Latar Belakang Penelitian Korelasi Efektifitas Penerapan Teknologi Informasi Dalam Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dengan Kinerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Grogol Petamburan
dibanggakan masyarakat, Direktorat Jenderal Pajak menetapkan salah satu misinya, yaitu misi fiskal, adalah untuk menghimpun penerimaan dalam
negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-undang perpajakan dengan tingkat efektifitas
dan efisiensi yang tinggi. Direktorat Jenderal Pajak mengumpulkan penerimaan negara dari sektor
pajak dengan membawahi Kantor Pelayanan Pajak yang melaksanakan tugas di lapangan dan berhubungan langsung dengan Wajib Pajak. Organisasi
Kantor Pelayanan Pajak dahulu menggunakan pasal-pasal dalam undang- undang sebagai dasar pembentukan seksi. Seiring dengan arus globalisasi yang
menghendaki pelayanan secara cepat dan tepat kepada pelanggan Wajib Pajak Direktorat Jenderal Pajak mulai melakukan perubahan struktur
organisasi Kantor Pelayanan Pajak berdasarkan fungsi agar setiap seksi dapat melayani secara optimal kepada Wajib Pajak.
Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak yang lama terdiri dari 8 delapan seksi, yaitu subbagian umum, seksi tata usaha perpajakan, seksi
pengolahan data dan informasi, seksi penerimaan dan keberatan, seksi penagihan, seksi pajak penghasilan orang pribadi dan seksi pemotongan dan
pemungutan, seksi pajak penghasilan badan dan seksi pajak pertambahan nilai. Pada struktur tersebut administrasi pelayanan tersebar di seluruh seksi
menyebabkan pelayanan dan pengawasan kepada Wajib Pajak kurang efektif dan efisien. Untuk satu urusan di bidang perpajakan dengan urusan lain akan
dilayani oleh seksi yang berbeda.
2
Berdasarkan permasalahan di atas, Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan perubahan administrasi dan organisasi dengan tujuan agar dapat
memberikan pelayanan prima kepada Wajib Pajak sekaligus mengawasi hak dan kewajiban pajak secara komperehensif. Perubahan administrasi dan
organisasi dikenal dengan sistem administrasi perpajakan modern yang memiliki karakteristik antara lain: struktur organisasi dirancang berdasarkan
permasalahan fungsi yang jelas antara Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Pajak bertanggung jawab melaksanakan fungsi pelayanan, pengawasan,
penagihan, dan pemeriksaan sedangkan Kantor Wilayah bertanggung jawab melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan operasional Kantor
Pelayanan Pajak, keberatan dan banding serta penyidikan. Perubahan baik dari sisi organisasi maupun teknologi informasi yang
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak pada dasarnya sudah mulai sejak tahun 1983 sebagai titik balik perubahan sistem official assesment ke sistem
self assesment. Perubahan tersebut sebagai wujud reformasi kebijakan
perpajakan yang pada saat ini sampai pada reformasi administrasi perpajakan berupa modernisasi administrasi perpajakan jangka menengah dengan tujuan
tercapainya tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi dan produktifitas pegawai perpajakan yang tinggi. Subiyantoro dan Riphat, 2004:218.
Salah satu sistem pemungutan pajak adalah official assesment yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kapada aparat pajak untuk
menentukan besarnya pajak yang harus dibayar atau pajak yang terhutang oleh Wajib Pajak, sedangkan self assesment yaitu sistem pemungutan pajak yang
3
memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terhutang. Mardiasmo, 2003:12.
Pada saat yang sama, dunia terus berubah seiring dengan bergulirnya arus globalisasi yang membawa perubahan di segala sisi kehidupan yang menuntut
peran serta semua pihak baik masyarakat sebagai individu maupun pemerintah Indonesia. Reformasi sistem administrasi perpajakan dilakukan karena
banyaknya kelemahan pada sistem administrasi yang berlaku. Upaya ini dilakukan guna mengantisipasi perkembangan teknologi informasi yang
demikian pesat di dunia bisnis maupun sektor publik, sebagai layanan administrasi secara manual menjadi ketinggalan, disamping itu juga akan
meningkatkan mutu layanan kepada masyarakat Wajib Pajak yang diharapkan akan mendorong akselerasi pertambahan jumlah Wajib Pajak dan pada
akhirnya efek yang terjadi secara tidak langsung adalah meningkatnya penerimaan pajak bagi negara serta terciptanya prinsip Good Governance.
