Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Metode KCKT dengan fase gerak larutan Dapar Amonium Asetat pH 4 dan Metanol dapat memisahkan campuran Paracetamol, Kafein dan Asetosal dalam tablet dan puyer. Perbandingan fase gerak Dapar Amonium Asetat pH 4 dan Metanol 95:5 dengan laju alir 0,8 mlmenit dapat menghasilkan pemisahan yang baik dengan waktu tambat 4,980 untuk Parasetamol, 6,992 untuk Kafein dan 7,934 untuk Asetosal ; theoritical plate 7438,586 untuk Parasetamol, 8899,799 untuk Kafein dan 9338,990 untuk Asetosal yang memenuhi persyaratan USP XXX 2007. Hasil uji validasi KCKT pada penetapan kadar campuran Paracetamol, Kafein dan Asetosal dalam tablet secara simultan memberikan hasil akurasi dan presisi yang kurang baik. Dimana untuk Parasetamol memenuhi persyaratan karena berada diantara rentang 98 - 102 yaitu 101,62, sedangkan untuk Kafein dan Asetosal tidak memenuhi persyaratan karena berada pada rentang 103,23 untuk Kafein dan 89,58 untuk Asetosal. Hal ini dikarenakan kemungkinan adanya kesalahan peneliti pada saat penimbangan sampel dan pengenceran yang sangat berpengaruh pada hasil validasi sebagaimana yang terdapat pada Farmakope Indonesia Edisi III kasalahan pada penimbangan yang diperkenankan tidak lebih dari 0,1 dari jumlah yang ditimbang. Dengan demikian metode ini sebenarnya dapat digunakan pada validasi dan dapat digunakan untuk penetapan kadar campuran Paracetamol, Kafein dan Asetosal dalam tablet.

