampiran 8 : Surat Selesai Penelitian Dari Klinik Sari Medan Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemantauan pertumbuhan yang seharusnya dilakukan setiap bulan, pada Riskesdas 2010, ditemui hanya 49, 4 persen yang melakukan pemantauan pertumbuhan 4 kali atau lebih dalam 6 bulan terakhir. Masih ada 23, 8 persen balita yang tidak pernah ditimbang pada kurun waktu 6 bulan terakhir. Kepemilikan KMS dijumpai hanya pada 30, 5 persen anak balita, dan kepemilikan buku KIA pada 25, 5 persen. (Riskesdas, 2010:4)

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 menunjukkan bahwa status gizi kurang balita di Sumatera Utara pada tahun 2007 mencapai 22, 7%. Sebagian besar balita ditimbang di posyandu yaitu sebesar 63%, sedangkan ditimbang di puskesmas sebesar 15%. Secara umum 32% balita tidak mempunyai KMS, 51% mempunyai KMS tetapi tidak dapat menunjukkan. Persentase anak yang ibunya dapat menunjukan KMS turun seiring naiknya umur anak (40% anak umur 6-11 bulan , dan 8% anak umur 48-59 bulan). Hal ini dapat disebabkan KMS yang dimiliki anak yang lebih tua sudah banyak yang hilang atau dibuang.

Cakupan penimbangan balita di Kota Medan dalam Profil Kesehatan Sumatera Utara tahun 2007 masih tergolong sangat rendah yaitu 137. 396 balita yang ada hanya 34. 470 balita yang ditimbang (25, 09%).

Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Medan (2008), Balita Bawah Garis Merah (BGM) di Kota Medan tahun 2008 adalah berjumlah 1. 572 orang, sedangkan


(12)

tahun 2007 berjumlah 625 orang yang berarti terjadi peningkatan kasus. Hal ini disebabkan pada bulan Mei 2008 dilaksanakan operasi timbang yang wajib dilaksanakan oleh seluruh puskesmas dan puskesmas pembantu sehingga balita yang selama ini tidak pernah datang ke posyandu dapat terjaring pada saat operasi ini (Riskesdas, 2010).

MDGS menargetkan pengurangan angka tahun 1990 menjadi duapertiga. Artinya, kita harus menurunkannya dari 97 kematain menjadi 32. Pada tahun 1990, 70% kemataian terjadi pada bayi , namun pada 2005 proporsinya meningkat hingga 77%.

Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan (growth foltering) secara dini. Untuk mengetahui pertumbuhan tersebut penimbangan balita setiap bulan sangat diperlukan. Penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat seperti posyandu, polindes, puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain(MDGS).

Penilaian tumbuh kembang perlu diperhatikan untuk mengetahui apakah tumbuh kembang seorang anak berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari segi medis maupun statistik. Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh kembang yang optimal, apabila diberikan lingkungan bio Fisiko Psikososial yang adekuat. Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari konsepsi sampai dewasa, yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap anak (Soetjingsih, 2000).

Pemantauan pertumbuhan anak sejak lahir sangat penting. Selain dapat menentukan pola normal pertumbuhan pada anak, juga dapat menentukan permasalahan dan faktor yang mempengaruhi dan menganggu pertumbuhan pada anak sejak dini. Bila diketahui gangguan pertumbuhan sejak dini maka pencegahan


(13)

dan penanganan gangguan pertumbuhan tersebut dapat diatasi sejak dini (Muslihatun, 2010:81)

Keluhan utama orangtua berkaitan dengan tumbuh kembang anak yang disampaikan pada saat anamnesis dapat mengarah pada kecurigaan adanya kelainan. Beberapa keluhan utama yang disampaikan orang tua antara lain anak lebih pendek dari teman sebayanya, umur enam bulan belum bisa tengkurap, sembilan bulan bisa duduk hingga dua tahun belum bisa bicara (Muslihatun, 2010:81-82)

Berdasarkan data di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Pengetahuan Ibu Tentang Pemantauan Pertumbuhan Balita 0-59 Bulan dan Penggunaan KMS di Klinik Sari Medan Tahun 2012.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimanakah Pengetahuan Ibu Tentang Pemantauan Pertumbuhan Balita 0-59 bulan dan Penggunaan KMS di Klinik Sari Tahun 2012.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita 0-59 bulan dan penggunaan KMS di Klinik Sari Medan tahun 2012.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden

b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita 0-59 bulan dan penggunaan KMS di Klinik Sari Medan.


(14)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang Pemantauan Pertumbuhan Balita dan penggunaan KMS serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan ke tempat penelitian. 2. Bagi Institusi

Sebagai bahan referensi dan bahan bacaan di perpustakaan DIV Bidan Pendidik serta menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi tenaga kesehatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan informasi bagi tenaga kesehatan lainnya diseluruh lapisan masyarakat untuk dapat meningkatkan pelayanan kesehatan tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan

1. Defenisi

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalu panca indra manusia yakni indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperolah melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003:121).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang yang mempunyai 6 tingkatan yakni :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain:menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan menyatakan dan sebaginya.


(16)

Contoh : dapat menyebutkan tanda–tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai sutau kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan , menyebutkan contoh, menyimpuklan , meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya, dapat menggunakan rumus statistic dalam perhitungan –perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cyclel) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu abjek ke dalam komponenp-komponen, tetapi, masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.


(17)

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian–bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah sutu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi–formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan –rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian –penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya , dapat membandingkan antara anak yangcukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi , dapat menanggapi terjadinya diare disuatu tempat, dapat menafisirkan sebab-sebab ibu -ibu tidak mau ikut KB dan sebagainya(Notoatmodjo, 2003:122-124).

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut (Mubarak, 2007, hlm.30) ada tujuh faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

a. Pendidikan, pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.


(18)

b. Pekerjaan, lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung

c. Umur, dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

d. Minat, sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

e. Pengalaman, adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akn timbul kesan yang membekasa dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.

f. Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan

g. Informasi, kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.


(19)

B. Pemantauan Pertumbuhan Balita 1. Defenisi

Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur (Rukiyah, 2010:106).

2. Pola Pertumbuhan

Terdapat beberapa pola pertumbuhan antara lain : a. Cephalocaudal / head total it direction

Dimulai dari kepala, meliputi perubahan ukuran berkembangnya kemampuan, diawali dari menggerakkan atau menggelengkan kepala hingga kemampuan menggerakkan ektremitas.

b. Proximodistal / near to far direction

Dimulai dari menggerakkan anggota gerak paling dekat dengan sumbu tubuh hingga menggerakkan anggota gerak yang lebih jauh atau lebih tepi.

c. Mass to specific / mass to complex

Dimulai dari menggerakkan daerah yang lebih umum hingga menggerakkan daerah yang lebih kompleks.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan a. Faktor herediter

Meliputi faktor bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa. b. Faktor Lingkungan

Meliputi faktor pranatal dan postnatal. Lingkungan postnatal meliputi budaya sosial ekonomi, nutrisi, iklim/cuaca, olahraga atau latihan fisik, posisi anak dalam keluarga, status kesehatan dan hormonal (Muslihatun, 2010:65-66).


(20)

4. Tahap Pencapaian Pertumbuhan dan Perkembangan

Tahapan perkembangan yang harus dilalui dan diselesaikan oleh seorang anak, meliputi tahapan perkembangan masa pralahir (prenatal) dan masa postnatal yang terdiri dari masa neonatal masa bayi, masa anak usia 1-2 tahun, masa anak pra sekolah, masa anak sekolah dan masa remaja.

a. Masa Prenatal

Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio, dan fase fetus pada fase embrio pertumbuhan dimulai sejak 8 minggu pertama. Fase embrio diawali sejak 8 minggu pertama. Fase embrio diawali dengan terjadinya proses defensiasi ovum menjadi suatu organisme dan terbentuknya manusia. Pada fase ini belum tampak adanya gerakan yang menonjol tetapi denyut jantung janin sudah terindentifikasi sejak usia empat minggu fase fetus terjadi antara minggu ke-12 sampai minggu ke-40. Terjadi peningkatan fungsi organisasi serta bertambahnya ukuran panjang dan berat badan terutama pertumbuhan jaringan subcutan dan otot. b. Masa Postnatal

Masa postnatal dibagi menjadi enam perode, enam periode pertumbuhan dan perkembangan masa postnatal tersebut adalah masa neonatus (0-28 hari) masa bayi (28 hari 1 tahun), masa anak (1-2 tahun), masa sekolah (6-12 tahun), dan masa remaja (13-18 tahun).

c. Masa Neonatus

Masa neonatus merupakan masa terjadinya kehidupan baru di luar uterus. d. Masa bayi

Pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dikelompokkan menjadi tiga tahap yaitu umur 1-4 tahun, umur 4-8 bulan dan umur 8-12 bulan.


(21)

1. Usia 1-4 bulan

Pada usia 1-4 bulan pertumbuhan berat badan akan mencapai 700-1000 gram apabila didukung dengan pemenuhan kebutuhan gizi yang baik. Pertumbuhan tinggi badan agak stabil pada usia 10 bulan.

2. Usia 4-8 bulan

Pada usia ini terjadi pertumbuhan berat badan dua kali berat badan lahir. Rata-rata kenaikan berat badannya adalah 500-600 gram/bulan. Apabila mendapatkan pemenuhan kebutuhan gizi yang baik.

3. Usia 8-12 bulan

Pertumbuhan berat badan mencapai tiga kali berat badan lahir pada usia satu tahun. Pertambahan berat badan sekitar 350-450 gram per bulan. Pada usia 7-9 bulan dan 250-350 gram per bulan pada usia 10-12 bulan, bila mendapatkan pemenuhan kebutuhan gizi yang baik.

4. Masa usia 1-2 tahun

Pada masa ini terjadi beberapa perlambatan dalam pertumbuhan fisik. Kenaikan berat badan 1, 5 – 2, 5 kg. Panjang badan 6-10 cm, lingkar kepala 2 cm karena adanya perlambatan pertumbuhan otak.

5. Masa sekolah

Pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini, terjadi percepatan pada umur 10-12 tahun. Penambahan berat badan rata-rata 2, 5 kg per tahun. Penambahan tinggi badan sampai 5 cm per tahun.

6. Masa remaja

Secara umum, pertumbuhan anak dalam masa tumbuh kembang menurut Behrman (1992) dalam Soetjiningsih, 1998), adalah sebagai berikut :


(22)

Lahir : kurang lebih 3, 25 kg Umur 2-12 bulan :

2

Umur (bulan) + 9

Umur 1-6 tahun : Umur (tahun) x 2 + 8 Umur 6-12 tahun :

2 Umur (tahun) x 7 – 3 Tinggi Badan :

Lahir : 50 cm Umur 1 tahun : 75 cm

Umur 2-12 tahun : umur (tahun) x 6 + 77 Atau

Umur 1 tahun : 1, 5 x TB lahir Umur 4 tahun : 2 x TB lahir

Umur 6 tahun : 1, 5 x TB umur 1 tahun Umur 13 tahun : 3 x TB lahir

Dewasa : 3, 5 x TB lahir (2 x TB umur 2 tahun) (Muslihatun, 2010:66-73).

5. Penilaian Pertumbuhan Fisik pada Anak a. Pengukuran Antropometri

Pengukuran antropometri ini meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan (panjang badan), lingkar kepala, dan lingkar lengan atas. Dalam pengukuran antropometri terdapat dua cara dalam pengukuran, yaitu pengukuran berdasarkan usia dan pengukuran tidak berdasarkan usia (Hidayat, 2008:26).


(23)

1. Berat Badan

Pengukuran berat badan merupakan pengukuran yang terpenting dalam memeriksa bayi / balita. Pengukuran berat badan dapat berfungsi untuk :

a. Menilai keadaan gizi, tumbuh-kembang, dan kesehatan anak. b. Memantau kesehatan, misalnya penyakit dan pengobatan.

c. Dasar penghitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan (Maryunani, 2010:56).

