Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
III. METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dipilih secara purposive sengaja yaitu Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang dimana kecamatan ini
merupakan sentra penghasil pisang terbesar di Sumatera Utara. Desa lokasi penelitian di Kecamatan STM Hilir adalah Desa Nagara, Desa
Kutajurung, dan Desa Talun Kenas, dan di Kecamatan Biru-Biru adalah Desa Namo Tualang. Pemilihan desa tersebut sebagai tempat penelitian disebabkan
oleh kecamatan tersebut merupakan penghasil produksi Pisang barangan terbesar di Kabupaten Deli Srdang dan pada desa tersebut sedang dilaksanakan Program
Penyebaran Transfer Teknologi Double Raw untuk komoditi Pisang Barangan, yang dilaksanakan oleh organisasi USAID United States Agency of international
Development dan DAI Development Alternative Incoorporation melalui program AMARTA Agribusiness Market and Support Activity.
Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 3. Data Produksi Tanaman Pisang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007
No. Kecamatan
Jlh Tan. Akh. Triwln yg lalu
pk Tanaman
Baru pk
Tanaman dibongkar
pk Jlh tan. Akhir
tri lap pk Tanaman blm
menghslkan pk
Tanaman produktif pk
Tanaman produktif yg sdg menghslkan
Tanaman produktif tdk
menghslkan pk
Produksi kwintal
pokok Ha
1 Lubuk Pakam
7.235 -
4.615 2.620
2.120 500
500 0,50
150 87,50
2 Pagar Merbau
3.800 1.300
1.900 3.200
1.400 2.200
2.200 2,20
200 400,00
3 Beringin
13.050 -
2.500 10.550
9.975 13.050
2.500 2,50
11.550 288,75
4 Gunung Meriah
83.270 1.000
- 84.270
- 84.270
23.000 23,00
69.270 3.900,00
5 Biru-Biru
257.000 -
- 257.000
12.000 257.000
150.000 150,00
220.000 15.000,00
6 Patumbak
6.400 900
400 6.900
900 6.400
2.000 2,00
4.500 325,00
7 STM Hulu
90.000 68.000
- 158.000
31.000 141.000
41.000 41,00
131.000 4.700,00
8 STM Hilir
2.100.000 2.000
- 2.102.000
500.000 2.002.000
800.000 800,00
1.702.000 110.000,00
9 Deli Tua
3.200 -
- 3.200
- 3.200
1.500 1,50
3.000 185,00
10 Pancur Batu
165.800 -
- 165.800
50.000 165.800
80.000 80,00
135.800 10.000,00
11 Namorambe
221.600 13.250
12.000 222.850
18.500 224.800
200.000 200,00
140.000 27.490,00
12 Sibolangit
2.500 -
- 2.500
- 2.500
750 0,75
2.000 115,00
13 Kutalimbaru
18.000 -
- 18.000
16.000 17.200
7.000 7,00
12.200 1.000,00
14 Sunggal
15.000 -
1.000 14.000
- 14.000
10.000 10,00
13.000 1.450,00
15 Hamparan Perak
425 145
290 280
175 425
50 0,05
375 5,50
16 Labuhan Deli
3.519 1.100
3.130 1.489
2.400 1.479
600 0,60
1.209 67,50
17 Batang Kuis
1.875 1.200
- 3.075
800 2.275
1.820 1,82
1.993 123,20
18 Percut Sei Tuan
72.000 -
- 72.000
- 72.000
25.000 25,00
60.000 3.600,00
19 Pantai Labu
470 -
- 470
- 470
130 0,13
420 20,25
20 Tanjung Morawa
1.800 2.050
1.070 2.780
1.700 2.830
1.230 1,23
1.830 166,50
21 Galang
5.050 600
3.050 2.600
2.700 4.000
1.200 1,20
2.950 182,50
22 Bangun Purba
121.500 -
60.000 61.500
- 121.500
30.000 30,00
96.500 3.500,00
Jumlah 3.193.494
91.545 89.955
3.195.084 619.045
3.036.089 1.136.342
1.136,34 2.316.204
182.606,70
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, 2008
Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Metode Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah usahatani Pisang Barangan dengan sub-populasi usahatani sistem konvensional dan usahatani lahan demplot Pisang
Barangan dengan sistem double raw. Metode pengambilan sampel untuk usahatani sistem Double Raw dilakukan secara Sensus sedang pengambilan
sampel untuk usahatani sistem konvensional dilaksanakan secara simple random sampling. Sub-populasi untuk sistem double raw ada sebanyak 6 unit dan yang
diambil sebagai sampel adalah keseluruhannya. Sub-populasi untuk sistem konvensional ada sebanyak 2803 unit dan yang diambil sebagai sample sebanyak
30 unit, karena sampel bersifat homogen.
