Beban Angkat LANDASAN TEORI

Tabel 3.13. Nilai Level Tindakan REBA Skor REBA Level Resiko Level Tindakan Tindakan 1 Dapat diabaikan Tidak diperlukan 2-3 Kecil 1 Mungkin diperlukan 4-7 Sedang 2 Perlu 8-10 Tinggi 3 Segera 11-15 Sangat tinggi 4 Sekarang juga Sumber: Handbook Of Ergonomic “Nevil Stanton” 2005

3.3. Beban Angkat

3.3.1. Biomekanika

Biomekanika berasal dari 2 kata yaitu : bios yang artinya hidup dan mechonos yang artinya gaya. Jadi, biomekanika adalah ilmu yang mempelajari tentang gaya yang bekerja pada tubuh. Biomekanika merupakan ilmu yang membahas aspek-aspek dari gerakan–gerakan tubuh manusia dan kombinasi antara keilmuan mekanika, antropometri, dan dasar ilmu kedokteran biologi dan fisiologi. Menurut Chaffin dan Anderson 1984, occupational biomechanics adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara pekerja dan peralatannya, lingkungan kerja, dan lain-lain untuk meningkatkan performansi dan meminimisasi kemungkinan cidera. Biomekanika dan cara kerja adalah pengaturan sikap tubuh dalam bekerja. Sikap kerja yang berbeda akan menghasilkan kekuatan yang berbeda pula dalam melakukan tugas tertentu. Tujuannya adalah untuk mendapatkan suatu cara kerja yang lebih baik, yang mana kekuatanketahanan fisik maksimum dan kemungkinan cidera minimum. Universitas Sumatera Utara Biomekanika adalah ilmu yang menggunakan hukum-hukum fisika dan konsep konsep mekanika untuk mendeskripsikan gerakan dan gaya pada berbagai macam bagian tubuh ketika melakukan aktivitas. Faktor ini sangat berhubungan dengan pekerjaan yang bersifat material handling, seperti pengangkatan dan pemindahan secara manual, atau pekerjaan lain yang dominant menggunakan otot tubuh. Meskipun kemajuan teknologi telah banyak membantu aktivitas manusia, namun tetap saja ada beberapa pekerjaan manual yang tidak dapat dihilangkan dengan pertimbangan biaya maupun kemudahan. Pekerjaan ini membutuhkan usaha fisik sedang hingga besar dalam durasi waktu kerja tertentu, misalnya penanganan atau pemindahan material secara manual. Usaha fisik ini banyak mengakibatkan kecelakaan kerja ataupun low back pain, yang menjadi isu besar di negara-negara industri belakangan ini.

3.3.2. Manual Material Handling

Pengertian pemindahan bahan secara manual, menurut American Material Handling Society bahwa material handling meliputi penanganan handling, pemindahan moving, pengepakan packaging, penyimpanan storing, dan pengawasan controlling dari material dengan segala bentuknya. Material handling memerlukan energi atau kekuatan untuk mengangkat, mendorong, menarik, membawa dan menahan objek yang bergerak maupun diam. Material handling yang dilakukan manusia disebut sebagai Manual Material Handling MMH. Jika manusia harus bekerja dalam aktivitas MMH secara berulang-ulang Universitas Sumatera Utara dalam waktu yang lama, maka harus diperhatikan batasan kemampuan yang dimiliki oleh manusia tersebut. Manual Material Handling MMH adalah pekerjaan yang sering dilakukan operator dalam dunia industri. MMH merupakan penyebab utama terjadinya cedera punggung. MMH meliputi mengangkat, menurunkan, membawa, mendorong, dan menarik barang. Pada dasarnya ada 3 macam material handling ditinjau dari sifat pekerjaan, yaitu : 1. Otomatis Otomatis maksudnya segala jenis pekerjaan tidak lagi dikerjakan operator secara langsung, melainkan dikerjakan oleh mesin-mesin. 2. Semiotomatis Semiotomatis, yaitu pekerjaan yang melibatkan bukan hanya operator, tetapi juga melibatkan mesin. 3. Manual Manual, yaitu pekerjaan yang tidak melibatkan mesin sama sekali, seluruhnya dikerjakan oleh operator. Masalah-masalah yang dapat ditimbulkan akibat Manual Material Handling MMH yaitu : 1. Masalah musculoskeletal pada pekerja atau operator. 2. Risiko cidera yang meningkat saat bekerja. 3. Kemandulan pada pria maupun wanita. Universitas Sumatera Utara Manual Material Handling MMH yang buruk perlu mendapat perhatian khusus dari perusahaan untuk menghindari cidera berarti yang mungkin terjadi pada operatornya.