2. Tinggi Badan

Pengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam menilai gangguan pertumbuhan dan perkembagan anak. (Hidayat, 2008:26).

a. Pengukuran Tinggi Badan Berdasarkan Usia

Pengukuran tinggi badan bertujuan untuk menilai pertumbuhan anak melalui perbandingan tinggi badan berdasarkan usia.

Alat :

1. Meteran (microtoise)

2. Grafik tinggi badan berdasarkan usia standar NCHs 3. Tinta berwarna (spidol)

Cara pengukuran 1. Tentukan usia anak

2. Ukur tinggi badan anak dengan meteran (microtoise)

3. Masukkan hasil pengukuran tinggi badan berdasarkan usia ke dalam grafik pertumbuhan dan beri tanda.


(24)

4. Lakukan penilaian tentang pola pertumbuhan dengan menggunakan persentil, kemudian masukkan hasil ke dalam tabel hasil praktikum di bawah dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Jika anak masuk persentil ke – 5 di dapat dari hasil pengukuran 100 anak, anak berada di posisi ke-5 dari bawah. Jika anak dibawah

b. Jika anak di bawah persentil ke-5 anak mengalami keterlambatan pertumbuhan.

c. Jika anak masuk persentil ke-50 didapat dari hasil pengukuran 100 anak, anak berada di posisi ke-50 yang berarti jumlah anak di atas dan dibawahnya adalah sama.

3. Lingkar Kepala

Pengukuran lingkar kepala digunakan untuk menilai pertumbuhan otak. Dengan penilaian in, dapat dideteksi secara dini apabila terjadi pertumbuhan otak mengecil yang abnormal yang dapat mengakibatkan adanya retardasi mental atau pertumbuhan otak membesar yang abnormal (volume kepala meningkat).

a. Pengukuran Lingkar Kepala

Pengukuran lingkar kepala bertujuan untuk menilai pertumbuhan anak melalui perkembangan lingkar kepala.

Alat :

1. Grafik lingkar kepala menurut NCHS 2. Kertas milimeter

3. Tinta berwarna (spidol) 4. Meteran (microtoise)


(25)

Cara Pengukuran : 1. Tentukan usia anak

2. Ukur kepala bayi/anak dengan cara melingkarkan pita pengukur ke kepala anak dimulai dari bagian yang paling menonjol.

3. Masukkan hasil pengukuran lingkar kepala berdasarkan usia ke dalam grafik.

4. Lakukan penilaian pola pertumbuhan kepala kemudian masukkan hasilnya ke dalam tabel hasil praktikum dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika < 2 mengalami keterlambatan pertumbuhan

b. Jika >2 mengalami proses pertumbuhan melebihi normal (Hidayat, 2009).

4. Lingkar Lengan Atas

Penilaian ini digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot, namun penilaian ini tidak banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila dibandingkan dengan berat badan. Penilaian ini juga dapat dipakai untuk menilai status gizi pada anak.

a. Pengukuran lingkar lengan atas

Pengukuran lingkar lengan atas bertujuan untuk menilai pertumbuhan anak melalui pengukuran lingkar lengan atas.

Alat :

1. Buku rujukan havard/NCHS 2. Kertas milimeter

3. Tinta berwarna (spidol) 4. Meteran (microtoise)


(26)

Cara Pengukuran : 1. Tentukan usia anak

2. Ukur lingkar lengan atas dengan cara melingkarkan pita pengukur dipertengahan lengan kiri anak.

3. Tentukan hasil pengukuran dan catat dalam tabel lingkar lengan atas.

4. Lakukan penilaian ke kelompok per sentil kemudian masukkan hasil ke tabel hasil praktikum (Hidayat, 2009).

C. KMS (Kartu Menuju Sehat)

Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah alat yang sederhana dan murah yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu bayi/balita di rumah dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi Posyandu atau fasilitas kesehatan, termasuk bidan dan dokter.

KMS menjadi alat yang yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidakseimbangan pemberian makanan pada anak.

KMS bayi/Balita juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan (bidan) untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatan anak.

Manfaat KMS (Kartu Menuju Sehat), antara lain:

a. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, yang meliputi:

1). Tumbuh-kembang anak 2). Pelaksanaan imunisasi


(27)

3). Penanggulangan diare 4). Pemberian kapsul Vitamin A 5). Kondisi kesehatan anak 6). Pemberian ASI Eksklusif

7). MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) 8). Pemberian makanan anak

9). Rujukan ke Puskesmas/Rumah sakit.

b. Sebagai media edukasi bagi orangtua balita tentang kesehatan anaknya.

c. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas kesehatan (bidan) untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi anak. KMS dapat berguna, apabila memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Penimbangan dan deteksi tumbuh-kembang balita dilakukan setiap bulan. b. Semua kolom isian diisi dengan benar.

c. Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat. d. Orangtua selalu memperhatikan catatan dalam KMS.

e. Kader dan petugas kesehatan (bidan} selalu memperhatikan hasil penimbangan. f. Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dan dilakukan

indakan yang sesuai.

g. Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak seiesai ditimbang.

Dengan memperhatikan grafik pertumbuhan anak yang terdapat pada KMS, orangtua atau petugas kesehatan (bidan} dapat mengambil beberapa kesimpulan, antara lain :

a. Pada tahun pertama keiahiran bayi, orangtua dan petugas kesehatan harus lebih memperhatikan makanan dan kesehatan bayi, mengingat curamnya pita warna atau jalur yang digambarkan oleh grafik tersebut bila dibandingkan dengan bulan-bulan berikutnya.


