faktor pembekuan terutama fibrinogen, F.V, VII, VIII dan X. Menurut Schafer penyebab lain yang dapat menimbulkan kecenderungan
trombosis yaitu defisiensi AT, defisiensi protein C, defisiensi protein S, disfibrinogenemia, defisiensi F.XII dan kelainan struktur plasminogen
18,20,21
.
2.3. Gangguan hemostasis pada Ulkus kaki diabetes
DM tipe 2, gangguan toleransi glukosa dan resistensi insulin berhubungan dengan peningkatan risiko trombosis. Delapan puluh persen
kematian penderita DM tipe 2 berkaitan dengan trombosis
22
. Keadaan hiperkoagulasi pada diabetes berhubungan dengan
peningkatan produksi faktor jaringan, suatu prokoagulan poten oleh sel endotel dan VSMS, serta peningkatan faktor koagulasi plasma seperti
faktor VII. Hiperglikemi juga berhubungan dengan penurunan kadar antikoagulan endogen seperti antitrombin dan protein C, gangguan fungsi
fibrinolitik, dan peningkatan produksi PAI-1
8,23,24
. Peningkatan PAI-1 baik di dalam plasma maupun di dalam plak
aterosklerotik tidak hanya menghambat migrasi sel otot polos pembuluh darah, melainkan juga disertai penurunan ekspresi urokinase di dalam
dinding pembuluh darah dan plak aterosklerotik
25
. Hiperglikemia, hiperinsulinemia dan resistensi insulin telah terbukti
dalam berbagai penelitian dapat menimbulkan perubahan terhadap berbagai komponen yang berperan pada faal hemostasis. Penderita
diabetes dilaporkan memiliki trombosit yang hipersensitif terhadap
rangsangan agregasi
26
, terjadi peningkatan dari kadar fibrinogen dan faktor von willebrand, meningkatnya aktivitas faktor VII dan faktor VIII,
peningkatan kadar PAI-1, penurunan kadar tPA dan kadar PGI
2 8,21,27-31
. Terjadi juga peningkatan Tromboxan A4 dan B2 dan soluble Intercellular
Adhesion Molecule sICAM-1 dan kadar s-E-selectin
32
. Penanda aktivasi koagulasi, seperti trombin-anti trombin kompleks TATcs,
dijumpai meningkat penderita DM tipe 2
22
. Perubahan yang terjadi pada berbagai faktor tersebut
menyebabkan peningkatan aktivitas koagulasi dan penurunan aktivitas fibrinolisis, sehingga penderita diabetes mengalami keadaan
hiperkoagulasi dimana darah lebih mudah membeku atau mengalami trombosis dibandingkan dengan keadaan fisiologi normal
8,21,22,24,27
. Kelainan tersebut terlihat pada peningkatan viskositas darah dan
fibrinogen. Peningkatan viskositas darah dan fibrinogen berkorelasi dengan abnormalitas
Ankle Brachial Index ABI pada pasien dengan
Peripheral Arterial Disease PAD, dan peningkatan fibrinogen dan produk
degradasinya berhubungan dengan perkembangan dan komplikasi PAD
23
. Salah satu manifestasi klinis yang terkait dengan keadaan
hiperkoagulasi dan trombosis pada penderita diabetes melitus berupa gangren kaki diabetika. Banyak kasus kaki diabetik dengan manifestasi
gangren harus berakhir dengan amputasi . Mardi dkk mendapatkan ulkus kaki diabetik sebanyak 28,4 dari penderita kaki diabetik yang menjalani
perawatan di RSUD Koja Jakarta Utara dari tahun 1999 - 2004, dimana
sebanyak 72,1 diantaranya telah terjadi gangren
33
. Sedangkan Tseng dalam survei yang dilakukan pada populasi kaki diabetes di Taiwan
menemukan 26,9 ulkus kaki diabetik akhirnya berkembang menjadi gangren
34
. Sekitar 50 - 70 amputasi pada ulkus kaki diabetik disebabkan oleh adanya gangren. Sebanyak 14,3 akan meninggal
dalam setahun setelah mengalami amputasi, dan sebanyak 37 akan meninggal 3 tahun pasca amputasi
35
. Aktivasi koagulasi pada ulkus kaki diabetik juga dapat terjadi oleh
karena adanya invasi mikroba pada dinding pembuluh darah atau adanya edema jaringan di sekitar daerah luka
36
. Infeksi berperan penting pada perkembangan gangren
37
.
2.4. Peranan lumbrokinase