Metode Newton-Raphson Metode Newton-Raphson dengan koordinat polar

2.3 Metode Aliran Daya

2,3 Pada sistem multi-rel, penyelesaian aliran daya dengan metode Persamaan aliran daya. Metode yang digunakan pada umumnya dalam penyelesaian aliran daya, yaitu metode : Newton-Raphson, Gauss-Seidel, dan Fast Decoupled. Tetapi metode yang dibahas pada Tugas Akhir ini adalah metode Newton-Raphson.

2.3.1 Metode Newton-Raphson

Dalam metode Newton-Raphson secara luas digunakan untuk permasalahan Persamaan non-linear. Penyelesaian Persamaan ini menggunakan permasalahan yang linear dengan solusi pendekatan. Metode ini dapat diaplikasikan untuk satu Persamaan atau beberapa Persamaan dengan beberapa variabel yang tidak diketahui. Untuk Persamaan non-linear yang diasumsikan memiliki sebuah variabel seperti Persamaan 2.27. x f y = 2.27 Persamaan 2.27 dapat diselesaikan dengan membuat Persamaan menjadi Persamaan 2.28. = x f 2.28 Menggunakan deret taylor Persamaan 2.28 dapat dijabarkan menjadi Persamaan 2.29. . .......... 2 1 1 1 2 2 2 + − + − + = x x dx x df x x dx x df x f x f 1 = − + n n n x x dx x df n 2.29 Turunan pertama dari Persamaan 2.29 diabaikan, pendekatan linear menghasilkan Persamaan 2.30 = − + = x x dx x df x f x f 2.30 Universitas Sumatera Utara Dari : dx x df x f x x 1 − = 2.31 Bagaimana pun, untuk mengatasi kesalahan notasi, maka Persamaan 2.31 dapat diulang seperti Persamaan 2.32. dx x df x f x x 1 − = 2.32 Dimana : x = Pendekatan perkiraan X 1 = pendekatan pertama Oleh karena itu, rumus dapat dikembangkan sampai iterasi terakhir k+1, menjadi Persamaan 2.33. dx x df x f x x k k k k 1 − = + 2.33 1 k k k k x f x f x x − = + 2.34 Jadi, k k x f x f x − = ∆ 2.35 1 k k x x x − = ∆ + 2.36 Metode Newton-Raphson secara grafik dapat dilihat pada Gambar 2.8 ilustrasi metode Newton-Raphson. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7 Ilustrasi metode Newton-Raphson Pada Gambar 2.7 dapat dilihat kurva garis melengkung diasumsikan grafik Persamaan x F y = . Nilai x pada garis x merupakan nilai perkiraan awal kemudian dilakukan dengan nilai perkiraan kedua hingga perkiraan ketiga.

