Peranan lumbrokinase TINJAUAN PUSTAKA

sebanyak 72,1 diantaranya telah terjadi gangren 33 . Sedangkan Tseng dalam survei yang dilakukan pada populasi kaki diabetes di Taiwan menemukan 26,9 ulkus kaki diabetik akhirnya berkembang menjadi gangren 34 . Sekitar 50 - 70 amputasi pada ulkus kaki diabetik disebabkan oleh adanya gangren. Sebanyak 14,3 akan meninggal dalam setahun setelah mengalami amputasi, dan sebanyak 37 akan meninggal 3 tahun pasca amputasi 35 . Aktivasi koagulasi pada ulkus kaki diabetik juga dapat terjadi oleh karena adanya invasi mikroba pada dinding pembuluh darah atau adanya edema jaringan di sekitar daerah luka 36 . Infeksi berperan penting pada perkembangan gangren 37 .

2.4. Peranan lumbrokinase

Lumbrokinase diekstraksi dari cacing tanah seperti Lumbricus rubellus, Lumbricus bimastus , dan Eisenia fetida dan telah lama digunakan untuk mengobati stroke dan penyakit kardiovaskuler 38 . Mihara dkk yang pertama kali mengekstraksi dan menamakan dengan lumbrokinase. Lumbrokinase adalah kelompok enzim proteolitik dengan berat molekul mulai dari 25 sampai 32 kDa 39 , yang mengandung dua tipe enzym bernama plasminogen activator dan plasmin, juga komponen analog tissue-type plasminogen activators t-PA 40 . Penelitian menyebutkan bahwa lumbrokinase mempunyai fungsi enzim fibrinolitik yang dapat melarutkan bekuan fibrin dan menghambat aktivasi serta agregasi trombosit 41 . Lumbrokinase bekerja melalui efek trombolisis tidak langsung sebagai t- PA eksogen, dan merangsang endotel mensekresi t-PA endogen, efek trombolisis langsung sebagai Plasmin eksogen 25,42,43 , efek antikoagulasi ikatan spesifik fibrinogen, menghidrolisis fibrinogen, sehingga menurunkan kadar fibrinogen 15,25,43,44 , dan sebagai antiplatelet menurunkan kadar GMP-140, TXB2 dan 5-HT sehingga menghambat aktifitas platelet dan vasokonstriksi 45,46 , juga mengurangi kadar endothelin plasma 47 . Beberapa penelitian lumbrokinase : 1. Lirong J dkk 2002, memberikan Lumbrokinase 400 mg tiga kali sehari selama 28 hari pada pasien infark serebri, yang menghasilkan pemanjangan kaolin partial thromboplastin time KPTT, peningkatan aktifitas t-PA, dan peningkatan kadar D dimer, dan penurunan kadar fibrinogen. KPTT adalah tes yang sensitif untuk jalur koagulasi intrinsik. Pemanjangan KPTT menggambarkan penurunan sistem koagulasi intrinsik. Hal ini mengindikasikan Lumbrokinase dapat meghambat jalur koagulasi intrinsik. Peningkatan aktifitas t-PA menunjukkan bahwa Lumbrokinase memiliki aktifitas t-PA dan dapat merangsang endotel untuk mensekresi t-PA, mengaktifkan sistem fibrinolisis dan melarutkan trombus. Peningkatan kadar D dimer mengindikasikan bahwa produksi degradasi fibrinogen ditingkatkan oleh Lumbrokinase 42 . 2. Chiang C dkk 2003, menjumpai pemberian Lumbrokinase 28 hari pada pasien infark serebri menghasilkan pemanjangan PT dan APTT, penurunan fibrinogen dan PAI, peningkatan D dimer dan t-PA . Pemanjangan PT menunjukkan efek Lumbrokinase terhadap jalur koagulasi ekstrinsik, sementara pemanjangan aPTT menunjukkan efek terhadap jalur koagulasi intrinsik 43 . 3. Lirong J 2001, mendapatkan bahwa dengan pemberian Lumbrokinase selama 6 bulan pada pasien post stroke, terjadi penurunan fibrinogen, vWF, dan peningkatan aktifitas t-PA. Tapi tidak terjadi perubahan bermakna pada KPTT,PT,PAI-1 . Dijumpai juga adanya inhibisi terhadap agregasi platelet . Hal ini menunjukkan efek Lumbrokinase berhubungan dengan inhibisi terhadap agregasi platelet dan adanya aktifasi fibrinolisis 25 . 