4.2 Saran

Disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan fase gerak yang lain yang terdapat pada literatur. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara. Anonim. 2007. The United States Pharmacopeia 30 th Edition. National Formulary. United States Pharmacopeia Convention. Hal. 3243. Anonim. 1994. Chemistry Manufacturing Controls Coordinating Committee. Validation of Chromatographic Methods, Reviewer Gguidance. Rockville: Center for Drug Evaluation and ResearchCDER, Food and Drug AdministrationFDA. Pages 12,25. Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 254-255, 650 – 651, 1009. Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Reviw Artikel. Majalah Ilmu Kefarmasian, Volume I 3. Hal.117-135. Indrayanto, G; Sunarto, A; Adriani, Y. Simultaneous assay of phenilpropolamine hydrocholoride, Caffein, Parasetamol, glycerylguayacolate and chlorphenilamine in silibat tablet using HPLC with diode array detection. J. Pharm. Biomed. Anal., 1995,13,1555 – 1559. Poole, C.F. 2003. The Essence of Chromatography. Amsterdam: Elsevier Science B.V. Page 68-69 Rohman, A. 2007. Kimia Faramasi Analisis. Yogyakarta. Penerbit: Pustaka pelajar. Hal.18. Snyder, L. And Kirkland, J. 1979. Introduction to Modern Liquid Chromatography. 2 nd edition, By Jhon Wiley and Son. London. Page. 554. Sudaryo. 2001. Pengantar Kromatografi. Surabaya. BBPOM Surabaya. Hal 4-14. Tjay Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting. Edisi kelima. Jakarta. Penerbit PT. Elex Media Komputindo. Hal. 140. Wibisono, Y. 2005. Metode Statistik. Yogyakarta. Gajah mada. Univercity Press. Hal. 449-454. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Gambar Instrumen KCKT dan Syringe 100 µl Seperangkat instrumen KCKT Shimadzu Corp dan komputer Hewlett-Packard sebagai perangkat pendukung. Syring 100 µl Universitas Sumatera Utara Lampiran 2. Gambar Perangkat Pendukung Penelitian Lainnya Sonifikator Bronson 1510 Pompa Vakum Gast DOA-P604-BN serta seperangkat penyaring sampel dan fese gerak Whatman Ltd. Universitas Sumatera Utara Lampiran 3. Spektrum Inframerah Parasetamol pada literatur Pharmaceutical Sub stance UVIR Universitas Sumatera Utara Lampiran 4. Spektrum Inframerah Kafein pada literatur Pharmaceutical Sub stance UVIR Universitas Sumatera Utara Lampiran 5. Spektrum Inframerah Asetosal pada literatur Pharmaceutical Sub tance UVIR Universitas Sumatera Utara Lampiran 6. Kromatogram Penyuntikan Paracetamol, Kafein dan Asetosal baku untuk mencari Perbandingan Fase Gerak Larutan Dapar Amonium Asetat pH4 dan Metanol yang optimum untuk analisis Perbandingan fase gerak larutan Dapar Amonium Asetat pH4: Metanol 95:5 dengan tekanan 129 kgfcm 2 Perbandingan fase gerak larutan Dapar Amonium Asetat pH4: Metanol 90:10 dengan tekanan 131 kgfcm 2 Universitas Sumatera Utara Lampiran 6. lanjutan Perbandingan fase gerak larutan Dapar Amonium Asetat pH4: Metanol 80:20 dengan tekanan 149 kgfcm 2 Perbandingan fase gerak larutan Dapar Amonium Asetat pH4: Metanol 70:30 dengan tekanan 169 kgfcm 2 Kromatogram diatas merupakan hasil penyuntikan larutan Parasetamol, Kafein dan Asetosal baku dalam upaya mencari perbandingan fase gerak Dapar Amonium Asetat pH4: Metanol yang optimal untuk analisis menggunakan KCKT dengan kolom Shim-Pack VP-ODS 4,5 x 250 mm, volume penyuntikan 20 µ l, laju alir 0,8 mlmenit, detektor UV pada panjang gelombang 257 nm dan sensitifitas 1,000 AUFS. Universitas Sumatera Utara Lampiran 7. Kromatogram Penyuntikan Paracetamol, Kafein dan Asetosal baku dalam upaya mencari Laju Alir yang Optimum untuk Analisis Laju Alir 0,5 mlmenit dengan tekanan 112 kgfcm 2 Laju Alir 0,6 mlmenit dengan tekanan 120 kgfcm 2 Universitas Sumatera Utara Lampiran 7. Lanjutan Laju Alir 0,7 mlmenit dengan tekanan 152 kgfcm 2 Laju Alir 0,8 mlmenit dengan tekanan 164 kgfcm 2 Kromatogram di atas merupakan hasil penyuntikan larutan Parasetamol, Kafein dan Asetosal baku dalam upaya mencari laju alir yang optimum untuk analisis menggunakan KCKT dengan kolom Shim-Pack VP-ODS 4,5 x 250 mm, volume penyuntikan 20 µ l, perbandingan fase gerak larutan Dapar Amonium Asetat pH4: Metanol 95:5, detektor UV pada panjang gelombang 257 nm dan sensitifitas 1,000 AUFS. Universitas Sumatera Utara Lampiran 8. Perhitungan persamaan regresi dari kurva Kalibrasi Parasetamol, Kafein dan Asetosal yang diperoleh dengan KCKT pada panjang gelombang 257 nm.

