Agen cross-linked dapat berfungsi sebagai jembatan atau ikatan kimia yang menyatukan 2 rantai polimer. Apabila etilenglikol dimetilakrilat dimasukkan ke
dalam adukan, beberapa ikatan akan terbentuk yang mana merupakan suatu struktur disebut jaringan 3 dimensi. Cross-linked ini memberikan peningkatan ketahanan
terhadap deformasi serta mengurangi solubilitas dan penyerapan air.
3,21
2.2.3.2 Reaksi Polimerisasi
Proses polimerisasi dicapai dengan menggunakan panas dan tekanan. Secara ringkas reaksinya seperti berikut :
Bubuk polimer + Cairan monomer + Panas eksternal Polimer + Panas reaksi.
3
2.2.3.3 Manipulasi
Resin akrilik polimerisasi panas umumnya diproses dalam sebuah kuvet dengan menggunakan teknik compression-moulding. Perbandingan polimer dan
monomer biasanya 3:1 berdasarkan volume atau 2:1 berdasarkan berat. Bahan yang telah dicampur akan melewati empat tahap yaitu :
3,25
1. Tahap pertama: tahap basah, seperti pasir wet sand stage 2. Tahap kedua: tahap lengket berserat tacky fibrous selama polimer larut
dalam monomer sticky stage 3. Tahap ketiga: tahap lembut, seperti adonan, sesuai untuk diisi ke dalam mould
dough stage gel stage 4. Tahap keempat: tahap kaku, seperti karet rubbery stage
Universitas Sumatera Utara
Setelah pembuangan malam, adonan dimasukkan ke dalam mould gips. Kuvet ditempatkan, di bawah tekanan, dalam water bath dengan waktu dan suhu
terkontrol untuk memulai polimerisasi resin akrilik polimerisasi panas. Umumnya resin akrilik polimerisasi panas dipolimerisasi dengan menempatkan kuvet dalam
water bath dengan suhu konstan pada 70 ºC selama 90 menit dan dilanjutkan dengan perebusan akhir pada suhu 100 ºC selama 30 menit.
12
Setelah prosedur polimerisasi, kuvet dibiarkan dingin secara perlahan hingga mencapai suhu kamar untuk memungkinkan pelepasan internal stress yang
cukup sehingga meminimalkan perubahan bentuk basis. Selanjutnya dilakukan pemisahan kuvet dan harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah fraktur atau
membengkoknya gigitiruan. Setelah dikeluarkan dari kuvet, basis gigitiruan akrilik
dihaluskan dengan menggunakan kertas pasir dari kasar sampai halus. Proses akhir pemolesan biasanya menggunakan pumis di bawah air.
3,21
2.2.3.4 Sifat-Sifat
Sifat-sifat fisik basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas :
1,3,7,12,21,25-28
1. Pengerutan Ketika monomer metilmetakrilat terpolimerisasi untuk membentuk poli
metilmetakrilat, kepadatan massa bahan berubah dari 0,94 menjadi 1,19gcm
3
. Perubahan menghasilkan pengerutan volumetrik sebesar 21. Akibatnya, pengerutan
volumetrik yang ditunjukkan oleh massa terpolimerisasi sekitar 6-7 sesuai dengan
nilai yang diamati dalam penelitian laboratorium dan klinis.
1,3,21
Universitas Sumatera Utara
2. Perubahan dimensi Pemrosesan akrilik yang baik akan menghasilkan dimensi stabilitas yang
bagus. Proses pengerutan akan diimbangi oleh ekspansi yang disebabkan oleh penyerapan air. Percobaan laboratorium menunjukkan bahwa ekspansi linier yang
disebabkan oleh penyerapan air adalah hampir sama dengan pengerutan termal yang diakibatkan oleh penyerapan air.
3,21
3. Konduktivitas termal Konduktivitas termal adalah pengukuran termofisika mengenai seberapa baik
panas disalurkan melalui suatu bahan. Basis resin mempunyai konduktivitas termal yang rendah yaitu 0.0006
.
28
4. Solubilitas Meskipun basis gigitiruan resin larut dalam berbagai pelarut dan sejumlah
kecil monomer dilepaskan, basis resin umumnya tidak larut dalam cairan yang terdapat dalam rongga mulut.
25
5. Penyerapan Air Bahan resin akrilik mempunyai sifat yaitu menyerap air secara perlahan-lahan
dalam jangka waktu tertentu.
7
Resin akrilik menyerap air relatif sedikit ketika ditempatkan pada lingkungan basah. Namun, air yang terserap ini menimbulkan efek
yang nyata pada sifat mekanik, fisik dan dimensi polimer. Nilai penyerapan air sebesar 0.69 mgcm
2
. Umumnya mekanisme penyerapan air yang terjadi adalah difusi. Difusi adalah berpindahnya suatu substansi melalui rongga yang menyebabkan
ekspansi pada resin atau melalui substansi yang dapat mempengaruhi kekuatan rantai polimer. Umumnya, basis gigitiruan memerlukan periode 17 hari untuk menjadi
Universitas Sumatera Utara
jenuh dengan air. Dari hasil klinikal menunjukkan bahwa penyerapan air yang berlebihan bisa menyebabkan diskolorisasi.
25-28
6. Porositas Adanya gelembung porositas di permukaan dan di bawah permukaan dapat
mempengaruhi sifat fisis, estetik, dan kebersihan basis gigitiruan. Porositas cenderung terjadi pada bagian basis gigitiruan yang lebih tebal. Porositas disebabkan
oleh penguapan monomer yang tidak bereaksi dan berat molekul polimer yang rendah, disertai temperatur resin mencapai atau melebihi titik didih bahan tersebut.
Porositas juga dapat terjadi karena pengadukan yang tidak tepat antara komponen polimer dan monomer.
Timbulnya porositas dapat diminimalkan dengan adonan resin akrilik yang homogen, penggunaan perbandingan polimer dan monomer yang tepat,
prosedur pengadukan yang terkontrol dengan baik, serta waktu pengisian bahan ke dalam mould yang tepat.
1,25-28
7. Stabilitas warna Resin akrilik polimerisasi panas menunjukkan stabilitas warna yang baik. Yu-
lin Lai dkk 2003 mempelajari stabilitas warna dan ketahanan terhadap stain dari nilon, silikon serta dua jenis resin akrilik, dan menemukan bahwa resin akrilik
menunjukkan nilai diskolorisasi yang paling rendah setelah direndam dalam larutan kopi.
12
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.5 Keuntungan dan Kerugian Keuntungan resin akrilik polimerisasi panas adalah: