57
nantinya akan mengalami kesulitan untuk membedakan mana zat atau obat yang tergolong psikotropika dan mana yang tergolong narkotika.
B. Macam-Macam NAZA
Narkotika juga dibedakan dalam golongan-golongan. Dalam tiap-tiap golongan mempunyai fungsi yang berbeda-beda pula. Perbedaan itu berlaku pula
dalam ketentuan pidana terhadap para pelaku ilegal. Berdasarkan lampiran UU No. 22 tahun 1997, penggolongan narkotika
sebagai berikut:
1. Golongan I
a. Tanaman Papaver Somiferum I, dan semua jenis bagiannya termasuk buah
dan jeraminya, kecuali bijinya; b.
Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri, diperoleh dari buah tanaman Papaver Somniferum I, yang hanya mengalami pengolahan
sekedar untuk pembungkus dan pengangkutan tanpa memperhatikan kadar morfinnya;
c. Opium masak terdiri dari:
1 Candu, hasil yang diperoleh dari opium mentah melalui suatu
rentesan pengolahan khususnya dengan pelarutan, pemanasan dan peragian dengan atau penambahan bahan-bahan lain, dengan maksud
mengubahnya menjadi suatu ekstrak yang cocok untuk pemadatan.
58
2 Jicing, sisa-sisa dari candu setelah dihisap, tanpa memperhatikan
apakah candu itu dicampur dengan daun atau bahan lain. 3
Jicingko, hasil yang diperoleh dari pengolahan jicing; d.
Tanaman koka, tanaman dari semua genus Erythtosxlyon dari keluarga daun Erythroxlaceae termasuk buah dan bijinya;
e. Daun koka, daun yang belum atau sudah dikeringkan atau dalam bentuk
serbuk dari semua dari semua tanaman genus Erythtosxlyon dari keluarga Erythroxlacea
yang menghsilkan kokain secara langsung atau melalui kimia;
f. Kokain mentah, semua hasil-hasil yang diperoleh dari daun-daun koka
yang dapat diolah secara langsung untuk mendapatkan kokain; g.
Kokain, metal ester-I-bensoil ekgonina; h.
Tanaman ganja, semua tanaman genus cannabis dan semua bagian dari tanaman termasuk biji, buah, jerami, hasil olahan tanaman ganja atau
bagian tanaman termasuk dammar ganji dan hasis; i.
Tetrahydrocannabinol, dan semua isomel serta semua bentuk stereo kimianya;
j. Delta 9 tetragydrocannabinol dan semua bentuk stereo kimianya;
k. Asetorfin;
l. Acetil-alfa-metilfentanil ;
59
m. Alfa-metilfentanil;
n. Alfa-metiltiofentanil;
o. Beta-hidroksfentanil;
p. Beta-hidroksi-3-metilfentanil;
q. Desmofina;
r. Etrofina;
s. Heroina;
t. Ketobemidona;
u. 3-metilfentanil;
v. 3-metiltiofentanil;
w. MPPP;
x. Para-fiorofentanil;
y. PEPAP;
z. Tiofentanil
9
.
Narkotika golongan I ini hanya dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan dilarang menggunakan untuk kepentingan
selainnya pasal 5. Dalam hal produksi hanya dalam jumlah yang sangat terbatas dan harus dalam pengawasan yang ketat dari Menteri Kesehatan pasal 9.
2. Golongan II