Tabel 4. Distribusi Populasi dan Sampel Penelitian Berdasarkan Sistem Usahatani Double Raw dan Sistem Usahatani Konvensional
Sistem Usahatani
Kecamatan Pengelola
Usahatani Populasi
unit Sampel
unit Luas Lahan
Ha TOTAL
Sistem Double Raw
STM Hilir : Desa Kutajurung,
Desa Talun Kenas, dan Desa Nagara
Amarta 2
2 0,5
6
Petani 2
2 1
Biru-Biru : Desa Namo Tualang
Amarta 1
1 0,5
Petani 1
1 1
Sistem Konvensional
STM Hilir : Desa Kutajurung,
Desa Talun Kenas, dan Desa Nagara
Amarta 2
15 0,5
30
Petani 1500
0,5
Biru-Biru : Desa Namo Tualang
Amarta 1
15 0,5
Petani 1300
0,5
Sumber : Koordinator Lapangan Amarta 2008
Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan koordinator
lapangan demplot, dan dari petani dengan menggunakan daftar kuisioner yang
Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
telah dipersiapkan terlebih dahulu, sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait seperti Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara,
Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, dan buku-buku yang berhubungan
dengan penelitian.
Metode Analisis Data
Data yang dikumpulkan ditabulasi dan diolah sesuai dengan metode
analisis data yang sesuai. a.
Untuk menyelesaikan hipotesis 1: Untuk menghitung produktivitas tanaman Pisang Barangan digunakan
perhitungan, sebagai berikut :
Input Output
lahan s
oduktivita =
Pr
=
dan sisir
Jumlah tan
=
Ha aman
Jumlah tan
b. Untuk menyelesaikan hipótesis 3:
Untuk biaya produksi usahatani Pisang Barangan digunakan rumus total biaya :
TC = FC + VC
Keterangan:
TC = Total Cost Biaya Total FC = Fixed Cost Biaya Tetap
VC = Variabel Cost Biaya Variabel
Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
c. Untuk menyelesaikan hipótesis 4:
Untuk pendapatan usahatani Pisang Barangan digunakan rumus total biaya:
Pendapatan Bersih : Pd = TR – TC
Keterangan:
Pd = Pendapatan usahatani Rp TR = Total Penerimaan Rp
TC = Total Biaya Rp Lalu untuk menguji hipotesis 1,3,dan 4 digunakan Uji beda rata-rata
setiap variabel usahatani baik sistem konvensionala maupun sistem double raw, dan yang akan digunakan uji Beda rata-rata Compare Means T-test,
karena yang diukur adalah sampel bukan populasi. Uji Beda rata-rata Compare MeansT-test terdiri dari 4 jenis yaitu:
1. One sample T-test : digunakan untuk satu kasus sampel.
2. Two sample T-test : digunakan untuk menguji rerata mean dua sampel,
terbagi 2 macam yaitu : •
Paired sample T-test : digunakan untuk dua sample yang berhubunganberpasangan.
• Independent sample T-test : digunakan untuk dua sample yang
tidak berhubungan. 3.
One-way ANOVA : digunakan untuk analisis varians satu variabel independen.
Dalam penelitian ini yang akan dibandingkan adalah rata-rata usahatani dengan sistem konvensional dan usahatani dengan sistem double raw. Adapun
jumlah sampel usahatani sistem konvensional adalah 30 usahatani dan sistem
Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
double raw berjumlah 6 usahatani. Karena berasal dari dua sampel yang berbeda dan sistem tanam yang berbeda, maka uji beda rata-rata yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Independent sample T-test. Persyaratan penggunaan rumusan t-test adalah :
a. Datanya harus berskala interval atau rasio.
b. Sampel diambil secara random dari populasi yang berdistribusi normal.
Untuk tes signifikansinya dapat digunakan tabel kritik F dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasannya yaitu menggunakan ketentuan
sebagai berikut n
1
-1 dan n
2
-1. Jika F observasi harganya lebih kecil dari pada harga kritik F dalam tabel dengan tingkat kepercayaan 95 taraf
signifikansi 0,05, maka varians-varians tersebut adalah homogen, dan sebaliknya jika F observasi lebih besar dari pada harga F dalam tabel maka
dapat dipastikan varians sampel tersebut adalah heterogen Soepono.B,2002,. Perhitungan varians dilakukan dengan rumus :
2 1
1 1
2 1
1 1
∑
− −
=
−
X X
n S
i 2
2 2
2 2
2
1 1
∑
− −
=
−
X X
n S
i
Sudjana,1992.
