PENDAHULUAN Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw (Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Pisang Barangan Musa Paradisiaca sapientum L merupakan salah satu komoditas buah unggulan nasional. Pisang sebagai salah satu di antara tanaman buah-buahan memang merupakan tanaman asli Indonesia. Hampir di setiap wilayah banyak dijumpai tanaman ini. Jika tanaman Pisang Barangan dibudidayakan secara komersial, keuntungannya tidak kalah dengan komoditi lain mengingat buah ini sudah diekspor Satuhu, 2006. Buah Pisang Barangan memiliki keunggulan di kultivar pisang lainnya. Keunggulan tersebut antara lain : rasa daging buahnya lebih manis, warna kulit kuning, warna daging buah kuning kemerah-merahan, daging buah kering dan beraroma baik. Sebenarnya luas areal pertanaman pisang di Indonesia cukup luas, tetapi tersebar dalam cakupan luas. Akibatnya sulit diperoleh jenis atau varietas buah pisang tertentu dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu tertentu untuk satu macam standar mutu. Hal ini dikarenakan umumnya tanaman pisang masih dikelola secara tradisional sehingga hanya ditanam di pekarangan tanpa perlakuan khusus Sunarjono, 2004. Bila memperhatikan tujuan penggunaannya maka pengembangan agribisnis pisang ini dapat diarahkan pada pencapaian mutu buah dari kelompok buah pisang tersebut. Perlu diingat bahwa buah bermutu tinggi akan jauh lebih mahal harganya dibandingkan buah bermutu rendah. Tingginya harga ini tentu dapat memberikan nilai tambah pendapatan bagi petani Sunarjono, 2004. Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Disadari bahwa buah-buahan merupakan bahan pangan yang sangat penting sebagai sumber vitamin dan mineral. Peranannya sangat banyak dalam meningkatkan pendapatan petani Satuhu, 2006. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting untuk mencapai tujuan pengembangan ekonomi. Sektor ini menyerap tenaga kerja yang cukup tinggi dan memegang peranan yang strategis karena turut berperan dalam menunjang pengembangan sektor industri hulu maupun hilir, Rangkuti, 2008. Pemerintah menetapkan pembangunan pertanian sebagai salah satu prioritas pembangunan nasional pada tahun 2007-2009. Oleh karena itu diperlukan kebijakan pemerintah yang memperhatikan keseluruhan aspek dan segmen agribisnis sehingga diharapkan pengembangan komoditas yang produktif, kompetitif dan kontinuitas dapat dicapai. Salah satu komoditas yang dikembangkan adalah komoditas buah-buahan Rangkuti, 2008. Sebuah komponen dari program AMARTA adalah menyediakan teknologi maju bagi petani-petani dan staf-staf dinas pemerintah dalam usaha mengulangi intervensi keberhasilan. Adapun tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan penghasilan petani pisang. Penanaman Pisang dengan Sistem Dua Jalur Double Raw dari USAID-AMARTA akan meningkatkan produksi Pisang hampir 80 dari sistem yang ada sebelumnya. Teknologi yang diterapkan pada budidaya Pisang Barangan diperkenalkan oleh Julian Velez, Ph.D. Beliau adalah seorang dosen di Universitas Columbia dan seorang konsultan di AMARTA khususnya komoditi Pisang Barangan. Ia memberikan suatu teknologi dengan metode penanaman dengan sistem double raw dan penjarangan anakan dengan menggunakan ”prinsip Mama-Anak-Cucu”. Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Penanaman sistem double raw dapat meningkatkan kepadatan populasi Pisang hingga mencapai 2.000-2.200 batang per hektar dan dalam panen tahunan dengan pemisahanmemilah meristems untuk mencegah penyebaran Fusarium. Untuk menambah pendapatan petani, antar jalur dapat ditanam dengan tanaman lain, seperti semangka. Metode ini diharapkan dapat membantu petani untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi buah Pisang barangan. Budidaya Pisang barangan sistem konvensional, memiliki jarak tanam 3,5m x 2m atau 3m x 3 m. Sedangkan Budidaya Pisang barangan dengan sistem Dua Jalur Double Raw memiliki jarak tanam 1m x 2m x 4m. Pada penanaman sistem konvensional hanya 1.100-1.300 pohon Pisang yang dapat ditanam pada 1 Ha, tetapi dengan sistem Dua Jalur dapat menanam sebanyak 2.000-2.200 pohon Pisang per hektar. Dasar penelitian ini adalah peneliti melihat adanya usahatani pisang barangan yang dibudidayakan dengan sistem konvensional. Dimana budidaya tanaman pisang barangan ini masih sederhana, sehingga hasil Pisang Barangan tidak memenuhi standar ekspor, dan pendapatan para petani masih rendah. Dengan adanya teknologi double raw, diharapkan penerimaan petani pisang barangan dapat meningkat, melalui kualitas buah yang memenuhi standar ekspor, sehingga pendapatan petani pisang barangan juga meningkat. Budidaya pisang barangan dengan sistem konvensional dan sistem double raw umumnya sama yaitu meliputi persiapan lahan, pengaturan jarak tanaman, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan. Namun terdapat perbedaan antara kedua sistem ini yakni terletak pada jarak tanam dan kegiatan pemeliharaannya. Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Adanya usahatani pisang barangan dengan sistem konvensional dan sistem double raw, maka peneliti ingin membandingkan kedua sistem usahatani tersebut. Dengan adanya perbedaan dari sistem budidaya tersebut, maka perbedaan tersebut akan menyebabkan adanya perbedaan pada biaya produksi, penerimaan, pendapatan dari kedua sistem tersebut. Potensi sektor pertanian khususnya hortikultura cukup besar bagi masyarakat di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Lahan hortikultura yang diusahakan di kecamatan ini didominasi oleh pisang terutama pisang barangan. Pisang barangan merupakan salah satu buah spesifik Sumatera Utara. Tabel 1. Data Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pisang Tahun 2007 No KabupatenKota Panen Ha Produktivitas KwHa Produksi Ton 1 Medan 6 121,26 79 2 Langkat 138 187,2 2.576 3 D.Serdang 3.186 228,23 72.715 4 Simalungun 892 223,04 19.904 5 Tanah Karo 126 164,44 2.066 6 Asahan 135 156,13 2.107 7 Lab.Batu 32 197,49 629 8 Tap.Utara 229 143,24 3.274 9 Tap.Tengah 57 180,2 1.020 10 Tap.Selatan 34 368,41 1.265 11 Nias 22 126,2 280 12 Dairi 47 118,02 557 13 Teb.Tinggi 2 91,77 18 14 Tanj.Balai 13 83,99 107 15 Binjai 4 104,95 37 16 P.Siantar − − − 17 Tobasa 6 97,24 54 18 Madina 17 203,25 339 19 P.Sidempuan 6 113,22 64 20 H.Hasundutan 34 109,29 371 21 Pak-Pak Barat − − − 22 Samosir 4 32,73 13 23 Serdang Bedagai 227 101,26 2.303 24 Nias Selatan 44 110,54 482 Jumlah 5.261 3262,1 110.260 Sumber : Dinas PertanianProvinsi Sumatera Utara Tahun 2008 Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Permintaan buah pisang barangan akhir-akhir ini terus meningkat, terutama di kota-kota besar di Sumatera Utara, Batam dan Jakarta, sehingga beberapa petani telah mulai membudidayakan secara komersial. Potensi sektor pertanian di atas merupakan peluang yang sangat besar dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat. Perbaikan sistem, dukungan kelembagaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat dibutuhkan agar teknologi dapat diterapkan seutuhnya Napitupulu, 2008. Kabupaten Deli Serdang memiliki luas lahan 249.772 Ha dimana terdapat lahan sawah seluas 43.802 ha dan lahan keringdarat yang digunakan untuk tanaman pangan dan hortikultura 59.537 ha yang terdri dari tegalkebun 40.082 ha, ladang 12.477 ha dan lahan pekarangan 7.012 ha Rangkuti, 2008. Dengan keadaan potensi wilayah tersebut, pengembangan sektor hortikultura atau buah-buahan merupakan penunjang pembangunan pertanian di Kabupaten Deli Serdang yang terus dikembangkan, meskipun belum dilakukan secara profesional. Pada sektor hortikultura atau buah-buahan yang merupakan penunjang pembangunan pertanian di Kabupaten Deli Serdang turut dikembangkan, berbagai komoditi terkenal yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Deli Serdang seperti Pisang Barangan, dengan luas lahan tanaman pisang sekitar 1.513, 74 ha Rangkuti, 2008. Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Identifikasi Masalah 1. Apakah ada perbedaan produktivitas tanaman Pisang Barangan antara sistem konvensional dan sistem double raw? 2. Apakah ada pengaruh nyata faktor jumlah bibit, jumlah pupuk, dan jumlah obat-obatan terhadap produktivitas tanaman ? 3. Apakah ada perbedaan biaya produksi usahatani Pisang Barangan antara sistem konvensional dan sistem double raw? 4. Apakah ada perbedaan pendapatan usahatani pisang barangan antara sistem konvensional dan sistem double raw? Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perbedaan produktivitas tanaman Pisang Barangan antara sistem konvensional dan sistem double raw 2. Untuk mengetahui pengaruh nyata faktor jumlah bibit, jumlah pupuk, dan jumlah obat-obatan terhadap produktivitas tanaman 3. Untuk mengetahui perbedaan biaya produksi usahatani Pisang Barangan antara sistem konvensional dan sistem double raw. 4. Untuk mengetahui perbedaan pendapatan usahatani pisang barangan antara sistem konvensional dan sistem double raw. Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan informasi bagi para pengambil keputusan untuk pengembangan usahatani Pisang Barangan. 2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya penelitian mengenai Pisang Barangan. Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN