Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat Analisa Hasil Persamaan Volume Ekspor Produk Pertanian Indonesia

Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 Trend ekspor perkebunan yang terus meningkat ini, memberikan gambaran bahwa produk perkebunan kita telah mampu bersaing di pasar internasional sehingga mampu memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam devisa perdagangan. Subsektor inilah dari sektor pertanian yang mampu memberikan surplus perdagangan yang sangat tinggi

4.2 Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat

Berdasarkan analisa tujuan utama ekspor pertanian Indonesia, maka Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor Indonesia yang terbesar, disusul India, Jepang, Cina dan Netherland. Ekspor produk pertanian Indonesia ke Amerika Serikat mencapai US 2.397 juta di tahun 2004, yang meningkat dari tahun sebelumnya hanya sebesar US 887 juta. Pangsa ekspor ke Amerika Serikat ini mencapai 15 persen dari total ekspor pertanian Indonesia. Hal ini berarti Amerika Serikat mengantikan India yang di tahun 2002 merupakan tujuan utama ekspor produk pertanian Indonesia. Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 Gambar 4.1. Tujuan Ekspor Produk Pertanian Indonesia Tahun 2004 Tabel 4.3. Nilai Ekspor Menurut Negara Tujuan Ekspor Pertanian Tahun 2002-2004 Nilai US 2002 2003 2004 N0. Negara Tujuan Nilai US Nilai US Nilai US 1 India 659,362,627 949,683,668 1,284,950,192 2 USA 813,805,425 887,198,150 2,397,323,579 3 Malaysia 398,951,041 545,230,235 845,816,016 4 China 253,337,613 494,071,122 1,350,413,133 5 Singapura 477,092,262 454,072,086 713,533,500 6 Netherlands 631,307,470 436,930,837 938,158,527 7 Japan 259,476,674 319,115,058 2,295,769,066 8 German 208,331,127 234,582,824 484,291,598 9 Pakistan 109,722,969 132,852,337 256,912,224 10 Rep Korea 105,567,522 132,636,305 421,062,135 11 Lainnya 1,802,870,187 1,858,098,112 5,072,934,018 Total 5,719,824,917 6,444,470,734 16,061,163,988 Sumber data : BPS tahun 2007 Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008

4.3 Perkembangan Ekspor Perkebunan

Hingga saat ini, keunggulan sub sektor perkebunan dalam sektor pertanian tidak hanya sebagai kontributor utama dalam PDB namun lebih penting lagi yaitu sebagai penyumbang devisa terbesar diantara sub sektor pertanian lainnya.Pada tahun 2005, tercatat surplus neraca perdagangan sektor pertanian yang terdiri dari sub sektor tanaman pangan,hortikultura, perkebunan dan peternakan adalah sebesar US 9.140,7 juta. Besarnya surplus neraca perdagangan sektor pertanian pada tahun 2005 tersebut berasal dari besarnya surplus neraca perdagangan sub sektor perkebunan yang mencapai angka sebesar US 6.447,5 juta. Menurut Rencana Strategik Ditjen Perkebunan tahun 2005-2009, peranan pembangunan sektor perkebunan dalam pembangunan nasional masih harus terus ditingkatkan, tidak hanya sebagai penyedia devisa negara namun juga sebagai penyedia lapangan kerja, pendorong pengembangan industri hilir perkebunan di dalam negeri, pendukung pengembangan wilayah serta mendukung pengembangan wilayah dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Dalam rangka mencapai upaya tersebut di atas, Ditjen Perkebunan telah menyusun kebijakan strategis dan program pembangunan yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dengan kebijakan pengembangan masing-masing komoditas strategis perkebunan. Kebijakan dan program pengembangan ekspor komoditas perkebunan tersebut seyogiayanya perlu disusun berdasarkan hasil evaluasi terhadap kinerja atau keragaan pembangunan perkebunan di masa yang lalu serta proyeksi penawaran ekspor untuk masing-masing komoditas. Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008

4.3.1 Ekspor Minyak Kelapa Sawit Crude Palm Oil

Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan sub sektor perkebunan. Pengembangan kelapa sawit antara lain memberi manfaat dalam peningkatan pendapatan petani dan masyarakat petani kalapa sawitdapat memiliki pendapatan sekitar Rp. 2juta – Rp. 6 juta per tahun. Selain itu tanaman kelapa sawit juga menjadi sumber pangan dan gizi utama dalam menu penduduk negeri, sehingga kelangkaannya di pasar domestik berpengaruh sangat nyata dalam perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Badan Litbang Deptan, 2005. Sejak tahun 1969 sampai dengan tahun 2005 baik luas areal maupun produksi kelapa sawit di Indonesia terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan masingmasing sebesar 12,64 persen dan 11,97 persen per tahun. Berdasarkan data rata-rata produksi Crude Palm Oil CPO tahun 2000-2005, Indonesia merupakan negaraprodusen kedua terbesar di dunia setelah Malaysia. Indonesia memberikan kontribusi produksi sebesar 35,42 persen terhadap total produksi cpo sedangkan Malaysia sebesar 44,36 persen. Dalam perdagangan internasional, Indonesia juga merupakan eksportir kelapa sawit kedua terbesar di dunia setelah Malaysia. Berdasarkan perkembangan data ekspor impor selama periode tahun 1969 – 2005, Indonesia selalu mengalami surplus neraca perdagangan cpo. Meskipun sejak tahun 1981 Indonesia mulai melakukan impor cpo namun neraca perdagangan cpo masih terus mengalami surplus dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 surplus neraca perdagangan kelapa sawit Indonesia mencapai puncaknya Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 sebesar US 4.335.573 ribu yang terdiri dari surplus neraca perdagangan minyak kelapa sawit sebesar US 3.750.983 ribu dan minyak inti sawit sebesar US 584.754 ribu. Berdasarkan hasil proyeksi penawaran kelapa sawit Indonesia, diperkirakan produksi kelapa sawit nasional akan tumbuh sebesar 2,40 persen per tahun.Dengan demikian pada tahun 2008 diperkirakan produksi kelapa sawit Indonesia akan mencapai angka sebesar 12.734.034 ton. Melalui berbagai kebijakan Pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk program pengembangan usaha agribisnis kelapa sawit, maka diharapkan produksi kelapa sawit nasional akan terus meningkat dan cita-cita Indonesia menjadi “a country leader” produksi kelapa sawit di dunia akan tercapai. Tabel 4.4. Ekportir CPO Dunia Tahun 2003 - 2004 Tahun Tahun No. Ekspor CPO MT 2003 2004 1 Malaysia 12,080,021 58.1 11,793,588 36.7 2 Indonesia 6,586,410 30.7 8,661,647 26.9 3 Belanda 533,618 2.6 624,865 1.9 4 Papua New Guinea 326,900 1.6 339,000 1.1 5 Singapura 212,301 1.0 215,130 0.7 6 Colombia 118,940 0.6 213,889 0.7 7 German 128,142 0.6 198,812 0.6 8 Costarica 106,979 0.5 179,550 0.6 9 Thailand 138 0.7 124,295 0.4 10 Honduras 117,998 0.6 70,000 0.2 11 Lainnya 590,558 3.1 9,745,496 30.3 Jumlah 20,802,005 100.0 22,420,776 100.0 Sumber data : FAO tahun 2005 Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 Eksportir CPO Dunia Tahun 2004 36 27 2 1 1 1 1 1 30 Malaysia Indonesia Belanda Papua New Guinea Singapura Colombia German Costarica Thailand Honduras Lainnya Berdasarkan data rata-rata produksi 2 tahun terakhir 2003-2004, terdapat 10 negara eksportir kelapa sawit terbesar dunia. Ke empat negara tersebut adalah Malaysia dengan kontribusi sebesar 58,1 persen dari total ekspor dunia untuk tahun 2003 dan sebesar 36,7.persen untuk tahun 2004. Sedangkan Indonesia menempati peringkat kedua setelah Malaysia yaitu dengan kontribusi sebesar 30,7 persen dari total ekspor dunia untuk tahun 2003 dan sebesar 26,9 persen pada tahun 2004 Pada urutan ketiga adalah Belanda dengan kontribusi sebesar 2,57 persen dari total ekspor dunia untuk tahun 2003 dan sebesar 1,94 persen pada tahun 2004,sedangkan negara lainnya mengalami peningkatan dari 3,1 persen pada tahun 2003 dan meningkat menjadi 30,3 persen. Hal ini dikarenakan negara –negara yang semula tidak tertarik pada bidang industri dan ekspor cpo ikut serta pada industri ini dikarenakan industri ini menjadi sangat penting artinya terutama sebagai bahan bakar penganti minyak bumi yaitu biodesel. Gambar 4.2. Eksportir CPO Dunia Tahun 2004 Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 Amerika Serikat AS merupakan negara tujuan utama ekspor perkebunan Indonesia. Salah satunya yaitu komoditas minyak kelapa sawit cpo, Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat secara umum terus mengalami peningkatan baik dari segi volume maupun nilai ekspor. Tabel 4.5. Ekspor CPO ke Amerika Serikat Tahun 1999 - 2007 Tahun Volume Ton Nilai Ribu US 1999 2,433,560 - 828,488 - 2000 2,292,360 94 568,505 69 2001 3,054,076 133 614,307 108 2002 3,528,916 116 1,067,706 174 2003 3,494,279 99 1,256,599 118 2004 4,841,720 129 1,814,812 144 2005 5,810,565 120 1,991,143 110 2006 6,901,634 119 2,538,297 127 2007 6,174,132 89 3,691,529 145 Sumber data : BPS diolah Jika dilihat pada gambar dibawah sejak tahun 1999 sampai dengan tahun 2002 ekspornya terus meningkat baik dari segi volume maupun nilai ekspor. Pada tahun 2003 dan 2007 mengalami sedikit penurunan volume ekspor tetapi dari segi nilai ekspor tetap mengalami peningkatan.Sementara pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 volume ekspor dan nilai ekspor CPO Indonesia ke Amerika Serikat terus mengalami peningkatan yang cukub baik.Apabila hal ini terus dipertahankan tentu akan berdampak positif bagi Indonesia. Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 Ekspor CPO Tahun 1999-2007 - 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 7,000,000 8,000,000 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Volume Ton Nilai Ribu US Gambar 4.3. Ekspor CPO tahun 1999-2007

4.3.2 Ekspor Karet Alam

Karet adalah salah satu komoditi ekspor Indonesia yang cukup besar peranannya sebagai penyumbang devisa nonmigas. Lebih dari 80 persen produksi karet alam Indonesia di ekspor ke manca negara dan sebagian kecil yang dikonsumsi di dalam negeri. Disamping perannya sebagai penyumbang devisa nonmigas, karet juga telah menghidupi jutaan rakyat yang bekerja di sektor ini karena sebagian besar perkebunan karet Indonesia diusahakan oleh rakyat. Diperkenalkannya karet sintetis pada dekade 1950-an, kebutuhan karet alam mengalami penurunan karena banyak fungsi karet alam yang tergantikan oleh karet sintetis. Apalagi karet sintetis dapat diproduksi dalam jumlah sesuai kebuuhan tanpa Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 mempengaruhi harga. Namun demikian keunggulan karet alam masih belum bisa ditandingi oleh karet sintetis, terutama daya elastisitas dan plastisitasnya yang lebih bagus. Hal ini bisa dilihat dalam pembuatan ban radial meskipun bahan bakunya karet sintetis, tetap saja harus dicampur dengan karet alam. Kebutuhan dunia terhadap karet terus meningkat dari tahun ke tahun seiring berkembangnya industri yang menggunakan bahan baku karet di negar-negara maju. Pada tahun 2002 kebutuhan karet dunia mencapai 27,7 juta ton, jauh di atas estimasi 18,5 juta ton pada tahun sebelumnya Setiawan D.H dan Andoko A, 2005. Kenaikan kebutuhan tersebut dipicu oleh kemajuan industri kendaraan bermotor di China yang salah satu komponennya adalah ban berbahan karet. IRSG atau Internasional Rubber Study Group dalam Kompas, Oktober 2006 memperkirakan kebutuhan karet alam dunia akan mencapai 10,9 juta ton pada tahun 2010 dengan asumsi laju pertumbuhan sebesar 4,7 persen per tahun. Pertumbuhan yang besar ini belum dapat dipenuhi oleh negara produsen karet alam karena negara produsen baru mampu menghasilkan karet alam sebanyak 10,6 juta ton pada tahun 2010. Hal ini menyebabkan defisit pasokan karet alam dunia sekaligus merupakan peluang Indonesia untuk mengisinya. Negara konsumen karet alam terbesar dunia menurut data Gapkindo, urutan pertama adalah negara RRC dengan tingkat konsumsi karet alam sebesar 1,3 juta ton dan berkontribusi sebesar 17,51 persen terhadap total konsumsi karet dunia. Urutan kedua adalah Amerika Serikat dengan tingkat konsumsi sebesar 1,1 juta ton dan berkontribusi sebesar 14,34 persen kemudian urutan ketiga adalah Jepang dengan Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 tingkat konsumsi sebesar 0,77 juta ton dan berkontribusi sebesar 9,97 persen terhadap total konsumsi karet alam dunia. China menyerap karet alam terbesar dunia seiring dengan