Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
− Jam 09.30 – 10.30 WIB
Waktu Istirahat −
Jam 10.30 – 12.00 WIB Waktu Kerja dinas
c. Sabtu −
Jam 06.30 – 09.30 WIB Waktu Kerja dinas
− Jam 09.30 – 10.30 WIB
Waktu Istirahat −
Jam 10.30 – 12.00 WIB Waktu Kerja dinas
2. Bagian pengolahan, jam kerja dibagi atas dua shift setiap harinya dan jam kerja ini melihat situasi buah TBS yang tersedia yaitu:
a. Jika buah banyak, diterapkan:
− Shift I
:jam 06.30 – 16.00 WIB −
Shift II :jam 16.00 – 06.30 WIB
3. Bagian pengamanan security, jam kerja dibagi atas tiga shift setiap harinya yaitu:
− Shift I
:jam 06.00 – 14.00 WIB −
Shift II :jam 14.00 – 22.00 WIB
− Shift III
:jam 22.00 – 06.00 WIB Untuk bagian security terdiri dari 14 orang pershift dengan pergantian shift
seminggu sekali.
2.7. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan 2.7.1. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan pada PT.Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Kebun Pabatu ditentukan menurut tingkat golongannya. Bekerja merupakan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
kegiatan yang dilakukan oleh karyawan dalam hubungan kerja dengan mendapat gaji pokok. Banyak cara atau sistem pembayaran gajiupah yang digunakan
perusahaan, setiap perusahaan memakai sistem yang berbeda-beda. Dengan dasar tersebut akan membawa keuntungan bagi perusahaan tanpa merugikan karyawan.
Gaji pokok merupakan imbalan berupa uang yang diterima setiap bulan oleh karywan dari perusahaan atas tugas atau pekerjaan yang dilakukan, tidak
termasuk tunjangan, santunan sosial, dan penerimaan lain yang tidak tetap.
2.7.2. Fasilitas Yang Digunakan
1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja
PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu memberikan asuransi jaminan sosial tenaga kerja jika terjadi sesuatu yang menyebabkan kecelakaan tenaga kerja.
2. Pemberian Cuti
Perusahaan memberikan cuti tahunan atau cuti hari besar agama dan cuti sakit kepada karyawan.
3. Tunjangan Hari Besar Agama
Perusahaan memberikan tunjangan hari besar agama kepada karyawan. 4.
Fasilitas Kerja Fasilitas yang disediakan perusahaan diantaranya:
a. Perumahan untuk karyawan
b. Rumah sakit
c. Listrik dan air
d. Sekolah
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Untuk menunjang kelancaran tugasnya perusahaan juga menyediakan peralatan-peralatan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk meningkatkan
keselamatan kerja seperti : a.
Safety shoes b.
Hand gloves c.
Alat pemadam api d.
Helm e.
Masker f.
Kacamata pelindung, dll.
2.8. Proses Produksi 2.8.1. Standar Mutu Bahan Baku dan Produk
2.8.1.1. Standard Mutu Bahan Baku
Tandan buah sawit yang diterima di pabrik hendaknya memenuhi persyaratan bahan baku, yaitu tidak menimbulkan kesulitan dalam proses
ekstraksi minyak dan inti sawit. Sebelum buah diolah tandan yang telah tiba di pabrik perlu dilketahui mutunya dengan cara visual, yang dapat dilakukan di
tempat penerimaan buah. Pengujian atau sortasi panen sebaiknya dilakukan pada setiap truk yang tiba di pabrik, akan tetapi hal ini dianggap tidak ekonomis. Oleh
sebab itu sortasi panen dapat dilakukan secara acak, yaitu 10 terhadap truk yang diterima atau minimum satu truk untuk setiap afdeling. Jika jumlah 10 sampling
dianggap terlalu besar dapat diatasi dengan mengambil 50 isi truk. Penilaian
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
terhadap mutu TBS didasarkan pada standard fraksi tandan dimana spesifikasi fraksi TBS seperti terlihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Spesifikasi fraksi TBS Parameter
Standard
Fraksi 00 Nihil
Nihil Buah Normal : F1,F2,F3,F4,F5
100 Brondolan
Pengutipan Maksimal Tandan Kosong
Buah Busuk Tandan Bertangkai Panjang
Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu
Kegiatan pengolahan menginginkan buah dengan fraksi 1, 2, dan 3. Hal ditetapkan karena fraksi ini memiliki mutu minyak yang baik dengan tingkat
ekstraksi minyak yang optimal dimana standard kematangan buahnya seperti pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6. Standar Kematangan Buah Fraksi
Persyaratan Sifat-sifat
fraksi Jumlah Brondol
Fraksi 00 F-00 0,0
Sangat Mentah Tidak ada warna
Fraksi 0 F-0 Maks.3,0
Mentah 1-12,5 buah luar
Fraksi 1 F-1 Kurang matang
12,5-25 buah luar Fraksi 2 F-2
85,0 Matang
25-50 buah luar Fraksi 3 F-3
Matang 50-75 buah luar
Fraksi 4 F-4 Maks.
