Partai politik Kerangka Teori 1. Teori Negara

doktrin ini adalah John Locke melalui bukunya yang berjudul Two Treatises on Civil Government 1690 yang mengkritik raja-raja inggris pada jaman itu yang sangat absolute. Konsep pemisahan kekuasaan ini diperjelas oleh seorang filsuf Perancis Montesquieu dalam bukunya L’Esprit des Lois untuk menjamin hak-hak warga Negara. Menurut Montesquieu, kemedekaan hak setiap individu hanya bisa dijamin apabila tiga kekuasaan tersebut tidak berada dalam satu badan. Konsep pemisahaan kekuasaan tersebut akan menimbulkan keseimbangan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan Negara. Menurut Montesquiu, ketika kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu lembaga atau berada pada lembaga peradilan, maka tidak ada kemerdekaan. Kebebasan akan berada dalam kontrol sewenang-wenang.kekuasaan itu akan bertindak dengan kekerasan dan penindasan. 20

5.4. Partai politik

Trias Politika merupakan konsep pemerintahan yang kini banyak dianut di berbagai negara. Konsep dasarnya adalah, kekuasaan di suatu negara tidak boleh dilimpahkan pada satu struktur kekuasaan politik melainkan harus terpisah di lembaga-lembaga negara yang berbeda. Keuasaan politik terbagi tiga lembaga yaitu Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif. Dalam sebuah alam demokrasi, kehadiran partai politik adalah sebuah keharusan. Partai politik merupakan salah satu pilar penyangga untuk terus berlangsungnya sistem demokrasi. Selain itu ada media massa, lembaga swadaya masyarakat sebagai kelompok penekan dan lain sebagainya. Dalam sebuah alam 20 Henry J. Schmandt, Filsafat Politik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002, hal. 374 Universitas Sumatera Utara demokrasi dioerlukan suatu wadah atau sarana sebagai saluran politik untuk menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan keinginan masyarakat. Dan partai politik menrupakan salah satu sarana tersebut. Secara historis, gagasan membentuk partai politik dengan segala perangkatnya telah dibicarakan di Eropa Barat sejak lama. Ketika itu terdapat keinginan untuk melahirkan suatu lembaga politik yang mampu menyalurkan dan menyampaikan sapirasi masyarakat. 21 Akan tetapi melihat perkembangan demokrasi, peranan dan fungsi partai politik semakin komplit. Ini diakibatkan karena harapan yang sangat besar terhadap keberadaan partai politik tersebut dalam sistem politik yang berkembang. Maka fungsi dan perana partai politik semakin besar seperti yang dikemukakan oleh Ramlan Surbakti sebagai berikut. Pada dasarnya partai politik hanya sebagai artikulasi yang merupakan sebagai penyambung aspirasi rakyat terhadap pemegang kekuasaan dan pelaksana kebijakan. 22 Agregasi kepentingan merupakan cara bagaimana tuntutan-tuntutan yang dilancarkan oleh kelompok-kelompok yang berbeda digabungkan menjadi alternatif- 1. Artikulasi Kepentingan. Artikulasi kepentingan merupakan suatu proses peng-input-an berbagai kebutuhan, tuntutan, dan kepentingan melalui wakil-wakil kelompok yang masuk dalam lembaga legislatif, agar kepentingan mereka dapat terwakili dan terlindungi dalam pembuatan kebijakan publik. 2. Agregasi Kepentingan 21 Miriam. Op cit hal. 159 22 Ramlan Surbakti. Memahami Ilmu Politik dalam Koirudin. Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2004 hal 86 Universitas Sumatera Utara alternatif pembuatan kebijakan publik. Dalam hal ini partai politik harus sebagai pilar umtuk menyampaikan dan berusaha untuk mengabulkan kepentingan masyarakat tersebut dalam sebuah kebijakan yang dikeluarakan pemerintah. 3. Sosialisasi Politik Sosialisasi politik merupakan suatu cara untuk memperkenalkan nilai-nilai politik, sikap-sikap dan etika politik yang berlaku atau dianut suatu Negara. Sosialiasi politik sebagai salah satu fungsi partai politik memiliki tujuan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang berbagai hal mengenai praktek-praktek politik yang terjadi di masyarakat. 4. Rekrutmen Politik Rekrutmen politik merupakan salah satu fungsi partai politik yang dalam prosesnya melakukan seleksi anggota kelompok untuk mewakili kelompoknya dalam menduduki jabatan-jabatan politis maupun administratif. Dalam hal ini partai politik dituntut untuk menghasilkan politisi-politisi yang berkualitas dan dapat menjalankan tugas dan wewenang dengan benar dan bertanggung jawab. 5. Komunikasi Politik Komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang dijalankan oleh partai politik dengan segala struktur yang tersedia, yakni mengadakan komunikasi informasi, ide dan gagasan politik. Berkaitan dengan komunikasi politik tersebut, partai politik dapat mengelola komunikasi politik dalam internalnya dan kemudian melakukan komunikasi politik dengan pihak luar. Dan tentunya hasil dari sebuah komunikasi politik itu adalah rendahnya tingkat konflik yang ada dalam masyarakat. Universitas Sumatera Utara Partai politik sebagai satu-satunya organisasi yang ikut dalam pemilihan umum menandakan bahwa peranannya sangat besar dalam suatu perjalanan bangsa. Karena begitu besar peranannya dalam sistem pemerintahan maka partai politik menjadi sarana sekelompok orang atau individu untuk mendapatkan kekuasaan. Jadi peranan partai politik yang pada awalnya adalah sangat mulia menjadi ternodai oleh pragmatisme segelintir orang untuk mencapai kekuasaan. Setelah mencapai kekuasaan tersebut mereka menggunakan partai politik juga untuk memainkan peranan dan mempertahankan kekuasaan tersebut. Atas nama legitimasi dari suara rakyat yang mereka dapatkan di pemilihan umum mereka dengan leluasa melaksanakan suatu kekuasaan. Partai politik menjadi peserta pemilu akan menghasilkan orang-orang yang menduduki jabatan politis seperti presiden dan anggota parlemen. Partai politik tidak lagi menjadi demokratis yang mempunyai derajat representatif yang tinggi terhadapa para pemilihnya. Partai politik sekarang ini sebagai saluran dasar hanya untuk segelintir orang. Partai politik hanya berjuang untuk mengamankan kepentingan pimpinan atau anggotanya saja dan mengabaikan aspirasi dari para konstituennya.

5.5. Legislatif