Studi Pustaka juga dilakukan pada beberapa penelitian atau jurnal sejenis tentang Sistem Informasi Geospasial. Pertama, jika dibandingkan dengan jurnal
tentang sistem informasi geospasial monitoring obyek tertentu dengan judul “Aplikasi SIG web untuk monitoring dan manajemen kualitas pendidikan sekolah
menengah atas di kota Solo Jawa T engah” Priyono, 2013: 1, “Aplikasi sistem
informasi geografi tingkat pencemaran industri di kabupaten gresik” Triono, et al,
2008: 1 -2, dan “Applying internet geographic information system for water
quality monitoring Jankowsky, 2007: 1 - 2 ” dengan sistem yang dikembangkan
oleh penulis memiliki kesamaan yaitu memiliki fungsi monitoring suatu obyek tertentu beserta statusnya.
Begitu juga dengan penelitian “Geospatial video monitoring of nearshore
benthic habitats of western biscayne bay florida using the shallow-water positioning system” Lirman, et al, 2008, “Application of GIS to biodiversity
monitoring” Department of Enviromental Sciences, 2003, dan “Aplikasi sistem informasi geografis pengindraan jauh untuk monitoring area sawah dengan data
multitemporal” Muharram, et al, 2013 yang melakukan monitoring near real time terhadap obyek tertentu.
3.3.2 Metode Pengembangan Sistem
Untuk menyelesaikan penelitian ini, metode pengembangan yang dilakukan ialah dengan menggunakan perancangan berbasis obyek OOAD dengan pendekatan
Booch, et al 2007: 281 - 301, tahapan-tahapan yang dilaluinya yaitu:
3.3.2.1 Inception
Pada Tahapan Inception ini adalah tahap awal dalam pengembangan sistem yang difokuskan sistem seperti apa yang akan dibuat. Tahap Inception ini memiliki
beberapa proses diantaranya yaitu : 1.
Determine System Requirements Tahapan ini adalah tahap menentukan kebutuhan-kebutuhan
sistem, apa tujuan sistem ini dibuat dan fungsi apa saja yang terdapat pada sistem ini. Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan sistem perlu diketahui
yaitu : a.
Profil Instansi terkait Profil yang dimaksud adalah profil dari BNP2TKI mencakup latar
belakang dibentuknya BNP2TKI, Visi dan misi BNP2TKI, struktur organisasi serta Tugas Pokok BNP2TKI.
b. Visi Sistem
Untuk mengetahui sistem apa yang akan dibuat secara garis besar, maka diperlukan visi dari sistem tersebut.
c. System requirement fungsional
Menentukan fungsi-fungsi apa saja yang terdapat pada sistem yang akan dibuat.
2. Define Boundary System
Tahapan ini adalah mendefinisikan batasan dari sistem yang akan dibuat. Batasan tersebut bisa digambarkan melalui context diagram.
3. Determine Mission Use Cases
Ini adalah tahap menentukan aktor-aktor yang terlibat dalam sistem ini dan hubungannya dengan sistem. Dalam diagram ini akan dapat
diketahui tujuan dari masing-masing aktor menggunakan sistem yang akan dibuat.
4. Define System Use Cases
Disini ialah ketika seluruh aktor telah dijelaskan apa tujuannya menggunakan sistem yang akan dibuat dan kemudian mendefinisikan apa
saja yang dapat dilakukan oleh masing-masing aktor pada sistem yang akan dibuat.
3.3.2.2 Elaboration
Pada tahap ini, seperti yang telah dijelaskan pada BAB sebelumnya ialah tahapan dimana pendekatan secara sistemis sistem menuju ke penjabaran yang lebih
rinci menuju ke pendekatan secara teknis. Tahap elaboration pada pembuatan sistem ini dapat dipecah menjadi 2 tahapan yaitu:
1. Analisis Fungsional Sistem
Analisis fungsional sistem adalah menjabarkan secara rinci setiap fungsi-fungsi pada sistem yang sudah dijelaskan pada tahap Inception.
Perincian fungsi-fungsi tersebut dapat dituliskan dalam bentuk activity diagram.
2. Membangun Arsitektur Sistem
Setelah merincikan setiap fungsi dalam sistem, pada tahap ini penelitan telah hampir memasuki tahap pendekatan pengembangan sistem secara
teknis. Pada tahap ini, sistem arsitektur harus dideskripsikan. Setelah itu, perlu didefinisikan persebaran secara fisik sistem yang akan dibuat
dengan bantuan deployment diagram.
3.3.2.3 Construction
Tahap ini sudah memasuki tahap pembangunan sistem tersebut secara teknis. Output yang dihasilkan dari tahap construction adalah sistem yang sudah
siap pakai. Untuk mencapai output tersebut, ada beberapa langkah yang harus ditempuh yaitu :
1. Analisis Data
Pada tahap ini, perlu diketahui data-data apa saja yang diperlukan untuk membangun sistem yang sesuai dengan system requirement yang telah
didefinisikan diatas. Setelah data-data yang dibutuhkan telah diketahui, langkah selanjutnya adalah menganalisisnya dengan data-data yang
tersedia. Setelah data-data tersebut dianalisis maka dapat dibangun class diagram dan struktur database sistem.
2. Mendeskripsikan Skenario Sistem
Mendeskripsikan skenario sistem adalah mendeskripsikan prilaku pada setiap skenario yang ada dari setiap fungsi sistem. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan bantuan sequence diagram.
3. Membangun User Interface
Setelah seluruh segi fungsional dan struktur dari sistem telah dijelaskan, maka perlu adanya user interface sebagai interaksi sistem terhadap
aktor-aktor. Storyboard adalah form yang disusun secara berurutan sesuai dengan fungsi-fungsi sistem. Dengan storyboard maka
penjelasan mengenai user interface akan lebih mudah dipahami.
4.
MVC Programming Tahap ini adalah tahap akhir dari pembangunan sistem yaitu tahap
programming coding. Pada metodologi ini, tahap pemrograman dilakukan berdasarkan orientasi obyek sehingga menggunakan pola
Model View Controller MVC Programming. Untuk mendeskripsikan MVC Programming maka pada tahap ini dibuat MVC Pattern diagram
dari setiap fungsi berdasarkan class diagram dan sequence diagram. Pada tahap inilah Pemrograman dengan orientasi obyek dilakukan.
3.3.2.4 Transition
Tahap transisi adalah tahap dimana implementasi sistem dilakukan dan diuji. Untuk mengetahui keberhasilan sistem, maka pada tahap inilah dilakukan uji
coba sistem dengan bantuan Black Box Testing.
3.3.3 Alasan Menggunakan Metode OOAD