2. Administrasi Perpajakan
Menurut Ensiklopedi perpajakan yang ditulis oleh Harahap 2004:94, “administrasi perpajakan Tax Administration ialah cara-cara atau
prosedur pengenaan dan pemungutan pajak”. Mengenai peran administrasi perpajakan, Jantscher 1997 seperti dikutip Gunadi, menekankan peran
penting administrasi perpajakan dengan menuju pada kondisi terkini, dan pengalaman di berbagai negara berkembang, kebijakan perpajakan tax
policy yang dianggap baik adil dan efisien dapat saja kurang sukses
menghasilkan penerimaan atau mencapai sasaran lainnya karena administrasi
perpajakan tidak mampu melaksanakannya.
http:www.infopajak.comberita170504bil.htm. Administrasi perpajakan memerlukan sistem informasi yang efektif
untuk menghindari ketimpangan, dan sistem administrasi perpajakan berdasarkan undang-undang perpajakan Indonesia menurut Harahap
2004:96 meliputi: a. Identifikasi dan registrasi pendaftaran Wajib Pajak;
b. Perhitungan pajak yang terhutang; c. Pemungutan pajak dari Wajib Pajak;
d. Penegakan hukum; e. Pencatatan dan pemeriksaan;
f. Pelaporan yang dilakukan dengan Surat Pemberitahuan SPT. Menurut Silvani 1992 seperti dikutip Gunadi, administrasi pajak
dikatakan efektif bila mampu mengatasi masalah-masalah:
11
a. Wajib Pajak yang tidak terdaftar unregistered taxpayers Administrasi pajak mampu mendeteksi dan mengambil tindakan
terhadap anggota masyarakat yang belum terdaftar sebagai Wajib Pajak walau seharusnya yang bersangkutan sudah memenuhi ketentuan untuk
menjadi Wajib Pajak. Penambahan jumlah Wajib Pajak secara signifikan akan meningkatkan jumlah penerimaan pajak, dalam hal ini
penerapan sanksi yang tegas perlu diberikan terhadap mereka yang belum mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak.
b. Wajib Pajak yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT Menyikapi Wajib Pajak
yang sudah terdaftar tetapi tidak
menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT, atau disebut juga stop filing taxpayers
, misalnya dengan melakukan pemeriksaan pajak. c. Penyelundup pajak tax evaders
Penyelundup pajak tax evaders yaitu Wajib Pajak yang melaporkan pajak lebih kecil dari yang seharusnya menurut ketentuan
perundang-undangan. Keberhasilan sistem self assessment yang memberi kepercayaan sepenuhnya kepada Wajib Pajak untuk
menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang, sangat tergantung dari kejujuran Wajib Pajak.
d. Penunggak pajak delinquent tax pavers Dari tahun ke tahun tunggakan pajak jumlahnya semakin besar.
Upaya pencairan tunggakan pajak dilakukan melalui pelaksanaan tindakan penagihan secara intensif.
12
Apabila kebijakan perpajakan yang ada mampu mengatasi masalah- masalah di atas secara efektif, maka administrasi perpajakannya sudah
dapat dikatakan baik sehingga tax ratio akan meningkat. Dasar bagi terwujudnya suatu administrasi pajak yang baik adalah diterapkannya
prinsip-prinsip manajemen modern yaitu Planning, Organizing, Actuating dan Controlling, terdapatnya kebijakan perpajakan yang jelas dan
sederhana sehingga memudahkan Wajib Pajak untuk melaksanakan kewajibannya, tersedianya pegawai pajak yang berkualitas dan jujur serta
pelaksanaan penegakan
hukum yang
tegas dan
konsisten. http:www.infopajak.comberita170504bil.htm.
3. Refomasi Administrasi Pajak
Reformasi administrasi bertujuan untuk memperbaiki administrasi dan mengantisipasi perbaikan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Motivasi
dilakukannya reformasi perpajakan adalah untuk meningkatkan penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Definisi
reformasi administrasi sangat luas karena adanya berbagai macam aktifitas terlibat di dalamnya.
Menurut Nasucha 2004:37 “reformasi administrasi perpajakan adalah penyempurnaan atau perbaikan kinerja administrasi, baik secara individu,
kelompok, maupun kelembagaan agar lebih efisien, ekonomis, dan cepat”. Bird dan Jantscer 1992 seperti dikutip Nasucha 2004:63 mengemukakan
bahwa agar reformasi administrasi perpajakan dapat berhasil, dibutuhkan:
13
1 struktur pajak disederhanakan untuk kemudahan, kepatuhan, dan administrasi, 2 strategi reformasi yang cocok harus dikembangkan, 3
komitmen politik yang kuat terhadap peningkatan administrasi perpajakan. Gunadi 2002:2 mengemukakan bahwa tujuan reformasi pajak adalah:
1 peningkatan dan responsivitas dan stabilitas penerimaan; 2 lebih meningkatkan keadilan; 3 mengurangi inefisiensi dan distorsi ekonomi;
4 penyederhanaan administrasi dan struktur pajak; 5 mengurangi biaya kepatuhan dan peningkatan kesadaran masyarakat; dan 6 mengurangi
dorongan penghindaran dan penyelundupan pajak. Tanzi dan Pallechio 1995 dalam Ott 2001 seperti dikutip Nasucha
2004:66 berkenaan dengan elemen dasar reformasi administrasi perpajakan dinyatakan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Komitmen politik yang berkelanjutan. b. Staf yang mampu berkonsentrasi terhadap pekerjaan dalam jangka
panjang. c. Strategi yang tepat dan didefinisikan dengan baik karena tidak ada
strategi yang cocok untuk semua negara. d. Pendidikan dan pelatihan pegawai.
e. Tersedia dana dan sumber daya lain yang cukup. Dua tugas utama reformasi administrasi perpajakan menurut Nasucha
2004:67 dengan mengutip Ott 2001 adalah untuk mencapai efektifitas yang tinggi, yaitu kemampuan untuk mencapai tingkat kepatuhan yang
tinggi dan efisiensi berupa kemampuan untuk membuat biaya administrasi
14
per unit penerimaan pajak sekecil-kecilnya. Efektifitas dan efisiensi kadang-kadang menciptakan kontradiksi sehingga diperlukan koordinasi,
diperlukan ukuran-ukuran khusus untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi administrasi perpajakan. Dalam meningkatkan efektifitas
digunakan ukuran: a. Kepatuhan pajak sukarela.
b. Prinsip-prinsip self assessment.
c. Menyediakan informasi kepada Wajib Pajak.
d. Kecepatan dalam menemukan masalah-masalah yang
berhubungan dengan Surat Pemberitahuan SPT dan pembayaran.
e. Peningkatan dalam kontrol dan supervisi. f. Sanksi yang tepat.
Peningkatan efisiensi administrasi perpajakan dapat distimulasi dengan:
a. Penyediaan unit-unit khusus untuk perusahaan besar. b. Peningkatan perpajakan khusus untuk Wajib Pajak kecil.
c.
Penggunaan jasa perbankan untuk pemungutan pajak, dan lain-lain. Dengan mendasarkan pada teori Caiden 1991, menurut Nasucha
2004:69, empat dimensi reformasi administrasi perpajakan, yaitu: a. Struktur organisasi
Mengutip Adiwisatra 1998, dijelaskan Nasucha 2004:69 bahwa struktur organisasi adalah unsur yang berkaitan dengan pola-pola peran
yang sudah ditentukan dan hubungan antar peran, alokasi kegiatan
15
kepada subunit-subunit terpisah, pendistribusian wewenang di antara posisi administratif, dan jaringan komunikasi formal.
b. Prosedur organisasi Prosedur organisasi berkaitan dengan proses komunikasi,
pengambilan keputusan, pemilihan prestasi, sosialisasi dan karir. Pembahasan dan pemahaman prosedur organisasi berpijak pada
aktivitas organisasi yang dilakukan secara teratur. c. Strategi organisasi
Strategi organisasi dipandang sebagai siasat, sikap pandangan dan tindakan yang bertujuan memanfaatkan segala keadaan, faktor,
peluang, dan sumber daya yang ada sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan berhasil dan selamat. Strategi
berkembang dari waktu ke waktu sebagai pola arus keputusan yang bermakna.
d. Budaya organisasi Budaya organisasi didefinisikan sebagai sistem penyebaran
kepercayaan dan nilai-nilai yang berkembang dalam organisasi dan mengarahkan perilaku anggota-anggotanya.
Budaya organisasi mewakili persepsi umum yang dimiliki oleh anggota organisasi.
B Teknologi Informasi Dalam Sistem Administrasi Perpajakan Modern
Kurzweil 1999:20 mengemukakan teknologi berasal dari bahasa Yunani, tekhe,
yang berarti: “alat” atau “seni” dan kata logia, yang berarti “studi atau
16
ilmu tentang sesuatu”. Teknologi kemudian dimaknai sebagai ilmu tentang peralatan, di mana kata peralatan tersebut mengacu pada pembentukan dan
pemanfaatan sumber
daya untuk kepentingan
praktis. Dalam
perkembangannya, teknologi juga kerap dimaknai sebagai penciptaan alat untuk meningkatkan kendali atas lingkungan. Anthony dan Dearden 1980
dalam Hernita 2006:18 mendefinisikan informasi sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Sumber dari informasi adalah data. Data sendiri merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item. Data adalah kenyataan yang
menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata. Anthony dan Dearden 1980 dalam Hernita 2006:18 mengemukakan
Saat ini dan di masa mendatang, kegiatan administrasi pemerintahan tanpa dapat dihindarkan, akan makin banyak dilakukan dengan memanfaatkan jasa
jaringan komputer dan telekomunikasi elektrik. Jasa komputer dan telekomunikasi elektronik ini nantinya akan makin memperoleh posisi yang
sentral dalam kegiatan umat manusia sehari-hari. Menurut Wahyudi 1992 dalam Hernita 2006:18 teknologi komputer
memiliki dua aspek sebagai berikut: 1. Aspek perangkat keras hardware, komputer merupakan suatu perangkat
elektronik yang bekerja secara otomatis, terintegrasi dan terkoordinasi sehingga dengan prosedur dapat mengingat dan menampilkan hasil proses
tersebut.
17
2. Aspek perangkat lunak software, yang meliputi dasar informasi untuk menggerakkan perangkat keras tersebut. Tanpa software, sebuah komputer
tidak akan berguna. Komputer membutuhkan software untuk beroperasi dan membutuhkan sistem operasi atau program-program untuk membuat
komponen-komponen bekerja sama dengan baik. Purnomo, dalam Subiyantoro dan Riphat 2004:219 mengemukakan
bahwa sejak tahun 2001 Direktorat Jenderal Pajak telah memulai beberapa langkah reformasi administrasi perpajakan yang menjadi landasan bagi
terciptanya administrasi perpajakan yang modern, efisien, dan dipercaya masyarakat. Reformasi moral dan etika untuk seluruh pegawai, kampanye
sadar dan peduli pajak, pembangunan Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Pajak percontohan, penerapan teknologi informasi terkini dalam pelayanan
perpajakan online payment, e-SPT, e-registration, dan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak SI DJP. Seiring dengan itu, Direktorat Jenderal
Pajak juga melakukan kampanye sadar dan peduli pajak, pengembangan bank data serta langkah-langkah lainnya yang sedang dan terus dikembangkan
merupakan beberapa langkah reformasi yang telah dimulai oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Sejalan dengan semakin berkembangnya pemanfaatan sistem informasi pada organisasi pemerintahan, dengan penerapannya untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensinya, maka dari sinilah dikenal istilah e-Government. Tuban et al 2002:451 memberikan pengertian e-Government dengan
menyatakan sebagi berikut:
18
“e-Government encompasses applications of various technologies to provide citizens and organizations with more convenient access to
government information and services; and to provide delivery of public services to citizens, business partners and suppliers, and those working in
the public sector”.
“e-Government meliputi aplikasi-aplikasi dari berbagai macam
teknologi untuk memberikan warga negara dan organisasi-organisasi mendapatkan informasi dan pelayanan pemerintah yang lebih baik dan
juga untuk memberikan penerimaan pelayanan publik untuk warga negara, partner-partner bisnis, dan juga yang bekerja dalam sektor publik itu.
e-Government menjadi sangat populer bersamaan dengan berkembangnya
teknologi informasi dan komunikasi information and communication technology–ICT
. E-Government bertujuan meningkatkan kualitas kinerja pemerintahan terutama dalam lingkup pelayanan masyarakat sehingga dapat
bermanfaat bagi segenap warga negaranya. McFarlan dan McKenny 1983 dalam Hernita 2006:22 mengemukakan
penerapan e-Government menjanjikan setidaknya tiga perubahan dasar: 1. Proses otomatisasi: mengubah peran manusia dalam menjalankan proses
yang meliputi menerima,
menyimpan, processing,
output, dan
mengirimkan informasi. 2. Proses informasi: mendukung peran manusia dalam menjalankan proses
informasi, misalnya mendukung alur proses pengambilan keputusan, komunikasi dan implementasi.
3. Proses transformasi: membuat ICT baru untuk menjalankan proses informasi. Contohnya adalah membuat metode baru dalam pelayanan
publik.
19
Manfaat langsung yang diperoleh oleh organisasi pemerintah dalam penggunaan ICT, yaitu:
1. Internal: memperbaiki citra publik dan atau menyediakan manfaat dalam memotivasi staf pemerintahan dan kontrol publik yang lebih baik.
2. Eksternal: ICT dapat dinikmati oleh populasi yang luas karena penyampaiannya yang murah serta pelayanan yang baik.
Teknologi informasidalam sistem administrasi perpajakan modern
mempunyai ciri-ciri
berikut http:www.taxone-
info.commodernisasi_pajak.ppt: 1. Seluruh Wajib Pajak diwajibkan membayar melalui kantor penerima
pembayaran online. 2. Seluruh Wajib Pajak
diwajibkan untuk melaporkan
kewajiban perpajakannya dengan menggunakan media komputer e-SPT atau dengan
menggunakan jaringan komunikasi data e-filing. Training dan aplikasi e-SPT akan diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Jakarta. http:www.taxone-info.commodernisasi_pajak.ppt 1. Seluruh kegiatan administrasi dilaksanakan melalui Sistem Administrasi
Perpajakan Terpadu SAPT. 2. Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu SAPT menerapkan konsep
monitoring secara terpadu mulai dari pelayanan, pengawasan, pembayaran, dan pelaporan yang dikontrol oleh case management system workflow
system .
20
3. Dengan Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu SAPT, masing-masing Wajib Pajak dapat diawasi secara berkesinambungan dalam rekening
khusus yang disebut dengan Taxpayers Account. Adapun keunggulan teknologi informasi dalam sistem administrsi
perpajakan modern adalah
sebagai berikut
http:www.taxone- info.commodernisasi_pajak.ppt:
1. Penerimaan pembayaran pajak dapat dimonitor lebih cepat dan akurat. 2. E-SPT akan mengurangi cost of compliance Wajib Pajak, menghilangkan
kegiatan perekaman SPT, dan mempercepat ketersediaan data Wajib Pajak pada administrasi perpajakan.
3. Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu SAPT akan mempercepat pengolahan data, memelihara akurasi data administrasi perpajakan, serta
meningkatkan efektifitas pengawasan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. 4. Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu SAPT akan menciptakan
tambahan alat pengawasan internal yang lebih efektif dan meningkatkan produktivitas serta ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan.
C. Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern
Struktur organisasi berdasarkan fungsi, perbaikan pelayanan bagi setiap Wajib Pajak melalui pembentukan Account Reperesentative dan complaint
center untuk menampung keberatan Wajib Pajak merupakan ciri khusus yang
dimiliki oleh program dan kegiatan reformasi perpajakan yang diwujudkan dalam penerapan sistem administrasi perpajakan modern.
21
Purnomo, dalam Subiyantoro dan Riphat 2004:219 menambahkan bahwa reformasi administrasi yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Pajak
diarahkan akan mendukung pencapaian visi Direktorat Jenderal Pajak yang menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan sistem dan
manajemen perpajakan kelas dunia, yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat, serta misi fiskal Direktorat Jenderal Pajak yaitu menghimpun
penerimaan negara dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan efektifitas yang tinggi. Secara garis besar, ada tiga tujuan yang
secara spesifik hendak dicapai oleh reformasi administrasi perpajakan dalam jangka menengah, yaitu:
1. Tercapainya kepatuhan perpajakan yang tinggi. 2. Tercapainya tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan.
3. Tercapainya produktivitas aparat perpajakan yang tinggi. Ketiga tujuan ini dipilih menjadi tujuan reformasi administrasi perpajakan
berdasarkan pengkajian yang dilakukan atas kondisi dan keberadaan Direktorat Jenderal Pajak saat ini serta prioritas yang hendak dicapai.
Program-program dan kegiatan yang dicanangkan akan dirancang untuk mendukung ketiga tujuan diatas.
Program-program reformasi administrasi perpajakan jangka menengah Direktorat Jenderal Pajak menurut Purnomo dalam Subiyantoro dan Riphat
2004:230 adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kepatuhan perpajakan. a.
Meningkatkan kepatuhan sukarela.
22