4.4.4 Pengamatan Stabilitas Sediaan
Tabel 5. Data pengamatan stabilitas sediaan minyak atsiri bunga kenanga
Pengamatan Minggu Pemeriksaan Sediaan
I II III IV V VI
VII VIII
IX X A P P P P P P P P P P
B P P P P P P P P P P C P P P P P P P P P P
Warna
D P P P P P P P P P P A
TB TB TB TB TB TB TB TB TB TB B K K K K K K K K K K
C K K K K K K K K K K Bau
D K K K K K K K K K K A M M M M M M M M M M
B M M M M M M M M M M C M M M M M M M M M M
Mudah dituang
kembali D M M M M M M M M M M
A TM TM TM TM TM TM TM TM TM TM
B TM TM TM TM TM TM TM TM TM TM
C TM TM TM TM TM TM TM TM TM TM
Pemisahan fase
D TM TM TM TM TM TM TM TM TM TM
Keterangan: P
= Putih TB
= Tidak Berbau K
= Khas
M = Mudah
TM = Tidak Memisah
A = Dasar Lotion B = Konsentrasi Minyak Bunga Kenanga 0,060
C = Konsentrasi Minyak Bunga Kenanga 0,120 D = Konsentrasi Minyak Bunga Kenanga 0,180
Universitas Sumatera Utara
Pada pembuatan sediaan digunakan bahan pengawet metil paraben. Metil paraben sering digunakan pada sediaan emulsi karena kelarutannya yang lebih
baik dalam fase air dan fase minyak. Aktivitas antibakteri dari bahan pengawet tersebut dapat terbagi antara fase minyak dan fase air Lachman, Lieberman, dan
Kanig, 1994. Dari tabel dapat dilihat bahwa selama waktu 10 minggu sediaan yang
mengandung minyak atsiri bunga kenanga tidak mengalami perubahan warna, perubahan bau dan tetap mudah dituang. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan
masih dalam keadaan stabil karena tidak adanya perubahan. Kalau dilihat dari warna, pada sediaan yang mengandung minyak atsiri
bunga kenanga, warna krim cair minyak atsiri bunga kenanga berwarna putih. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan lotion minyak atsiri bunga kenanga sangat
baik dari segi warna.
4.4.5 Uji Daya Tolak Terhadap Nyamuk
Pengujiaan dilakukan terhadap 10 orang sukarelawan yang berusia 19-46 tahun. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Data kemampuan sediaan lotion terhadap gigitan nyamuk Jumlah gigitan nyamuk
NO Sukarelawan
Tanpa krim cair
A B C D 1 I
12 9 3 1 - 2 II
10 8 2 - -
3 III 14
11 2 - - 4 IV
12 10 3 - -
5 V 10 8 1 1 -
6 VI 15
11 2 - - 7 VII
8 9 2 - -
8 VIII 10
10 1 -
- 9 IX
9 11 1 - -
10 X 11
10 1 - -
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: Formula A: Dasar Lotion Formula B: Konsentrasi minyak bunga kenanga 0,060
Formula C: Konsentrasi minyak bunga kenanga 0,120 Formula D: Konsentrasi minyak bunga kenanga 0,180
2 4
6 8
10 12
14 16
I II
III IV
V VI
VII VIII
IX X
SUKARELAWAN J
U M
L AH G
IG IT
AN NY
AM U
K
Tanpa CRIM CAIR A
B C
D
Grafik 1. Data kemampuan lotion minyak atsiri bunga kenanga terhadap gigitan nyamuk
Pengujian dilakukan selama 2 jam berturut-turut dengan melihat daya proteksi masing-masing perlakuan. Daya proteksi dihitung dengan rumus
Komisi Pestisida, 1995 : Σ nyamuk hinggap pada kontrol – Σ pada perlakuan
Daya Proteksi = ---------------------------------------------------------- X 100 Σ nyamuk pada control
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Data Proteksi sediaan lotion terhadap gigitan nyamuk Daya Proteksi
NO Sukarelawan
A B
C D
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 I
II III
IV V
VI VII
VIII IX
X 66
75 81
70 88
81 67
90 90
90 88
100 100
100
88 100
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100
Rata-Rata 0 79,8 97,6 100
Keterangan: Formula A: Dasar lotion Formula B: Konsentrasi minyak bunga kenanga 0,060
Formula C: Konsentrasi minyak bunga kenanga 0,120 Formula D: Konsentrasi minyak bunga kenanga 0,180
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa minyak atsiri bunga kenanga mempunyai efektivitas sebagai pengusir nyamuk. Ini dapat dilihat pada
konsentrasi 0,180 tidak adanya gigitan nyamuk dan merupakan daya proteksi yang terbaik dengan daya proteksi rata 100. Hal ini disebabkan bunga kenanga
mengandung linalool, geraniol, dan eugenol berfungsi sebagai anti nyamuk. Salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas dari anti nyamuk adalah konsentrasi
bahan aktif, dimana semakin besar konsentrasi maka efek anti nyamuk juga semakin besar.
Universitas Sumatera Utara
Pada kadar minyak atsiri bunga kenanga 0,120 telah mempunyai efektivitas sebagai pengusir nyamuk dengan daya proteksi 97,6 ini
menunjukkan hasil yang memenuhi standar menurut Komisi Pestisida Departemen Pertanian RI, yaitu harus memiliki daya proteksi sedikitnya 90
selama dua jam. Hasil penelitian menunjukkan, ketika mengoleskan ekstrak bunga kenanga
pada marmut, maka minyak atsiri yang terkandung dalam ekstrak bunga kenanga meresap ke pori-pori lalu menguap ke udara. Bau ini akan terdeteksi oleh reseptor
kimia chemoreceptor yang terdapat pada tubuh nyamuk dan menuju ke impuls saraf. Itulah yang kemudian diterjemahkan ke dalam otak sehingga nyamuk akan
mengekspresikan untuk menghindar tanpa mengisap darah marmut lagi Nurgaheni. V, 2009.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN