TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka Asal mula tanaman pisang adalah Asia Tenggara, lalu pisang disebarkan ke sekitar Laut Tengah. Dari Afrika Barat menyebar ke Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Asia Tenggara termasuk Indonesia disebut sebagai sentra asal tanaman pisang. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia meliputi daerah tropik dan subtropik Satuhu, 2006. Sistematika tatanama taksonomi tanaman Pisang Barangan diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Musales Famili : Musaceae Genus : Musa Spesies : Musa Paradisiaca sapientum L Pisang Barangan ini berasal dari Medan, Sumatera Utara. Kulit buahnya agak tebal, bentuk buahnya melengkung dengan ujung membulat. Produksi buahnya antara 100-150 buah per pohon. Bobot rata-rata setiap buahnya sekitar 100 g. Pisang barangan sangat terkenal sebagai pisang meja. Panjang buah 12-18 cm dan diameter 3-4 cm. Warna kulit buah kuning kemerahan dengan bintik- Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 bintik coklat. Warna daging buah agak orange. Rasa daging buah enak dengan rasa agak manis dan sedikit asam dan aromanya harum. Pisang juga memiliki kandungan gizi sebagai berikut : Tabel 2. Komposisi Zat Gizi Pisang per 100 gram bahan Kandungan Senyawa Bahan Air gram 75,00 Kalori kkal 90 Karbohidrat gram 22,84 Protein gram 1,09 Lemak gram 0,33 Ca mg 8,00 P mg 22,00 Femg 5,00 Vitamin A SB 439,00 Vitamin B-1 mg 0,031 Vitamin C mg 0,26 Sumber : USDA Nutrient data base, 2007 Pohon Pisang Barangan berakar rimpang dan tidak mempunyai akar tunggang. Akar ini berpangkal pada umbi batang. Akar terbanyak berada di bagian bawah tanah. Batang pisang sebenarnya terletak dalam tanah berupa umbi batang. Di bagian atas umbi batang terdapat titik tumbuh yang menghasilkan daun dan pada suatu saat akan tumbuh bunga pisang jantung, sedangkan yang berdiri tegak di atas tanah yang biasanya dianggap batang itu adalah batang semu. Batang semu ini terbentuk dari pelepah daun panjang yang saling menelangkup dan Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 menutupi dengan kuat dan kompak sehingga bisa berdiri tegak seperti batang tanaman Satuhu, 2006. Helaian daun berbentuk lanset memanjang. Pada bagian bawahnya berlilin. Lembaran daun Pisang Barangan lebar dengan urat daun utama menonjol berukuran besar sebagai pengembangan dari morfologis lapisan batang semu. Urat daun utama ini sering disebut pelepah daun. Lembaran daun yang lebar berurat sejajar dan tegak lurus pada pelepah daun. Urat daun ini tidak ada ikatan daun yang kuat di tepinya Sunarjono, 2004. Bunga Pisang Barangan berupa tongkol yang disebut jantung. Bunga ini muncul dari primordia yang terbentuk pada bonggolnya. Perkembangan primordia bunga memanjang ke atas hingga menembus inti batang semu dan keluar di ujung batang semu Sunarjono, 2004. Bunga Pisang Barangan terdiri dari beberapa lapisan yang disebut seludang. Seludang umumnya bewarna merah tua. Di antara lapisan seludang bunga tersebut terdapat bakal buah yang disebut sisiran tandan terdiri dari beberapa buah Sunarjono, 2004. Budidaya Pisang Barangan yang berorientasi pasar mencakup beberapa kegiatan penting, yaitu penyiapan lahan, penyediaan bibit, penanaman, dan perawatan tanaman, dan panen Sunarjono, 2004. Tanaman pisang memang banyak di manfaatkan untuk berbagai keperluan hidup manusia. Bunga dan bonggol pisang biasanya dimanfaatkan untuk dibuat sayur, manisan, acar, dan lalapan. Daun pisang banyak dimanfaatkan untuk membungkus. Daun-daun yang tua dan kulit buah pisang digunakan untuk pakan ternak dan biasa pula dibuat kompos. Batangnya digunakan untuk membuat Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 lubang pada bangunan, dan buahnya banyak digunakan sebagai makanan Satuhu, 2006. Untuk menghasilkan pisang kualitas ekspor, persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain : 1. Hasil cukup tinggi dan seragam baik per individu maupun per luas areal ha 2. Kualitas tinggi, terutama panjang buah, kelengkungan buah, dan kekerasan 3. Pohon asal cukup tinggi dan sehat 4. Mempunyai aroma yang sedap sesuai dengan jenisnya, termasuk tingkat kemasakannya 5. Resisten terhadap penyakit bercak daun, black sigatoca, dan fusarium 6. Mempunyai toleransi terhadap Radopholus similis Suhardiman, 1997. Keberhasilan usaha