10,0 Lewat matang
75-100 buah luar Fraksi 5 F-5
Maks.2,0 Terlalu matang Buah ikut membrondol
Brondolan 9,5
Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
2.8.1.2. Standar Mutu Produk
Standar mutu produk minyak dan inti sawit seperti pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7. Standard kualitas minyak dan inti Karakteristik
Batas-batas Kualitas Minyak sawit
Kualitas Asam Lemak Bebas 3,5 dan 4,0
Kadar air 0,1
Kadar kotoran 0,10
Deteration of Bleach Ability Index DOBI
Min. 2,4 Bilangan peroksida
5 mek Bilangan Anisidine
10 mek Total oksigen
20 mek Kadar Fe
3 ppm Kadar Cu
0,3 ppm Bleachability
2 R Kualitas Inti sawit
20 Y Kadar air
Maks.7 Kadar Kotoran
Maks.6 Inti pecah
25 Inti berubah warna
40
Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu
2.8.2. Bahan-bahan yang Digunakan 2.8.2.1. Bahan Baku
Di dalam proses produksi pada Pabrik PKS Kebun Pabatu, bahan baku yang digunakan adalah Tandan Buah Segar TBS kelapa sawit yang diperoleh
dari Beberapa afdeling yang membudidayakan tanaman kelapa sawit di
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
lingkungan kebun Pabatu ataupun dari kelapa sawit milik rakyat. Tanaman kelapa sawit Elaieis Quinensis Jacq merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang
termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit yang dikenal ialah jenis Dura, psifera dan tenera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan berdasarkan penampang irisan buah,
yaitu jenis Dura memiliki tempurung yang tebal, jenis psifera memiliki biji yang kecil dengan tempurung yang tipis, sedangkan tenera yang merupakan hasil
persilangan dura dengan psifera menghasilkan buah tempurung tipis dan inti yang besar.
Buah sawit berukuran kecil antara 12-18 grambutir yang duduk pada bulir. Setiap bulir terdiri dari `10-18 butir tergantung pada kesempurnaan
penyerbukan. Beberapa bulir bersatu membentuk tandan. Buah sawit dipanen dalam bentuk tandan buah sawit. Tanaman kelapa sawit sudah mulai
menghasilkan pada umur 24-30 bulan. Buah yang pertama keluar masih dinyatakan dengan buah pasir, artinya belum dapat diolah dalam pabrik karena
masih mengandung minyak yang rendah. Dalam satu pot dijumpai bunga betina dan bunga jantan yang berbeda,
sehingga penyerbukannya disebut penyerbukan silang. Jumlah bunga betina dan bunga jantan yang terbentuk dipengaruhi oleh sifat tanaman dan pengaruh
lingkungan seperti penyinaran, pemupukan dan perlakuan lainnya. Umur buah tergantung pada jenis tanaman, umur tanaman dan iklim, umumnya buah telah
dapat dipanen setelah berumur 6 bulan terhitung sejak penyerbukan.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
2.8.2.2. Bahan Penolong
Bahan Penolong adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk
dimana keberadaanya tidak mengurangi nilai dari produk tersebut tetapi menambah nilai dari produk itu. Bahan penolong yang digunakan di PTPN 4
Pabatu adalah BWT digunakan untuk menetralkan PH air untuk pabrik. BWT yang digunakan adalah BWT 3273 berfungsi sebagai anti karat pada internal boiler, anti
foam pembusaan dan mengutamakan kualitas steam. BWT 2811 berfungsi sebagai gerakan cepat secara kimia menghilangkan oksigen yang digunakan dan
sistem air industri lainnya oxyigen scavenger. BWT 2556 berfungsi sebagai inhibitor korosif, efektif menetralkan gas acid asam boiler corrosion inhibitor.
BWT 8173 pulv berfungsi sebagai flocculant untuk proses pemisahan liquid-solid dan alat penyaring filter aid, BWT 8507 berfungsi untuk mengatur tingkat
alkalinitas pada air boiler. BWT 7203 berfungsi sebagai anti karat pada internal boiler untuk membantu mengutamakan kualitas steam, membantu menghilangkan
pembetukan karat dalam dinding sisi air. Caustik soda, berfungsi sebagai bahan regenerasi resin pada tangki katoda. Asam sulfat berfungsi sebagai bahan
regenerasi regin pada tangki anoda. Tawas berfungsi sebagai penjernihan awal air.
2.8.2.3. Bahan Tambahan
Bahan Tambahan adalah bahan yang digunakan pada proses produksi dan ditambahkan ke proses pembuatan produk. Bahan tambahan ini dibutuhkan jauh
lebih kecil dibanding bahan baku, fungsi bahan tambahan ini adalah membantu
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
proses produksi agar dapat dihasilkan produk yang sesuai dengan keinginan. Bahan tambahan yang digunakan untuk mengolah Tandan Buah Segar TBS
menjadi produk adalah steam uap dan air panas. Steam ini disuplai dari back- preasure vessel bpv yaitu suatu tangki penampung uap bekas turbin uap. Uap
dihasilkan dari panas air daripada boiler ketel uap yang digunakan untuk memutar turbin untuk menghasilkan tenaga listrik dan uap bekas ditampung pada
bpv. Air panas diperoleh dari hasil pemanasan air bersih oleh uap bekas pada suatu tangki yang disebut hot water tank, dari tangki ini air panas disalurkan pada
setiap unit yang memerlukan.
2.8.3. Uraian Proses Produksi 2.8.3.1. Proses Pegolahan Minyak Sawit
PTPN 4 Kebun Pabatu bahan baku utamanya adalah buah sawit yang masih segar, sebelum menjadi CPO dan inti sawit melalui berapa proses. Proses
nya adalah sebagai berikut : 1.
Stasiun penerimaan buah Fruit Reception Station Stasiun penerimaan buah ini berfungsi untuk menerima Tandan Buah
Segar yang berasal dari kebun. Pada stasiun ini Tandan Buah Segar melalui tahapan proses sebagai berikut :
a. Penimbangan Buah.
b. Penumpukan dan pemindahan buah.
2. Penimbangan Buah Fruit Weighting
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Tandan Buah Segar yang baru dipanen dari kebun diangkut dengan menggunakan truk ke pabrik. Setelah tiba di lokasi pabrik terlebih dahulu
ditimbang pada jembatan timbang Weighting Bridge. Penimbangan dilakukan dua kali. Pertama, untuk mengetahui berat kendaraan dalam keadaan berisi
muatan bruto. Kedua, untuk mengetahui berat kendaraan setelah dibongkar muatan tarra.
3. Penumpukan dan pemindahan buah transfer and loading ramp Setelah melalui jembatan timbang kemudian truk membongkar muatannya
di loading ramp. Buah sawit yang sudah disortasi kemudian dituang ke penampungan buah fruit hoppers yang dibuat kemiringan 135
terhadap dasar alas kisi-kisi. Fruit hoppers dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan
secara vertikal turun naik oleh tenaga elektris. Fungsi loading ramp adalah sebagai berikut :
a. Tempat penampungan dan penumpukan TBS Sementara, sebelum diolah.
b. Tempat melakukan sortasi terhadap TBS yang masuk ke pabrik.
c. Memudahkan pengisian TBS ke dalam lory.
d. Menjamin penyediaan bahan baku untuk kontinuitas proses.
4. Stasiun Perebusan TBS yang berada dalam lory rebusan diangkut dari Stasiun Penerimaan
Buah dengan bantuan transfer carier yang bergerak pada jaringan rel. Lory rebusan ini selain sebagai alat angkut juga sebagai wadah untuk merebus buah.
Badan lory tersebut terbuat dari plat baja berlubang kecil dengan diameter 2 cm dan jarak antar lubang 5 cm. Dengan adanya lubang pada lory, uap steam lebih
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
mudah masuk dan dapat memasak secara merata. Lory rebusan ini berisi penuh dan merata dengan kapasitas rata 2,5 tonlory. Tujuan perebusan ini adalah
sebagai berikut : a.
Menghentikan aktivitas enzim Dalam buah yang dipanen terdapat enzim lipase dan oksidase yang tetap
bekerja dalam buah sebelum enzim itu dihentikan dengan pelaksanaan tertentu. Enzim dapat dihentikan dengan cara fisika dan kimia. Cara fisika yaitu dengan
cara pemanasana pada suhu yang dapat mendegradasi protein. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan trigliserida dan kemudian
memecahkan kembali menjadi asam lemak bebas ALB. Aktivitas enzim semakin tinggi apabila buah mengalami kememaran luka. Untuk mengurangi
aktivitas enzim sampai di PKS diusahakan agar kememaran buah dalam persentase yang relatif kecil. Enzim pada umumnya tidak aktif lagi pada suhu
50 C, oleh sebab itu perebusan pada suhu 120
C akan menghentikan kegiatan enzim.
b. Melepaskan buah dari Spiklet
Minyak dan inti sawit terdapat dalam buah maka untuk mempermudah proses ekstraksi pengutipan minyak dan inti sawit, buah perlu dilepaskan dari
spiklet. Buah dapat terlepas dari Spiklet melalui cara hidrolisa hemiselulosa dan pektin yang terdapat pangkal buah. Hidrolisa dengan reaksi biokimia telah terjadi
sebagian di lapangan yaitu pada proses pemasakan buah yang ditandai dengan buah yang berondol. Reaksi hidrolisis dan hemiselulosa dan pektin terdapat dalam
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
ketel rebusan yang dipercepat oleh pemanasan. Panas uap tersebut dapat meresap ke dalam buah karena adanya tekanan
c. Menurunkan Kadar Air
Sterilisasi buah dapat menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti, yaitu dengan cara penguapan baik pada saat perebusan maupun saat sebelum
pemipilan. Penurunan kandungan air buah menyebabkan penyusutan buah sehingga terbentuk rongga-rongga kosong yang mempermudah proses
pengempaan. Interaksi penurunan kadar air dan panas dalam buah akan menyebabkan minyak sawit antara sel dapat bersatu dan mempunyai viskositas
yang rendah sehingga mudah keluar dari dalam sel sewaktu proses pengempaan
berlangsung. d.
Pemecahan emulsi Minyak dalam buah berbentuk emulsi dapat lebih mudah keluar dari sel
jika berubah dari fase emulsi menjadi minyak. Perubahan ini terjadi dengan bantuan pemanasan, yang mengakibatkan penggabungan fraksi yang memiliki
polaritas yang sama dan berdekatan, sehingga minyak dan air masing-masing terpisah. Peristiwa ini akan mempermudah minyak keluar dari buah. Penetrasi uap
yang sempurna pada buah, terutama pada buah yang paling dalam, akan mempertinggi efisiensi ekstraksi minyak.
e. Membantu proses pelepasan inti dari cangkang
Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji hingga 15. Kadar air biji yang turun hingga 15 akan menyebabkan inti susut sedangkan
tempurung biji tetap, maka terjadi inti yang lekang dari cangkang. Hal ini akan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
membantu fermentase di dalam Nut Silo, sehingga pemecahan biji dapat berlangsung dengan baik, demikian juga pemisahan inti dan cangkang dalam
proses pemisahan kering atau basah dapat menghasilkan inti yang mengandung kotoran lebih kecil.
5. Stasiun Penebah
Pada stasiun penebah, buah dituang dari lori ke rebusan ke automatic feeder dengan menggunakan hosting crane. Automatic feeder ini berfungsi untuk
menampung serta mengatur pemasakan buah ke dalam alat penebah threserstripper drum dalam threser. Buah yang masih melekat pada tandan
akan lepas dan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan. Alat penebah ini berupa drum yang terpasang secara horizontal dan berputar dengan kecepatan
± 23 rpm. Akibat perputaran drum, tandan bergerak ke atas searah dengan perputarannya. Kemudian tandan akan jatuh terbanting sehingga buah atau
brondolan terlepas dari tandannya. Keberhasilan perebusan jika tidak didukung pemipilan yang baik maka kehilangan minyak akan tinggi. Oleh sebab itu perlu
dilakukan pemipilan yang lebih sempurna dan keberhasilan pemipilan juga tergantung pada proses perebusan.
6. Stasiun Pengempaan screw press
Stasiun pengempaan adalah stasiun pertama dimulainnya pengambilan minyak dari buah dengan jalan melumat dan mengempal. Pada stasiun ini
dilakukan 2 tahap pengolahan yaitu :
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
a. Pengadukan digesting
Brondolan yang dihasilkan pada proses penebah, dialirkan ke dalam digester. Peralatan ini digunakan untuk melumatkan brondolan sehingga daging
buah pericrape terpisah dari biji noten dan menghancurkan sel-sel yang mengandung minyak. Dalam waktu cepat agar minyak dapat diperas sebanyak-
banyaknya pada saat pegempaan. Alat ini sering disebut ketel aduk yag terdiri dari bejana yang dilengkapi
dengan alat perajang, dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa dalam screw press. Digester dilengkapi dengan alat pengaduk yang
berfungsi untuk merajang buah sehingga terjadi pelepasan daging buah dan biji sambil pemecahan kantong-kantong minyak. Volume digester berpengaruh
terhadap kehilangan minyak. Digester yang penuh akan memperlama proses pengadukan dengan
tekanan lawan yang kuat sehingga perajangan sempurna karena ketinggian buah dalam digester akan menimbulkan tekanan di dasar digester semakin tinggi dan
tahanan lawan terhadap pisau semakin tinggi, dan pemecahan kantong minyak dan pemisahan serat dengan serat lain semakin sempurna. Pengadukan dilakukan
dengan kondisi proses sebagai berikut:
Ketel adukan selalu dalam keadaan penuh minimal ¾ dari volumenya.
Temperatur pemanasan uap 90-95
Waktu pengadukan 15-20 menit
Tekanan uap steam 2-3 kgcm
2
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Jika kondisi ini tidak terpenuhi, masa adukan akan sulit diproses pada saat
pengempaan, akibatnya kehilangan minyak dalam ampas akan meningkat. b. Pengempaan pressing
Massa adukan yang berasal dari alat pengaduk digester dialirkan ke dalam alat pengempa screo press yang berfungsi untuk mengempa massa
adukan sehingga terjadi pemisahan antara massa padat biji, serat dan kotoran dengan cairan minyak kasar. Tujuan dari proses pengempaan ini adalah untuk
mengambil minyak yang ada dalam massa adukan semaksimal mungkin dengan cara memompa pada tekanan tertentu. Tekanan kempa yang dibutuhkan 50-60
kgcm
2
. Alat pengempa yang digunakan adalah jenis kempa ulir ganda double
screw press. Alat ini terdiri dari sebuah silinder press cylinder yang berlubang- lubang yang didalamnya terdapat 2 buah ulir feet screw dan main screw yang
berputar yang berlawan arah dengan kecepatan yang sama. Mekanisme pengempaan adalah masuknya adonan ke dalam cylinder press dan mengisi worm.
