Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 Ho diterima jika F
hitung
F α
Ho ditolak jika F
hitung
F α
4. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
a. Multikolinearity
Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat kombinasi linear diantara independen variabel. Untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinearity dapat dilihat dari nilai R-square , F
hitung
, t
hitung
serta standar error. Kemungkinan adanya multikolinearity jika nilai R-square dan ,
F
hitung
tinggi, sedangkan nilai t
hitung
banyak yang tidak signifikan uji tanda yang berubah tidak sesuai dengan yang ditetapkan.
b. Serial Correlation Autocorrelation
1. Uji Durbin-Watson uji D-W
Uji Durbin-Watson uji D-W digunakan untuk mengetahui apakah di dalam model yang digunakan terdapat autokorelasi diantara variabel-variabel
yang diamati. Uji Durbin-Watson dirumuskan, sebagai berikut :
D
hit
= ∑
e
t
- e
t
-1
∑
2
e
t
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 Bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Ho : ρ = 0 berarti tidak ada autokorelasi
Ha : ρ ≠ 0 berarti ada autokorelasi
Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu, diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson
untuk berbagai nilai. Hipotesis yang digunakan adalah :
+ 0 dl du 2 - 4 – du 4 – dl 4
ρ = 1 ρ = 1
ρ = 1
Keterangan : Ho
: tidak ada korelasi D dl
: tolak Ho ada korelasi positif d 4-dl
: tolak Ho ada korelasi negatif dud4-du
: terima Ho tidak ada korelasi autokorelasi
autokorelasi
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 dl
≤ d ≤ du : pengujian tidak bisa disimpulkan inconclusive
4-du ≤ d ≤ 4-dl : pengujian tidak bisa disimpulkan inconclusive
3.6. Defenisi Operasional
• Simpanan masyarakat adalah sumber utama dalam dana bank atau dana
yang berasal dari simpanan dalam bentuk giro demand deposit, deposito berjangka time deposit, dan tabungan saving deposit.
• Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kecenderungan kenaikan harga
barang-barang dan jasa secara umum secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama yang besarnya dinyatakan dalam persen .
• Pendapatan perkapita adalah pendapatan tiap-tiap penduduk di daerah P.
Siantar yang dihitung dari nilai PDRB P. Siantar dibagi jumlah penduduk di P. Siantar selama periode waktu tertentu biasanya satu tahun. Ini
merupakan konsep yang sering dipakai sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk suatu wilayah dalam Rupiah.
• Suku bunga simpanan adalah persentase keuntungan bagi nasabah yang
diberikan oleh pihak bank dari simpanan nasabah dalam persen pertahun.
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. DESKRIPTIF DAERAH PENELITIAN
4.1.1. Kondisi P. Siantar-Simalungun
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 4.1.2. Kondisi Geografis
Daerah tingkat II Simalungun terletak diantara 02 36’ - 03
18’ Lintang Utara dan 98
32’ - 99 35’ Bujur Timur, dengan ketinggian di atas
permukaan air laut rata-rata 369 meter, sementara Kotamadya Pematang Siantar terletak di tengah-tengah Kabupaten Simalungun dengan keadaan
topografis berbukit-bukit rendah terletak diantara 3 09’ - 2
54’ Lintang Utara dan 99
10’ Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata diatas permukaan laut 369 meter. Daerah Tingkat II Pematang Siantar-Simalungun berbatasan
dengan 5 Kabupaten tetangga yaitu :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir dan
Kabupaten Samosir
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan
Luas wilayah Kabupaten Simalungun adalah 4.386,6 Km
2
atau 6,12 dari luas wilayah Propinsi Sumatera Utara, yang terdiri dari 31 Kecamatan, 21
Kelurahan, dan 310 desanagori, dengan jarak rata-rata ibukota kecamatan ke ibukota kabupaten antara 13 Km sampai dengan 97 Km. Dari 331 desa
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 nagori kelurahan di Kabupaten Simalungun, sebanyak 262 desa nagori
kelurahan merupakan desa swasembada dan 69 desa swakarsa.
Tabel 4. I Kondisi Geografis Kabupaten Simalungun Menurut Kecamatan
No. Kecamatan
Ketinggian di atas permukaan laut
Luas Km
2
Rasio terhadap jumlah
1 Silimakuta
751 – 1400 77.50
0.02 2
Pematang Silimakuta 751 – 1400
68.20 0.02
3 Purba
751 – 1400 172.00
0.04 4
Haranggaol Horison 751 – 1400
34.50 0.01
5 Dolok Pardamean
751 – 1400 99.45
0.02 6
Sidamanik 501 – 1250
83.56 0.02
7 Pematang Sidamanik
751 – 1400 125.19
0.03 8
Girsang Sipangan Bolon
751 – 1400 123.00
0.03 9
Tanah Jawa 151 – 500
213.95 0.05
10 Hatonduhan
151 – 1250 275.80
0.06 11
Dolok Panribuan 401 – 1250
154.30 0.04
12 Jorlang Hataran
251 – 1250 92.25
0.02 13
Panei 501 – 1000
72.30 0.02
14 Panombeian Panei
401 – 1000 82.20
0.02 15
Raya 251 – 1400
335.60 0.08
16 Dolok Silau
151 – 1400 288.45
0.07 17
Silau Kahean 51 – 1000
220.50 0.05
18 Raya Kahean
101 – 1000 226.25
0.05 19
Tapian Dolok 101 – 501
116.90 0.03
20 Dolok Batu Nanggar
51 – 401 126.10
0.03 21
Siantar 151 – 750
79.11 0.02
22 Gunung Malela
101 – 200 108.97
0.02 23
Gunung Malligas 101 – 200
58.52 0.01
24 Hutabayu Raja
51 – 200 156.13
0.04 25
Jawa Maraja BahJambi 101 – 200 73.72
0.02 26
Bandar 0 – 100
95.00 0.02
27 Bandar Masilam
0 – 100 102.35
0.02 28
Pematang Bandar 26 – 150
109.18 0.02
29 Bandar Huluan
26 – 150 97.72
0.02
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 30
Bosar Maligas 0 – 150
294.40 0.07
31 Ujung Padang
0 – 150 223.50
0.05 4.386,60
1.00 Sumber: Biro Pusat Statistik Sumatera Utara, 2007
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1986 tanggal 10 Maret 1986 Kota Daerah Tingkat II Pematang Siantar diperluas menjadi 6 wilayah
kecamatan, dimana 9 desakelurahan dari wilayah Kabupaten Simalungun masuk menjadi wilayah kota Pematang Siantar, sehingga kota Pematang
Siantar terdiri dari 38 desakelurahan dengan luas wilayah menjadi 70,230 km
2
. Kecamatan-kecamatan tersebut antara lain : 1.
Kecamatan Siantar Barat 2.
Kecamatan Siantar Timur 3.
Kecamatan Siantar Utara 4.
Kecamatan Siantar Selatan 5.
Kecamatan Siantar Marihat 6.
Kecamatan Siantar Martoba 4.1.2. Iklim
Keadaan iklim Kabupaten Simalungun bertemperatur sedang, suhu tertinggi terdapat pada bulan Juli dengan rata-rata 26,4
C. Rata-rata suhu udara tertinggi per tahun adalah 29,3
C dan terendah 20,6 C. Kelembapan
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 udara rata-rata per bulan 84,2 dengan kelembapan tertinggi terjadi pada
bulan Desember yaitu 87,42 dengan penguapan rata-rata 3,35 mmhari. Dalam satu tahun rata-rata terdapat 14 hari hujan dengan hari hujan
tertinggi terdapat pada bulan Mei sebanyak 22 hari hhujan, kemudian bulan September dan November sebanyak 19 hari hujan. Curah hujan terbanyak
terdapat pada bulan Mei sebesar 810,7 mm.
4.2. GAMBARAN PEREKONOMIAN P. SIANTAR-SIMALUNGUN
Sektor perindustrian merupakan sektor yang cukup diandalkan dalam perekonomian Kabupaten Simalungun. Ini tergambar dari persentase
sumbangannya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Simalungun tahun 2006 atas dasar harga berlaku sebesar 18,86, yang merupakan penyumbang
terbesar setelah sektor pertanian. Industri di Kabupaten Simalungun dibagi dalam 4 golongan, yaitu :
industri besar, industri sedang, industri kecil dan industri rumah tangga. Penggolongan ini didasarkan pada banyaknya tenaga kerja yng terlibat
didalamnya, tanpa memperhatikan penggunaan mesin produksi serta tidak memperhatikan modal yang digunakan.
Banyaknya industri besarsedang di Kabupaten Simalungun pada tahun 2006 sebanyak 55 perusahaan dan tenaga kerja yang diserapnya sebanyak
10.503 orang. Untuk industri kecil dan rumah tangga yang terdaftar pada
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 Ddinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Simalungun pada tahun
2006 sebanyak 310 perusahaan dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 3975 orang.
Kabupaten Simalungun adalah penghasil padi terbesar di Sumatera Utara. Pada tahun 2006 Kabupaten Simalungun menghasilkan padi sebanyak
431.322 ton yang terdiri dari padi sawah ssebanyak 391.536 ton dan padi laddang sebanyak 39.792 ton. Produksi padi sawah berasal dari luas panen
bersih sebesar 73.927 Ha dan produksi padi ladang berasal dari luas panen bersih sebesar 10.768 Ha.
Sektor perkebunan mempunyai peranan yang cukup besar terhadap perekonomian Kabupaten Simalungun yang mana sumbangan sub sektor
perkebunan terhadap PDRB Kabupaaten Simalungun tahun 2006 cukup tinggi sebesar 24,41. Tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten Simalungun
baik yang dikelola oleh rakyat perkebunan rakyat maupun perkebunan swasta PTPN, seperti karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, coklat, teh, dll
memberikan nilai yang cukup berarti bagi usaha peningkatan pendapatan masyarakat. Hal ini terlihat dari produksi yang dihasilkan oleh tanaman
perkebunan tersebut. Luas areal hutan dibagi menjadi hutan produksi, hutan lindung, dan
hutan suaka alam dengan luas areal kawasan hutan 105.593,7 Ha. Produksi hasil hutan Kabupaten Simalungun berupa Eucaliptus dan rotan. Produksi
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 terbesar adalah eucaliptus sebesar 66.147,58 m
3
pada tahun 2006 meningkat sebesar 55,91 dari tahun 2005.
Kebutuhan listrik di Kabupaten Simalungun dipasok oleh PLN wilayah II Pematang Siantar, yang mana dari 31 kecamatan yang ada keseluruhannya
sudah mendapat penerangan listrik, dengan jumlah pelanggan sebanyal\k 120.671 pelanggan. Jumlah pelanggan terbanyak terdapat di Kecamatan
Bandar 12.077 pelanggan, kemudian Kecamatan Tanah Jawa 11.810 pelanggan, Kecamatan Ujung Padang 10.608 pelanggan, dan Kecamatan
Dolok Batu Nanggar 10.606 pelanggan. Air minum yang dikelola oleh PDAM Tirta Lihou, Tirta Uli, dan Tirta
Nadi dapat dinikmati oleh hampir semua kecamatan kecuali Pematang Sidamanik, Panombean Panei, Jawa Maraja bah Jambi, Bandar Masilam,
Bosar Maligas dan Ujung Padang. Jumlah pelanggan rumah tangga tahun 2006 sebanyak 295.477
pelanggan yang terdiri dari 92,90 pelanggan rumah tangga, 7,10 toko industri, instansi pemerintah dan Badan Sosial, jumlah air minum yang
disalurkan kepada rumah tangga sebanyak 3.280.417 m
3
dan sebagian besar digunakan oleh rumah tangga di Kecamatan Tanah Jawa 483.291 m
3
, Girsang Sipangan 484.166 m
3
, dan Kecamatan Tapian Dolok 454.629 m
3
. Perubahan harga dari waktu ke waktu dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Mengetahui faktor utama penyebab kenaikan harga sangat diperlukan dalam
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 rangka pengendalian harga tersebut. Inflasi yang tinggi akan melemahkan
daya beli masyarakat dan selanjutnya akan dapat meningkatkan ataupun mendorong peningkatan jumlah penduduk miskin.
Perkembangan inflasi di Kabupaten Simalungun tahun 2006 menunjukkan fluktuasi dimana pada bulan Januari sampai Mei terjadi deflasi,
kemudian pada bulan Juni sampai Desember terjadi inflasi yang bergerak naik dari 0,29 pada bulan Juni, dengan kumulatif inflasi sebesar 6,06 pada bulan
Desember. Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Simalungun
tahun 2006 adalah sebesar Rp 587 milyar dibanding tahun 2005 yaitu sebesar Rp 6,257 triliun atau meningkat sebesar 9,38 .
Persentase peningkatan tersebut terlihat sepintas menurun dibanding tahun 2005, yaitu sebesar 12,15, akan tetapi secara riil laju pertumbuhan
PDRB atas dasar harga konstan meningkat 1,1 dari 3,11 pada tahun 2005 menjadi 4,21 pada tahun 2006. Adapun penyebab keterbalikan pertumbuhan
PDRB tersebut antara PDRB atas dasar harga berlaku dengan atas dasar harga konstan adalah akibat besaran inflasi Kota P. Siantar tahun 2006 relatif kecil
yaitu sebesar 5,51, jauh dibawah inflasi tahun 2005 yang mencapai 19,67. Peningkatan ini lebih tinggi dari angka propinsi dimana laju pertumbuhan
PDRB propinsi atas dasar harga konstan hanya meningkat 0,7 dari 5,48 pada tahun 2005 menjadi 6,18 tahun 2006.
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 Faktor utama pendorong laju pertumbuhan ekonomi adalah sektor
pertanian khususnya sub sektor perkebunan yang laju pertumbuhannya mencapai 7,92 dengan kontribusi terhadap pembentukan PDRB mencapai
1,95. Kontribusi sektor pertanian adalah yang terbesar mencapai 54,77
kemudian disusul oleh sektor industri 18,86 dan sub sektor jasa-jasa sebesar 10,04. PDRB per kapita Kabupaten Simalungun tahun 2005 yaitu sebesar
Rp 7,574 juta pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp 8,136 atau naik sebesar 7,41.
Pada tabel 4.1 dan 4.2 disajikan PDRB Simalungun dan pendapatan per kapita Simalungun Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan
1983 dan 1993 dari tahun 1985-2005. Tabel 4.2
PDRB Simalungun Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 1983 dan Tahun 1993 juta Rupiah
Tahun PDRB Juta
Tanpa minyak bumi Laju Pertumbuhan
Ekonomi Simalungun ADHB
ADHK 1985
404.846,80 346.416,49
7.25 1986
445.218,67 367.099,48
5.97 1987
520.822,08 380.806,07
3.73 1988
662.538,49 418.981,28
10.2 1989
769.080,86 456.982,97
9.7 1990
917.540,16 508.383,95
11.25 1991
1.022.323,41 538.134,13
5.85 1992
1.204.005,88 567.773,51
5.51 1993
1.618.253,17 1.487.388,40
7.12 1994
1.727.300 1.584.355,27
6.52
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 1995
1.944.480 1.718.629,25
7.96 1996
2.061.970 1.820.754,48
5.94 1997
2.218.000 1.910.435,34
4.92 1998
3.437.820 1.867.380
-2.25 1999
3.659.230 1.957.980
4.85 2000
3.559.420 2.035.350
3.95 2001
4.210.690 3.861.890
4.71 2002
4.610.350 4.033.370
4.40 2003
4.881.560 4.127.970
2.34 2004
5.578.940 4.240.250
2.72 2005
6.168.250 4.370.080
3.06
Catatan : PDRB ADHK 2002-2005 merupakan angka perbaikan Sumber : Badan Pusat Statistik Medan
Tabel 4.3 PDRB PerKapita Kabupaten Simalungun ADH Berlaku dan
Konstan Tahun 1983 dan Tahun 1993 Rupiah
Tahun PDRB
ADHB ADHK
1985 490.929,88
420.075,46 1986
543.323,3 447.990,42
1987 648.070,78
473.845,67 1988
844.156,15 533.834,08
1989 968.795,05
575.651,88 1990
1.141.430,65 632.435,55
1991 1.259.946,87
663.215,19 1992
1.474.864,80 695.502,55
1993 1.825.653,72
1.825.653,72 1994
2.078.830 1.906.770
1995 2.319.140
2.049.770 1996
2.436.447 2.111.512
1997 2.632.086,88
2.285.171,56 1998
3.975.281 2.159.319
1999 4.302.730
2.299.082 2000
4.330.791 2.378.888
2001 5.238.581
4.879.828 2002
5.705.225 4.991.219
2003 6.194.156
5.097.271 2004
6.888.851 5.177.503
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 2005
7.574.714 5.985.671
Sumber : Badan Pusat Statistik Medan
Pada tahun 2006 PDRB Kota P. Siantar atas dasar harga berlaku sebesar Rp 2.865.618,86 juta atau naik 7,61 jika dibandingkan dengan tahun
2005 sebesar Rp 2.662.898,06. Kalau dilihat pertumbuhan PDRB Kota Pematang Siantar menurut harga konstan tahun 2006 mengalami kenaikan
5,97. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Kota Pematang Siantar untuk tahun 2006 sebesar 5,97. PDRB perkapita mencapai Rp 12.174.850
menurut harga berlaku pada tahun 2006 yaitu naik sebesar 5,38 dari PDRB perkapita tahun 2005 yang sebesar Rp 11.553.350.
Pada tahun 2006, sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar 26,41 sedangkan
sektor yang paling kecil memberikan sumbangan terhadap PDRB tahun 2006 adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 0,03.
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 Pada tabel 4.3 dan 4.4 disajikan PDRB P. Siantar dan pendapatan
perkapita P.Siantar Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 1983 dan 1993 dari tahun 1985-2005.
Tabel 4.4 PDRB Pematang Siantar Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan
Tahun 1983 dan Tahun 1993 juta Rupiah Tahun
PDRB Laju Pertumbuhan
Ekonomi P. Siantar ADHB
ADHK 1985
97.236,08 78.736,95
7,40 1986
107.455,40 83.544,36
6,11 1987
154.330,76 108.911,80
31,75 1988
190.602,5 118.584,49
14,84 1989
231.031,25 142.201,79
12,49 1990
270.837,75 153.653,84
8,05 1991
321.109,13 172.258,11
12,11 1992
381.405,00 184.719,27
7,23 1993
521.051,95 521.051,95
9,66 1994
650.556,96 578.501,48
11,03 1995
728.285,16 615.661,07
6,42 1996
801.484,71 647.779,37
5,22 1997
915.920,14 687.621,18
6,15 1998
1.314.128,67 655.268,79
-4,71 1999
1.529.001,28 680.489,67
3,84
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 2000
1.694.188,76 715.470,13
5,15 2001
1.436.187,06 1.361.977,09
6,62 2002
1.640.912,92 1.390.159,29
6,66 2003
1.894.142,38 1.503.888,39
8,21 2004
2.515.280,19 1.561.475,94
3,83 2005
2.662.898,06 1.649.967,57
5,67
Sumber : Badan Pusat Statistik Medan
Tabel 4.5 PDRB PerKapita P. Siantar ADH Berlaku dan
Konstan Tahun 1983 dan Tahun 1993 Rupiah
Tahun PDRB
ADHB ADHK
1985 610.725,21
516.027,01 1986
705.852,14 548.785,50
1987 876.687,45
617.061,04 1988
927.458,76 615.080,58
1989 1.091.345,29
671.732,74 1990
1.248.048,47 718.052,85
1991 1.452.923,32
779.426,81 1992
1.695.510,11 821.157,01
1993 2.294.877,56
2.311.051 1994
2.841.479,58 2.543.612
1995 3.161.646,02
2.689.992
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 1996
4.462.884,90 2.816.138
1997 3.910.850
2.936.038 1998
5.551.883 2.769.343
1999 6.395.416
2.846.168 2000
7.034.779 2.970.859
2001 8.636.047
3.431.626 2002
7.337.395 3.638.001
2003 8.439.190
3.835.725 2004
11.053.699 4.028.554
2005 11.553.355
7.158.610
Sumber : Badan Pusat Statistik Medan
PDRB perkapita Simalungun pada tahun 1985 sebesar Rp 490.929,88. Apabila dilihat menurut harga berlaku, angka tersebut dari tahun ke tahun
terus mengalami peningkatan. Bahkan pada tahun 1998 yang merupakan puncak krisis, terjadi peningkatan yang cukup tajam menjadi Rp 4.067.852,-
atau meningkat sebesar 54,54 dibandingkan tahun sebelumnya sebagai dampak meningkatnya inflasi pada waktu itu. Kemudian hingga tahun 2005
meningkat menjadi Rp 7.574.714,- atau meningkat sebesar 9,95 dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan PDRB perkapita harga konstan Simalungun
tahun 2005 sebesar Rp 5.985.671,- yang mana kenaikannya lebih tinggi dari kenaikan pada harga berlaku yaitu naik 15,61 dibanding tahun sebelumnya.
PDRB perkapita Pematang Siantar pada tahun 1985 sebesar Rp 610.725,21. Angka tersebut dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan
baik menurut harga berlaku maupun harga konstan. Bahkan pada tahun 1998 terjadi peningkatan menjadi Rp 5.551.883,- atau meningkat sebesar 41,96
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 dibandingkan tahun sebelumnya yang juga merupakan dampak meningkatnya
inflasi pada waktu itu. Kemudian hingga tahun 2005 meningkat menjadi Rp 11.553.355,- atau meningkat sebesar 4,52 dibanding tahun sebelumnya.
Sedangkan PDRB perkapita harga konstan P. Siantar tahun 2005 sebesar Rp 7.158.610,- yang mana kenaikannya mencapai 77,69 dibanding tahun
sebelumnya.
4.3. Perkembangan Perbankan di P. Siantar-Simalungun
Permasalahan perbankan di P. Siantar-Simalungun hampir sama dengan permasalahan perbankan di Indonesia. Kebijakan pemerintah menaikkan
tingkat suku bunga yang relatif tinggi pada tahun 1998 dan 1999 cukup menyulitkan pihak bank dalam menyalurkan kredit karena ketidaksanggupan
pengusaha untuk meminjam dengan bunga yang tinggi, hal ini menimbulkan negatif spread dimana bank harus membiayai sendiri bunga simpanan dari
nasabahnya. Pada periode 1998-2006 perkembangan jumlah kantor setiap tahun
terus mengalami penurunan. Penurunan jumlah kantor bank terutama pada bank-bank swasta nasional akibat penutupan sejumlah bank yang dilakukan
oleh pemerintah, dimana pada saat krisis ekonomi banyak bank swasta yang mengalami negatif spread ataupun kondisi kurangnya rasio kecukupan modal
CAR, sehingga harus dilikuidasi.
