Penentuan Tipe Emulsi Penentuan Sifat Alir Sediaan Pengamatan Stabilitas Sediaan Uji Daya Tolak Terhadap Nyamuk

3.8 Pemeriksaan Sediaan 3.8.6 Penentuan pH Sediaan Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar pH netral pH 7,01 dan larutan pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan aquadest, lalu dikeringkan dengan tissue. Sampel dibuat dengan konsentrasi 1 yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml aquadest. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan harga pH sediaan.

3.8.2 Penentuan Tipe Emulsi

Penentuan tipe emulsi dilakukan dengan menggunakan metode pengenceran, yaitu sejumlah tertentu sediaan diencerkan dengan aquadest. Jika emulsi tersebut bercampur sempurna dengan air, maka emulsi tersebut bertipe minyak dalam air dan bila tidak bercampur sempurna dengan air, maka emulsi tersebut bertipe air dalam minyak Martin, 1993.

3.8.3 Penentuan Sifat Alir Sediaan

Sistem yang diuji ditempatkan dalam ruang antara mangkuk dan rotor. Sebuah beban ditempatkan pada penggantungnya dan waktu yang dibutuhkan oleh rotor untuk berputar 100 kali dicatat. Data ini kemudian diubah menjadi rpm rotation per minute = putaran per menit. Beban ditambah dan seluruh prosedur tersebut diulangi. Dengan cara ini dapat digambarkan suatu rheogram dengan jalan memplot rpm terhadap beban yang ditambahkan Martin, 1993. Universitas Sumatera Utara

3.8.4 Pengamatan Stabilitas Sediaan

Masing-masing formula dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditutup bagian atasnya dengan plastik. Selanjutnya pengamatan dilakukan pada saat sediaan selesai dibuat, dan setiap minggu selama 2 bulan dan dilakukan pada temperatur kamar. Bagian yang diamati meliputi pecah atau tidaknya emulsi dan pemisahan fase, perubahan warna dan perubahan bau dari sediaan.

3.8.5 Uji Daya Tolak Terhadap Nyamuk

Nyamuk yang digunakan untuk pengujiaan dibiakkan dalam kotak berukuran 45x30x30 cm. Pembiakan dilakukan dengan cara memasukkan jentik- jentik nyamuk dalam wadah berisi air sebagai media. Dibiarkan satu hari hingga jentik-jentik berubah menjadi nyamuk, pengujian dilakukan setelah nyamuk dewasa dengan membiarkan selama satu hari lagi. Uji dilakukan pada tangan terhadap sepuluh orang sukarelawan, umurnya sekitar 19-46 tahun. Tangan yang satu diolesi dengan lotion minyak atsiri bunga kenanga hingga siku dan yang satu lagi tidak diolesi lotion. Kemudian dimasukkan ke dalam kotak berisi nyamuk, biarkan selama 2 jam. Lalu diamati gigitan nyamuk dan dihitung jumlahnya. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Tumbuhan

Hasil dari identifikasi tumbuhan menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan adalah Kenanga Cananga odorata Lam Hook.f. Thomson suku Annonaceae.

4.2 Karakterisasi Simplisia Bunga Kenanga

Hasil pemeriksaan makroskopik dari bunga kenanga diketahui terdiri dari enam lembar mahkota berwarna coklat serta dilengkapi tiga lembar daun kelopak berwarna coklat, susunan bunga tersebut majemuk dengan garpu – garpu, tidak berbau, rasa pahit. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia terlihat fragmen rambut penutup tipe monoseluler, pembuluh kayu penebalan tangga, butir serbuk sari, sel batu bentuk memanjang, bulat dan berbentuk Osteosclereid, sklerenkim berbentuk memanjang. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1 Hasil karakterisasi simplisia No Parameter Hasil 1. Kadar air 7,90 2. Kadar abu total 2,5 3. Kadar abu tidak larut dalam asam 0,48 4. Kadar sari larut dalam air 12,15 5. Kadar sari larut dalam etanol 16,59 6 Penetapan kadar minyak atsiri 2,48 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 53 sd 57 Universitas Sumatera Utara