berkembangnya industri kendaraan bermotor di negara tersebut dimana karet alam merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan ban. Indonesia merupakan negara eksportir karet terbesar kedua setelah Thailand memiliki peluang yang masih cukup besar untuk dapat dikembangkan secara lebih luas pada semua subsistem dari hulu hingga hilir.Besarnya potensi sumber daya yang dimiliki Indonesia seperti lahan, iklim, tenaga, plasma nutfah yang memadai akan meningkatkan peluang tersebut. Potensi pengembangan karet diarahkan berdasarkan produk yang dihasilkan maupun inovasi tehnologi.Dengan demikian ekspor karet Indonesia setiap tahun akan terus mengalami peningkatan yang cukup mengembirakan baik dari segi volume maupun nilai ekspor. Tabel 4.6. Perkembangan Ekspor Karet Indonesia Tahun 1995-2005 Tahun Volume Nilai 1995 1,324,295 - 1,963,636 - 1996 1,434,285 108.31 1,917,902 97.67 1997 1,404,010 97.89 1,493,416 77.87 1998 1,461,106 104.07 1,101,453 73.75 1999 1,494,543 102.29 849,200 77.10 2000 1,379,642 92.31 888,623 104.64 2001 1,453,382 105.34 786,197 88.47 2002 1,495,987 102.93 1,037,562 131.97 2003 1,660,919 111.02 1,493,466 143.94 2004 1,662,210 100.08 1,494,811 100.09 2005 1,874,261 112.76 2,180,029 145.84 Sumber data : Ditjen Perkebunan tahun 2007 Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 Secara umum perkembangan volume ekspor karet Indonesia keseluruh negara importir pada periode tahun 1995-2000 menunjukkan kecenderungan berfluktuasi. Namun pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2001-2005 menunjukkan pertumbuhan yang terus meningkat. Pada tahu 2003 produk karet merupakan ekspor utama Indonesia ke Amerika Serikat dimana 60 persen lebih dari total ekspor produk pertanian adalah berasal dari karet. Tabel 4.7. Ekspor Karet Indonesia ke Amerika Tahun 1999-2007 Tahun Volume Ton Nilai Ribu US 1999 1,290,859 716,114 2000 1,211,362 770,623 2001 1,273,208 670,825 2002 1,317,298 874,711 2003 1,423,594 1,250,805 2004 1,524,435 1,764,331 2005 1,605,974 2,030,859 2006 1,897,205 3,569,077 2007 2,089,569 4,540,732 Sumber data : BPS diolah Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 Ekspor Kare t - 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 4,000,000 4,500,000 5,000,000 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Volume Ton Nilai Ribu US Gambar 4.4. Ekspor Karet Indonesia ke Amerika Serikat Tahun 1999-2007 Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat diketahu bahwa volume ekspor Indonesia ke Amerika Serikat mengalami penurunan pada tahun 2000 sebesar 16,16 tetapi nilainya mengalami peningkatan sebesar 7,61 dan sebaliknya pada tahun 2001 volume ekspornya mengalami peningkatan sebesar 11,26 tetapi nilai ekspornya mengalami penurunan sebesar 20,56. 4.3.3 Ekspor Coklat Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan sub sektor perkebunan dari 20 komoditas yang dicanangkan untuk dikembangkan secara besar-besaran di Indonesia. Melalui komoditas ini, Indonesia berhasil menjadi produsen kedua terbesar di dunia setelah Pantai Gading, walaupun pada tahun 2003 tergeser ke urutan Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 ketiga oleh Ghana karena mengganasnya serangan hama Penggeerek Buah Kakao PBK Badan Litbang Pertanian, 2005. Pada tahun 200 Kakao merupakan pangsa 15 persen dari total ekspor Indonesia ke AS, turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 24 persen. Secara absolut nilai ekspor kakao ke AS pada tahun 2003 sebesar US 137 juta, menurun dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar US 203 juta Tabel 4.8. Ekspor Coklat Indonesia ke Amerika Serikat tahun 1999-2007 Tahun Volume Ton Nilai Ribu US 1999 333,695 307,627 2000 333,619 235,238 2001 302,670 268,538 2002 365,667 523,836 2003 265,838 423,238 2004 275,485 372,853 2005 367,426 474,895 2006 490,778 615,645 2007 379,729 615,362 Sumber : BPS Diolah Pada umumnya, kakao diekspor dalam dalam bentuk biji kakao kering, kakao bubuk, kakao pasta, dan lain-lain. Volume ekspor total kakao Indonesia dari tahun 