Karakteristik responden Pengetahuan Responden

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu tentang Pemantauan Pertumbuhan Balita Dan Penggunaan KMS di Klinik Sari Medan Tahun 2012 n = 50 No Karakteristik F A. 1. 2. 3. Umur 24-27 28-30 31-33 22 9 19 44 18 38 Total 50 100 B. 1. 2. 3. 4. Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi 3 24 19 4 6 48 38 8 Total 50 100 C. 1. 2. 3. Pekerjaan PNS Wiraswata IRT 4 11 35 8 22 70 Total 50 100 D. 1. 2. Penggunaan KMS Ya Tidak 29 21 58 42 Total 50 100

2. Pengetahuan Responden

Pengetahuan Knowledge merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi di melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Berdasarkan Tabel 5.2 hasil pilihan jawaban pengetahuan ibu, didapati bahwa ibu yang banyak menjawab pertanyaan yang benar pada pertanyaan nomor 20 ada 44 orang 88, didapat bahwa ibu yang sedikit menjawab pertanyaan yang benar pada pertanyaan nomor 6 ada 14 orang 28 . Sedangkan ibu yang banyak menjawab salah pada pertanyaan nomor 6 ada 36 orang 72 , didapati bahwa ibu yang sedikit menjawab salah pertanyaan nomor 20 ada 6 orang 12 . Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Pengetahuan Ibu Tentang Pemantauan Pertumbuhan Balita 0-59 bulan dan Penggunaan KMS di Klinik Sari Medan Tahun 2012 n = 50 No Pernyataan Pilihan Jawaban Benar Salah F F 1 Timbang berat badan seoarang balita sangat penting 42 84 8 16 2 Peran lingkungan juga menjadi faktor penting untuk mencukupi kebutuhan dasar tumbuh kembang anak 34 68 16 32 3 Pemantauan status gizi sangat berkaitan dengan berat badan pada anak 24 48 26 52 4 Pemantauan merupakan bertambahnya jumlah dan berasrnya sel di seluruh bagian tubuh dapat di ukur ,seperti tinggi badan dan lingkar kepala 28 56 22 44 5 Sebaiknya anak balita tidak seharusnya mempunyai KMSKartu menuju sehat 23 46 27 54 6 Pemantaun pertumbuhan balita tidak bisa di ukur dari tinggi badan,BB,dan lingkar kepala 14 28 36 72 7 Pemantauan pertumbuhan anak sejak lahir sangat tidak penting untuk di perhatikan 24 48 26 52 8 Untuk memantau pertumbuhan balita maka di perlukan kartu menuju sehat KMS 30 60 20 40 9 Untuk mendeteksi dini tumbuh kembang anak bisa juga di tempuh melalui pemeriksaan fisik secara rutin 24 48 26 52 10 Faktor bawaan,jenis kelamin ras ,suku bangsa merupakan faktor –faktor yang mempengaruhi balita 22 44 28 56 11 Masa anak 1-2 tahun pada masa ini terjadi beberapa perlambatan dalam pertumbuhan fisik 29 58 21 42 12 Tujuan KMSKartu menuju sehat adalah sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua dan petugas untuk memantau pertumbuhan balita 35 70 15 30 13 Tinggi badan dan berat badan berguna untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan 37 74 13 26 14 Penyimpangan tumbuh kembang dapat terjadi apabila terdapat hambatan atau gangguan dalam proses sejak di lahirkan hingga dewasa 22 44 28 56 15 Pertambahan berat badan seimbang dengan pertambahan tinggi badan dan usia 27 54 23 46 16 Buku KMSKartu menuju sehat pada balita sebaiknya disimpan 26 52 24 48 17 Pengukuran berat badan merupakan pengukuran yang tidak terpenting dalam memeriksa balita 24 48 26 52 18 Sumber informasi berat bdan anak bisa dilihat dari buku kesehatan ibu dan anak dan kartu menuju sehat 29 58 21 42 19 Penimbangan balita tidak dapat dilakukan di berbagi tempat seperti posyandu,polindes, puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain 23 46 27 54 20 Sebaiknya anak balita ditimbang setiap bulanya untuk mengetahui pertumbuhan balita tersebut 44 88 6 12 Berdasarkan tabel 5.3 menyatakan pengetahuan responden sebagian mayoritas menunjukkan berpengetahuan cukup tentang pemantauan pertumbuhan balita yaitu sebanyak 25 orang 50 Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Pemantauan Pertumbuhan Balita 0-59 bulan dan Penggunaan KMS di Klinik Sari Medan Tahun 2012 n = 50 Variabel Frekuensi Persentase Baik 10 20 Cukup 25 50 Kurang 15 30 Total 50 100

B. Pembahasan

1. Pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 50 responden yang diteliti ditemukan responden berpengetahuan cukup tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS sebanyak 25 orang 50 dan minoritas responden berpengetahuan kurang tentang pemantauan pertumbuhan balita sebanyak 15 orang 30 . Dapat dilihat bahwa masih banyak responden yang belum mengerti dengan baik tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS yang terjadi pada anak usia 0-59 Bulan. Menurut Notoadmojo 2003 bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan pengamatan terhadap objek tertentu. Pengetahuan akan mempengaruhi perilaku hidup sesorang dalam meningkatkan pengetahuanya. Pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh tujuh faktor yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar serta informasi Mubarak, 2007. Menurut asumsi peneliti pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunan KMS masih cukup karena kurangnya informasi yang diperoleh ibu mengenai pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS baik dari tenaga kesehatan seperti seorang bidan maupun media cetak ataupun media elektronik, juga karena kurangnya kesadaran ibu untuk bertanya pada pertugas kesehatan atau mencari informasi tentang pemantauan pertumbuhan balita dan penggunaan KMS. Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 50 responden yang diteliti, ditemukan mayoritas responden berumur 24-27 tahun sebanyak 22 orang 44 dan minoritas responden yang berumur 28-30 tahun sebanyak 9 orang 18. Menurut Hurlock 2008 bahwa usia dewasa 18-40 tahun merupakan masa dimana seseorang secara maksimal mencapai prestasi yang memuaskan, pada usia tengah 41 – 60 tahun adalah usia tidak produktif lagi. Hal ini dikaitkan dengan pendapat Mubarak 2007 yang menyatakan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek psikis dan psikologi mental dimana taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Pada tingkat pendidikan juga ditemukan responden mayoritas berpendidikan sekolah menengah pertama sebanyak 24 orang 48, dan minoritas responden berpendidikan dari perguruan tinggi sebanyak 4 orang 8. Sesuai pendapat Notoadmodjo 2003 yang mengatakan bahwa, pendidikan mempunyai peranan