Bila dalam uji beda rata-rata metode independent sample T-test memiliki varians yang heterogen maka digunakan rumus :
t = X
1
– X
2
√S
1 2
n
1
+ S
2 2
n
2
Keterangan : X
1
= rata-rata sampel usahatani sistem konvensional
X
2
= rata-rata sampel usahatani sistem double raw
S
1 2
= varians sampel usahatani sistem konvensional
Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
S
2 2
= varians sampel usahatani sistem double raw
n
1
dan n
2
= jumlah sampel pertama dan kedua Sedangkan uji satistik independent sample T-test varians yang homogen
yang digunakan rumus : t = X
1
– X
2
√
∑
X
1 2
+
∑
X
2 2
n n-1 Keterangan :
X
1
= rata-rata sampel usahatani sistem konvensional
X
2
= rata-rata sampel usahatani sistem double raw
∑
X
1 2
= jumlah kuadrat sampel usahatani sistem konvensional
∑
X
2 2
= jumlah kuadrat sampel usahatani sistem double raw
n
1
dan n
2
= jumlah sampel
Kriteria Uji dengan 2 pihak:
-t-
tabel
≤ t
h
≤ t-
tabel
Hipotesis H diterima
t
h
-t-
tabel
atau t
h
t-
tabel
Hipotesis H
1
diterima
Jika :
H : µ
1
= µ
2
atau µ
1
- µ
2
= 0 H
1
: µ
1
≠ µ
2
atau µ
1
- µ
2
≠ 0 Keterangan :
µ
1
=Rata-rata variable I Usahatani Pisang Barangan dengan sistem konvensional
µ
2
= Rata-rata variable II Usahatani Pisang Barangan dengan sistem double raw Sudjana, 1992 .
d. Untuk menguji hipótesis 2 diuji dengan fungís Cobb-Douglas dengan model
Y = fX
1
,X
2
,.....X
n
Y = boX
1 b1
X
2 b2
X
3 b3…..
X
n bn
Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
untuk memudahkan pendugaan maka persamaan di atas ditransformasikan ke dalam bentuk linier
Dimana: Y = Produktivitas Pisang Barangan sisirha
b
o
=
Konstanta b
1-n
= Koefisien regresi dari setiap faktor produksi X
1
= Jumlah Bibit Batang X
2
= Jumlah Pupuk Kg X
3
= Jumlah Obat-Obatan Kg
hipotesis 2 :
Ho = Ada pengaruh yang tidak nyata faktor jumlah bibit, jumlah pupuk, dan jumlah obat-obatan terhadap produktivitas tanaman.
H
1
= Ada pengaruh nyata faktor bibit, dosis pupuk, dan obat-obatan terhadap produktivitas tanaman.
Kemudian diuji dengan menggunakan:
Dimana: r
2
= Koefisien determinasi n
= Jumlah sampel k
= Derajat pembilang bebas n-k-1 = Derajat bebas penyebut
Kriteria uji: F-hitung F-tabel : Hipotesis H
diterima H
1
ditolak F-hitung F-tabel : Hipotesis H
1
diterima H ditolak
Xn bn
X b
X b
X b
b Y
Log
o
log .....
log log
log log
3 3
2 2
1 1
+ +
+ +
=
1 1
:
2
− −
− −
k n
r k
r hitung
F
Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Defenisi dan Batasan Operasional
Defenisi dan batasan operasional digunakan untuk menjelaskan dan menghindari kesalahpahaman atas pengertian dalam penelitian ini, maka diberikan
beberapa defenisi dan batasan operational.
Defenisi 1.
Usahatani Pisang Barangan adalah suatu kegiatan untuk mengembangkan dan memelihara tanaman Pisang Barangan.
2. Usahatani Pisang Barangan dengan sistem konvensional adalah usahatani
Pisang barangan dengan sistem tradisional dengan jarak tanam 3 x 3 m atau 2 x 3,5 m tanpa perlakuan perawatan yang khusus.
3. Usahatani Pisang Barangan dengan sistem double raw adalah usahatani Pisang
Barangan dengan menggunakan teknologi doule raw dua jalur dengan jarak tanam 1m x 2m x 4m dan menggunakan perawatan khusus.
4. Produksi adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan usahatani Pisang Barangan
yaitu Pisang Barangan yang siap dijual. 5.
Biaya produksi usahatani Pisang Barangan merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses usahatani Pisang Barangan.
6. Harga jual pisang barangan adalah harga jual pisang barangan dari petani
pisang barangan. 7.
Penerimaan adalah nilai yang diperoleh dari perkalian total produksi dengan harga jual.
8. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya.
Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Batasan Operasional 1.
Tempat penelitian adalah Desa Talun Kenas, Desa Negara, dan Desa Kutajurung, Kecamatan STM Hilir dan desa Namo Tualang, Kecamatan Biru-
Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. 2.
Waktu penelitian adalah tahun 2008, dimana penelitian dilakukan hanya sampai tanaman induk berproduksi.
3. Produktivitas Pisang barangan diukur dari :
1 Jumlah sisir per tandan dan
2 Jumlah pohon per Ha
Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL