Disain penelitian Tempat dan waktu Populasi penelitian Sampel dan cara pemilihan sampel Perkiraan besar sampel Kriteria inklusi dan ekslusi Bahan dan cara kerja

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Disain penelitian

Penelitian ini bersifat uji klinis acak tersamar tunggal untuk mengetahui pengaruh minuman beroksigen terhadap perubahan FEV1, FVC, frekuensi napas dan VO 2 max pada anak yang melakukan latihan fisik

3.2 Tempat dan waktu

Penelitian dilakukan di RS Rantau Prapat Kabupaten Labuhan Batu Sumatera Utara. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan April 2005.

3.3 Populasi penelitian

Populasi adalah anak Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP yang berumur 13 – 15 tahun.

3.4 Sampel dan cara pemilihan sampel

3.4.1 Sampel penelitian adalah anak SLTP yang berumur 13 – 15 tahun yang ada di wilayah PTPN 3 Aek Nabara Selatan Kabupaten Labuhan Batu – Sumatera Utara. 3.4.2 Anak SLTP Aek Nabara yang diikutkan dalam penelitian diambil secara acak sederhana yaitu dengan mencabut nomor. Muhammad Arif Matondang : Pengaruh Minuman Beroksigen Dibanding Minum Air Biasa Terhadap Nilai..., 2008 USU e-Repository © 2008 23

3.5 Perkiraan besar sampel

Adapun besarnya sampel ditentukan dengan rumus: n1 = n2 = 2 Z α + ZβS 2 X1 – X2 S = Simpang baku dari kedua kelompok = 6 Z α = Tingkat kepercayaan 95 = 1,96 Z β = Kekuatan uji = 80 = 0,20 = 0,842 X1 – X2 = Perbedaan klinis yang diinginkan = 5,5 Dengan menggunakan rumus di atas didapat jumlah sampel 19 orang per kelompok

3.6 Kriteria inklusi dan ekslusi

3.6.1 Kriteria inklusi 1. Anak sehat berdasarkan pemeriksaan fisik diagnostik 2. Anak laki-laki dengan Indeks Masa Tubuh IMT antara 16-20 3. Mendapat persetujuan orangtua 3.6.2 Kriteria eksklusi 1. Tidak bersedia mengikuti penelitian 2. Menolak minuman yang diberikan Muhammad Arif Matondang : Pengaruh Minuman Beroksigen Dibanding Minum Air Biasa Terhadap Nilai..., 2008 USU e-Repository © 2008

3.7 Bahan dan cara kerja

3.7.1 Bahan : 1. Stetoskop Littman ® classic 2 2. Tensimeter air raksa Nova ® 3. Timbangan Digital Camry ® tipe EB 6571 dengan akurasi 0,1 kg 4. Stadiometer untuk mengukur tinggi badan 5. Termometer digital dengan akurasi 0,5 o C 6. Blood analyzer iStaat ® dan cartridge tipe CG-8 7. Minuman beroksigen SuperO 2 ® 8. Spirometer Spirolab ® type MIR II 9. Air putih Aqua ® 10. Seperangkat treadmill series 2000 treadmill ® , Marquet Medical Sistem Inc 3.7.2 Cara kerja : 1. Subyek yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah anak laki – laki yang berumur 13 – 15 tahun dengan nilai IMT antara 16 sampai 20 . 2. Data dasar anak dicatat dalam satu lembaran isian lampiran. Pengukuran antropometri dilakukan dengan mengukur berat badan BB dengan menggunakan timbangan merek Camry ® tipe EB6571 model digital dengan akurasi 0,1 kg. Berat badan diukur pada anak berpakaian seragam sekolah tanpa sepatu. Tinggi badan Muhammad Arif Matondang : Pengaruh Minuman Beroksigen Dibanding Minum Air Biasa Terhadap Nilai..., 2008 USU e-Repository © 2008 TB diukur dengan stadiometer diletakkan pada dinding secara vertikal dengan akurasi 0,1 cm. Anak berdiri tegak rapat ke dinding tanpa memakai alas kaki dengan tumit pada posisi bidang vertikal yang sama. Kedua lengan dalam posisi relaks di samping dan wajah mengarah ke depan. Anak disuruh bernapas dalam, dan pengukuran TB dilakukan pada akhir napas dalam. 3. Sesudah itu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara fisik diagnostik, untuk menentukan apakah anak dalam keadaan sehat dan mampu untuk melakukan latihan fisik yang akan diikuti. 4. Semua subyek diambil darah vena sebanyak 0,5 cc dengan spuit sebelum minum, kemudian darah dimasukkan ke dalam cartridge tipe CG-8, lalu dimasukkan ke dalam alat i-Staat ® Analyzer kemudian hasil pemeriksaan langsung dicetak dengan printer. Pemeriksaan darah ini terutama untuk melihat kadar Hb. 5. Kemudian secara acak sederhana dengan mengambil kode tertutup dalam kotak, subyek dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu 20 orang yang mendapat minuman beroksigen dan 20 orang mendapat air putih. Tiga puluh menit sebelum latihan fisik dilakukan, subyek diberi minuman beroksigen sebanyak 400 cc pada kelompok I Muhammad Arif Matondang : Pengaruh Minuman Beroksigen Dibanding Minum Air Biasa Terhadap Nilai..., 2008 USU e-Repository © 2008 dan air putih sebagai plasebo sebanyak 400 cc pada kelompok II. 6. Kemudian anak disuruh mengambil napas sedalam- dalamnya inspirasi maksimal dan menghembuskan napas sekuat-kuatnya melalui pipa penghembus yang dihubungkan dengan spirometer merk Spiroleb II ® sebanyak 3 kali. Nilai FEV1 dan FVC tertinggi yang diperoleh dicetak. Sebelumnya anak diajarkan terlebih dahulu bagaimana inspirasi dan ekspirasi maksimal itu oleh instruktur yang terlatih. 7. Latihan fisik memakai alat treadmill series 2000 treadmill ® , Marquet Medical Sistem Inc. selama 10 menit dan memakai protokol modifikasi Bruce, yaitu: a pemanasan berupa latihan dengan berjalan pada alat treadmill selama 2 menit. a latihan pada tahap I dengan kecepatan 1,73 mil jam dan dengan kemiringan 10 ° dan selama 3 menit. b latihan tahap II dengan kecepatan ditambah menjadi 2,5 mil jam dan dengan kemiringan 12 ° c latihan pemulihan dengan berjalan di atas treadmill dengan kecepatan dan kemiringan yang diturunkan kembali. Tes latihan fisik dengan treadmill berlangsung di bawah bimbingan dan pemantauan oleh seorang tenaga terlatih. Muhammad Arif Matondang : Pengaruh Minuman Beroksigen Dibanding Minum Air Biasa Terhadap Nilai..., 2008 USU e-Repository © 2008 8. Selama latihan fisik dilakukan, suhu ruangan dipertahankan 22 sampai 24 °C ruangan berpendingin. 9. Diperiksa kembali nilai FEV1 dan FVC dengan spirometer dengan prosedur yang sama seperti di atas. 10. Sesudah selesai melakukan latihan fisik dalam keadaan duduk dilakukan pemeriksaan darah kembali.

3.8 Definisi Operasional