a. Parasetamol

Data hasil Penyuntikan Larutan Parasetamol baku yang diperoleh dengan KCKT Tabel konsentrasi X vs Luas Area Y untuk Parasetamol baku No X Y XY X² Y² 1 60 2829442.1 169766526 3600 8,00574259725 2 80 3386628.3 270930264 6400 11,4692512428 3 100 4194584.0 419458400 10000 17,594534933056 4 120 5001208.4 600144960 14400 25,012081459264 5 140 5713693.0 799917020 19600 32,646287698249 ∑ 500 21125555.8 2260217218 54000 94727901931148.9 b aX Y + = 2 2 X X n Y X XY n a Σ − Σ Σ Σ − Σ = Lampiran 8. Lanjutan No Konsentrasi µgml Luas Puncak 1 60 2829442,1 2 80 3386628,3 3 100 4194584,0 4 120 5001208,4 5 140 5713693,0 Universitas Sumatera Utara 2 500 54000 5 8 . 21125555 500 2260217218 5 − − = = 36915,4095 aX Y b − = 500 130079697 . 1 8 . 21125555 − = 21 . 533570 = [ ] [ ] 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = [ ] [ ] 2 2 8 . 21125555 9 . 1148 9472790193 5 500 54000 5 8 . 21125555 500 2260217218 5 − − − = r 9983 , = r Jadi Persamaannya didapat : 21 , 533570 4095 , 36915 + Χ = Y Perhitungan Batas Deteksi LOD dan Batas Kuantitasi LOQ Parasetamol baku No Consentrasi Luas Puncak Yi Y – Yi Y - Yi ² X mcgml Y 1 60 2829442.1 2748494 -80948.1 6552594894 2 80 3386628.3 3486802 -100119.7 1002395433 3 100 4194584.0 4225111 -30527 931897729 4 120 5001208.4 4934419 37789.4 1428038752 5 140 5713693.0 5701727 5141966 26433981435 ∑ 1255890824 Lampiran 8. Lanjutan 2 2 − − = ∑ n Yi Y SB Universitas Sumatera Utara 2 5 125589024 2 − = SB 45 , 20460 = SB Slope SB x LOD 3 = 4095 , 36915 45 , 20460 3 x LOD = 67 , 1 = LOD mcgml Slope SB x LOQ 10 = 4095 , 36915 45 , 20460 10 x LOQ = 54 , 5 = LOQ mcgml

b. Kafein

Data hasil Penyuntikan Larutan Kafein baku yang diperoleh dengan KCKT Lampiran 8. Lanjutan Tabel konsentrasi X vs Luas Area Y untuk Kafein baku No X Y XY X² Y² 1 8 677182.2 4517457.6 64 458577086362.24 No Konsentrasi µgml Luas Puncak 1 8 677183,2 2 12 1013797,8 3 16 1366445,8 4 20 1712057,8 5 24 2020967,7 Universitas Sumatera Utara 2 12 1013797.8 121655736.6 144 1027785979284.84 3 16 1366445.8 21863132.8 256 1867174124337.64 4 20 1712057.8 34241156 400 2931141910540.84 5 24 2020967.7 48503224.8 576 4084310444443.29 ∑ 80 6790452.3 122190552.8 1440 103689544968.90 b aX Y + = 2 2 X X n Y X XY n a Σ − Σ Σ Σ − Σ = 2 80 1440 5 3 . 6790452 80 8 . 122190552 5 − − = 7250 . 84645 = aX Y b − = 80 7250 . 84645 3 . 6790452 − = 8600 , 3758 = [ ] [ ] 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = [ ] [ ] 2 2 3 . 6790452 90 . 68 1036895449 5 80 1440 5 3 . 6790452 80 8 . 122190552 5 − − − = r 9998 , = r Jadi Persamaannya didapat : 8600 , 3758 7250 , 84645 + = X Y Lampiran 8. Lanjutan Perhitungan Batas Deteksi LOD dan Batas Kuantitasi LOQ Kafein baku No Consentrasi Luas Puncak Yi Y – Yi Y - Yi ² X mcgml Y 1 8 677183.2 680924.66 -3741.46 13998522.93 2 12 1013797.8 1019507.56 -5709.76 32601356.26 Universitas Sumatera Utara 3 16 1366445.8 1358090.46 135624.46 1356724.46 4 20 1712057.8 1696673.36 15384.44 236680994.1 5 24 2020967.7 2035256.26 -14288.56 204162946.9 ∑ 488800547.6 2 2 − − = ∑ n Yi Y SB 2 5 6 . 488800547 2 − = SB 54 , 12764 = SB Slope SB x LOD 3 = 7250 , 84645 54 , 12764 3 x LOD = 4523 , = LOD mcgml Slope SB x LOQ 10 = 7250 , 84645 54 , 12764 10 x LOQ = 50 , 1 = LOQ mcgm Lampiran 8. Lanjutan c. Asetosal Data hasil Penyuntikan Larutan Asetosal baku yang diperoleh dengan KCKT No Konsentrasi µgml Luas Puncak 1 16 104535,7 2 32 226444,0 3 64 451929,5 4 80 569032,0 Universitas Sumatera Utara Tabel konsentrasi X vs Luas Area Y untuk Asetosal baku No X Y XY X² Y² 1 16 104535.7 16725712 256 10927712574.4 2 32 226444.0 7246208 1024 51276885136 3 64 451929.5 28923488 4096 204240272970 4 80 569032.0 45522560 6400 323797417024 5 96 662883.1 63636777.6 9216 439414004265 ∑ 288 2014824.3 147001604.8 20992 845840046969 b aX Y + = 2 2 X X n Y X XY n a Σ − Σ Σ Σ − Σ = 2 288 20992 5 3 . 2014824 288 8 . 14700164 5 − − = 4623 , 7028 = Lampiran 8. Lanjutan aX Y b − = 288 4623 , 7028 3 . 2014824 − = 5674 , 1874 − = 5 96 662883,1 Universitas Sumatera Utara [ ] [ ] 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = [ ] [ ] 2 2 3 . 2014824 69 8458400469 5 288 20992 5 3 . 2014824 288 8 . 147001604 5 − − − = r 9995 , = r Jadi Persamaannya didapat : 5674 . 1874 4623 , 7028 − = X Y Perhitungan Batas Deteksi LOD dan Batas Kuantitasi LOQ Asetosal baku No Consentrasi Luas Puncak Yi Y – Yi Y - Yi ² X mcgml Y 1 16 104535.7 110580.8294 -6045.1294 36543589.46 2 32 226444.0 223036.2262 3407.7738 11612922.27 3 64 451929.5 447974.0198 3982.4802 15860148.54 4 80 569032.0 560402.4166 8629.5834 74469709.66 5 96 662883.1 672857.8134 -9974.7134 99494907.41 ∑ 908181277.3 2 2 − − = ∑ n Yi Y SB Lampiran 8. Lanjutan 2 5 3 . 908181277 2 − = SB 05 , 17399 = SB Slope SB x LOD 3 = Universitas Sumatera Utara 4623 , 7028 05 , 17399 3 x LOD = 43 , 7 = LOD mcgml Slope SB x LOQ 10 = 4623 , 7028 05 , 17399 10 x LOQ = 75 , 24 = LOQ mcgml Lampiran 9. Kromatogram Hasil Penyuntikan Larutan Tablet Poldan Mig PT. Sanbe Farma Universitas Sumatera Utara Lampiran 9. Lanjutan Universitas Sumatera Utara Kromatogram diatas merupakan hasil penyuntikan 3 kali larutan tablet Poldan Mig PT. Sanbe Farma pada konsentrasi setara dengan Parsetamol 80 µgml, 50 µgml Kafein dan 13µgml untuk Asetosal yang dianalisis dengan KCKT, dengan kolom Shim-Pack VP-ODS 4,5 X 250 mm, perbandingan fase gerak larutan Dapar Amonium Asetat pH4 dan Metanol 95:5, volume penyuntikan 20 µ l, laju alir 0,8 mlmenit, detektor UV pada panjang gelombang 257 nm dan sensitifitas 1,000 AUFS. Lampiran 10. Analisis data statistik untuk mencari kadar Paracetamol, Kafein dan Asetosal sebenarnya dari hasil penyuntikkan Larutan Tablet Poldan Mig PT. Sanbe Farma

A. Parasetamol

Universitas Sumatera Utara PARACETAMOL No KADAR LUAS PUNCAK X- X X- X 2 X Y 1 104,6013 4487642 -0,1498 0,02244004 2 104,8237 4496051 0,0726 0,00527076 3 104,8283 4496223 0,0772 0,00595984 ΣX= 314,2533 Σ X- X 2 = 0,03367064 X = 104,7511 1 2 − − = ∑ n X X SD 1 3 03367064 , − = = 0,1297 Pada interval kepercayaan 99 dengan nilai α = 0,01, dk = n – 1 = 2 Diperoleh t tabel = 4,0321 Dasar penolakan data apabila t hitung ≥ t tabel hitung = n SD X X − t hitung data 1 = 3 1297 , 1498 , = 2,0004 t hitung data 2 = 3 1297 , 0726 , = 0,9695 t hitung data 3 = 3 1297 , 0772 , = 1,0309 Semua data diterima Lampiran 10. Lanjutan Jadi kadar sebenarnya terletak antara : µ = X ± t 1- 12αdk x n SD = 104,7511± 4,0321 x 3 12976 , = 104,7511 ± 0,3020 Universitas Sumatera Utara

