Program Penerapan Teknologi Infomasi Dalam Sistem Administrasi Perpajakan Modern

1. Struktur Organisasi a. Pembentukan organisasi berdasarkan fungsi menurut Pakpahan 2004:53. Sebagai wujud pembenahan fungsi pelayanan, pengawasan dan pemeriksaan, struktur organisasi yang berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443KMK.012001 disusun menurut jenis pajak, di mana Pajak Penghasilan PPh dan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya PPNPTLL dilayani di Kantor Pelayanan Pajak, sedangkan Pajak Bumi dan Bangunan PBB dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB dilayani Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan KPPBB, dengan diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern struktur organisasi dirancang dengan paradigma berdasarkan fungsi dengan pemisahan fungsi yang jelas antara Kanwil dan Kantor Pelayanan Pajak, di mana Kantor Pelayanan Pajak bertanggung jawab melaksanakan fungsi pelayanan, pengawasan, penagihan, dan pemeriksaan, sedangkan Kanwil bertanggungjawab melaksanakan fungsi pengawasan pelaksanaan operasional Kantor Pelayanan Pajak, keberatan dan banding, serta penyidikan, dengan pembentukan organisasi berdasarkan fungsi maka di Kanwil tidak dijumpai lagi bidang Pajak Penghasilan PPh, bidang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya PPNPTLL, dan bidang Pajak Bumi dan Bangunan PBB. Tidak lagi dibedakan pelayanan menurut jenis pajak Pajak Penghasilan PPh dan 28 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya PPNPTLL dengan Pajak Bumi dan Bangunan PBB dan BPHTB, melainkan hanya diberikan oleh satu Kantor Pelayanan Pajak saja. b. Spesifikasi tugas dan tanggung jawab menurut Sofyan 2005:37, antara lain: 1 Account Representative AR; Penunjukan Account Representative yang khusus melayani dan mengawasi pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak secara langsung. Dengan pembagian tugas disesuaikan dengan kelompok usaha Wajib Pajak, Account Representative memiliki pemahaman tentang bisnis dan kebutuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. Account Representative bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atas setiap pertanyaan yang diajukan Wajib Pajak secara efektif dan profesional, terutama mengenai: rekening Wajib Pajak Taxpayers’ Account untuk semua jenis pajak, kemajuan proses pemeriksaan dan restitusi, interpretasi dan penegasan atas suatu peraturan ruling, perubahan data identitas Wajib Pajak, tindakan pemeriksaan dan penagihan pajak, kemajuan proses keberatan dan banding, perubahan peraturan yang berkaitan dengan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. Lebih rincinya Account Representative AR akan memberikan informasi mengenai: 29 a Rekening Wajib Pajak untuk semua jenis pajak. b Kemajuan proses pemeriksaan dan restitusi. c Interpretasi dan penegasan atas suatu peraturan. d Perubahan data identitas Wajib Pajak. e Tindakan pemeriksaan dan penagihan Wajib Pajak. f Kemajuan proses keberatan dan banding. g Perubahan peraturan perpajakan yang berkaitan dengan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. 2 Menurut Purnomo dalam Subiyantoro dan Riphat 2004 yang dikutip oleh Sofyan 2005:37 pemeriksaan pajak hanya dilakukan oleh tenaga fungsional pemeriksa dengan alokasi tenaga fungsional pemeriksa disesuaikan dengan tingkat risiko pemeriksaan dan dilakukan pelatihan teknis yang mendukung profesionalisme tenaga pemeriksa berdasarkan kelompok usaha Wajib Pajak. 