2.4.8 Pengolahan Data
Komponen yang terelusi mengalir ke detektor dan dicatat sebagai puncak- puncak yang secara keseluruhan disebut sebagai kromatogram.
Gambar 2.4 Kromatogram Guna kromatogram:
1. Kualitatif
waktu retensi selalu konstan dalam setiap kondisi kromatografi yang sama. dapat digunakan untuk identifikasi.
2. Kuantitatif
luas puncak proporsional dengan jumlah sampel yang diinjesikan dan dapat digunakan untuk menghitung konsentrasi.
3. Kromatogram dapat digunakan untuk mengevaluasi efisiensi pemisahan
dan kinerja kolom
2.5 Parameter Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Ada beberapa parameter yang perlu diperhatikan dalam memperoleh kondisi yang diinginkan dalam kromatografi antara lain :
a. Waktu Retensi
W W
12
H
12
H Rt
Area
Universitas Sumatera Utara
Waktu yang dibutuhkan suatu komponen untuk melewati suatu kolom disebut waktu retensi yang dapat didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan
untuk membawa keluar suatu komponen dari dalam kolom, dihitung mulai diinjeksikan hingga keluar kolom tepat pada saat konsentrasi maksimum.
2. Faktor Selektifitas
Suatu kolom dinyatakan baik apabila kolom tersebut cukup selektif, dan dikatakan selektif apabila kolom tadi mampu menahan berbagai komponen
dengan kekuatan yang berbeda-beda. 3.
Efisiensi Kolom Jumlah plat teoritik dalam suatu kolom sebanding dengan panjang kolom.
Karena itu jumlah plat teoritik suatu kolom dapat ditingkatkan dengan memperpanjang kolom. Makin panjang kolom makin banyak jumlah plat
teoritiknya maka makin sempurna pemisahan.
4. Resolusi
Derajat pemisahan atau resolusi dari dua pita yang berdekatan didefinisikan sebagai jarak antara puncak-puncak pita atau pusat-pusat dibagi
dengan luas pita rata-rata. Semakin tinggi harga N selalu memberikan resolusi yang membaik. Oleh karena itu resolusi dapat diperbaiki dengan menambah
panjang kolom. Putra, 2003. 5.
Faktor Ikutan Keasimetrisan puncak dinyatakan dengan faktor ikutan atau faktor
asimetris. Pembentukan puncak yang curam bagian depan tetapi landai bagian
Universitas Sumatera Utara
belakang disebut tailing, sebaliknya puncak yang landai bagian depan dan curam bagian belakang disebut fronting.
2.6 Validasi Validasi metode menurut United States Pharmacopeia USP dilakukan
untuk menjamin bahwa metode analisis akurat, spesifik, reprodusibel dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis. Suatu metode analis harus divalidasi
untuk verifikasi bahwa parameter-parameter kinerjanya cukup mampu untuk mengatasi masalah dalam analisis. Parameter analisis yang ditentukan pada
validasi adalah akurasi, presisi, batas deteksi, batas kuantitasi, spesifikasi, linieritas dan rentang, kekasaran Ruggedness dan ketahanan Robutness.
Akurasi merupakan ketelitian metode analisis atau kedekatan antara nilai terukur dengan nilai yang diterima. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan
kembali recovery analit yang ditambahkan. Akurasi dapat ditentukan dengan dua cara yaitu metode simulasi spiked placebo recovery dan metode
penambahan bahan baku standard addition method. Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya
diekspresikan sebagai relatif standar deviasi RSD dari sejumlah sampel yang berbeda secara signifikan secara statistik.
Batas deteksi limit of detection, LOD didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat terdeteksi yang masih
memberikan respon signifikan. Batas kuantitasi limit of quantitation, LOQ didefinisikan sebagai
konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi
Universitas Sumatera Utara
dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan. Batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui garis
regresi linier dari kurva kalibrasi Rohman, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode Experimental. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian, Fakultas Farmasi Universitas
Sumatra Utara, Medan, pada bulan Maret hingga Juni 2010.
2.1 Alat – alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit alat KCKT Shimadzu yang terdiri dari Vacum degasser, pompa, detektor UVVis, kolom
shimpac VP-ODS 4,6 mm x 25 cm, wadah fase gerak, penyuntik mikroliter 100 µ l, neraca analitik Mettler Toledo, membran filter PTFE 0,5 µ m dan 0,2 µ m,
cellulose nitrat membran filter 0,45 µm, Spektrofotometer IR Shimadzu IR Prestige-21.
2.2 Bahan – bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu Metanol p.a Merck, Akuabidestilata PT. Ikapharmindo putramas, Amonium Asetat p.a Merck,
Asam Asetat Glacial p.a Merck, Paracetamol, Kafein dan Asetosal BPFI Badan POM RI, Paracetamol, Kafein dan Asetosal baku pabrik Kimia Farma .
2.3 Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan satu tempat dengan tempat yang lain karena tempat pengambilan
Universitas Sumatera Utara