B. Kafein

KAFEIN No KADAR LUAS PUNCAK X- X X- X 2 X Y 1 107,2504 1514386 -0,1125 0,01265625 2 107,4306 1516924 0,0677 0,00458329 3 107,4079 1516605 0,045 0,002025 ΣX= 322,0889 Σ X- X 2 = 0,01926454 X = 107,3629 1 2 − − = ∑ n X X SD 1 3 01926454 , − = = 0,0981 Pada interval kepercayaan 99 dengan nilai α = 0,01, dk = n – 1 = 2 Diperoleh t tabel = 4,0321 Dasar penolakan data apabila t hitung ≥ t tabel hitung = n SD X X − Lampiran 10. Lanjutan t hitung data 1 = 3 0981 , 1125 , = 1,9862 t hitung data 2 = 3 0981 , 0677 , = 1,1953 t hitung data 3 = 3 0981 , 045 , = 0,7945 Semua data diterima Jadi kadar sebenarnya terletak antara : Universitas Sumatera Utara µ = X ± t 1- 12αdk x n SD = 107,3629 ± 4,0321 x 3 0981 , = 107,3629 ± 0,2283

C. Asetosal

ASETOSAL No KADAR LUAS PUNCAK X- X X- X 2 X Y 1 96,5168 432279 0,0614 0,00376996 2 96,5617 432471 0,1063 0,01129969 3 96,2879 431249 -0,1675 0,02805625 ΣX= 289,3664 Σ X- X 2 = 0,0431259 X = 96,4554 1 2 − − = ∑ n X X SD 1 3 0431259 , − = = 0,1468 Lampiran 10. Lanjutan Pada interval kepercayaan 99 dengan nilai α = 0,01, dk = n – 1 = 2 Diperoleh t tabel = 4,0321 Dasar penolakan data apabila t hitung ≥ t tabel hitung = n SD X X − t hitung data 1 = 3 1468 , 0614 , = 0,7244 t hitung data 2 = 3 1468 , 1063 , = 1,2542 Universitas Sumatera Utara t hitung data 3 = 3 1468 , 1675 , = 1,9762 Semua data diterima Jadi kadar sebenarnya terletak antara : µ = X ± t 1- 12αdk x n SD = 96,4554± 4,0321 x 3 1468 , = 96,4554 ± 0,08475 Lampiran 11. Kromatogram Hasil Penyuntikan Larutan Puyer Bintang Toedjoe PT. Bintang Toedjoe Universitas Sumatera Utara Lampiran 11. Lanjutan Universitas Sumatera Utara Kromatogram diatas merupakan hasil penyuntikan 3 kali larutan puyer Bintang Toedjoe PT. Bintang Toedjoe pada konsentrasi setara dengan Parsetamol 80 µgml, 50 µgml Kafein dan 13µgml untuk Asetosal yang dianalisis dengan KCKT, dengan kolom Shim-Pack VP-ODS 4,5 X 250 mm, perbandingan fase gerak larutan Dapar Amonium Asetat pH4 dan Metanol 95:5, volume penyuntikan 20 µ l, laju alir 0,8 mlmenit, detektor UV pada panjang gelombang 257 nm dan sensitifitas 1,000 AUFS. Lampiran 12. Analisis data statistik untuk mencari kadar Paracetamol, Kafein dan Asetosal sebenarnya dari hasil penyuntikkan Larutan Puyer Bintang Toedjoe PT. Bintang Toedjoe Universitas Sumatera Utara