3 Spesialisasi pegawai lainnya seperti jurusita pajak dan progamer teknologi informasi. c. Menyelesaikan dan menyempurnakan implementasi Sistem Informasi Perpajakan SIP menjadi Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu SAPT menurut Sofyan 2005:38 yaitu: Sistem Informasi Perpajakan SIP dikembangkan menjadi Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu SAPT yang dikendalikan oleh manajemen kasus case management system dalam sistem pemantauan proses administrasi perpajakan workflow system 30 mengacu pada otomatisasi kantor mencakup pelayanan, pengawasan pembayaran dan pemeriksaan dengan pengendalian proses, otorisasi, pengawasan pelaksanaan tugas serta pelaporan yang dirancang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. d. Monitoring rutin melalui Rekening Wajib Pajak Taxpayers’ Account menurut Sofyan 2005:38 yaitu: Transparansi pelayanan dan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak didukung dengan Taxpayers’ Account yang berfungsi untuk mencatat secara otomatis setiap perubahan yang terjadi terhadap hak dan kewajiban Wajib Pajak sebagai akibat dari pembayaran pajak, penetapan, keberatan, pemindah bukuan, Surat Pemberitahuan SPT, dan dokumen perpajakan lainnya sehingga memudahkan pengawasan atas hak dan kewajiban perpajakan bagi masing-masing Wajib Pajak. e. Jalur pengawasan tugas pelayanan dan pemeriksaan menurut Sofyan 2005:39 yaitu: Menetapkan standar kinerja dan pelayanan perpajakan, menerapkan kode etik pegawai bagi pegawai pajak dan dibentuknya komite kode etik serta kerjasama dengan Komite Ombudsman Nasional semakin melengkapi perangkat pengawasan tugas pelayanan dan pemeriksaan. 2. Modernisasi prosedur organisasi a. Pelayanan satu pintu melalui Account Representative menurut Sofyan 2005:39 yaitu: 31 Penunjukkan Account Representative yang bertanggung jawab secara khusus melayani dan mengawasi administrasi perpajakan beberapa Wajib Pajak dengan mengembangkan konsep pelayanan satu pintu sehingga mengurangi persinggungan antara Wajib Pajak dengan petugas pajak yang kemungkinan dapat menimbulkan akses negatif. Account Representative juga menangani pemohonan Surat Keterangan Bebas SKB pajak, Pemindahbukuan setoran pajak Pbk, ruling dan penerbitan produk hukum. b. Penyederhanaan prosedur administrasi dan meningkatkan standar waktu dan kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak menurut Sofyan 2005:39 yaitu: 1 Menyederhanakan formulir Surat Pemberitahuan SPT. 2 Mempercepat proses penyelesaian keberatan dan banding atas produk pajak. 3 Pengukuhan Wajib Pajak Patuh untuk mempercepat permohonan restitusi. 4 Meninjau kriteria Wajib Pajak pungut untuk mengurangi permohonan restitusi. 5 Meninjau kembali kewajiban pemeriksaan atas setiap Surat Pemberitahuan Lebih Bayar SPT LB dan mempercepat restitusi Surat Pemberitahuan Lebih Bayar SPT LB yang berisiko rendah. 6 Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai PPN. 32 c. Dukungan teknologi informasi modern dalam memberikan pelayanan, pengawasan, pemeriksaan dan penagihan pajak menurut Sofyan 2005:40, antara lain: 1 Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu SAPT terintegrasi dengan pendekatan fungsi dan prosedur administrasi yang telah diatur dalam case management dan workflow system didukung e- system , terutama e-payment, e-SPT, dan e-filing yang membantu kecepatan, ketepatan dan keamanan proses perekaman data administrasi pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. 2 Otomatisasi proses pemeriksaan dengan bantuan workflow management dalam Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu SAPT membantu menghindari duplikasi data, kesalahan pencatatan dan pengawasan prosedural pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan didukung juga dengan aplikasi Audit Command Language ACL. 3 Pembangunan bank data dalam konsep masterplan secara nasional dan kerjasama pertukaran data dengan instansi lain mewujudkan transparansi data. 4 Otomatisasi penagihan pajak melalui Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu SAPT sehingga prosedur pengawasan dan administrasi tunggakan pajak dapat selalu dilakukan. Pelaksanaan penagihan dilakukan jurusita pajak dengan metode hard dan soft 33 collection , dimana soft collection dapat dilakukan dengan bantuan Account Representative. 