Metode Analisis dan Pengolahan Data

r = koefisien korelasi, dengan ketentuan -1 r 1, yaitu: r 0 berarti terdapat hubungan yang positif + antara X dan Y r 0 berarti tidak terdapat hubungan yang positif ataupun negatif antara X dan Y. 2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh mana data yang terdapat dalam kuesioner dapat mengukur tingkat kevaliditasan suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila responden dapat menjawab dengan cermat mengenai variabel yang diukur. Setiap butir pertanyaan dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan r tabel. Untuk menentukan r hitung didapatkan dari perhitungan dengan rumus teknik korelasi karl pearson dengan menggunakan SPSS. b. Uji Reliabilitas Suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel apabila jawaban dari suatu pertanyaan merupakan bebas dari kesalahan dengan memberikan jawaban atau keterangan secara konsisten meskipun diuji beberapa kali dan stabil dari waktu ke waktu. Ghozali, 2005:45. Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukkan tingkat reliabilitas konsistensi internal. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah alpha cronbach karena 51 menggunakan jenis data likert. Rumus cronbach’s alpha Sugiyono, 2005:283 sebagai berikut, K b² r = 1 - k-1 t² Keterangan: r = reliabilitas k = banyaknya pertanyaan t² = varians total b² = mean kuadrat kesalahan Penelitian menggunakan bantuan program SPSS 12.0 di dalam menghitung alpha cronbach untuk menginterpretasikan nilai alpha yang diperoleh, digunakan kriteria korelasi menurut Sugiyono 2005:183 yaitu, Tabel.3.1. Kriteria korelasi 0,00 - 0,200 = Korelasi sangat rendah 0,20 - 0,399 = Korelasi rendah 0,40 - 0,599 = Korelasi sedang 0,60 - 0,799 = Korelasi kuat 0,80 - 1,00 = Korelasi sangat kuat 52 3. Uji Hipotesis a. Analisis koefisien korelasi sederhana Analisis koefisien korelasi adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat, yang dirumuskan sebagai berikut: r =

X. Y X1². Y²

Keterangan: Y = Kinerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Grogol Petamburan X = Efektifitas penerapan teknologi informasi dalam sistem administrasi perpajakan modern r = koefisien korelasi, dengan ketentuan -1 r 1, yaitu: r 0 berarti terdapat hubungan yang positif + antara X dan Y r 0 berarti tidak terdapat hubungan yang positif ataupun negatif antara X dan Y. b. Signifikansi korelasi Signifikansi korelasi adalah untuk menguji apakah angka korelasi yang didapat benar-benar signifikan atau dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan dua variabel, dengan menggunakan hipotesis: H : tidak terdapat hubungan signifikan H a : terdapat hubungan signifikan. Dasar pengambilan keputusan, berdasarkan probabilitas, 53 Jika probabilitas 0.05, H diterima Jika probabilitas 0.05, H ditolak.

E. Variabel dan Pengukurannya

Menurut Sugiono 2005:2, variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi, kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini terdapat dua buah variabel. Satu variabel bebas independent variable dan satu variabel terikat dependent variable. 1. Variabel independen X Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah efektifitas penerapan teknologi informasi dalam sistem administrasi perpajakan modern. Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala likert. 2. Variabel dependen Y Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel terikat. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Grogol Petamburan. Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala likert. 54 Tabel.3.2. Operasional Variabel Penelitian Variabel Subvariabel Indikator Skala 1. Optimalisasi penerimaan pajak. a. Peningkatan penerimaan pajak. b. Menghindari keterlambatan Wajib Pajak dalam pembayaran pajak. c. Meningkatkan kepatuhan dalam pembayaran pajak. d. Meningkatkan kesadaran dalam pembayaran pajak. e. Proses pemungutan pajak lebih cepat, tepat, mudah, dan akurat. Interval Efektifitas penerapan teknologi informasi dalam sistem administrasi perpajakan modern. variabel X 2. Peningkatan kepatuhan sukarela yaitu melalui pemberian pelayanan prima dan penegakan hukum yang konsisten. a. Perbaikan mutu pelayanan secara berkesinambungan. b. Mendukung kecepatan administrasi pemenuhan kewajiban perpajakan. c. Memudahkan Wajib Pajak dalam melakukan pemenuhan kewajiban perpajakan. d. Memudahkan Wajib Pajak dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan. e. Memberikan pelayanan secara efisien baik dari segi waktu, tenaga, maupun biaya. f. Penyelesaian masalah Wajib Pajak lebih cepat. g. Hak dan Kewajiban perpajakan Wajib Pajak dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Interval 55

Dokumen yang terkait

Implementasi Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dalam Meningkatkan Pelayanan Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Perpajakan Pratama Medan Kota

0 93 79

Efektivitas Sosialisasi Administrasi Perpajakan Modern Dalam Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

3 49 78

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Administrative Costs Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Di Wilayah kota Bandung

0 2 1

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN DAN SENSUS PAJAK Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dan Sensus Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali).

0 1 14

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN DAN SENSUS PAJAK Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dan Sensus Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali).

0 1 22

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying).

2 4 35

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi).

0 0 112

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung).

0 1 29

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Majalaya).

0 1 70

Pengaruh Pelayanan Perpajakan dengan Sistem Administrasi Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega).

0 1 29