4. Changsu W 2002, mendapatkan bahwa pada pasien Coronary Artery Disease dan Angina Pectoris, Lumbrokinase selama 4 minggu dengan kombinasi nitrat dapat menekan aktivasi platelet, koagulasi dan trombosis yang ditandai dengan adanya penurunan kadar GMP-140, TXB2, dan 5-HT dibanding hanya dengan terapi nitrat saja. GMP-140, TXB2, dan 5-HT menggambarkan derajat aktifasi platelet dan status fungsionalnya 45 . 5. Fei P dkk 1997, pemberian Lumbrokinase pada pasien sindroma nefrotik primer menghasilkan penurunan status hiperkoagulasi dengan penurunan kadar fibrinogen, penurunan viskositas plasma, dan penurunan agregasi platelet 48 . 6. Li S dkk 1996, menjumpai bahwa pemberian lumbrokinase selama 6 minggu pada pasien Arteriosclerosis Obliterans memperbaiki aliran darah perifer dan ankle-brachial index. Hal ini menunjukkan efek Lumbrokinase terhadap penurunan viskositas plasma, fibrin, dan mendilatasi pembuluh darah. 49 . Pada gambar 1 terlihat skema sistem koagulasi dan fibrinolisis. TXA2 5-HT GMP-140 Gambar 1. Skema sistem koagulasi dan fibrinolisis 32 . Pada gambar 2 terlihat mekanisme kerja Lumbrokinase tanda panah pada sistem koagulasi dan fibrinolisis. TXA2 5-HT GMP-140 Gambar 2. Mekanisme kerja Lumbrokinase pada sistem koagulasi dan fibrinolisis 2.5. Pemeriksaan penyaring hemostasis Adanya gangguan hemostasis dapat diketahui dengan melakukan beberapa pemeriksaan laborotorium yang dapat mengevaluasi aktivitas koagulasi dan aktivitas fibrinolisis. Pemeriksaan yang secara rutin dapat dilakukan antara lain : plasma prothrombin time, activated partial thromboplastin time, thrombine time dan kadar D-Dimer 6,50 . Masa prothrombin plasma PT digunakan untuk menguji pembekuan darah melalui jalur ekstrinsik dan jalur bersama yang melibatkan faktor pembekuan VII, X, V, protrombin dan fibrinogen. Pemeriksaan ini adalah mengukur lamanya terbentuk bekuan bila ke dalam plasma yang diinkubasi pada suhu 37 o ditambahkan reagan tromboplastin jaringan dan kalsium. Nilai normal dari pemeriksaan ini berkisar antara 10-14 detik 6,50 . Masa thromboplastin parsial teraktivasi apTT digunakan untuk menguji pembekuan darah melalui jalur intrinsik dan jalur bersama yang melibatkan faktor XII, prekalikrein, kininogen, faktor XI, IX, VIII, X, V, protrombin dan fibrinogen. Prinsip pemeriksaan ini adalah mengukur lama terbentuknya bekuan bila kedalam plasma ditambahkan reagen tromboplastin parsial dan aktivator serta ion kalsium pada suhu 37 o C. Reagen tromboplastin parsial adalah fosfolipid sebagai pengganti PF-3. Nilai normal dari pemeriksaan in berkisar antara 30 – 40 detik 6,50 . Masa trombin digunakan untuk menguji perubahan fibrinogen menjadi fibrin. Prinsip pemeriksaan ini adalah mengukur lama terbentuk nya bekuan pada suhu 37 o C bila ke dalam plasma ditambahkan reagen trombin. Nilai normal dari pemeriksaan ini berkisar antara 14 – 16 detik 6,50 . D-Dimer merupakan suatu protein yang dilepaskan kedalam sirkulasi selama proses penghancuran bekuan fibrin. D-Dimer digunakan untuk mendeteksi cross linked fibrin dari fragmen protein yang dihasilkan oleh aktivitas proteolitik plasmin terhadap fibrin atau fibrinogen. Kadar D- dimer normal 500 ngdl 6. Meningkatnya kadar D-dimer berhubungan dengan meningkatnya aktivitas sistem koagulasi 6,50 . Sebelum terapi trombolitik diberikan maka harus diperiksa jumlah trombosit, serta data awal tes hemostasis antara lain seperti aPTT, Trombin Time, Fibrinogen plasma, FDPD dimer dll. Pada saat berlangsungnya terapi maka semua tes hemostasis akan mengalami pemanjangan. Hal ini mencerminkan terjadinya hiperplasminemia disertai penurunan fibrinogen dan adanya FDP 52,53 .

BAB III PENELITIAN SENDIRI