Eksekutif Kerangka Teori 1. Teori Negara

UUD 1945, membuat agar rakyat merasa terwakili dengan menyalurkan aspirasi mereka, memberikan legitimasi kepada sistem ketatanegaraan, mencegah terjadinya tindakan-tindakan inkonstitusional. 3. Fungsi Pengawasan, yang mencakup kewenangan untuk menjaga agar kehidupan bernegara sesuai dengan haluan Negara, mengusahakan agar para penyelenggara negara peka dan tanggap terhadap kebutuhan dan kepentingan rakyat, tidak menyimpang dari tugas dan kewajiban masing-masing. 4. Fungsi Kepemimpinan, yang mencakup kewenangan untuk ikut dalam penemuan dan pengemblengan pemimpin dan calon pemeimpin politik serta mendorong agar para pemimpin Negara memperhatikan kepentingan nasional. Keberadaan lembaga legislatif sangat penting sebagai representasi dari kedaulatan rakyat. Lembaga legislatif juga yang mempunyai kemampuan untuk mengartikulasikan kepentingan rakyat dalam bentuk undang-undang. Legislatif tidak memiliki kekuasaan menjalankan undang-undang atau kekuasaan eksekutif. Tugasnya adalah mendesain mekanisme pemerintah serta prinsip-prinsip dasar untuk dijalankan pemerintah. 29 Eksekutif merupakan suatu organ yang berisikan personil yang kineranya selalu dituntut untuk menciptakan kemakmuran bagi rakyatnya. Secara harafiah eksekutif adalah kekuasaan melaksanakan undang-undang.

5.6. Eksekutif

30 29 Henry J. Schmandt. op cit, hal. 404 30 Samsul Wahidin. Op cit. hal. 68 Menurut Miriam budiardjo, di Negara-negara demokratis badan eksekutif biasanya terdiri dari kepala Universitas Sumatera Utara Negara seperti raja atau presiden beserta menteri-menterinya. 31 Kekuasaan eksekutif dalam suatu negara ialah merupakan kekuasaan dimana dijalankannya segala kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan badan legislatif dan menyelenggarakan undang-undang yang telah diciptakan oleh badan legislatif. Akan tetapi, dalam perkembangannya pada masa negara modern seperti saat ini kekuasaan badan eksekutif jauh lebih luas karena kekuasaannya dapat pula mengajukan rancangan undang-undang pada lembaga legislatif. 32 1. Menunjukkan aktivitas atau proses pemerintahan yaitu melakukan kontrol atas pihak lain secara eksternaldan secara administratif juga mempunyai mekanisme kontrol internal yaitu melakukan kontrol atas kinerjanya sendiri. Pasal 4 ayat 1 menyebutkan bahwa “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.” Ditinjau dari teori pembagian kekuasaan, yang dimaksud kekuasaan pemerintahan adalah kekuasaan eksekutif. Sebagai kekuasaan eksekutif, penyelenggaraan pemerintahan yang dilaksanakan presiden dapat dibedakan antara kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat umum dan kekusaan penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat khusus.Menurut Samsul Wahidin, eksekutif sebagai lembaga yang sering disebut sebagai pemerintah mempunyai arti sebagai berikut : 2. Mengklarifikasi masalah-masalah Negara dalam hal berbagai permasalahan itu dijumpai dalam kinerjanya. Hal ini sebagai refleksi dari kinerja yang bersifat luas sehingga ke dalam memerlukan jabaran lebih terrinci terhadap kekuasaan yang dimiliki. 31 Miriam, Dasar-Dasar …0p cit, hal. 208 32 Ibid. Universitas Sumatera Utara 3. Menunjukkan kedudukan personil yang memperoleh kekuasaan konkrit dan harus menjalankannya. 4. Menunjukkan mekanisme bagaimana harus melaksanakan kinerja pemerintah terhadap rakyat yang diperintah. 33 Kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat umum adalah kekuasaan menyelenggarakan administrasi negara. Presiden adalah pimpinan tertinggi penyelenggaraan administrasi negara meliputi lingkup tugas dan wewenang yang sangat luas, yaitu setiap bentuk perbuatan atau kegiatan administrasi negara. Lingkup tugas dan wewenang ini makin meluas sejalan dangan makin meluasnya tugas-tugas dan wewenang negara atau pemerintahan. Tugas dan wewenang tersebut dapat dikelompokan ke dalam beberapa golongan: 34 1. Tugas dan wewenang administrasi dibidang keamanan dan ketertiban umum. Tugas dan wewenang memelihara, menjaga, dan menegakan keamanan dan ketertiban umum merupakan tugas dan wewenang paling awal dan tradisional setiap pemerintahan. Bahkan dapat dikatakan bahwa asal mula pembentukan negara dan pemerintahan pertama-tama ditujukan pada usaha memelihara, menjaga, dan menegakan keamanan dan ketertiban umum. Tugas semacam ini terdapat juga dalam tujuan membentuk pemerintahan Indonesia merdeka, yaitu “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia “ 2. Tugas dan wewenang menyelenggarakan tata usaha pemerintahan mulai dari surat- menyurat sampai kepada dokumentasi dan lain-lain. Tugas-tugas 33 Samsul Wahidin, Dimensi, op cit, hal. 69-70 34 Bagir Manan, Kekuasaan Presiden, Yogtakarta: FH UII Press, hal. 122-127 Universitas Sumatera Utara ketatausahaan termasuk salah satu tugas tradisonal pemerintahan baik berupa surat menyurat maupun pencatatan-pencatan untuk mengetahui keadaan dalam bidang-bidnag tertentu serta memberi pelayanan administrasi kepada masyarakat. 3. Tugas dan wewenang administrasi negara di bidang pelayanan umum. Tugas dan wewenang pelayanan umum makin penting sehingga pekerjaan dan tugas administrasi negara lazim disebut sebagai pelayanan publik. Melayani masyarakat, pada saat ini dipandang sebagai hakikat penyelenggaraan administrasi negara untuk mewujudkan kesejahteraan umum. Pelayanan umum meliputi penyediaan fasilitas umum seperti jalan, taman, dan lapangan olahraga. Hal-hal seperti perizinan, pemberian dispensasi, dan semacamnya dan pula digolongkan sebagai bentuk-bentuk pelayanan umum termasuk pula ke dalam tugas-tugas pelayanan adalah bantuan-bantuan seperti subsidi atau bentuk-bentuk bantuan lain, yang sekaligus mengandung pula fungsi pengawasan dan ketertiban. 4. Tugas dan wewenang administrasi negara di bidang penyelenggaraan kesejahteraan umum. Baik dalam pembukaan maupun Batang Tubuh UUD 1945 terdapat berbagai ketentuan dan keterangan mengenai kewajiban negara atau pemerintah untuk menyelenggarakan kesejahteraan umum, membangun sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang bersendikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Yudikatif adalah lembaga yang mengawasi jalannya pemerintahan dan negara secara keseluruhan, menginterpretasikan undang-undang jika ada sengketa, serta Universitas Sumatera Utara menjatuhkan sanksi bagi lembaga ataupun perseorangan manapun yang melanggar undang-undang. Ni’matul Huda berpendapat bahwa dengan terpisahnya kewenangan membentuk undang-undang dan pelaksana undang-undang, maka sesungguhnya ditinggalkan pula teori “pembagian kekuasaan” menjadi “pemisahan kekuasaan” seperation of power dengan prinsip checks and balances sebagai ciri melekatnya. Hal ini juga merupakan penjabaran lebih jauh dari kesepakatan untuk memperkuat sistem presidensial. 35 Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian tersebut adalah metode deskriptif. Metode penelitian deskripif dilakukan dengan menganalisa data dan fakta. Metode penelitian deskripstif sebagai sebuah proses pemecahan suatu masalah yang diteliti dengan menerangkan keadaan sebuah objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Dengan terpisahnya 3 kewenangan di 3 lembaga yang berbeda tersebut, diharapkan jalannya pemerintahan negara tidak timpang, terhindar dari korupsi pemerintahan oleh satu lembaga, dan akan memunculkan mekanisme check and balances. Walaupun demikian, jalannya Trias Politika di tiap negara tidak selamanya mulus atau tanpa halangan. Dalam prakteknya banyak sekali ketimpangan dan pelanggaran. 6. Metodologi Penelitian 6.1. Jenis Penelitian 36 35 Huda Ni’Matul. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2005, Hal. 19 36 Hadar Nawawi. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1987, hal. 63 Universitas Sumatera Utara