Volume setiap space worm berbeda, semakin mengarah ke ujung as screw volume semakin kecil, sehingga pepindahan massa akan menyebabkan minyak terperas.
Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain: a.
Kapasitas olah alat yang tinggi, dan dapat menghemat tempat jika dibandingkan dengan hidrolic press.
b. Karena kapasitas yang tinggi maka biaya operasi per ton TBS sangat rendah.
c. Kebutuhan operator untuk mengoperasikan lebih sedikit dibandingkan dengan
hidrolic press.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
d. Kebutuhan tenaga power yang rendah untuk memeras buah.
7. Stasiun Pemurnian Minyak
Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan minyak sawit mentah crude palm oil CPO yang sudah dimurnikan dari impurities atau kotoran lainnya.
Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak sawit mentah CPO. Pemurnian minyak bertujuan agar tidak terjadi penurunan mutu
akibat adanya reaksi hidrolisis dan oksidasi. Hidrolisis dapat terjadi karena cairan bersuhu panas dan cukup banyak air demikian juga oksidasi akan terjadi dengan
adanya Nos yang berupa bahan organik dan anorganik seperti Fe dan Cu berperan sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya reaksi yang cepat.
Pada stasiun pemurnianklarifikasi minyak, terjadi beberapa tahapan proses:
a. Pengenceran
Pengenceran bertujuan untuk mengenceran minyak sehingga pemisahan pasir dan serat-serat yang terdapat dalam minyak dapat berjalan dengan baik.
Pengenceran berlangsung dengan baik bila suhu air pengenceran 80-90 C. Suhu
ini kadang-kadang tidak mendapat perhatian yang serius karena tangki air panas berada di tempat yang lebih tinggi dari digester sehingga pengamatannya lebih
sulit. Jumlah air pengencer yang digunakan sangat bervariasi sehingga sulit diketahui jika tidak menggunakan flow meter. Jumlah air pengencer yang
digunakan yaitu sebanding dengan crude oil yang keluar dari screw press. Pemakaian air yang terlalu banyak akan menyebabkan penurunan kualitas unit
pengolahan PKS terutama pada alat klarifikasi. Hal ini diatasi dengan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
memperpendek retention time pada setiap alat pengolahan yang dapat berakibatkan penurunan efisiensi ekstraksi. Air pengencer yang diberikan
bermanfaat untuk: −
Menurunkan viskositas cairan sehingga zat yang memiliki BJ 1,0 akan mudah mengendap sedangkan zat yang memiliki BJ 1,0 akan mengapung.
− Mempermudah pemisahan fraksi yang terdapat dalam cairan minyak
berdasarkan polaritas. −
Memecahkan emulsi minyak yang dalam bentuk butiran halus. b.
Sand Trap Tank Keberhasilan proses pengendapan tergantung pada retention time. Bentuk
sand trap tank adalah silinder sedangkan mekanisme kerjanya adalah memberikan aliran sirkulasi yang dapat mempercepat proses pengendapan pasir
atau padatan yang BJ nya lebih besar dari minyak. c.
Ayakan Getar Pemakaian ayakan getar bertujuan untuk memisahkan non oil solid yang
berukuran besar, sehingga pada proses selanjutnya didapatkan minyak yang memenuhi standar. Ayakan getar dikenal dengan tipe vibro yang mempunyai
mekanisme pemisahan yang bekerja dengan cara getaran melingkar dan atas bawah, yang terdiri dari 2 tingkat ayakan dengan ukuran 30 dan 40 mesh.
d. Crude Oil tank
Crude oil tank COT Berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel yang tidak larut dan lolos dari ayakan getar. Karena tangki ini ukuran kecil dapat
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
dikatakan bahwa retention time nya relatif singkat sehingga lebih berfungsi untuk mengendapakan pasir atau lumpur partikel besar.
Fungsi utama oil tank adalah menampung minyak dan ayakan sebelum dipompakan pada oil settling tank, yang ditempatkan tepat di bawah ayakan getar
sehingga minyak dan ayakan getar langsung ditampung. e.
Oil Setling Tank Minyak yang berada di lapisan atas crude oil tank dipompakan ke oil
setling tank untuk diendapkan. Fungsi dari setling tank adalah mengendapkan kotoran-kotoran yang terdapat dalam minyak. Proses pegendapan ini dapat
berlangsung secara sempurna apabila suhu minyak dapat dipertahankan pada suhu 80
C. Pada suhu ini kekentalan lebih rendah sehingga fraksi-fraksi yang BJ ≥ 1
akan berada di bagian bawah tangki dan mengendap. Campuran minyak yang terdapat dalam oil setling tank terdiri dari 3
lapisan, yaitu: lapisan minyak, lapisan sludge, dan lapisan lumpur. Makin lama cairan minyak berada dalam oil setling tank maka pemisahan akan semakin
sempurna dan lumpur pun akan mengendap di bagian dasar tangki. Kemudian diteruskan ke continious setling tank yaitu tipe bak bersambung yang dapat
memisahkan lumpur sambil mengalir dari satu bak ke bak lain. Pemisahan dapat berlangsung baik jika kecepatan alir lebih lambat dari kecepatan mengendap.
Pemisahan sludge berjalan dengan baik yaitu pada bak pertama cairan memisah menjadi dua fase yaitu fase ringan dan fase berat. Fase berat mengalir dari bak
yang satu ke bak lainnya melalui dasar tangki sedangkan fase ringan mengalir dari bagian atas.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
8. Pemisahan pasir
Pemisahan pasir dilakukan melalui 3 tahap yaitu: a. Sand cyclone
Alat ini ditempatkan pada pipa aliran antara setling tank dengan sludge separator yang berperan untuk mengurangi jumlah pasir dan peralatan kasar. Alat
ini terbuat dari logam atau porselin yang dapat memisahkan lumpur atau pasir secara gravitasi dengan bantuan pompa.
b. strainer Alat ini ditempatkan sebelum cairan diolah dalam sludge operator. Alat
ini memisahkan pasir dengan sistem saring. Alat penyaring terdiri dari fibre yang jarang-jarang sehingga pasir dan lumpur akan tersaring.
c. Sludge Tank
Sludge yang berasal dari oil setling tank dipompakan pada sludge tank dengan melalui desander, untuk membuang pasir-pasir halus yang terdapat pada
sludge. Keberhasilan cairan minyak dalam sludge tank dipengaruhi pengoperasian desander, karena alat ini dapat berfungsi apabila pembuangan pasir dilaksanakan
secara kontinu sludge yang berasal dalam sludge tank mendapatkan pemanasan dengan mengguanakan pipa uap tertutup agar minyak tidak goncang. Untuk
mempercepat pemecahan gumpalan minyak dengan sludge dapat dilengkapi dengan alat stirrer dengan catatan tidak boleh terjadi pembentukan emulsi
kembali.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
9. Sludge Centrifuge
Sludge yang masuk ke dalam sludge centrifuge terdiri dari bahan mudah menguap. Tujuan dari proses ini adalah memisahkan minyak dari air dan kotoran,
dengan kata lain memisahkan minyak dari fraksi yang berat jenis nya 1. Air dan kotoran yang dipisahkan disebut dengan air drab dengan kadar minyak 7 - 10.
Fraksi ringan dikembalikan ke oil setling tank. Suhu minyak dalam sludge sparator dipertahankan diatas 90
C yang dapat dibantu dengan pemberian uap gas. Cairan yang telah dibebaskan dari pasir-pasir halus dipompakan lagi ke oil setling
tank. 10.
Oil Tank Cairan yang berada di permukaan tangki CST dialirkan ke dalam oil tank.
Minyak ini masih mengandung air dan kotoran-kotoran ringan. Alat COT dilengkapi dengan pipa coil pemanas, yang digunakan untuk menaikkan suhu
minyak hingga 90 C. Tujuan pemanasan minyak adalah untuk mempermudah
pemisahan minyak dengan air dan kotoran ringan dengan cara pengendapan, yaitu zat yang memiliki berat jenis lebih berat dari minyak akan mengendap pada dasar
tangki. Suhu minyak dalam oil tank sangat berpengaruh pada perlakuan selanjutnya karena tidak terjadi lagi pemanasan, sehingga dianggap suhu pada oil
tank adalah sumber panas untuk pengolahan lanjutan seperti pada oil purifier dan vacum dryer.
11. Oil Purifier
Alat purifier ini sering disebut oli centrifuge, yang berfungsi memurnikan minyak dari kotoran-kotoran. Prinsip kerja dari alat ini memisahkan fraksi yang
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
BJ ≥ 1 artinya kotoran tergolong dalam fraksi berat. Semakin besar dibuat ukuran
kapasitas olah alat itu sendiri, maka semakin menurun kemampuan untuk memurnikan minyak.
12. Sludge separator Kesulitan yang dialami dalam pengolahan sludge terutama dalam
mekanisme peroperasian sludge sparator dan pengantian nozzle maka dipikirkan cara pemisahan lumpur. Keberhasilan dalam pengoperasian sludge sparator
dipengaruhi oleh : −
Komposisi umpan yang akan diolah, karena ratio antara minyak antara air dan lumpur mempengaruhi terhadap daya pisah terhadap alat tersebut.
− Fungsi alat sludge sparator tersebut.
− Penimbangan kapasitas alat dengan jumlah sudut gaya yang diolah.
13. Pengeringan Minyak
Minyak yang masih mengandung air 0,6 - 1,0 perlu dikeringkan agar air tersebut tidak lagi berfungsi sebagai bahan pereaksi dalam reaksi hidrolisis. Maka
untuk menghilangkan air tersebut perlu dilakukan pengeringan khusus. Pengeringan ini dapat dilakukan dengan panas dalam udara terbuka, pemanasan
dalam ruangan tertutup dan dalam ruangan hampa. Mekanisme pemanasan minyak dapat mempengaruhi mutu minyak dan dapat diketahui dari hasil
pengeringan.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
2.8.3.2. Proses Pegolahan Inti Sawit
1. Cake Breaker Conveyor CBC Ampas press yang keluar dari screw press terdiri dari serat dan biji yang
masih mengandung air yang tinggi dan berbentuk gumpalan, oleh sebab itu perlu dipecah dengan alat pemecah ampas yang disebut dengan cake breaker Conveyor
CBC. Alat ini berperan memecah gumpalan ampas dan mengangkutnya ke kolom fibre cyclone. Untuk mempermudah pemecahan gumpalan dan
mempersiapkan ampas yang sesuai dengan persyaratan bahan bakar maka dilakukan pemanasan CBC sehingga kadar air ampas menurun dan mudah
diproses lebih lanjut. Pemecahan gumpalan ampas pres yang sempurna dapat mendukung proses
pemisahan serat dengan biji dalam depericarper yang merupakan penentu dalam efisiensi pemecahan biji dalam alat pemecah biji. Untuk mempercepat penguapan
air pada CBC dilakukan pemanasan ampas di sepanjang mantel CBC, akan tetapi pengeringan ini kurang sempurna karena panjang CBC terlalu pendek dan hisapan
fibre cyclone kurang kuat sehingga kelembaban udara di atas permukaan ampas tetap tinggi yang tidak mendukung terhadap proses evaporasi uap, dan akan
menghasilkan serap basah yang dapat menurunkan kalor bakar serat. 2.
Polishing Drum Ampas presan yang terdiri dari serat, biji dan inti dipecah oleh cokbreaker
sehingga lebih mudah blower untuk memisahkan fraksi ringan dan fraksi berat. Fraksi ringan terdiri dari serat, inti pecah halus, pecahan tempurung tipis dan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
debu. Fraksi berat adalah biji utuh,biji pecah, inti utuh dan inti pecah. Pemisahan fraksi ini bergantung dari efesiensi penggunaan blower.
Fraksi berat diolah dalam depericarper, yang bertujuan untuk menghilangkan serat-serat yang masih melekat pada biji dan menggangu jalannya
proses pemecahan biji pada nut cracker, yaitu daya pentalnya collsion berkurang yang berakibat pada proses pemecahan biji lebih lama, yang sekaligus mengurangi
kapasitas olah unit. 1. Fermentasi Biji
Biji mengandung pektin, yang terdapat antara tempurung dengan inti. Untuk mempermudah pemecahan biji dalam cracker, maka pektin yang berfungsi
sebagai perekat inti pada tempurung perlu dirombak dengan proses kimia seperti fermentasi. Fermentasi adalah salah satu proses biokimia yang dikembangkan
pada pegolahan biji sawit. Pemeraman biji sering dialiri dengan udara panas hingga suhu silo berkisar antara 40-60
C. Pemanasan dengan suhu rendah bertujuan untuk membantu proses hidrolisa, bila suhu terlalu tinggi dapat
menyebabkan pektin mengering dan sulit dihidrolisa, sehingga pemecahan biji di cracker kurang berhasil yaitu meningkatnya inti pecah, inti lekat dalam
tempurung yang dapat menurunkan kualitas. 2. Nut Grading
Alat pemecah biji disebut dengan Nut cracker. Biji yang telah diperam dalam Nut silo akan dipecahakan dalam Nut cracker. Sebelum pemecahan biji
terlebih dahulu dilakukan seleksi berdasarkan ukuran biji dengan menggunakan alat Nut grading yaitu drum berputar terdiri dari ukuran lobang yang berbeda-
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
beda. Biji yang telah diseleksi terdiri dari 3 fraksi yaitu kecil 8 - 14 mm, sedang 15 - 17 mm, dan besar 18 mm.
3. Pemecahan biji
Mekanisme pemecahan biji adalah dengan menggunakan Ripple Mill, yaitu dengan cara menekan biji dengan rotor pada dinding bergerigi dan
menyebabkan pecahnya biji. Ripple Mill terdiri dari 2 unit yaitu Pengolahan Fraksi Tenera dan Fraksi Dura. Fraksi Dura merupakan fraksi yang memiliki
tempurung yang tebal sedangkan tenera merupakan hasil persilangan Dura dengan Psifera menghasilkan buah bertumpurung tipis dan inti yang besar. Efesiensi
pemecahan biji dipengaruhi kecepatan putaran rotor sebagai resultan gaya, jarak antara rotor dengan pilar bergerigi dan ketajaman gerigi plat disusun
sedemikian rupa sehingga berperan sebagai penahan dan pemecah. Biji yang berada dalam alat mengalami frekuensi benturan yang cukup
tinggi baik dengan plat bergerigi maupun antar rotor. Sehingga frekuensi pukulan ini dapat menembakkan biji lebih mudah lekang. Untuk mempermudah
kontiniutas biji yang masuk dan tetap seimbang dengan kapasitas olah maka alat ini dilengkapi dengan penangkap logam. Alat ini dapat memecah biji tanpa
melalui pemeramam dengan nut silo asalkan dalam proses perebusan dilakukan dengan sempurna yaitu tekanan rebusan 3 kgcm
2
dengan sistem 3 puncak selama 90 menit, yang setara dengan kadar air 15. Efesiensi pemecahan biji dipengaruhi
oleh : a.
Kondisi Ripple Mill. Keadaan Plat yang bergerigi tumpul dan bengkok akan menyebabkan pemecahan tidak efektif.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
b. Jarak rotor dengan plat. Jarak yang terlalu rapat akan menyebabkan persentase
biji yang remuk cukup tinggi dan bila jarak terlalu renggang, maka pemecahan biji tidak sempurna.
c. Putaran rotor. Putaran yang terlalu cepat akan menghasilkan biji yang hancur
terlalu rendah dan menyebabkan banyak biji yang tidak pecah. 4. Pemisahan inti dengan tempurung
Hasil olahan cracker sebelum memasuki hidrosiklon mengalami pemisahan fraksi halus oleh winnowing. Sampah halus akan terpisah dan fraksi
berat akan dicampur dengan air yang kemudian inti dipisahkan dari tempurung berdasarkan berat jenis. Untuk memperbesar selisih berat jenis inti dengan
tempurung maka campuran dilewatkan melalui siklon, sehingga inti akan keluar dari atas permukaan cyclone dan tempurung dari bagian bawah yang kemudian
masing-masing fraksi diangkut ke pengolahan yang lebih lanjut. 5.
Pengeringan Inti Air merupakan media untuk proses reaksi biokimia seperti pembentukan
asam lemak bebas, pemecahan protein dan hidrolisa karbohidrat yang cukup banyak terkandung terutama dalam inti sawit yang dihasilkan dengan pemisah
secara basah alat pengeringan inti yang dipakai adalah tipe rectangulair. Alat ini mengeringkan inti dengan udara panas, yaitu mengalirkan udara melalui heater
yang terdiri dari spiral berisi uap panas dengan suhu 130 C heater panas, 85
C heater tengah, dan 60
C heater bawah. Untuk memperoleh mutu inti yang sesuai dengan keinginan konsumen maka pemanasan pada ketiga tingkat tersebut dibuat
suhu yang berbeda-beda yaitu suhu atas, tengah, dan bawah untuk pengeringan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
inti basah berturut-turut 70, 80, dan 60 C dan untuk pengeringan inti kering
berturut-turut 70, 70, dan 60 C. Udara panas dihembuskan dan keluar dari lobang
yang sudah ada, sehingga pengeringan inti setiap lapisan dapat terjadi dengan baik. Masa pengeringan tergantung dari kadar air dalam inti, yang dipengaruhi
oleh sistem perebusan buah, fermentasi biji dan sistem pemisahan inti dengan cangkang.
6. Pola Pengolahan Inti
Efesiensi pengutipan inti ditinjau dari segi teknis dan ekonomis pengutipan inti yang tinggi jika rendeman inti yang diperoleh mendekati
rendeman teoritis umumnya lebih besar dari 90. Oleh sebab itu, pengolahan biji sawit dilakukan dengan pola sistem basah. Pada pola ini pemeraman biji dengan
silo biji yang dialiri dengan udara panas diatur suhu silo berkisar antara 50 – 70
C. Suhu Nut Silo bagian atas 70 C, bagian tengah 60
C, dan bagian bawah 50
C. Pemanasan dengan suhu rendah bertujuan untuk membantu proses hidrolisis, bila suhu terlalu tinggi dapat menyebabkan pektin mengering dan sulit
dihidrolisa, sehingga pemecahan di cracker kurang berhasil, yaitu meningkatkan inti pecah, inti lekat dalam tempurung yang dapat menurunkan kualitas.
2.8.4. Mesin Dan Peralatan
Mesin dan peralatan adalah salah satu faktor utama dalam proses produksi, mesin-mesin yang digunakan pada pengolahan Kelapa Sawit di PT. Perkebunan
Nusantara IV Persero Pabatu untuk setiap stasiun kerja dapat dilihat pada Lampiran 2.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Ruang Lingkup Kegiatan Perawatan
3.1.1. Pengertian Perawatan
Perawatan maintenance adalah kegiatan pendukung utama yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem produksi
peralatan, mesin sehingga pada saat dibutuhkan dapat dipakai sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Hal ini dapat dicapai antara lain dengan melakukan
perencanaan dan penjadwalan tindakan perawatan dengan tetap memperhatikan fungsi pendukungnya dan dengan memperhatikan kriteria minimal ongkos untuk
mengantisipasi tingkat kerusakan dan mencegah terputusnya kegiatan produksi. Banyak hal yang mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen kepada
produsen ataupun perusahaan, salah satunya adalah bagaimana tingkat pelayanan yang diberikan perusahaan yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Hal yang
dianggap penting adalah mengenai masalah ketepatan waktu dalam menyelesaikan pesanan dari konsumen. Hal ini merupakan tanggung jawab dari
departemen produksi. Faktor yang menyebabkan hal ini adalah ketidaklancaran proses produksi. Yang menjadi penyebab ketidaklancaran proses produksi ini
antara lain kerusakan yang dialami mesin ketika proses produksi sedang berjalan. Untuk mencegah hal tersebut perlu dilakukan tindakan perawatan maintenance
terhadap mesin.