3.3.3. Analisis Beban Angkat dengan NIOSH Lifting Equation

Metode analitik ini direkomendasikan oleh NIOSH untuk pekerjaan mengangkat. NIOSH memberikan cara sederhana untuk mengestimasi kemungkinan terjadinya peregangan otot yang berlebihan atas dasar kerakteristik pekerjaan yaitu dengan menghitung Recommended Weight Limit RWL dan Lifting Index LI. RWL adalah ukuran berat beban yang masih aman untuk dikerjakan oleh pekerja dalam waktu tertentu tanpa peningkatan gangguan sakit pinggang low back pain Thomas R. Waters; 1993. RWL dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM Dimana: RWL = Batas beban yang direkomendasikan LC = Konstanta pembebanan = 23 HM = Faktor pengali horizontal = 25H VM = Faktor pengali vertikal = 1 – 0,003 [V – 75] DM = Faktor pengali perpindahan = 0,82 + 4,5D AM = Faktor pengali asimetrik = 1 – 0,0032A FM = Faktor pengali frekuensi Universitas Sumatera Utara CM = Faktor pengal kopling - Cara Pengukuran Faktor yang Mepengaruhi Nilai RWL Menurut Thomas R. Waters 1993, faktor yang mempengaruhi nilai beban angkat dapat diukur dengan cara yang akan diterangkan sebagai berikut. H = Jarak horizontal antara posisi tangan yang memegang beban dengan titik pusat tubuh, pengukuran ini dilakukan pada saat awal dan akhir benda. Jarak horizontal dapt diukur dengan satuan inch ataupun cm. Nilai HM dari H dapat dilihat pada Tabel 3.14. Tabel 3.14. Faktor Pengali Horizontal nilai HM H inch HM H cm HM 10 1.00 25 1.00 11 .91 28 .89 12 .83 30 .83 13 .77 32 .78 14 .71 34 .74 15 .67 36 .69 16 .63 38 .66 17 .59 40 .63 18 .56 42 .60 19 .53 44 .57 20 .50 46 .54 21 .48 48 .52 22 .46 50 .50 23 .44 52 .48 24 .42 54 .46 25 .40 56 .45 25 .00 58 .43 60 .42 63 .40 63 .00 Sumber:Occupational Ergonomic ”Waldemar Karwowski; 2003 Universitas Sumatera Utara V = Jarak posisi tangan yang memegang beban terhadap lantai, pengukuran ini dilakukan pada saat awal dan akhir benda. Jarak vertikal dapat diukur dengan satuan inch ataupun cm. Nilai VM dari V dapat dilihat pada Tabel 3.15. Tabel 3.15. Faktor Pengali Vertikal nilai VM V inch VM V cm VM 0 .78 0 .78 5 .81 10 .81 10 .85 20 .84 15 .89 30 .87 20 .93 40 .90 25 .96 50 .93 30 1.00 60 .96 35 .96 70 .99 40 .93 80 .99 45 .89 90 .96 50 .85 100 .93 55 .81 110 .90 60 .78 120 .87 65 .74 130 .84 70 .70 140 .81 70 .00 150 .78 .00 160 .75 170 .75 175 .70 175 .00 Sumber:Occupational Ergonomic ”Waldemar Karwowski; 2003 D = Jarak perpindahan beban secara vertikal antara tempat asal sampai tujuan yang dapat diukur dengan satuan inch ataupun cm. Nilai DM dari D dapat dilihat pada Tabel 3.16. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.16. Faktor Pengali Perpindahan nilai DM D inch DM D cm DM 10 1.00 25 1.00 15 .94 40 .93 20 .91 55 .90 25 .89 70 .88 30 .88 85 .87 35 .87 100 .87 40 .87 115 .86 45 .86 130 .86 50 .86 145 .85 55 .85 160 .85 60 .85 175 .85 70 .85 175 .00 70 .00 Sumber:Occupational Ergonomic ”Waldemar Karwowski; 2003 A = Sudut asimetrik putaran yang dibentuk antara tangan dan kaki, pengukuran ini dilakukan pada saat awal dan akhir. Nilai AM dari A dapat dilihat pada Tabel 3.17. Tabel 3.17. Faktor Pengali Asimetrik A AM 0 1.00 15 .95 30 .90 45 .86 60 .81 75 .76 90 .71 105 .66 120 .62 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.17. Faktor ... lanjutan A AM 135 .57 135 .00 Sumber:Occupational Ergonomic ”Waldemar Karwowski; 2003 F = Frekuensi rata-rata pengngkatan dalam satuan waktu pengangkatanmenit. Durasi yang digunakan = 1 jam, = 2 jam, atau = 8 jam, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.18. Tabel 3.18. Faktor Pengali Frekuensi Frek. Liftmin Work Duration ≤ 1 jam 1 - 2 jam 2 - 8 jam V 75 V ≥ 75 V 75 V ≥ 75 V 75 V ≥ 75 0.2 1.00 1.00 0.95 0.95 0.85 0.85 0.5 0.97 0.97 0.92 0.92 0.81 0.81 1 0.94 0.94 0.88 0.88 0.75 0.75 2 0.91 0.91 0.84 0.84 0.65 0.65 3 0.88 0.88 0.79 0.79 0.55 0.55 4 0.84 0.84 0.72 0.72 0.45 0.45 5 0.80 0.80 0.60 0.60 0.35 0.35 6 0.75 0.75 0.50 0.50 0.27 0.27 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.18. Faktor ... lanjutan Frek. Liftmin Work Duration ≤ 1 jam 1 - 2 jam 2 - 8 jam V 75 V ≥ 75 V 75 V ≥ 75 V 75 V ≥ 75 7 0.70 0.70 0.42 0.42 0.22 0.22 8 0.60 0.60 0.35 0.35 0.18 0.18 9 0.52 0.52 0.30 0.30 0.00 0.15 10 0.45 0.45 0.26 0.26 0.00 0.13 11 0.41 0.41 0.00 0.23 0.00 0.00 12 0.37 0.37 0.00 0.21 0.00 0.00 13 0.00 0.34 0.00 0.00 0.00 0.00 14 0.00 0.31 0.00 0.00 0.00 0.00 15 0.00 0.28 0.00 0.00 0.00 0.00 15 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Sumber:Occupational Ergonomic ”Waldemar Karwowski; 2003 C = Kualitas dari tempat pegangan tangan atau handle. Untuk Coupling Multiplier CM adalah 1. Kriteria Good, adalah : a. Kontainer atau box merupakan design optimal, pegangan bahannya tidak licin. b. Benda yang di dalamnya tidak mudah tumpah c. Tangan dapat dengan nyaman meraih box tersebut. 2. Kriteria fair, adalah : Universitas Sumatera Utara a. Kontainer atau box tidak mempunyai pegangan b. Tangan tidak dapat meraih dengan mudah 3. Kriteria Poor, adalah : a. Box tidak mempunyai handlepegangan b. Sulit dipegang licin, tajam, dll c. Berisi barang yang tidak stabil pecah, jatuh, tumpah, dll d. Memerlukan sarung tangan untuk mengangkatnya Untuk lebih jelasnya dapat diliht pada Tabel 3.19. Tabel 3.19. Faktor Pengali Kopling Coupling Type V 75 cm V ≥ 75 cm Good 1.00 1.00 Fair 0.95 1.00 Poor 0.90 0.90 Sumber:Occupational Ergonomic ”Waldemar Karwowski; 2003 Setelah nilai RWL diketahui, selanjutnya perhitungan Lifting Index, untuk mengetahui indeks pengangkatan yang tidak mengandung resiko cidera tulang belakang, dengan persamaan: RWL beban berar LI  Jika LI 1, maka beban yang diangkat lebih besar dari pada berat beban yang direkomendasikan sehingga aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang. Universitas Sumatera Utara Jika LI 1, maka beban yang diangkat lebih kecil dari pada berat beban yang direkomendasikan sehingga aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang Waters, et al; 1993. Persamaan pengangkatan NIOSH mempunyai keterbatasan pada kondisi tertentu yaitu sebagai berikut: 1. Persamaan NIOSH tidak dapat digunakan untuk pengangkatan yang menggunakan sati tangan. 2. Persamaan NIOSH tidak dapat digunakan untuk pekerjaan yang lebih dari 8 jam. 3. Persamaan NIOSH tidak dapat digunakan untuk pekerjaan yang duduk atau jongkok. 4. Persamaan NIOSH tidak dapat digunakan untuk tempat kerja yang terbatas. 5. Persamaan NIOSH tidak dapat digunakan untuk objek yang tidak stabil. 6. Persamaan NIOSH tidak dapat digunakan untuk kegiatan membawa, mendorong dan menarik. 7. Persamaan NIOSH tidak dapat digunakan dengan menggunakan alat angkut. 8. Persamaan NIOSH tidak dapat digunakan dengan kecepatan tinggi yang lebih dari 30 kalidetik. 9. Persamaan NIOSH tidak dapat digunakan bila lantai tempat berpijak licin. 10. Persamaan NIOSH tidak dapat digunakan pada tempat kerja yang mempunyai suhu dingin yaitu 19 – 26 C. Universitas Sumatera Utara

3.4. Antropometri