ditentukan oleh keberhasilan pemasaran. Saat ini, petani di desa-desa penghasil pisang tidak kesulitan menjual hasil karena didatangi tengkulak Suhardiman, 1997. Syarat Tumbuh Pisang Barangan termasuk tanaman yang gampang tumbuh. Agar produktivitas tanaman optimal, sebaiknya pisang ditanam di dataran rendah. Ketinggian tempat harus di bawah 1000m dpl. Iklim yang dikehendaki adalah iklim basah dengan curah hujan merata sepanjang tahun 1500-2500 mmtahun. Temperatur 15-35°C, optimal 27°C. Tanaman Pisang Barangan memberikan hasil yang baik pada musim hujan. Tanaman Pisang Barangan tumbuh optimal pada tanah bertekstur liat atau tanah alluvial, mengandung kapur, kaya akan bahan organik dengan pH tanah antara 4,5-7,5 Satuhu, 2006. Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Landasan Teori Sistem usahatani mengandung pengertian pola pelaksanaan usahatani masyarakat yang berkaitan dengan tujuannya. Secara umum, tujuan utama pertanian atau usahatani yang diterapkan sebagian besar petani kita adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga pola subsistence. Tetapi ada juga yang bertujuan untuk dijual ke pasar atau market oriented Daniel, 2002. Prinsip ekonomi dalam proses produksi diartikan sebagai kaidah-kaidah atau asumsi yang dapat dipakai dalam menggunakan sumber daya yang terbatas dalam proses produksi agar tercapai hasil yang optimal. Sumber daya yang diartikan sebagai input atau pengorbanan untuk menghasilkan output tertentu. Input produksi yang diperlukan dalam usahatani berupa tanah, tenaga kerja, modal dan manajemen Prawirokusumo, 1990. Masing-masing faktor produksi mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan saling terkait satu sama lain. Kalau salah satu faktor produksi tidak tersedia maka proses produksi tidak akan berjalan terutama tiga faktor yakni tanah, tenaga kerja dan modal Daniel, 2002. Usahatani yang produktif berarti usahatani itu produktivitasnya tinggi. Pengertian produktivitas ini merupakan penggabungan konsepsi efisiensi usaha fisik dengan kapasitas tanah. Efisiensi fisik mengukur banyaknya hasil produksi output yang dapat diperoleh dari satu ke satuan input. Kapasitas tanah menggambarkan kemampuan tanah untuk menyerap tenaga dan modal sehingga memberikan hasil produksi bruto yang sebesar-besarnya pada tingkatan teknologi tertentu. Secara teknis produktivitas adalah merupakan perkalian antara efisiensi usaha dan kapasitas tanah Mubyarto, 1985. Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Perilaku kenaikan hasil produksi yang disebabkan oleh penambahan salah satu atau lebih faktor-faktor produksi sedangkan faktor produksi lainnya dianggap jumlahnya tetap. Dalam usahatani hal ini menunjukkan pada hukum kenaikan hasil yang makin berkurang law of diminishing return, yang dirumuskan dalam perilaku hasil produksi yang marginal marginal product. Jika semua faktor produksi ditambah sekaligus maka hasil produksi akan naik, peristiwa ini disebut efisiensi skala produksi yang menaik increasing return to scale. Bila kenaikan hasil produksinya hanya sebanding atau tetap sama dengan hasil yang sebelumnya maka ini berarti efisiensi skala produksi adalah tetap constant return to scale, sedangkan bila kenaikan hasil produksi menurun disebut efisiensi skala produksi yang menurun decreasing return to scale Mubyarto, 1985. Biaya usahatani biasanya diklasifikasi menjadi dua yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable costing. Yang dimaksud dengan biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi. Biaya yang lain umumnya masuk ke dalam biaya variabel karena besar kecilnya berhubungan langsung dengan besarnya produksi Mubyarto, 1994. Curahan tenaga kerja adalah besarnya penggunaan tenaga kerja pada setiap tahapan pekerjaan pengolahan. Tenaga kerja merupakan faktor produksi, tenaga kerja diperoleh dari dalam keluarga dan dari luar keluarga. Tenaga kerja manusia terdiri atas tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak. Perhitungan tenaga kerja ketiga jenis tersebut berbeda-beda, perhitungan tenaga kerja dalam kegiatan proses produksi adalah menggunakan satuan HKO. Fungsi produksi yang sering digunakan dalam bidang pertanian adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut variabel independen,yang dijelaskan Y, dan variabel lain disebut variabel dependen, yang menjelaskan X. Penyelesaian hubungan antara Y dan X adalah biasanya dengan cara regresi dimana variasi Y akan dipengaruhi oleh variasi X Soekartawi, 1994. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pendapatan adalah suatu ukuran balas jasa terhadap faktor- faktor produksi yang ikut dalam proses produksi. Pengukuran pendapatan untuk tiap-tiap jenis faktor produksi yang ikut dalam usaha tergantung kepada tujuannya. Ada beberapa pembagian tentang pendapatan yaitu : 1. Pendapatan bersih Net Income adalah pendapatan usaha dikurangi biaya. 2. Pendapatan tenaga kerja Labour Income adalah jumlah seluruh penerimaan dikurangi biaya produksi kecuali biaya tenaga kerja. 3. Pendapatan tenaga kerja keluargaFamily’s Labour Income adalah total pendapatan tenaga kerja ditambah tenaga kerja dalam keluarga. 4. Pendapatan keluarga pengolah Family’s Income adalah pendapatan bersih ditambah tenaga kerja keluarga, Prawirokusumo, 1990. Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Kerangka Pemikiran Petani pisang barangan merupakan petani yang mengusahakan tanaman pisang barangan. Petani pisang barangan melakukan kegiatan usahatani pisang barangan untuk memperoleh pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, pendapatan yang ia peroleh mayoritas berasal dari usahatani pisang barangan. Usahatani pisang barangan merupakan usaha budidaya dan pengembangan tanaman pisang barangan. Usahatani ini meliputi sistem perbanyakan dan pemeliharaan. Teknik perbanyakan pisang barangan menjadi salah satu kunci sukses untuk menghasilkan pisang barangan yang berkualitas. Walaupun terkadang terdapat masalah dalam usaha ini tetapi petani selalu berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Adanya permintaan yang meningkat terhadap pisang barangan sedangkan kemampuan untuk menghasilkan rendah, maka diperlukan suatu teknologi untuk menghasilkan produksi pisang yang tinggi dan berkelanjutan. Oleh karana itu, para petani diberikan suatu teknologi yaitu teknologi double raw yang meliputi teknologi dalam pengaturan jarak tanam pisang barangan. Dengan adanya double raw ini diharapkan produksi dari tiap lahannya meningkat. Dalam melakukan kegiatan usahataninya, para petani membutuhkan faktor-faktor produksi. Adapun faktor-faktor produksi tersebut yaitu lahan, bibit, pupuk, pestisida, alat-alat, dan tenaga kerja untuk mengusahakan usahatani tersebut. Dalam melakukan usahatani pisang barangan maka diperlukan faktor- faktor produksi, dimana faktor-faktor produksi tersebut menjadi biaya dalam Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 usahatani pisang barangan. Setelah biaya dikumpulkan lalu diperoleh biaya produksi usahatani pisang barangan. Setelah dilakukan usaha budidaya pisang barangan maka tanaman pisang akan berproduksi, akhirnya para petani akan panen dan menjual hasilnya kepada pedagang dengan harga jual yang sesuai dengan biaya produksinya dan kualitas dari produk tersebut. Dengan adanya harga jual, maka para petani akan memperoleh penerimaan dimana penerimaan ini diperoleh berdasarkan jumlah produksi yang ia jual dan harga jual yang ia tawarkan. Dari penerimaan ini, diperoleh pendapatan, dimana pendapatan diperoleh dari jumlah penerimaan dikurangi seluruh biaya. Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Keterangan : : menyatakan hubungan Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Faktor-faktor produksi • Lahan • Bibit, pupuk, pestisida • Alat, mesin • Tenaga kerja Usahatani Pisang Barangan Produksi Penerimaan Biaya Produksi Pendapatan Harga Jual Sistem Double Raw Sistem Konvensional Faktor-faktor produksi • Lahan • Bibit, pupuk, pestisida • Alat, mesin • Tenaga kerja Produksi Biaya Produksi Penerimaan Pendapatan Harga Jual Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Hipotesis Penelitian 1. Ada perbedaan produktivitas tanaman Pisang Barangan antara sistem double raw dengan sistem konvensional. 2. Ada pengaruh nyata faktor jumlah bibit, jumlah pupuk, dan jumlah obat- obatan terhadap produktivitas tanaman pisang barangan. 3. Ada perbedaan biaya produksi usahatani Pisang Barangan antara sistem double raw dengan sistem konvensional. 4. Ada perbedaan pendapatan usahatani Pisang Barangan sistem double raw dengan sistem konvensional. Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009

III. METODE PENELITIAN