A. Parasetamol

PARACETAMOL No KADAR LUAS PUNCAK X- X X- X 2 X Y 1 101,0584 4353716 -0,0934 0,00872356 2 101,2183 4359761 0,0665 0,00442225 3 101,1788 4358269 0,027 0,000729 ΣX= 303,4555 Σ X- X 2 = 0,0138781 X = 101,1518 1 2 − − = ∑ n X X SD 1 3 0138781 , − = = 0,0833 Pada interval kepercayaan 99 dengan nilai α = 0,01, dk = n – 1 = 2 Diperoleh t tabel = 4,0321 Dasar penolakan data apabila t hitung ≥ t tabel hitung = n SD X X − t hitung data 1 = 3 0833 , 0934 , = 1,9420 t hitung data 2 = 3 0833 , 0665 , = 1,3827 t hitung data 3 = 3 0833 , 027 , = 0,5614 Semua data diterima Lampiran 12. Lanjutan Jadi kadar sebenarnya terletak antara : µ = X ± t 1- 12αdk x n SD Universitas Sumatera Utara = 101,1518 ± 4,0321 x 3 0833 , = 101,1518 ± 0,04809

B. Kafein

KAFEIN No KADAR LUAS PUNCAK X- X X- X 2 X Y 1 104,2860 1063043 -0,0617 0,00380689 2 104,3775 1063972 0,0305 0,00093025 3 104,3775 1063972 0,0305 0,00093025 ΣX= 313,041 Σ X- X 2 = 0,00566739 X = 104,347 1 2 − − = ∑ n X X SD 1 3 00566739 , − = = 0,0532 Pada interval kepercayaan 99 dengan nilai α = 0,01, dk = n – 1 = 2 Diperoleh t tabel = 4,0321 Dasar penolakan data apabila t hitung ≥ t tabel hitung = n SD X X − t hitung data 1 = 3 0532 , 0617 , = 2,0087 t hitung data 2 = 3 0532 , 0305 , = 0,9929 Lampiran 12. Lanjutan t hitung data 3 = 3 0532 , 0305 , = 0,9929 Semua data diterima Jadi kadar sebenarnya terletak antara : Universitas Sumatera Utara µ = X ± t 1- 12αdk x n SD = 104,347 ± 4,0321 x 3 0532 , = 104,347 ± 0,0307

C. Asetosal

ASETOSAL No KADAR LUAS PUNCAK X- X X- X 2 X Y 1 102,8954 460971 -0,0168 0,00028224 2 102,8885 4609940 -0,0237 0,00056169 3 102,9529 461230 0,0407 0,00165649 ΣX= 308,7368 Σ X- X 2 = 0,00250042 X = 102,9122 1 2 − − = ∑ n X X SD 1 3 00250042 , − = = 0,0353 Pada interval kepercayaan 99 dengan nilai α = 0,01, dk = n – 1 = 2 Diperoleh t tabel = 4,0321 Dasar penolakan data apabila t hitung ≥ t tabel t hitung = n SD X X − Lampiran 12. Lanjutan t hitung data 1 = 3 0353 , 0168 , = 0,8243 t hitung data 2 = 3 0353 , 0237 , = 1,1628 t hitung data 3 = 3 0353 , 0407 , = 1,9970 Semua data diterima Universitas Sumatera Utara Jadi kadar sebenarnya terletak antara : µ = X ± t 1- 12αdk x n SD = 102,9122 ± 4,0321 x 3 0353 , = 102,9122 ± 0,0203 Lampiran 13. Kromatogram Hasil perolehan kembali Parasetamol, Kafein dan Asetosal baku yang ditambahkan pada Tablet Poldan Mig PT. Sanbe Farma A Universitas Sumatera Utara B Lampiran 13. Lanjutan C Universitas Sumatera Utara D Lampiran 13. Lanjutan E Universitas Sumatera Utara F Lampiran 13. Lanjutan G Universitas Sumatera Utara H Lampiran 13. Lanjutan I Universitas Sumatera Utara a, b, c berturut-turut kromatogram hasil penyuntikan 3 kali dari persen perolehan dengan rentang 80. d, e, f adalah kromatogram hasil penyuntikan 3 kali dari persen perolehan dengan rentang 100. g, h, i adalah kromatogram hasil penyuntikan dari persen perolehan dengan rentang 120 pada tablet Poldan Mig PT. Sanbe Farma yang dianalisis secara KCKT pada kolom VP-ODS 4,6 mm x 25 cm, dengan perbandingan fase gerak dapar Amonium Asetat pH4 dan Metanol 95:, laju alir 0,8 mlmenit, dideteksi pada panjang gelombang 257 nm. Lampiran 14. Data Perolehan Kembali Parasetamol, Kafein dan Asetosal