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 Dunia perbankan kembali mengalami pengurangan jumlah kantor bank
pada tahun 2000. Berbeda dengan tahun 1998 dan 1999, dimana yang berkurang adalah bank-bank swasta, tahun 2000 yang berkurang adalah bank
pemerintah karena adanya merger antar bank yaitu Bank Dagang Negara BDN, Bank Bumi Daya BBD, Bank Expor Impor Bank Exim, dan Bank
Pembangunan Indonesia Bapindo menjadi Bank Mandiri. Data tentang perkembangan kantor Bank Umum di P. Siantar-
Simalungun disajikan dalam tabel jumlah kantor Bank Umum yang beroperasi di P. Siantar-Simalungun menurut status kepemilikan.
Tabel 4.6 Jumlah Kantor Bank Umum yang Beroperasi di Pematang Siantar Menurut
Status Kepemilikan Tahun 1998-2005 Akhir
Periode Jenis Bank
Jumlah Pemerintah
Swasta Nasional Asing dan Campuran
1998 7
7 -
14 1999
7 5
- 12
2000 7
5 -
12 2001
7 7
- 14
2002 7
7 -
14 2003
7 7
1 15
2004 8
8 1
17 2005
8 8
1 17
2006 8
8 1
17
Sumber : Statistik Keuangan Daerah Sumatera Utara,Bank Indonesia Medan,2006
Tabel 4.7 Jumlah Kantor Bank Umum yang Beroperasi di Simalungun Menurut
Status Kepemilikan Tahun 1998-2005 Akhir
Jenis Bank Jumlah
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 Periode
Pemerintah Swasta Nasional
Asing dan Campuran 1998
3 7
- 10
1999 3
4 -
7 2000
3 4
- 7
2001 2
4 -
6 2002
2 4
- 6
2003 3
4 -
7 2004
3 4
- 7
2005 3
4 -
7 2006
3 4
- 7
Sumber : Statistik Keuangan Daerah Sumatera Utara,Bank Indonesia Medan,2006
Salah satu fungsi bank adalah penerima simpanan dari masyarakat. Jumlah dana yang disimpan masyarakat pada bank merupakan salah satu
indikator tingkat kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Semakin banyak uang ditabung oleh masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat tersebut sudah
semakin sejahtera karena biasanya masyarakat menabung karena adanya kelebihan pendapatan.
Data mengenai jumlah tabungan masyarakat P. Siantar-Simalungun dapat dilihat pada Tabel Posisi Dana Simpanan Rupiah dan Valuta Asing dan
Jenis Simpanan pada Bank Umum di P. SiantarSimalungun.
Tabel 4.8 Posisi Dana Simpanan Rupiah dan Jenis Simpanan
pada Bank Umum di P. SiantarSimalungun. Juta Rupiah
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 Tahun
Rupiah Giro
Simpanan Berjangka Tabungan
1985 14.824
17.259 5.162
1986 17.652
21.940 6.587
1987 16.217
30.965 6.661
1988 26.887
52.119 8.209
1989 28.643
42.432 19.260
1990 30.233
71.677 41.561
1991 31.271
102.463 72.913
1992 38.592
141.747 114.341
1993 43.511
99.601 139.846
1994 46.706
101.614 157.455
1995 59.861
160.367 193.039
1996 45.385
147.159 233.363
1997 46.055
148.474 217.518
1998 120.261
620.106 292.598
1999 104.363
445.553 498.641
2000 169.281
405.864 613.390
2001 232.918
442.916 687.300
2002 208.807
448.035 762.424
2003 259.815
397.390 923.267
2004 244.873
550.165 1.248.995
2005 298.039
980.384 1.159.076
Sumber : Bank Indonesia Medan
Krisis moneter yang terjadi ternyata tidak mengurangi gairah masyarakat dalam hal menabung. Hal ini terlihat dari meningkatnya dana
simpanan mayarakat P. SiantarSimalungun secara tajam yaitu pada tahun 1997 sebesar Rp 412 milyar menjadi Rp 1,032 trilliun pada tahun 1998.