Langkah terobosan yang telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak adalah reformasi teknologi informasi dalam perpajakan yang diharapkan
terciptanya peningkatan kepatuhan sukarela dan menumbuhkan kepercayaan Wajib Pajak terhadap administrasi perpajakan serta meningkatkan
produktifitas aparat pajak. Teknologi informasi yang canggih merupakan faktor kunci keberhasilan pelaksanaan kebijakan perpajakan diharapkan
mampu meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat Wajib Pajak dan menjamin peningkatan penerimaan pajak negara.
4
Program dan kegiatan reformasi administrasi perpajakan diwujudkan dalam penerapan sistem administrasi perpajakan modern yang memiliki ciri
khusus antara lain struktur organisasi berdasarkan fungsi, perbaikan pelayanan bagi setiap Wajib Pajak melalui pembentukan Account Representative dan
complaint center untuk menampung keberatan Wajib Pajak. Sistem
administrasi perpajakan modern juga merangkul kemajuan teknologi terbaru di antaranya melalui pengembangan Sistem Informasi Perpajakan SIP
dengan pendekatan fungsi menjadi Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu SAPT yang dikendalikan oleh case management system dalam workflow
system dengan berbagai modul otomasi kantor serta berbagai pelayanan
dengan basis e-system seperti e-SPT, e-filing, e-payment, Taxpayers’ Account, e
-registration, dan e-Counceling dan sistem modern yang lainnya yang diharapkan meningkatkan mekanisme kontrol yang lebih efektif ditunjang
dengan penerapan kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang mengatur perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas. Sofyan, 2005:4.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hernita 2006:14 dengan judul Analisis Efektifitas Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Sistem
Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. perumusan masalah apakah penerapan e-payment memiliki pengaruh terhadap
kepatuhan Wajib Pajak, apakah penerapan e-SPT memiliki pengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak, apakah penerapan e-filing memiliki pengaruh
terhadap kepatuhan Wajib Pajak, apakah penerapan e-registration memiliki pengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak, dan apakah terdapat pengaruh e-
5
payment, e-SPT, e-filing, dan e-registration secara bersama-sama terhadap
kepatuhan Wajib Pajak. Sofyan 2006:8 dengan judul Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi
Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak
Besar. Perumusan masalah sejauh mana penerapan sistem administrasi perpajakan modern pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kanwil
Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar dan bagaimana pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan modern yang meliputi modernisasi
struktur organisasi, modernisasi prosedur organisasi, modernisasi strategi organisasi, dan modernisasi budaya organisasi Kantor Pelayanan Pajak di
Lingkungan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kanwil
Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar. Witarto 2006:12 dengan judul Memahami Sistem Administrasi
Perpajakan Modern studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Tiga. Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah
penerapan sistem administrasi perpajakan modern telah mendorong kepatuhan Wajib Pajak, apakah penerapan sistem administrasi perpajakan modern telah
membantu pelaksanaan tugas aparat pajak dan konsultan pajak, bagaimana kinerja sistem administrasi perpajakan modern dan apa kendalanya, dan upaya
apakah yang perlu dilakukan dalam memperbaiki sistem administrasi
6
perpajakan modern guna meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dan penerimaan pajak.
Penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya menyimpulkan sistem
administrasi perpajakan modern yang
dilakukan dengan
mengimplementasikan teknologi informasi mutakhir diharapkan dapat mendukung kinerja Kantor Pelayanan Pajak Pajak Pratama Jakarta Grogol
Petamburan serta dapat mengoptimalkan penerimaan pajak dan meningkatkan pelayanan serta pengawasan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Sistem
informasi modern mutakhir mempunyai korelasi yang positif terhadap kinerja Kantor Pelayanan Pajak, namun seberapa besar korelasi dimaksud
belum diketahui secara pasti, untuk itu penulis mencoba menelitinya dalam
bentuk skripsi yang berjudul, “Korelasi Efektifitas Penerapan Teknologi Informasi Dalam Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dengan
Kinerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Grogol Petamburan”.