2.3.2 Metode Newton-Raphson dengan koordinat polar

Besaran-besaran listrik yang digunakan untuk koordinat polar, pada umumnya seperti Persamaan 2.37 i i i V V δ ∠ = ; j j j V V δ ∠ = ; dan ij ij ij Y Y θ ∠ = 2.37 Persamaan arus 2.21 pada Persamaan sebelumnya dapat diubah kedalam Persamaan polar 2.38. ∑ = = n j j ij i V Y I 1 j ij n j j ij i V Y I δ θ + ∠ = ∑ =1 2.38 Persamaan 2.38 dapat disubtitusikan kedalam Persamaan daya 2.22 pada Persamaan sebelumnya menjadi Persamaan 2.39. i i i i I V jQ P = − i i i V V δ − ∠ = i V = conjugate dari i V Universitas Sumatera Utara j ij n j j ij i i i i V Y V jQ P δ θ δ + ∠ − ∠ = − ∑ =1 j i ij n j j ij i i i V Y V jQ P δ δ θ + − ∠ = − ∑ =1 2.39 Dimana : j i ij j i ij j j Cos e j i ij δ δ θ δ δ θ δ δ θ + − + + − ≅ + − sin 2.40 Persamaan 2.39 dan 2.40 dapat diketahui Persamaan daya aktif 2.41 dan Persamaan daya reaktif 2.42. 1 cos k j k i ij n j k j ij k i k i V Y V P δ δ θ + − = ∑ = 2.41 1 sin k j k i ij n j k j ij k i k i V Y V Q δ δ θ + − − = ∑ = 2.42 Persamaan 2.41 dan 2.42 merupakan langkah awal perhitungan aliran daya menggunakan metode Newton-Raphson. Penyelesaian aliran daya menggunakan proses iterasi k+1. Untuk iterasi pertama 1 nilai k = 0, merupakan nilai perkiraan awal initial estimate yang ditetapkan sebelum dimulai perhitungan aliran daya. Hasil perhitungan aliran daya menggunakan Persamaan 2.41 dan 2.42 dengan nilai k i P dan k i Q . Hasil nilai ini digunakan untuk menghitung nilai k i P ∆ dan k i Q ∆ . Menghitung nilai k i P ∆ dan k i Q ∆ menggunakan Persamaan 2.43 dan 2.44. k calc i spec i k i P p P , , − = ∆ 2.43 k calc i spec i k i Q Q Q , , − = ∆ 2.44 Hasil perhitungan k i P ∆ dan k i Q ∆ digunakan untuk matrik Jacobian pada Persamaan 2.45. Universitas Sumatera Utara                     ∆ ∆ ∆ ∆                             ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ =                     ∆ ∆ ∆ ∆ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 : : ... ... : : : : : : ... ... ... ... : : : : : : ... ... : : k n k n k k n k n k n n k n k n n k k n k k n k n k n n k n k n n k k n k k k n k k n k V V V Q V Q Q Q V Q V Q Q Q V P V P P P V P V P P P Q Q P P δ δ δ δ δ δ δ δ δ δ 2.45 Persamaan 2.45 dapat dilihat bahwa perubahan daya berhubungan dengan perubahan besar tegangan dan sudut phasa. Secara umum Persamaan 2.45 dapat disederhanakan menjadi Persamaan 2.46.       ∆ ∆       =       ∆ ∆ 4 3 2 1 k k k k V J J J J Q P δ 2.46 Besaran elemen matriks Jacobian Persamaan 2.46 adalah : • J 1 ∑ ≠ + − = ∂ ∂ i j k j k i ij ij k j k i k i i Y V V P sin δ δ θ δ 2.47 sin k j k i ij ij k j k i k j i Y V V P δ δ θ δ + − − = ∂ ∂ i j ≠ 2.48 • J 2 cos cos 2 k j k i ij i j ij k j ii ii k i k i i Y V Y V V P δ δ θ θ + − + = ∂ ∂ ∑ ≠ 2.49 cos k j k i ij ij k i k j i Y V V P δ δ θ + − = ∂ ∂ i j ≠ 2.50 • J 3 ∑ ≠ + − = ∂ ∂ i j k j k i ij ij k j k i k i i Y V V Q cos δ δ θ δ 2.51 Universitas Sumatera Utara cos k j k i ij ij k j k i k j i Y V V Q δ δ θ δ + − − = ∂ ∂ i j ≠ 2.52 • J 4 ∑ ≠ + − − − = ∂ ∂ i j k j k i ij ij k j ii ii k i k i i Y V Y V V Q sin sin 2 δ δ θ θ 2.53 sin k j k i ij ij k i k j i Y V V Q δ δ θ + − − = ∂ ∂ i j ≠ 2.54 Setelah nilai matrik Jacobian dimasukan kedalam Persamaan 2.46 maka nilai k i δ ∆ dan k i V ∆ dapat dicari dengan menginverskan matrik Jacobian seperti Persamaan 2.55.       ∆ ∆       =       ∆ ∆ − 1 4 3 2 1 k k k k Q P J J J J V δ 2.55 Setelah nilai k i δ ∆ dan k i V ∆ diketahui nilainya maka nilai 1 + ∆ k i δ dan 1 + ∆ k i V dapat dicari dengan menggunakan nilai k i δ ∆ dan k i V ∆ ke dalam Persamaan 2.56 dan 2.57. k i k i k i δ δ δ ∆ + = +1 2.56 k i k i k i V V V ∆ + = +1 2.57 Nilai 1 + k i δ dan 1 + k i V hasil perhitungan dari Persamaan 2.56 dan 2.57 merupakan perhitungan pada iterasi pertama. Nilai ini digunakan kembali untuk perhitungan iterasi ke-2 dengan cara memasukan nilai ini ke dalam Persamaan 2.41 dan 2.42 sebagai langkah awal perhitungan aliran daya. Universitas Sumatera Utara Perhitungan aliran daya pada iterasi ke-2 mempunyai nilai k = 1. Iterasi perhitungan aliran daya dapat dilakukan sampai iterasi ke-n. Perhitungan selesai apabila nilai k i P ∆ dan k i Q ∆ mencapai nilai 2,5.10 -4 . Perhitungan aliran daya menggunakan metode Newton-Raphson 1. Membentuk matrik admitansi Y rel sistem 2. Menentukan nilai awal V , δ , P spec , Q spec 3. Menghitung daya aktif dan daya reaktif berdasarkan Persamaan 2.41 dan 2.42 4. Menghitung nilai k i P ∆ dan k i Q ∆ beradasarkan Persamaan 2.43 dan 2.44 5. Membuat matrik Jacobian berdasarkan Persamaan 2.46 sampai Persamaan 2.54 6. Menghitung nilai 1 + k δ dan 1 + k V berdasarkan Persamaan 2.56 dan 2.57 7. Hasil nilai 1 + k δ dan 1 + k V dimasukan kedalam Persamaan 2.41 dan 2.42 untuk mencari nilai P ∆ dan Q ∆ . Perhitungan akan konvergensi jika nilai P ∆ dan Q ∆ ≤ 10 -4 . 8. Jika sudah konvergensi maka perhitungan selesai, jika belum konvergensi maka perhitungan dilanjutkan untuk iterasi berikutnya.

2.4 Faktor Daya