Peta Kerja LANDASAN TEORI

3.5. Peta Kerja

3.5.1.1Definisi Peta Kerja Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas Sutalaksana, 2006. Dengan menggunakan peta kerja dapat dilihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh benda kerja mulai dari masuk ke pabrik yang berbentuk bahan baku, kemudian menggambarkan semua langkah yang dialaminya seperti transportasi, operasi, pemeriksaan dan perakitan, sampai menjadi produk, baik produk jadi atau produk setengah jadi. Dengan menggunakan peta kerja maka usaha memperbaiki metode kerja dari suatu proses produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Peta kerja merupakan alat yang baik untuk menganalisa suatu pekerjaan sehingga akan mudah untuk menganalisa dan memperbaiki kesalahan, dan akan sangat bermanfaat dalam perencanaan sistem kerja. Perbaikan yang mungkin dilakukan antara lain : - Menghilangkan operasi yang tidak perlu. - Menggabungkan suatu operasi dengan operasi lainnya. - Menemukan urutan kerjaproses produksi yang lebih baik. - Menentukan mesin yang lebih ekonomis. - Menghilangkan waktu menunggu antar operasi. Pada dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan, jadi peta ini merupakan alat yang baik untuk menganalisis suatu pekerjaan sehingga mempermudah perencanaan perbaikan. Universitas Sumatera Utara

3.5.2. Jenis-jenis Peta

Kerja Berdasarkan kegiatannya peta kerja dibagi atas dua kelompok besar Sutalaksana, 1979, yaitu: 1. Peta kerja untuk menganalisis kegiatan kerja keseluruhan. Yang termasuk peta kerja keseluruhan yaitu : a. Peta Proses Operasi Operation Process Chart b. Peta Aliran Proses Flow Process Chart c. Peta Proses Perakitan Assembly Process Chart d. Peta Proses Kelompok Kerja Gang Process Chart e. Diagram Aliran Flow Diagram 2. Peta-peta kerja untuk menganalisis kegiatan kerja setempat. Yang termasuk peta kerja setempat yaitu : a. Peta Pekerja dan Mesin Man-Machine Chart b. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan apabila kegiatan tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan. Sedangkan suatu kegiatan disebut kegiatan kerja setempat apabila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja yang biasanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas. Hubungan antara kedua macam kegiatan adalah untuk menyelesaikan suatu produk diperlukan beberapa stasiun kerja, di mana satu sama lainnya saling berhubungan dan kelancaran proses produksi secara keseluruhan tergantung pada kelancaran setiap stasiun kerja. Universitas Sumatera Utara

3.5.3. Peta Pekerja dan Mesin Man-Machine Chart

Peta pekerjaan dan mesin merupakan suatu grafik yang menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi antara pekerja dan mesin. Dengan demikian peta ini merupakan alat yang baik digunakan untuk mengurangi waktu menganggur. Kegunaan peta pekerja dan mesin antara lain berupa informasi yang paling penting diperoleh melalui peta pekerja dan mesin yaitu hubungan yang jelas antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditanganinya. Dengan informasi ini, kita mempunyai data yang baik untuk melakukan penyelidikan, penganalisaan, dan perbaikan terhadap suatu sistem kerja. Dalam beberapa hal, hubungan antara operator dengan mesin sering bekerja secara bergantian, yaitu sementara mesin menganggur, operator bekerja atau sebaliknya. Waktu menganggur adalah suatu kerugian, sehingga harus dihilangkan atau setidaknya diminimumkan, tetapi harus masih berada dalam batas-batas kemampuan manusia dan mesinnya.

3.5.4. Kegunaan Peta Pekerja dan Mesin

Informasi paling penting yang diperoleh melalui peta pekerja-mesin ialah hubungan yang jelas antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditanganinya. Dengan informasi ini dapat diambil data yang memadai untuk melakukan penyelidikan, penganalisaan, dan perbaikan suatu kegiatan kerja, sehingga efektifitas penggunaan pekerja dan mesin dapat ditingkatkan serta keseimbangan kerja antara pekerja dan mesin dapat lebih diperbaiki. Universitas Sumatera Utara Peningkatan efektifitas penggunaan dan perbaikan keseimbangan kerja tersebut dapat dilakukan, misalnya dengan cara : 1. Merubah Tata Letak Tempat Kerja Tata letak tempat kerja merupakan salah satu factor yang menentukan lamanya waktu penyelesaian suatu pekerjaan. Penataan kembali suatu tata letak tempat kerja diharapkan dapat menempatkan elemen sistem kerja pada tempat yang tepat sehingga benar-benar dapat menghemat waktu penyelesaian. 2. Mengatur Kembali Gerakan-gerakan Kerja. Gerakan kerja merupakan faktor yang menentukan waktu penyelesaian suatu pekerjaan. Penataan kembali gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja akan sangat membantu meningkatkan efektivitas kerja dan mempengaruhi efisiensi penggunaan tenaga. 3. Merancang Kembali Mesin dan Peralataan Keadaan mesin dan peralatan seringkali perlu dirancang kembali untuk meningkatkan efektivitas pekerja dan mesin. Misalnya untuk mengurangi waktu mengangkut dan sekaligus menghemat tenaga pekerja, maka pekerjaan memindahkan barang terutama barang berat yang tadinya menggunakan gerobak dorong dapat menggunakan alat peluncur atau yang bertenaga motor. Dengan demikian selain diperoleh keuntungan seperti di atas, kapasitas pemindahan dapat jauh lebih besar. Universitas Sumatera Utara 4. Menambah Pekerjaan bagi Sebuah Mesin atau sebaliknya, Menambah Mesin bagi Seorang Pekerja. Apabila ditemukan bahwa efektivitas pekerja yang menangani sebuah atau beberapa mesin itu rendah, seperti pekerja banyak menganggur, sementara di tempat lain banyak terdapat mesin yang menganggur, maka penambahan tugas bagi pekerja tersebut mungkin dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Sebaliknya jika terdapat pekerja yang terlampau sibuk dalam menangni tugasnya sehingga tidak memungkinkan baginya untuk dapat melepas lelah dan melakukan kepentingan pribadi lainnya, tentu hal ini pun akan merugikan, baik bagi perusahaan atau pekerja itu sendiri. Pekerja akan cenderung lebih banyak melakukan kesalahan, sehingga ini mungkin saja dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin atau menurunkan kualitas produksi. Dampak negatif yag dialami pekerja, terutama yang dirasakan dalam jangka panjang akan mengakibatkan menurunnya kondisi tubuh pekerja tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan penambahan pekerja sehingga keseimbangan antara pekerja dan mesin dapat diperoleh.

3.5.5. Prinsip-prinsip Pembuatan Peta Pekerja dan Mesin

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat peta pekerja dan mesin Sutalaksana, 1979, yaitu Universitas Sumatera Utara 1. Nyatakan identifikasi peta yang dibuat. Biasanya dibagian paling atas kertas dinyatakan “ PETA PEKERJA DAN MESIN “ sebagai kepalanya, kemudian diikuti oleh informasi-informasi yang melengkapi, meliputi : nomor peta, nama pekerja yang dipetakan, metoda sekarang atau usulan, tanggal dipetakan, dan nama orang yang membuat peta tersebut. 2. Uraikan semua elemen pekerjaan yang terjadi. Tiga jenis kolom bar digunakan untuk melambangkan elemen-elemen yang bersangkutan. Kolom tersebut dibuat memanjang dari atas hingga ke bawah dengan panjang masing-masing sebanding dengan lamanya waktu pelaksanaan elemen pekerjaan tersebut. 3. Buatlah kesimpulan dalam bentuk ringkasan yang memuat waktu menganggur dan waktu kerja, sehingga dapat diketahui penggunaan waktu dari pekerja atau mesin tersebut. Satuan waktu biasanya digunakan dalam detik. Lambang yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.20. Peta pekerja dan mesin ini, seperti peta-peta lainnya mempunyai fungsi khusus, sehingga penganalisis harus dapat memilih mana diantara peta kerja tersebut yang paling cocok untuk pekerjaan yang akan dianalisis. Peta pekerja dan mesin dapat digunakan hanya jika terdapat hubungan kerja sama antara mesin atau fasilitas kerja dengan pekerjaoperator. Dari peta ini dapat dihitung waktu menganggur dari pekerja dan mesin serta menentukan jumlah mesin yang dapat ditangani oleh seorang pekerja. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.21. Lambang Peta Pekerja dan Mesin No. Lambang Fungsi Keterangan 1. Menunjukkan waktu menganggur Digunakan untuk menyatakan pekerja atau mesin yang sedang menganggur atau salah satu sedang menunggu yang lain 2. Menunjukkan kerja independen Jika ditinjau dari pekerjanya, keadaan ini menunjukkan seorang pekerja yang sedang bekerja dan independen dengan mesin dan pekerja lainnya, sebaliknya jika ditinjau dari pihak mesin, mesin sedang beroperasi tanpa bantuan pekerja. 3. Menunjukkan kerja kombinasi Jika ditinjau dari pihak pekerja, lambang ini digunakan apabila diantara operator dan mesin atau dengan operator lainnya sedang bekerja secara bersama-sama. Jika ditinjau dari pihak mesin, mesin tersebut memerlukan pelayanan dari operator. Sumber:Teknik Tata Cara Kerja ”Iftikar Sutalaksana” 2006 Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN