Deputi Bidang Perlindungan mempunyai tugas merumuskan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan
kebijakan teknis perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang meliputi standardisasi, sosialisasi dan pelaksanaan perlindungan mulai dari pra-
pemberangkatan selama penempatan, sampai dengan pemulangan.
4.2 Pengumpulan Data
4.2.1 Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui standar dari bagaimana kegiatan perlindungan terhadap Tenaga Kerja Indonesia yang dilakukan oleh BNP2TKI.
Kegiatan observasi yang dilakukan dimulai dari mengamati kegiatan perlindungan yang dilakukan oleh BNP2TKI mulai dari pra-penempatan, masa penempatan
hingga pemulangan. Hasil dari kegiatan observasi memberikan hasil bahwa kegiatan yang
berkaitan dengan perlindungan telah sesuai dengan Standar dari Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor SE 03KAVIII2009. Peraturan Kepala BNP2TKI tersebut
menjelaskan Standar operasional prosedur BNP2TKI beserta job description dari setiap individu pelaksana.
4.2.2 Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan untuk mendapatkan data berkaitan dengan kendala yang sering dialami berkaitan dengan perlindungan TKI, mengetahui
kegiatan perlindungan yang telah dijalankan oleh BNP2TKI, dan memperoleh informasi mengenai peraturan dan undang-undang mana saja yang terkait dengan
kegiatan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Wawancara dilakukan pada 2 narasumber yaitu Bapak Ir Agusdin
Subiantoro selaku Deputi bidang penempatan dan Drs Muhammad Syafrie selaku Deputi bidang Perlindungan. Wawancara dilakukan secara langsung oleh penulis
berdasarkan poin-poin kuesioner yang berkaitan dengan kepentingan penulis sebagaimana hasil dari wawancara tersebut dapat dilihat pada lampiran 4 dan 5.
4.2.3 Angket atau Kuesioner
Selain mewawancarai 2 narasumber terkait, Penulis juga melakukan kuesioner terhadap 27 TKI dengan negara tujuan yang paling sering terjadi
permasalahan TKI yaitu Malaysia dan Arab. Kuesioner terdiri dari 10 rangkaian pertanyaan terkait dengan penempatan dan perlindungan TKI.
Dari 27 responden, 18 diantaranya adalah TKI yang ditempatkan di Malaysia dan 9 responden adalah TKI yang ditempatkan di Arab. Berdasarkan
jawaban dari seluruh responden terkait bidang pengajuan TKI, dapat disimpulkan bahwa 88 responden menyatakan bahwa dalam memperoleh informasi kriteria
menjadi TKI adalah mudah, sedangkan untuk memenuhi kriteria tersebut 81 menyatakan cukup mudah.
Perihal Penempatan, 70 Responden menyatakan bahwa Negara tujuan tidak selalu sesuai dengan keinginan. 88 Responden menyatakan bahwa Negara
tujuan sesuai dengan Agama dan 92 responden menyatakan bahwa Negara tujuan disesuaikan dengan profesi dari TKI tersebut.
Perlindungan adalah bidang yang sangat terkait dengan pengembangan sistem SIGEPTKI, yang memiliki hubungan dengan system requirement nya.
Dilihat dari jawaban responden mengenai sistem perlindungan yang sedang dijalankan oleh Pemerintah, 88 menyatakan bahwa sistem tersebut cukup sesuai
dengan harapan mereka. 70 menyatakan bahwa kedubes RI perlu mengetahui lokasi terakhir TKI setiap 24 Jam, 88 responden menyatakan sangat perlu
pengingat masa kontrak kerja, 82 responden menyatakan sangat perlu petunjuk arah digital menuju Kedubes RI setempat, dan 100 responden menyatakan sangat
memerlukan sistem yang dapat mengirimkan sinyal S.O.S kepada Kedubes RI setempat.
4.2.4 Studi Pustaka