1999 hingga 2007 relatif berfluktuasi namun mempunyai kecenderungan meningkat Gambar 6.8. Pada periode tahun 2000,2001,2003,dan 2007 meskipun volume ekspor kakao menurun namun justru terjadi peningkatan nilai ekspor. Hal ini mengindikasikan bahwa pada periode tersebut terjadi kenaikan harga ekspor yang cukup signifikan. Sebaliknya, pada tahun 2004 terjadi kenaikan volume ekspor namun nilai ekspornya menurun, hal ini berarti terjadi penurunan harga ekspor kakao Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 Ekspor Kakao ke AS - 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Volume Ton Nilai Ribu US pada tahun tersebut. Pada tahun 2007, realisasi ekspor total kakao Indonesia adalah sebesar 379.729 ton atau setara dengan US 615.362 ribu. Negara-negara produsen kakao terbesar di dunia pada umumnya bukanlah negara konsumen kakao. Hal ini menunjukkan bahwa produksi mereka tidaklah dikonsumsi di dalam negeri, namun untuk kepentingan ekspor. Negara konsumen kakao terbesar di dunia adalah Amerika Serikat, dengan rata-rata konsumsi biji kakao selama periode tahun 2000 - 2004 adalah sebesar 663,33 ribu ton. Gambar 4.5. Ekspor Kakao Indonesia ke Amerika Serikat Tahun 1999-2007 Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008

4.4 Analisa Hasil Persamaan Volume Ekspor Produk Pertanian Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya faktor yang mempengaruhi variabel – variabel yang mempengaruhi ekspor produk pertanian Indonesia ke Amerika serikat. Produk pertanian yang di teliti dalam penelitian ini adalah Crude Palm Oil CPO, Karet, dan Coklat. Analisis data yang digunakan dengan menggabungkan data yang bersifat time series dan data silang tempat cross section data. Gabungan kedua jenis data ini menjadi Pooling data. Penulis mengguji data penelitian dengan tiga jenis metode estimasi, yaitu pooled least square dengan common intercept, pooled least Square dengan Fixed Effect Methode, dan Fixed Effect Methode dengan Weighted least square. Hasil terbaik dengan beberapa pengujian yang akan digunakan oleh penulis dalam mengambil hasil untuk kesimpulan dalam penelitian ini. Dari hasil perhitungan dengan mengggunakan metode estimasi pooled least square dengan common intercept, dengan menggunakan software eviews versi 3.0, didapat hasil persamaan untuk volume ekspor produk pertanian Indonesia ke Amerika Serikat adalah sebagai berikut : LEKSPOR_COKLAT = - 142.5171371 - 1.395384788LHARGA_COKLAT - 1.766199513LKURS + 11.06284174LGDPUS + 3.86002534LPOP LEKSPOR_CPO = - 142.5171371 - 1.395384788LHARGA_CPO - 1.766199513LKURS + 11.06284174LGDPUS + 3.86002534LPOP LEKSPOR_KARET = - 142.5171371 - 1.395384788LHARGA_KARET - 1.766199513LKURS + 11.06284174LGDPUS + 3.86002534LPOP Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -142.5171 284.0801 -0.501679 0.6170 LHARGA ? -1.395385 0.098834 -14.11842 0.0000 LKURS -1.766200 0.808539 -2.184433 0.0312 LGDPUS 11.06284 6.818535 1.622466 0.1078 LPOP 3.860025 17.86355 0.216084 0.8293 R-squared 0.570329 Mean dependent var 19.55285 Adjusted R-squared 0.553643 S.D. dependent var 1.072336 S.E. of regression 0.716427 Sum squared resid 52.86656 Log likelihood -26.54348 F-statistic 34.17963 Durbin-Watson stat 0.281573 ProbF-statistic 0.000000 Berdasarkan hasil estimasi dengan pooled least square dengan common intercept, memberikan hasil terdapat dua variabel yang signifikan pada g 5, yaitu variabel harga produk-produk pertanian dan kurs mata uang Indonesia terhadap Amerika serikat. Sementara dua variabel lain tidak signifikan yaitu Gross Domestict Product Amerika Serikat dan jumlah penduduk Amerika Serikat pada g 5 . Dari hasil estimasi, R 2 yang dihasilkan dari estimasi persamaan dalam penelitian ini relatif kecil yakni hanya sebesar 57 selama masa periode pengamatan. Hal ini dapat berarti bahwa dengan metode analisis pooled least square dengan common intercept, variasi variabel independent dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan sebesar 57 variasi variabel dependent yaitu Volume Ekspor produk