60
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendapatan Negara yang dihasilkan dari devisa TKI pada tahun 2007 – 2013
rata-rata 6.5 miliar dolar AS Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2014:8, menempati peringkat ke 3 penyumbang devisa terbesar di Indonesia pada tahun
2013 setelah sektor minyak dan gas bumi, dan minyak kelapa sawit Kementrian Keuangan, 2014: 1-3. Jumlah tersebut sangat mempengaruhi perkembangan
perekonomian makro Indonesia.
Gambar 1.1 Grafik Jumlah Pengiriman TKI ke Luar Negeri Tahun 2007
- 2013 BNP2TKI, 2014: 11
69 6.74
6 64
4.73 1
63 2.17
2 57
5.80 4
58 6.80
2 49
4.60 9
51 2.16
8
15 2.88
7 14
8.60 10
3.18 8
12 4.68
4 21
0.11 6
21 4.82
5 23
5.17 54
3.85 9
49 6.13
1 52
8.98 4
45 1.12
37 6.68
6 27
9.78 4
27 6.99
8
100.000 200.000
300.000 400.000
500.000 600.000
700.000 800.000
2 0 0 7 2 0 0 8
2 0 0 9 2 0 1 0
2 0 1 1 2 0 1 2
2 0 1 3
OR A
NG
TAHUN Jumlah TKI
Jumlah TKI Pria Jumlah TKI Wanita
Sedangkan tren jumlah Tenaga Kerja Indonesia dari tahun 2007 sampai
dengan 2013 mengalami penurunan rata-rata sebesar 5 sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar 1.1. Hal ini merupakan dampak dari banyaknya
permasalahan yang terjadi pada TKI yang sedang bekerja di luar negeri yang mempengaruhi minat warga Indonesia untuk menjadi TKI.
Permasalahan dari TKI, mencakup masa kontrak habis tetapi masih tetap
bekerja, mendapati majikan yang jahat, permasalahan dengan gaji atau upah sampai dengan penyanderaan. Sebagaimana pada Gambar 1.2, jumlah TKI bermasalah dari
tahun 2007 – 2013 terjadi penurunan rata-rata 29.
Gambar 1.2 Jumlah Tenaga Kerja Indonesia yang bermasalah dari tahun
2010 – 2013 BNP2TKI, 2014: 31
5 4
.52 7
46 .626
44 .369
31 .676
18 .977
8.94 3.76
9 23
.332 17
.332 13
.287 8.43
5 4.03
2 2.03
4 2.73
3 31195
29294 31082
23241 14945
6906 1036
10.000 20.000
30.000 40.000
50.000 60.000
2 0 0 7 2 0 0 8
2 0 0 9 2 0 1 0
2 0 1 1 2 0 1 2
2 0 1 3
OR A
NG
TAHUN Jumlah TKI bermasalah
Jumlah TKI Pria Bermasala Jumlah TKI Wanita Bermasalah
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indoneisa, BNP2TKI
memiliki Deputi Bidang Perlindungan yang bertugas untuk merumuskan, mengoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan teknis
perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang meliputi standarisasi, sosialisasi dan pelaksanaan perlindungan mulai dari pra-pemberangkatan selama penempatan,
sampai dengan pemulangan. Perihal perlindungan selama pra-pemberangkatan, penempatan, dan pemulangan juga tertulis lebih rinci pada Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Nomor: PER-18MENIX2007. Pada peraturan menteri tersebut dituliskan bahwa perlindungan TKI selama pra-pemberangkatan
adalah memastikan kesiapan dari TKI tersebut sebelum penempatan dengan cara sosialisasi dan memastikan perihal asuransi. Perlindungan pada masa penempatan
adalah perlindungan pada saat TKI bekerja di luar negeri. Sedangkan perlindungan pada masa pemulangan adalah memastikan TKI yang sudah habis masa kontraknya
dipulangkan tepat waktu dan menjamin keselamatan TKI tersebut hingga kembali ke agen masing-masing.
Belakangan ini Sistem Informasi Geospasial sering diterapkan pada pemantauan obyek-obyek tertentu seperti dalam bidang perikanan dan
perlindungan satwa. Peneliti akan menerapkan Sistem Informasi Geospasial pada perlindungan TKI yang bekerja di luar negeri dengan cara setiap individu memiliki
perangkat GPS Global Potitioning System tertentu dan kemudian mengirimkan data posisi dengan periode waktu tertentu.
Diperlukan perangkat GPS yang kecil supaya dapat dibawa kemanapun TKI itu pergi. Perkembangan teknologi smartphone yang semakin canggih
mengakibatkan perangkat GPS stand alone kini tidak lagi diperlukan jika seseorang sudah memiliki smartphone. Sehingga setiap TKI hanya perlu menggenggam
smartphone yang berfungsi selain untuk kebutuhan komunikasi juga sebagai pengirim titik koordinat kepada sistem monitoring. Teknologi GPS yang tertanam
pada smartphone sudah cukup akurat dalam memberikan petunjuk angka koordinat suatu posisi.
Rata-rata pendidikan terakhir Tenaga Kerja Indonesia yang dikirim ke luar negeri dari tahun 2007
– 2013 adalah lulusan SD 31.26, lulusan SMP 37,4, lulusan SMA 24.37, lulusan Diploma 5.66, lulusan Sarjana 1.24, lulusan
Pasca Sarjana 0.17 sumber : BNP2TKI. Sehingga sebagian besar TKI adalah lulusan SMA kebawah, maka diperlukan Sistem Operasi mobile yang mudah
digunakan. Dari penelitian yang dilakukan oleh Pfieffer Report, Tahun 2013, didapatkan nilai indeks sistem Operasi dilihat dari kemudahannya dalam
dioperasikan menyatakan bahwa sistem operasi yang paling mudah digunakan adalah sistem operasi IOS 7 dan IOS 6 sebagaimana pada Gambar 1.3. Dari hasil
penelitian tersebut, penulis memilih sistem operasi IOS sebagai wadah untuk menjalankan sistem.
Gambar 1.3 Grafik Nilai Indeks Sistem Operasi Mobile Dilihat dari
Kemudahannya Pfeiffer Report, 2013: 7
Dibandingkan dengan penelitian – penelitian sebelumnya tentang sistem
informasi geospasial monitoring obyek tertentu dengan judul “Aplikasi SIG web
untuk monitoring dan manajemen kualitas pendidikan sekolah menengah atas di kota Solo Jawa T
engah” Priyono, 2013: 1, “Aplikasi sistem informasi geografi tingkat pencemaran industri di kabupaten gresik”, Triono, et al, 2008: 1 -2 dan
“Applying internet geographic information system for water quality monitoring”, Jankowsky, 2007: 1 - 2 sistem yang akan dikembangkan oleh penulis sangatlah
berbeda karena 3 jurnal tersebut fokus terhadap pengamatan kualitas dari suatu obyek pada area-area tertentu, sedangkan yang penulis buat adalah monitoring
keberadaan dan status obyek. Begitu juga dengan penelitian lain dengan judul
“Geospatial video monitoring of nearshore benthic habitats of western biscayne bay florida using
73,25 70
57,25 47
56
10 20
30 40
50 60
70 80
IOS 7 IOS 6
Android Windows Phone 8
Blackberry 10 Sa
tua n
Ind e
k s
Sistem operasi
the shallow- water positioning system”, Lirman, et al, 2008 memanfaatkan kamera
sebagai alat untuk memantau keberadaan dan status obyek dan “Application of GIS
to biodiversity monitoring”, Department of Enviromental Sciences, 2003 dan “Aplikasi sistem informasi geografis pengindraan jauh untuk monitoring area
sawah dengan data multitemporal”, Muharram, et al, 2013 yang melakukan
monitoring terhadap kumpulan obyek yaitu flora dan fauna menggunakan pengindraan jarak jauh.
Dilihat dari latar belakang diatas, ada dorongan untuk membuat Sistem Informasi Geospasial yang terkait dengan pengawasan keberadaan lokasi dan status
TKI berbasis mobile dengan pendekatan Framework Cocoa pada Objective-C yang merupakan Framework untuk mengembangkan sistem pada iOS atau Apple device.
Oleh karena itu, skripsi berjudul
“Pengembangan Sistem Informasi Geospasial Berbasis
Mobile pada Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Studi Kasus: BNP2TKI
layak dijadikan penelitian.
1.2 Identifikasi Masalah