(28)

b. Pertambahan umur balita harus diiringi dengan pertambahan berat badan.

c. Posisi absis perkembangan dari satu bulan ke bulan berikutnya, menentukan naik-turunnya pertumbuhan anak, atau garis yang menghubungkan absis inilah yang menentukan naik turunnya grafik pertumbuhan anak.

d. Absis pertumbuhan anak yang tergambar pada grafik perkembangan, juga merupakan standar untuk menentukan status gizi anak.

e. Absis dari pertumbuhan anak sebaiknya pada pita warna yang tua atau jalur hijau.

f. Berat badan anak bertambah apabila mengikuti salah satu pita warna (jalur) atau pindah ke pita warna (jalur) yang lebih tua atau pita warna (jalur} diatasnya. g. Berat badan anak tidak naik/turun atau tetap jika absis pindah ke pita warna yang

lebih muda atau tetap pada pita warna sebelumnya artinya anak tidak sehat.

Dengan membaca garis perkembangan berat badan anak dari bulan ke bulan berikutnya pada KMS, orangtua dan petugas kesehatan (bidan) dapat menilai dan membuat sesuatu untuk berusaha mem-perbaiki dan meningkatkan perkembangan kesehatan anak.

Hasil penimbangan anak setiap bulan secara tetap dan teratur yang tercatat pada KMS, dapat informasi, apakah perkembangan anak menunjukkan kenaikan atau menurun. Dalam hal ini, kita tidak mengenal perkembangan yang tetap, karena pegangan kita semua dalam penimbangan anak ini adalah sogian "Anak sehat, Bertambah umur, Berat badan Bertambah". Sekalipun dalam prakteknya, dijumpai adanya berat badan yang tetap biia dibandingkan dengan penimbangan sebelumnya. Secara prinsip, hal ini tetap dikategorikan tidak sehat, karena tidak sesuai lagi dengan alamiahnya yang senantiasa tumbuh.


(29)

Apabila dalam penimbangan hasilnya turun atau tetap, hal ini mungkin bisa disebabkan oleh :

a. Menu makanan : konsumsi makanan anak mungkin struktur menunya kurang mengandung unsur-unsur gizi yang diper-lukan o!eh anak, atau porsinya/ kuantitasnya masih kurang dari kebutuhan anak.

b. Penyakit: adanya penyakit infeksi yang diderita oleh anak bisa mempengaruhi perkembangan anak dan inverstasi cacing dalam usus anak bisa mempengaruhi perkembangan.

c. Jika hasil penimbangan menunjukkan perkembangan, maka makanan anak yang telah diberikan selama ini telah sesuai dengan pola pemberian makanan balita dan pencegahannya dari penularan penyakit harus selalu diperhatikan.

Dengan penimbangan yang terus-menerus dan teratur, berarti dapat bermanfaat untuk :

a. Memonitor perkembangan/pertumbuhan balita secara cermat.

b. Mendeteksi kelainan pada anak, jika ternyata pertumbuhan/perkembangannya terhambat/terganggu, dan sekaligus menentukan jalan keluarnya atau pengobatan/ penatalaksanaannya (Maryunani, 2010:101-104).

Tanda anak sehat menurut KMS :

a. Berat badan naik mengikuti pita hijau di KMS atau naik ke pita warna di atasnya b. Anak bertambah tinggi

c. Kemampuannya bertambah sesuai umur d. Jarang sakit

e. Ceria, aktif dan lincah.

Tanda anak tumbuh kurang sehat : a. Berat badan tidak naik atau turun


(30)

b. Garis di KMS turun, datar atau pindah ke pita warna di bawahnya c. Garis di KMS di bawah garis merah (Dinkes, 2010:28).


(31)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan variabel yang terdiri atas pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS.

Skema 1: Kerangka Konsep

B. Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah defenisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diteliti (Notoadmojo,2003).

Tabel 3.1 Definisi Operasional No Variabel Defenisi

Operasional

Alat ukur Hasil Ukur Skala

1 Pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita

Segala sesuatu yang diketahui ibu

tentang: a.Defenisi

pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS beserta manfaatnya Kuesioner pertanyaan tentang pengetahuan

1.Kurang : bila responden menjawab benar pertanyaan 0-9 dari 20

pertanyaan 2.Cukup : bila

responden menjawab benar pertanyaan 10-13 dari 20

Ordinal

Pengetahuan ibu Pemantauan Pertumbuhan


(32)

pertanyaan 3 Baik : bila responden menjawab benar pertanyaan 14-20 dari 20

pertanyaan 2 Umur Usia ibu yang

terhitung dari umur 24-33 tahun saat dilakukannya penelitian ini

Kuesioner 1.24-27 tahun 2.28-30 tahun 3.31-33 tahun

Interval

3 Pendidikan Jenjang pendidikan yang dilalui oleh ibu

Kuesioner 1.Pendidikan dasar: TK dan SD/ sederajat 2.Pendidikan menengah: SMP dan SMA/ sederajat 3.Pendidikan

tinggi: D-I, D-II, D-III, D-IV, S-I, S-II, S-III

Ordinal

4 Pekerjaan Kegiatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh ibu

Kuesioner 1.PNS 2.Wiraswasta 3.Ibu rumah tangga

Nominal

5 Penggunaan KMS

Ibu yang memliki KMS dan

mempergunakan KMS

Kuesioner 1.Ya 2. Tidak


(33)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita 0-59 bulan dan penggunaan KMS di Klinik Sari Medan Tahun 2012

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki Balita yang datang mengunjungi sewaktu ada imunisasi di Klinik Sari Medan Tahun 2012. Data yang diperoleh sebanyak 50 orang

2. Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu seluruh ibu yang memliki balita yang mengunjungi setiap adanya imunisasi di klinik Sari Medan Tahun 2012.

Peneliti menyusun kriteria responden sebagai subjek penelitian antara lain : a) ibu yang mempunyai anak balita

b) Dapat membaca, menulis dan berbahasa Indonesia dengan baik; c) Bersedia menjadi responden penelitian

C. Tempat Penelitian


(34)

D. Pertimbangan Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin ibu Klinik Sari Medan tahun 2012. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian, tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. untuk mengetahui pengetahuaan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS setelah mengisi kuesioner.

E. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti yang disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan peneliti mengonsultasikan kuesioner kepada pembimbing sehingga responden hanya memilih jawaban yang telah ada. Alat pengumpulan data ini terdiri dari tiga bagian, yaitu : bagian pertama instrumen penelitian berisi data demografi, bagian pengetahuan

Kuesioner ini berisi pernyataan untuk mengetahui pengetahuan ibu terhadap pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS. Bagian ini terdiri dari 20


(35)

pernyataan. Untuk menilai pengetahuan ibu,dilakukan Skoring dengan jawaban benar diberi nilai 1 (satu) dan jawaban yang salah diberi nilai 0 (nol).

Cara ukur : skala Guttman Hasil ukur :

a. Baik : apabila responden mendapat total skor 70-100% ( responden mampu menjawab pernyataan 14-20) b. cukup : apabila responden mendapat total skor 50-65%

( responden mampu menjawab pernyataan 10-13) c. kurang : apabila responden mendapat total skor < 50%

( responden mampu menjawab pernyataan 0-9) 2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas, dimaksudkan agar pertanyaan yang termuat dalam kuesioner bisa mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh instrumen atau kuesioner tersebut. Content validity index sudah dilakukan dengan dr. M. Fahdy, SpOG. MSc didapatkan nilai validitas 0,73.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur tingkat kestabilan atau kekonsistenan jawaban yang diberikan reponden atas pertanyaan dari kuesioner. Uji validitas dilakukan pada 20 ibu yang mempunyai kriteria sama dengan responden. Lalu data diolah menggunakan komputerisasi dengan cara analyze kemudian scale setelah itu reliability statistic untuk mencari nilai koefisien alpha cronbach sebesar 0,7.


(36)

F. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini yaitu: mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian dari Program D-IV Bidan Pendidik, kemudian mengajukan permohonan izin melaksanakan penelitian kepada Kepala Klinik Sari Medan Tahun 2012, setelah mendapatkan persetujuan maka peneliti melakukan Penelitian dengan penyebaran kuesioner dimana dengan adanya imunisasi setiap tgl 2 dan dibantu oleh pegawai klinik yang bernama ida am.keb dan lina am.keb .setelah itu peneliti meminta persetujuan responden menjadi responden secara sukarela jika calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan agar mengisi seluruh pertanyaan.

Peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner. Setelah kuesioner diisi, dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi, kemudian dianalisis oleh peneliti.

G. Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan analisa univariat menggunakan komputerisasi, dengan cara : 1) data dimasukkan ke variabel data memasukkan nomor responden, umur, pendidikan, pekerjaan,pernggunaan KMS, skor pengetahuan, kategori pengetahuan, 2) setelah itu masukkan hasil data ke data view sesuai dengan variabel masing-masing; 3) setelah itu di analyze; 4) descriptif statistic; 5) serta hasil data yang sudah diolah dimasukkan ke dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi yaitu dalam karakteristik (umur, pendidikan pekerjaan dan penggunaan KMS), skor


(37)

pengetahuan, kategori pengetahuan dan kategori. Kemudian data dimasukkan ke dalam bab lima dan dikonsulkan ke pembimbing.


(38)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai Pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita 0-59 bulan dan penggunaan KMS di klinik Sari Medan Tahun 2012. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Februari sampai dengan Mei 2012 di Klinik Sari Medan dengan jumlah responden sebanyak 50 orang.

Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS di klinik Sari Medan Tahun 2012, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 20 pernyataan pengetahuan. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, Pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita 0-59 bulan dan penggunaan KMS di Klinik Sari Medan Tahun 2012.

1. Karakteristik responden

Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur, pendidikan, pekerjaan dan Penggunaan KMS. Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui berumur 24-27 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 22 orang (44 %), pendidikan terbanyak tamatan SMP yaitu 24 orang (48 %), pekerjaan terbanyak yaitu mayoritas IRT sebanyak 35 orang (70 %) yang Ya menggunakan KMS yaitu sebanyak 29 orang (58 %)


(39)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu tentang Pemantauan Pertumbuhan Balita Dan Penggunaan KMS di Klinik Sari Medan Tahun 2012

(n = 50)

No Karakteristik F %

A. 1. 2. 3. Umur 24-27 28-30 31-33 22 9 19 44 18 38

Total 50 100

B. 1. 2. 3. 4. Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi 3 24 19 4 6 48 38 8

Total 50 100

C. 1. 2. 3. Pekerjaan PNS Wiraswata IRT 4 11 35 8 22 70

Total 50 100

D. 1. 2. Penggunaan KMS Ya Tidak 29 21 58 42

Total 50 100

2. Pengetahuan Responden

Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi di melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Berdasarkan Tabel 5.2 hasil pilihan jawaban pengetahuan ibu, didapati bahwa ibu yang banyak menjawab pertanyaan yang benar pada pertanyaan nomor 20 ada 44 orang (88%), didapat bahwa ibu yang sedikit menjawab pertanyaan yang benar pada pertanyaan nomor 6 ada 14 orang (28 %). Sedangkan ibu yang banyak menjawab salah pada pertanyaan nomor 6 ada 36 orang (72 %),


(40)

didapati bahwa ibu yang sedikit menjawab salah pertanyaan nomor 20 ada 6 orang (12 %).

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Pengetahuan Ibu Tentang Pemantauan Pertumbuhan Balita 0-59 bulan dan Penggunaan KMS

di Klinik Sari Medan Tahun 2012 (n = 50)

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Benar Salah F % F % 1 Timbang berat badan seoarang balita sangat penting 42 84% 8 16% 2 Peran lingkungan juga menjadi faktor penting

untuk mencukupi kebutuhan dasar tumbuh kembang anak

34 68% 16 32%

3 Pemantauan status gizi sangat berkaitan dengan berat badan pada anak

24 48% 26 52% 4 Pemantauan merupakan bertambahnya jumlah dan

berasrnya sel di seluruh bagian tubuh dapat di ukur ,seperti tinggi badan dan lingkar kepala

28 56% 22 44%

5 Sebaiknya anak balita tidak seharusnya mempunyai KMS(Kartu menuju sehat

23 46% 27 54% 6 Pemantaun pertumbuhan balita tidak bisa di ukur

dari tinggi badan,BB,dan lingkar kepala

14 28% 36 72% 7 Pemantauan pertumbuhan anak sejak lahir sangat

tidak penting untuk di perhatikan

24 48% 26 52% 8 Untuk memantau pertumbuhan balita maka di

perlukan kartu menuju sehat (KMS)

30 60% 20 40% 9 Untuk mendeteksi dini tumbuh kembang anak bisa

juga di tempuh melalui pemeriksaan fisik secara rutin

24 48% 26 52%

10 Faktor bawaan,jenis kelamin ras ,suku bangsa merupakan faktor –faktor yang mempengaruhi balita

22 44% 28 56%

11 Masa anak 1-2 tahun pada masa ini terjadi beberapa perlambatan dalam pertumbuhan fisik

29 58% 21 42% 12 Tujuan KMS(Kartu menuju sehat )adalah sebagai

alat bantu bagi ibu atau orang tua dan petugas untuk memantau pertumbuhan balita

35 70% 15 30%

13 Tinggi badan dan berat badan berguna untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan

37 74% 13 26% 14 Penyimpangan tumbuh kembang dapat terjadi

apabila terdapat hambatan atau gangguan dalam proses sejak di lahirkan hingga dewasa

22 44% 28 56%

15 Pertambahan berat badan seimbang dengan pertambahan tinggi badan dan usia

27 54% 23 46% 16 Buku KMS(Kartu menuju sehat) pada balita

sebaiknya disimpan


(41)

17 Pengukuran berat badan merupakan pengukuran yang tidak terpenting dalam memeriksa balita

24 48% 26 52% 18 Sumber informasi berat bdan anak bisa dilihat dari

buku kesehatan ibu dan anak dan kartu menuju sehat

29 58% 21 42%

19 Penimbangan balita tidak dapat dilakukan di berbagi tempat seperti posyandu,polindes,

puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain

23 46% 27 54%

20 Sebaiknya anak balita ditimbang setiap bulanya untuk mengetahui pertumbuhan balita tersebut

44 88% 6 12%

Berdasarkan tabel 5.3 menyatakan pengetahuan responden sebagian mayoritas menunjukkan berpengetahuan cukup tentang pemantauan pertumbuhan balita yaitu sebanyak 25 orang (50%)

Tabel 5.3

Distribusi responden berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Pemantauan Pertumbuhan Balita 0-59 bulan dan Penggunaan KMS di

Klinik Sari Medan Tahun 2012 (n = 50)

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Baik 10 20

Cukup 25 50

Kurang 15 30

Total 50 100

B. Pembahasan

1. Pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 50 responden yang diteliti ditemukan responden berpengetahuan cukup tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS sebanyak 25 orang (50%) dan minoritas responden berpengetahuan kurang tentang pemantauan pertumbuhan balita sebanyak 15 orang (30 %). Dapat dilihat bahwa masih banyak responden yang belum mengerti dengan baik tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS yang terjadi pada anak usia 0-59


(42)

Bulan. Menurut Notoadmojo (2003) bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan pengamatan terhadap objek tertentu. Pengetahuan akan mempengaruhi perilaku hidup sesorang dalam meningkatkan pengetahuanya. Pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh tujuh faktor yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar serta informasi (Mubarak, 2007). Menurut asumsi peneliti pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunan KMS masih cukup karena kurangnya informasi yang diperoleh ibu mengenai pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS baik dari tenaga kesehatan seperti seorang bidan maupun media cetak ataupun media elektronik, juga karena kurangnya kesadaran ibu untuk bertanya pada pertugas kesehatan atau mencari informasi tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS.

Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 50 responden yang diteliti, ditemukan mayoritas responden berumur 24-27 tahun sebanyak 22 orang (44%) dan minoritas responden yang berumur 28-30 tahun sebanyak 9 orang (18%). Menurut Hurlock (2008) bahwa usia dewasa (18-40 tahun) merupakan masa dimana seseorang secara maksimal mencapai prestasi yang memuaskan, pada usia tengah (41 – 60 tahun) adalah usia tidak produktif lagi. Hal ini dikaitkan dengan pendapat Mubarak (2007) yang menyatakan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek psikis dan psikologi (mental) dimana taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

Pada tingkat pendidikan juga ditemukan responden mayoritas berpendidikan sekolah menengah pertama sebanyak 24 orang (48%), dan minoritas responden berpendidikan dari perguruan tinggi sebanyak 4 orang (8%). Sesuai pendapat Notoadmodjo (2003) yang mengatakan bahwa, pendidikan mempunyai peranan


(43)

penting dalam menentukan kualitas manusia. Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga. Hal ini bertujuan melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki responden, maka semakin mudah dan berwawasan luas mengetahui tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS.

Pada pekerjaan juga ditemukan mayoritas responden yaitu IRT sebanyak 35 orang (70%), sesuai pendapat Notoadmodjo (2003) dikatakan bahwa, terdapat kecenderungan pengetahuan dari ibu yang berpenghasilan kurang.

Bila dilihat dari sumber informasi yang menggunakan KMS didapat responden tentang Pemantauan pertumbuhan balita bahwa mayoritas responden memakai secara Ya sebanyak 29 orang (58%), dan minoritas responden tidak menggunakan KMS sebanyak 21 orang (42%).

Sesuai pendapat (Dinkes), menyatakan bahwa KMS menjadi alat yang samgat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidakseimbangan pemberian makanan pada anak

Petugas kesehatan perlu meningkatkan informasi kepada responden dalam pelaksanaan serta banyaknya manfaat pertumbuhan balita dan penggunaan KMS bagi balita.


(44)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS di klinik sari medan tahun 2012. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari segi karakteristik tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS bahwa berdasarkan umur sebagian besar responden 22 orang (44%) pada rentang usia 24-27 tahun. Sedangkan berdasarkan pendidikan, sebagian besar responden 24 orang (48%) responden berpendidikan sekolah menengah pertama. Dan sebagian besar responden irt sebanyak 35 orang (70%). Serta hanya yang menggunakan KMS sebanyak 29 orang (58%).

2. Dari segi pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS sebagian besar dari 50 responden hanya 20% yang berpengetahuan baik

B. Saran

Adapun saran pada penelitian ini yaitu:

1. Untuk masyarakat (khususnya responden/ibu)

Masyarakat khususnya para ibu - ibu yang memiliki anak balita agar lebih aktif dalam mencari informasi tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunan KMS sehingga ibu yang masih memiliki pengetahuan kurang dapat lebih meningkatkan pengetahuannya.


(45)

2. Tenaga kesehatan

Diharapkan tenaga kesehatan terutama seorang bidan lebih meningkatkan pemahaman dan informasi mengenai pemantaauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS melalui penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan di seluruh wilayah kerja seperti menggerakkan program ibu siaga sehingga ibu yang mempunyai balita memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS dan mau menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Peneliti lanjut

Peneliti lainnya agar dapat melanjutkan penelitian Hubungan tentang pengetahuan ibu tentang pemantuaan pertumbuhan balita 0-59 bulan dan penggunaan KMS agar dapat dilihat adakah Hubungan pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Danim dan Darwis (2003). Metode Penelitian Kebidanan Prosedur. Kebijakan dan Etik. Jakarta : EGC

Dinkes Medan (2010). Profil Kesehatan Medan.

Hidayat, A.A. (2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta : Salemba Medika.

Maryunani. A. (2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info Medan.

Mubarak,iqbal Wahit,dkk.2007.Promosi Kesehatan .Graha ilmu.Gresik.

Muslihatun. W.F. (2010). Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya.

Notoadmojo,S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Notoadmojo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoadmojo. S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta : Rineka Medika Riskesdas (2010). Profil Kesehatan.

Rukiyah. A.Y. dan Yulianti (2010). Asuhan Neonatus. Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Trans Info Media.

Setiawan A., dan Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, SI dan S2. Yogyakarta : Nuha Medika.

Santoso Suegeng (2004). Kesehatan dan Gizi. Rineka Cipta. Jakarta.

Setiadi (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Soetjingsih. (2000). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.


(47)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN Salam Sejahtera

Dengan hormat,

Nama Saya Dina Mariana br. Ginting, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pengetahuan ibu tentang Pemantauan Pertumbuhan Balita 0-59 bulan dan Penggunaan KMS di Klinik Sari Medan Tahun 2012 “Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur (Rukiyah, 2010).

Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan (Growth Faitering) secara dini. Untuk mengetahui pertumbuhan tersebut, penimbangan balita setiap bulan sangat diperlukan penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat seperti posyandu, polindes puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain(riskesdas,2010).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita 0-59 bulan dan penggunaan KMS. Kami akan melakukan wawancara terstruktur kepada Bapak/Ibu/Sdra/Sdri tentang :

a. Data demografi seperti umur, tamatan ,pekerjaan,penggunaaan KMS,dan pengetahuan ibu

Partisipasi Bapak/Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini Bapak/Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Bapak/Ibu/Sdra/Sdri membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya : Nama : Dina Mariana br. Ginting


(48)

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak/Ibu/Sdra/Sdri yang telah ikut berpatisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Bapak/Ibu/Sdra/Sdri dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Bapak/Ibu/Sdra/Sdri bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2011 Peneliti

( Dina Mariana br. Ginting)


(49)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Umur : Alamat : No. Hp :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS di Klinik Sari Medan Tahun 2012”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2012 Ibu Responden,


(50)

PERNYATAAN CONTEN VALIDITY Nama Mahasiswa : Dina Mariana Br. Ginting

Nim : 115102050

Judul : Pengetahuan Ibu Tentang Pemantauan Pertumbuhan Balita 0-59 Bulan dan Penggunaan KMS di Klinik Sari

Medan Tahun 2012

Menyatakan bahwa nama di atas tersebut telah melakukan content validity terhadap kuesioner tersebut dengan sebanyak 20 pernyataan.


(51)

CONTEN VALIDITY INDEKS

PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA 0-59 BULAN DAN PENGGUNAAN KMS DI KLINIK SARI MEDAN

No. Pernyataan 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,00 Skor 1 Timbang berat badan seorang anak balita sangat penting.

(Ya) (Tidak)

√ 0,7

2 Peran lingkungan juga menjadi faktor penting untuk mencukupi kebutuhan dasar tumbuh kembang anak. (Ya) (Tidak)

√ 0,6

3 Pemantauan status gizi sangat berkaitan dengan berat badan pada anak

(Ya) (Tidak)

√ 0,8

4 Pertumbuhan merupaka√n bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh dapat diukur, seperti tinggi badan, BB dan lingkar kepala.

(Ya) (Tidak)

√ 0,7

5 Sebaiknya anak balita tidak seharusnya mempunyai KMS(Kartu Menuju Sehat).

(Ya) (Tidak)

√ 0,7

6 Pemantauan pertumbuhan balita tidak bisa diukur dari tinggi badan, BB dan lingkar kepala

(Ya) (Tidak)

√ 0,8


(52)

No. Pernyataan 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,00 Skor penting untuk diperhatikan.

(Ya) (Tidak)

8 Untuk memantau pertumbuhan balita maka diperlukan kartu menuju sehat (KMS).

(Ya) (Tidak)

√ 0,7

9 Untuk mendeteksi dini tumbuh kembang anak bisa juga ditempuh melalui pemeriksaan fisik secara rutin. (Ya) (Tidak)

√ 0,7

10 Faktor bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa merupakan faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan balita. (Ya) (Tidak)

√ 0,6

11 Masa anak 1-2 tahun pada masa ini terjadi beberapa perlambatan dalam pertumbuhan fisik .

(Ya) (Tidak)

√ 0,8

12 Tujuan KMS (Kartu menuju sehat) adalah sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua dan petugas untuk memantau

pertumbuhan balita. (Ya) (Tidak)

√ 0,7

13 Tinggi badan dan berat badan berguna untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan.

(Ya) (Tidak)

√ 0,8

14 Penyimpangan tumbuh kembang dapat terjadi apabila terdapat hambatan atau gangguan dalam proses sejak dilahirkan hingga dewasa.