pertanian Indonesia ke Amerika Serikat, sementara sisanya sebesar 43 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model penelitian. Selanjutnya penulis mengestimasi data penelitian dengan menggunakan estimasi pooled least square dengan Fixed Effect Methode. Analisis ini dilakukan Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 dengan menggunakan software eviews versi 3.0. Dari hasil estimasi didapat hasil persamaan untuk ekspor produk pertanian Indonesia ke Amerika Serikat adalah sebagai berikut : LEKSPOR_COKLAT = -10.31149637 - 0.4220490288LHARGA_COKLAT - 0.4709208384LKURS + 6.76095717LGDPUS - 1.526137115LPOP LEKSPOR_CPO = -8.296339797 - 0.4220490288LHARGA_CPO - 0.4709208384LKURS + 6.76095717LGDPUS - 1.526137115LPOP LEKSPOR_KARET = -8.809968928 - 0.4220490288LHARGA_KARET - 0.4709208384LKURS + 6.76095717LGDPUS - 1.526137115LPOP Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LHARGA? -0.422049 0.077398 -5.452990 0.0000 LKURS -0.470921 0.306151 -1.538196 0.1270 LGDPUS 6.760957 2.491506 2.713603 0.0078 LPOP -1.526137 6.624934 -0.230363 0.8182 Fixed Effects _COKLAT--C -10.31150 _KARET--C -8.809969 _CPO--C -8.296340 R-squared 0.956062 Mean dependent var 19.55285 Adjusted R-squared 0.953451 S.D. dependent var 1.072336 S.E. of regression 0.231358 Sum squared resid 5.406164 Log likelihood 78.69618 F-statistic 732.5583 Durbin-Watson stat 1.588097 ProbF-statistic 0.000000 Menurut hasil estimasi persamaan dengan menggunakan Fixed Effect Methode untuk produk ekspor pertanian Indonesia diperoleh R 2 sebesar 95 . Dari hasil ini dapat berarti keseluruhan variabel bebas yang tercakup dalam persamaan cukup mampu untuk menjelaskan variasi volume ekspor produk pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat. Dari hasil persamaan dapat diketahui dua variabel yang signifikan pada g 5, yaitu variabel harga dan Gross Domestic Product Amerika Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 Serikat. Sedangkan dua variabel lain adalah Populasi Amerika Serikat dan Kurs tidak berpengaruh signifikan pada g 5 selama masa periode pengamatan. Hasil dengan menggunakan Fixed Effect Methode memberikan gambaran hasil yang lebih baik secara statistik dibandingkan dengan menggunakan Pooled least square dengan common intercept. Namun untuk menentukan pilihan estimasi yang digunakan, penulis melakukan uji Chow. Dari uji ini diharapkan dapat diketahui pilihan yang lebih tepat antara Pooled Least square dengan Common Intercept atau pooled Least square dengan Fixed Effect Methode. Dari hasil uji Chow yang dilakukan dengan formulasi sebagai berikut : Tabel 4.9. Hasil Uji Chow Model R 2 PLS R 2 FEM F-test Ftab g=0.01 Hipotesis Ho = PLS Kesimpulan Ekspor 52,889 5,4 N=3 T= 36 k=4 F stat 443,29 Finv g,N- 1,NT-N-k Ftab=4,8167 Ho ditolak Efek Individu Hasil pengujian untuk ekspor komoditi karet,coklat,dan cpo memberikan hasil F hitung 443,29 F-tabel 4,8167 atau Ho ditolak,sehingga hasil tersebut tidak dapat menggunakan pooled least square karena pada model tersebut terdapat effek individu yang artinya masing-masing individu coklat,karet,cpo mempunyai intercep sendiri. Berdasarkan hasil ini maka penulis menyimpulkan bahwa tehnik estimasi yang lebih baik untuk digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pooled least square dengan Fixed effect Methode. Penulis tidak melakukan tehnik Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 estimasi dengan menggunakan Random effect Methode karena jumlah times series dalam penelitian ini lebih besar dari Jumlah variabel Cross section. Dalam penelitian dengan menggunakan cross section data, memungkinkan kecendrungan terdapatnya heteroskedastisitas dalam data penelitian data tidak homoskedastisitas maka penulis melakukan tehnik estimasi dengan menggunkan Fixed Effect methode dengan Weighted least square atau sering disebut dengan General least square GLS. Dari Tehnik estimasi ini diharapkan kejadian heteroskedastisitas terhadap data penelitian dapat di perbaiki atau dihilangkan. Adapun hasil dari estimasi