Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009
USU Repository © 2008
Ekspor CPO Tahun 1999-2007
- 1,000,000
2,000,000 3,000,000
4,000,000 5,000,000
6,000,000 7,000,000
8,000,000
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 Volume Ton
Nilai Ribu US
Gambar 4.3. Ekspor CPO tahun 1999-2007
4.3.2 Ekspor Karet Alam
Karet adalah salah satu komoditi ekspor Indonesia yang cukup besar peranannya sebagai penyumbang devisa nonmigas. Lebih dari 80 persen produksi
karet alam Indonesia di ekspor ke manca negara dan sebagian kecil yang dikonsumsi di dalam negeri. Disamping perannya sebagai penyumbang devisa nonmigas, karet
juga telah menghidupi jutaan rakyat yang bekerja di sektor ini karena sebagian besar perkebunan karet Indonesia diusahakan oleh rakyat.
Diperkenalkannya karet sintetis pada dekade 1950-an, kebutuhan karet alam mengalami penurunan karena banyak fungsi karet alam yang tergantikan oleh karet
sintetis. Apalagi karet sintetis dapat diproduksi dalam jumlah sesuai kebuuhan tanpa
Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009
USU Repository © 2008
mempengaruhi harga. Namun demikian keunggulan karet alam masih belum bisa ditandingi oleh karet sintetis, terutama daya elastisitas dan plastisitasnya yang lebih
bagus. Hal ini bisa dilihat dalam pembuatan ban radial meskipun bahan bakunya karet sintetis, tetap saja harus dicampur dengan karet alam. Kebutuhan dunia terhadap karet
terus meningkat dari tahun ke tahun seiring berkembangnya industri yang menggunakan bahan baku karet di negar-negara maju. Pada tahun 2002 kebutuhan
karet dunia mencapai 27,7 juta ton, jauh di atas estimasi 18,5 juta ton pada tahun sebelumnya Setiawan D.H dan Andoko A, 2005. Kenaikan kebutuhan tersebut
dipicu oleh kemajuan industri kendaraan bermotor di China yang salah satu komponennya adalah ban berbahan karet.
IRSG atau Internasional Rubber Study Group dalam Kompas, Oktober 2006 memperkirakan kebutuhan karet alam dunia akan mencapai 10,9 juta ton pada tahun
2010 dengan asumsi laju pertumbuhan sebesar 4,7 persen per tahun. Pertumbuhan yang besar ini belum dapat dipenuhi oleh negara produsen karet alam karena negara
produsen baru mampu menghasilkan karet alam sebanyak 10,6 juta ton pada tahun 2010. Hal ini menyebabkan defisit pasokan karet alam dunia sekaligus merupakan
peluang Indonesia untuk mengisinya. Negara konsumen karet alam terbesar dunia menurut data Gapkindo, urutan
pertama adalah negara RRC dengan tingkat konsumsi karet alam sebesar 1,3 juta ton dan berkontribusi sebesar 17,51 persen terhadap total konsumsi karet dunia. Urutan
kedua adalah Amerika Serikat dengan tingkat konsumsi sebesar 1,1 juta ton dan berkontribusi sebesar 14,34 persen kemudian urutan ketiga adalah Jepang dengan
Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009
USU Repository © 2008
tingkat konsumsi sebesar 0,77 juta ton dan berkontribusi sebesar 9,97 persen terhadap total konsumsi karet alam dunia. China menyerap karet alam terbesar dunia seiring
dengan berkembangnya industri kendaraan bermotor di negara tersebut dimana karet alam merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan ban.
Indonesia merupakan negara eksportir karet terbesar kedua setelah Thailand memiliki peluang yang masih cukup besar untuk dapat dikembangkan secara lebih
luas pada semua subsistem dari hulu hingga hilir.Besarnya potensi sumber daya yang dimiliki Indonesia seperti lahan, iklim, tenaga, plasma nutfah yang memadai akan
meningkatkan peluang tersebut. Potensi pengembangan karet diarahkan berdasarkan produk yang dihasilkan maupun inovasi tehnologi.Dengan demikian ekspor karet
Indonesia setiap tahun akan terus mengalami peningkatan yang cukup mengembirakan baik dari segi volume maupun nilai ekspor.
Tabel 4.6. Perkembangan Ekspor Karet Indonesia Tahun 1995-2005
Tahun Volume
Nilai
1995 1,324,295 -
1,963,636 -
1996 1,434,285 108.31
1,917,902 97.67
1997 1,404,010 97.89
1,493,416 77.87
1998 1,461,106 104.07
1,101,453 73.75
1999 1,494,543 102.29
849,200 77.10
2000 1,379,642 92.31
888,623 104.64
2001 1,453,382 105.34
786,197 88.47
2002 1,495,987 102.93
1,037,562 131.97
2003 1,660,919 111.02
1,493,466 143.94
2004 1,662,210 100.08
1,494,811 100.09
2005 1,874,261 112.76
2,180,029 145.84
Sumber data : Ditjen Perkebunan tahun 2007
Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009
USU Repository © 2008
Secara umum perkembangan volume ekspor karet Indonesia keseluruh negara importir pada periode tahun 1995-2000 menunjukkan kecenderungan berfluktuasi.
Namun pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2001-2005 menunjukkan pertumbuhan yang terus meningkat.
Pada tahu 2003 produk karet merupakan ekspor utama Indonesia ke Amerika Serikat dimana 60 persen lebih dari total ekspor produk pertanian adalah berasal dari
karet. Tabel 4.7. Ekspor Karet Indonesia ke Amerika Tahun 1999-2007
Tahun Volume Ton
Nilai Ribu US
1999 1,290,859
716,114 2000
1,211,362 770,623
2001 1,273,208
670,825 2002
1,317,298 874,711
2003 1,423,594
1,250,805 2004
1,524,435 1,764,331
2005 1,605,974
2,030,859 2006
1,897,205 3,569,077
2007 2,089,569
4,540,732 Sumber data : BPS diolah
Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009
USU Repository © 2008
Ekspor Kare t
- 500,000
1,000,000 1,500,000
2,000,000 2,500,000
3,000,000 3,500,000
4,000,000 4,500,000
5,000,000
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 Volume Ton
Nilai Ribu US
Gambar 4.4. Ekspor Karet Indonesia ke Amerika Serikat Tahun 1999-2007
Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat diketahu bahwa volume ekspor Indonesia ke Amerika Serikat mengalami penurunan pada tahun 2000 sebesar 16,16
tetapi nilainya mengalami peningkatan sebesar 7,61 dan sebaliknya pada tahun 2001 volume ekspornya mengalami peningkatan sebesar 11,26 tetapi nilai
ekspornya mengalami penurunan sebesar 20,56. 4.3.3 Ekspor
Coklat
Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan sub sektor perkebunan dari 20 komoditas yang dicanangkan untuk dikembangkan secara besar-besaran di
Indonesia. Melalui komoditas ini, Indonesia berhasil menjadi produsen kedua terbesar di dunia setelah Pantai Gading, walaupun pada tahun 2003 tergeser ke urutan
Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009
USU Repository © 2008
ketiga oleh Ghana karena mengganasnya serangan hama Penggeerek Buah Kakao PBK Badan Litbang Pertanian, 2005.
Pada tahun 200 Kakao merupakan pangsa 15 persen dari total ekspor Indonesia ke AS, turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 24 persen.
Secara absolut nilai ekspor kakao ke AS pada tahun 2003 sebesar US 137 juta,
menurun dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar US 203 juta
Tabel 4.8. Ekspor Coklat Indonesia ke Amerika Serikat tahun 1999-2007
Tahun Volume Ton
Nilai Ribu US
1999 333,695 307,627
2000 333,619 235,238
2001 302,670 268,538
2002 365,667 523,836
2003 265,838 423,238
2004 275,485 372,853
2005 367,426 474,895
2006 490,778 615,645
2007 379,729 615,362
Sumber : BPS Diolah Pada umumnya, kakao diekspor dalam dalam bentuk biji kakao kering, kakao
bubuk, kakao pasta, dan lain-lain. Volume ekspor total kakao Indonesia dari tahun 1999 hingga 2007 relatif berfluktuasi namun mempunyai kecenderungan meningkat
Gambar 6.8. Pada periode tahun 2000,2001,2003,dan 2007 meskipun volume ekspor kakao menurun namun justru terjadi peningkatan nilai ekspor. Hal ini
mengindikasikan bahwa pada periode tersebut terjadi kenaikan harga ekspor yang cukup signifikan. Sebaliknya, pada tahun 2004 terjadi kenaikan volume ekspor
namun nilai ekspornya menurun, hal ini berarti terjadi penurunan harga ekspor kakao
Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009
USU Repository © 2008
Ekspor Kakao ke AS
- 100,000
200,000 300,000
400,000 500,000
600,000 700,000
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 Volume Ton
Nilai Ribu US
pada tahun tersebut. Pada tahun 2007, realisasi ekspor total kakao Indonesia adalah sebesar 379.729 ton atau setara dengan US 615.362 ribu.
Negara-negara produsen kakao terbesar di dunia pada umumnya bukanlah negara konsumen kakao. Hal ini menunjukkan bahwa produksi mereka tidaklah
dikonsumsi di dalam negeri, namun untuk kepentingan ekspor. Negara konsumen kakao terbesar di dunia adalah Amerika Serikat, dengan rata-rata konsumsi biji kakao
selama periode tahun 2000 - 2004 adalah sebesar 663,33 ribu ton.
Gambar 4.5. Ekspor Kakao Indonesia ke Amerika Serikat Tahun 1999-2007
Thorny Samanhudi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia Ke Amerika Serikat, 2009
USU Repository © 2008
4.4 Analisa Hasil Persamaan Volume Ekspor Produk Pertanian Indonesia