Tingginya gairah masyarakat tersebut akibat dari tingginya suku bunga yang diberikan oleh bank yang juga merupakan dampak dari inflasi pada waktu itu.
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 Data tingkat suku bunga deposito berjangka yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia di Sumatera Utara dan tingkat inflasi disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.9 Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka di Sumatera Utara
persen per tahun Tahun
Tingkat suku bunga deposito berjangka 1985
16.31 1986
15.20 1987
16.99 1988
17.76 1989
18.12 1990
18.75 1991
20.96 1992
20.90 1993
12.52 1994
11.25 1995
16.00 1996
16.00 1997
21.75 1998
50.50 1999
11.75 2000
9.50 2001
13.66 2002
14.50 2003
9.26 2004
6.40 2005
9.52
Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Daerah:Bank Indonesia Medan
Tabel 4.10 Tingkat Inflasi di P. Siantar-Simalungun
persen per tahun
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 Tahun
Tingkat inflasi 1985
5.21 1986
8.19 1987
8.48 1988
8.15 1989
13.62 1990
12.94 1991
11.64 1992
5.32 1993
10.46 1994
14.05 1995
10.48 1996
10.26 1997
15.14 1998
48.02 1999
-0.5 2000
4.67 2001
8.03 2002
9.41 2003
2.51 2004
7.31 2005
19.67
Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Daerah:Bank Indonesia Medan
3. HASIL PENELITIAN Dalam melihat hubungan antara variabel bebas independen variabel yaitu
pendapatan perkapita, tingkat suku bunga dan inflasi terhadap variabel terikat
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009 dependent variabel yaitu jumlah simpanan masyarakat yang dihimpun oleh
bank umum, maka digunakan regresi linier berganda. Model estimasi persamaannya adalah sebagai berikut :
Y = α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
- β
3
X
3
+ µ
Dimana : Y = jumlah tabungan masyarakat dalam milyar rupiah
α = intercept β
1
, β
2
, β
3
= koefisien regresi X
1
= pendapatan perkapita dalam milyar rupiah X
2
= tingkat suku bunga dalam persen X
3
= tingkat inflasi dalam persen µ = term of error kesalahan penggangu
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu data yang telah diolah ke dalam model melalui penghitungan komputer dengan menggunakan
program Eviews 4.1, dapat dilihat dengan tabel sebagai berikut :
Dependent Variable: LY Method: Least Squares
Date: 120307 Time: 10:39 Sampleadjusted: 1986 2005
Included observations: 20 after adjusting endpoints
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob. C
1.830403 0.851421
2.149822 0.0483
X1 8.20E-08
3.64E-08 2.254339
0.0396 X2
0.020199 0.008367
2.414300 0.0290
Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. SiantarSimalungun, 2007.
USU Respository © 2009
X3 -0.001613
0.007558 -0.213377
0.8339 LY-1
0.823332 0.076938
10.70126 0.0000
R-squared 0.988228 Mean dependent var
12.93371 Adjusted R-squared
0.985088 S.D. dependent var 1.236588
S.E. of regression 0.151005 Akaike info criterion
-0.730695 Sum squared resid
0.342036 Schwarz criterion -0.481762
Log likelihood 12.30695 F-statistic
314.7899 Durbin-Watson stat
2.287608 ProbF-statistic 0.000000
Hasil Regres :
Log Y = 1.830403 + 0.000000082X
1
+ 0.020199X
2
– 0.001613X
3
+ µ
2.1. Interpretasi model