dengan menggunakan Fixed Effect methode dengan Weighted least square dengan menggunakan software eviews 3.0 untuk data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : LEKSPOR_COKLAT = -40.69913693 - 0.3364185199LHARGA_COKLAT - 0.5505677141LKURS + 5.359059751LGDPUS + 0.73597533LPOP LEKSPOR_CPO = -38.59268377 - 0.3364185199LHARGA_CPO - 0.5505677141LKURS + 5.359059751LGDPUS + 0.73597533LPOP LEKSPOR_KARET = -39.19760949 - 0.3364185199LHARGA_KARET - 0.5505677141LKURS + 5.359059751LGDPUS + 0.73597533LPOP Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LHARGA? -0.336419 0.071729 -4.690130 0.0000 LKURS -0.550568 0.176049 -3.127350 0.0023 LGDPUS 5.359060 1.398785 3.831224 0.0002 LPOP 0.735975 3.524310 0.208828 0.8350 Fixed Effects _COKLAT--C -40.69914 _KARET--C -39.19761 _CPO--C -38.59268 Weighted Statistics R-squared 0.999474 Mean dependent var 23.81182 Adjusted R-squared 0.999443 S.D. dependent var 9.710874 S.E. of regression 0.229225 Sum squared resid 5.306936 Log likelihood 78.94276 F-statistic 63977.65 Durbin-Watson stat 1.519024 ProbF-statistic 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.955447 Mean dependent var 19.55285 Adjusted R-squared 0.952800 S.D. dependent var 1.072336 S.E. of regression 0.232970 Sum squared resid 5.481794 Durbin-Watson stat 1.563258 Berdasarkan hasil olahan data untuk estimasi persamaan ekspor produk pertanian dengan Generalized least Square, mendapatkan hasil yang lebih baik daripada dengan menggunakan Fixed effect methode. Terdapat tiga variabel penelitian signifikan mempengaruhi volume Ekspor Produk pertanian Indonesia. Variabel tersebut adalah harga produk pertanian, Gross Domestic Product Amerika Serikat dan kurs. Sementara itu terdapat satu variabel penelitian yang tidak signifikan terhadap volume ekspor produk pertanian Indonesia yaitu jumlah penduduk Amerika Serikat selama periode pengamatan. Hasil olahan data untuk estimasi persamaan ekspor produk pertanian dengan Generalized List Square, R 2 hasil Estimasi persamaan adalah 99,94. Hasil estimasi Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 ini dapat diartikan bahwa model dengan tehnik estimasi persamaan GLS dapat menjelaskan variasi persamaan variabel independent terhadap variabel dependent sebesar 99,94 . Sementara sisanya sebesar 0,06 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini. Tanda-tanda koefisien variabel sesuai dengan yang diharapkan dan sesuai dengan teori. Harga produk pertanian berpengaruh negatif terhadap ekspor produk Produk Pertanian Indonesia, dan signifikan secara statistik pada g 5. Hal ini sejalan dengan teori dalam ilmu ekonomi yang menyatakan bahwa permintaan terhadap barang dan jasa sangat ditentukan oleh tingkat harga dari produk tersebut.Apabila harga naik maka jumlah permintaan terhadap barang dan jasa yang bersangkutan akan turun dan sebaliknya apabila harga turun maka jumlah permintaan akan barang dan jasa yang bersangkutan akan mengalami kenaikan. Nilai koefisien regresi untuk harga produk pertanian adalah sebesar -0,3364 hal ini dapat diartikan apabila terjadi perubahan pada harga produk pertanian sebesar 1 maka akan terjadi perubahan volume ekspor produk pertanian Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 0,3364 dengan arah yang berlawanan pada tingkat kepercayaan 95 g =5 . Dari hasil ini dapat terlihat bahwa pengaruh harga produk pertanian terhadap ekspor produk pertanian bersifat inelastis. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa variabel harga bersifat inelastis terhadap permintaan dan penawaran produk pertanian. Hal ini terjadi karena sifat dari produk- produk hasil pertanian tersebut yang sangat bergantung dengan kondisi alam yang tersedia, dan keadaan perekonomian. Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 Nilai koefisien regresi Gross Domestic Product Amerika Serikat adalah sebesar 5.359 hal ini dapat diartikan apabila terjadi perubahan pada Gross Demestic Product Amerika Serikat sebesar 1 maka akan terjadi perubahan volume ekspor produk pertanian Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 5,359 dengan arah yang sama pada tingkat kepercayaan 95 g =5 . Dari hasil ini juga dapat terlihat bahwa pengaruh Gross Domestic Product Amerika Serikat terhadap volume ekspor produk pertanian Indonesia bersifat elastis. Artinya dampak perubahan dari GDP Amerika Serikat terhadap Volume ekspor Produk pertanian Indonesia sangat besar. Dengan besarnya pengaruh Gross Domestict Product Amerika Serikat terhadap Volume Ekspor Produk Indonesia tersebut, maka effek negatif yang terjadi juga akan besar terhadap perekonomian Indonesia bila perekonomian Amerika Serikat mengalami kontraksi. Hal ini dirasakan pada saat krisis global pada tahun 2008 dimana pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mengalami penurunan sehingga ekspor pruduk pertanian Indonesia juga mengalami penurunan akibat kurangnya permintaan impor oleh Amerika Serikat.Akibat berkurangnya permintaan impor oleh Amarika Serikat, harga-harga ekspor produk pertanian Indonesia pada tahun 2008 juga mengalami penurunan yang sangat drastis. Nilai koefisien regresi untuk Kurs adalah sebesar -0,55 hal ini dapat diartikan apabila terjadi perubahan pada Kurs Indonesia sebesar 1 maka akan terjadi perubahan pada volume ekspor produk pertanian Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 0,55 dengan arah yang berlawanan pada tingkat kepercayaan 95 g =5 . Dari hasil ini dapat terlihat bahwa pengaruh harga Kurs terhadap ekspor produk Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008 pertanian bersifat inelastis. Dari hasil ini juga dapat diketahui bahwa peran dari Bank Central dalam hal ini Bank Indonesia dalam menjaga nilai tukar sangat penting pengaruhnya bagi perkembangan ekspor produk-produk indonesia ke luar negeri. Sehingga koordinasi dalam kebijakan oleh otoritas moneter sangat mutlak diperlukan untuk mengendalikan perkembangan ekspor produk-produk sub sektor perkebunan Indonesia khususnya produk karet,coklat dan cpo. Nilai koefisien regresi untuk Jumlah penduduk Amerika Serikat adalah sebesar 0,735. Namun jumlah penduduk tidak berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor produk pertanian Indonesia. Hal ini disebabkan produk-produk sub sektor perkebunan yang diekspor ke Amerika Serikat adalah dalam bentuk produk primer bukan barang jadi sehingga tidak dapat langsung dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen melainkan diperlukan pengolahan lebih lanjut agar menjadi produk yang siap digunakan oleh konsumen. Tanda positif dari koefisien jumlah penduduk Amerika Serikat dapat pula mengindikasikan bahwa jumlah penduduk memberikan juga memberikan dampak yang postitf terhadap volume ekspor produk pertanian Indonesia ke Amerika Serikat selama masa periode penelitian. Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009 USU Repository © 2008

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini yaitu Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Ekspor Produk pertanian di Indonesia dalam hal ini adalah Crude Palm Oil CPO, Karet, Coklat dengan menggunakan metode Generalized Least square dapat disimpulkan 1. Secara statistik harga produk pertanian Indonesia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor produk pertanian Indonesia , ceteris paribus. Bila Harga produk pertanian naik maka akan mengurangi volume ekspor komoditas perkebunan Indonesia. Hal ini sejalan dengan teori dalam ilmu ekonomi yang menyatakan bahwa permintaan terhadap barang dan jasa sangat ditentukan oleh tingkat harga dari produk tersebut.Apabila harga naik maka jumlah permintaan terhadap barang dan jasa yang bersangkutan akan turun dan sebaliknya apabila harga turun maka jumlah permintaan akan barang dan jasa yang bersangkutan akan mengalami kenaikan. 2. Variabel GDP Amerika Serikat secara statistic mempunyai pengaruh positif terhadap volume ekspor perkebunan ceteris paribus, Hal ini dapat berarti bahwa bila terjadi perubahan pada GDP Amerika Serikat maka akan berpengaruh terhadap volume ekspor coklat,karet,dan cpo