(53)

No. Pernyataan 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,00 Skor (Ya) (Tidak)

15 Pertambahan berat badan seimbang dengan pertambahan tinggi badan dan usia.

(Ya) (Tidak)

√ 0,7

16 Buku KMS (Kartu Menuju Sehat) pada Balita Sebaiknya Di Simpan .

(Ya) (Tidak)

√ 0,8

17 Pengukuran berat badan merupakan pengukuran yang tidak terpenting dalam memeriksa Balita.

(Ya) (Tidak)

√ 0,7

18 Sumber informasi berat badan anak bisa dilihat dari buku kesehatan ibu dan anak dan kartu menuju sehat.

(Ya) (Tidak)

√ 0,8

19 Penimbangan balita tidak dapat dilakukan di berbagai tempat seperti Posyandu, Polindes, Puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain.

(Ya) (Tidak)

√ 0,6

20 Sebaiknya Anak Balita ditimbang setiap Bulanya untuk mengetahui Pertumbuhan Balita tersebut.

(Ya) (Tidak)

√ 0,9

Jumlah 14,6

14,6

CVI = = 0,73 20


(54)

LEMBAR KUESIONER

PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMANTAUAN

PERTUMBUHAN BALITA 0-59 BULAN DAN PENGGUNAAN

KMS DI KLINIK SARI MEDAN TAHUN 2012

A. Petunjuk

1. Isilah data dengan benar

2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan teliti

3. Pilihlah satu jawaban dengan tanda () pada jawaban yang tersedia

4. Setelah selesai mengisi kuesioner ni kembalikanlah lembar kuesioner kepada peneliti, petugas yang memberikan kuesioner kepada anda.

B. Identitas Responden 1. No. Responden : 2. Usia ibu : 3. Pendidikan : 4. Pekerjaan : 5. Penggunaan KMS : C. Pernyataan

No. Pernyataan YA TIDAK

1 Timbang berat badan seorang anak balita sangat penting 2 Peran lingkungan juga menjadi faktor penting untuk

mencukupi kebutuhan dasar tumbuh kembang anak. 3 Pemantauan status gizi sangat berkaitan dengan berat

badan pada anak .

4 Pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh dapat diukur, seperti tinggi badan, BB dan lingkar kepala.

5 Sebaiknya anak balita tidak seharusnya mempunyai KMS(Kartu Menuju Sehat).

6 Pemantauan pertumbuhan balita tidak bisa diukur dari tinggi badan, BB dan lingkar kepala .

7 Pemantauan pertumbuhan anak sejak lahir sangat tidak penting untuk diperhatikan.

8 Untuk memantau pertumbuhan balita maka diperlukan kartu menuju sehat (KMS).


(55)

No. Pernyataan YA TIDAK 9 Untuk mendeteksi dini tumbuh kembang anak bisa juga

ditempuh melalui pemeriksaan fisik secara rutin.

10 Faktor bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa merupakan faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan balita.

11 Masa anak 1-2 tahun pada masa ini terjadi beberapa perlambatan dalam pertumbuhan fisik .

12 Tujuan KMS (Kartu menuju sehat) adalah sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua dan petugas untuk memantau pertumbuhan balita.

13 Tinggi badan dan berat badan berguna untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan.

14 Penyimpangan tumbuh kembang dapat terjadi apabila terdapat hambatan atau gangguan dalam proses sejak dilahirkan hingga dewasa.

15 Pertambahan berat badan seimbang dengan pertambahan tinggi badan dan usia.

16 Buku KMS (Kartu Menuju Sehat) pada Balita Sebaiknya Di Simpan .

17 Pengukuran berat badan merupakan pengukuran yang tidak terpenting dalam memeriksa Balita.

18 Sumber informasi berat badan anak bisa dilihat dari buku kesehatan ibu dan anak dan kartu menuju sehat. 19 Penimbangan balita tidak dapat dilakukan di berbagai

tempat seperti Posyandu, Polindes, Puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain.

20 Sebaiknya Anak Balita ditimbang setiap Bulanya untuk mengetahui Pertumbuhan Balita tersebut.


(56)

(57)

(58)

(59)

(60)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama : Dina Mariana br. Ginting Tempat/Tgl lahir : Guru Benua, 20 April 1988 Jenis Kelamin : Perempuan

Anak : Ke-4 dari 4 bersaudara Agama : Kristen Protestan

Alamat : Desa Guru Benua Kec. Munthe Kab. Karo Nama Ayah : J. Ginting

Nama Ibu : B. Br Tarigan

II. Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan

Tahun 1994 s/d 2000 : SD Inpres Guru Benua Tahun 2000 s/d 2003 : SMP Negeri 3 Kabanjahe Tahun 2003 s/d 2006 : SMA Katolik Kabanjahe

Tahun 2007 s/d 2010 : D-III Akademi Kebidanan Takasima Kabanjahe Tahun 2010 s/d 2011 : Klinik BKIA Gg. Karya Berastagi

Tahun 2011 s/d 2012 : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara


(61)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama : Dina Mariana br. Ginting Tempat/Tgl lahir : Guru Benua, 20 April 1988 Jenis Kelamin : Perempuan

Anak : Ke-4 dari 4 bersaudara Agama : Kristen Protestan

Alamat : Desa Guru Benua Kec. Munthe Kab. Karo Nama Ayah : J. Ginting

Nama Ibu : B. Br Tarigan

II. Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan

Tahun 1994 s/d 2000 : SD Inpres Guru Benua Tahun 2000 s/d 2003 : SMP Negeri 3 Kabanjahe Tahun 2003 s/d 2006 : SMA Katolik Kabanjahe

Tahun 2007 s/d 2010 : D-III Akademi Kebidanan Takasima Kabanjahe Tahun 2010 s/d 2011 : Klinik BKIA Gg. Karya Berastagi

Tahun 2011 s/d 2012 : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara


(6)