5 Melaksanakan pelatihan teknologi informasi; 6 Penggunaan teknologi informasi dan e-system lainnya: Dalam menjalankan administrasi perpajakan dan meningkatkan pelayanan dikembangkan aplikasi seperti e-regristation, e- Counseling , Complain Center, Help Desk , Call Center, Touch Screen yang didukung Knowledge Base yang berisi Frequently Asked Question FAQ, SMS tax, dan saluran komunikasi dan penyuluhan yang lebih intensif melalui berbagai sarana seperti telepon, e-mail, portal website, pencatatan dan penyimpanan dokumen yang lebih dapat diandalkan menggunakan Sistem Manajemen Arsip Terpadu SMArT, dukungan peralatan perkantoran yang modern, lengkap, di mana tiap pegawai dilengkapi personal computer dan akses informasi yang lebih cepat baik dalam lingkungan intern maupun kepada Wajib Pajak di mana tiap terdapat perubahan ketentuan menyangkut Wajib Pajak akan segera dikonsolidasikan secara internal, diinterpretasikan dan selanjutnya segera diinformasikan kepada Wajib Pajak. 3. Sistem Monitoring Pelaporan dan Pembayaran Pajak e-Payment menurut Purnomo dalam Subiyantoro dan Riphat 2004:218; Sistem ini dikenal sebagai sistem Monitoring Pelaporan dan Pembayaran Pajak MP3. Keuntungan menggunakan sistem MP3 adalah 34 pada kecepatan realtime dan keakuratan precise data penerimaan pajak yang dibayarkan oleh Wajib Pajak melalui bank dan kantor pos secara online . Kendala geografis dalam pembayaran pajak dapat meminimalisasi, data penerimaan pajak akan dapat diketahui dengan mengakses database Direktorat Jenderal Pajak melalui internet. Istilah rekonsiliasi dikenal dalam MP3. Rekonsiliasi adalah proses identifikasi perbedaan dan persamaan data pembayaran setoran pajak yang tercatat dalam sistem komputer Direktorat Jenderal Pajak dengan Kantor Penerima Pembayaran setiap hari pada jam tertentu cut off yang disepakati antara Direktorat Jenderal dengan Kantor Penerima Pajak. 4. Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak e-Registration menurut Purnomo dalam Subiyantoro dan Riphat 2004:218; E-Registration merupakan sistem pendaftaran, perubahan, data Wajib Pajak dan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak PKP melalui internet. Bagi Wajib Pajak yang telah terdaftar dapat mengakses informasi perpajakannya melalui sebuah account yang telah disediakan. 5. Pelaporan Surat Pemberitahuan e-SPT menurut Purnomo dalam Subiyantoro dan Riphat 2004:218; Pelaporan Surat Pemberitahuan e-SPT, e-SPT atau penyampaian Surat Pemberitahuan dalam bentuk digital adalah pelaporan Surat Pemberitahuan masa secara elektronik. Electronic SPT atau disebut e-SPT adalah aplikasi sofware yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk 35 digunakan oleh Wajib Pajak sebagai alternatif dalam penyampaian SPT dimana data-datanya telah direkam sendiri oleh Wajib Pajak dengan bantuan aplikasi e-SPT menjadi data elektronik yang dapat langsung dimuat upload sistem dan data base yang ada di Kantor Pelayanan Pajak . 6. Pengiriman atau penyampaian Surat Pemberitahuan e-Filing menurut Purnomo dalam Subiyantoro dan Riphat 2004:218; E-Filing adalah sebuah layanan yang disediakan di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak agar Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT beserta lampirannya secara elektronik melalui sistem online dan real time melaui aplikasi penerimaan Surat Pemberitahuan SPT berbasis web. 7. Modernisasi budaya organisasi menurut Sofyan 2005:42 terdapat beberapa kegiatan modernisasi budaya organisasi yaitu: a. Program penerapan pemerintahan yang bersih dan berwibawa Good Governance tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa Good Governance dicirikan oleh adanya kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 222KMK.032002 tanggal 14 Mei 2002 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 382KMK.032002 tanggal 27 Agustus 2002, adanya komite kode etik Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 223KMK.032002 tanggal 14 Mei 2002, adanya divisi Perpajakan dan Bea Cukai pada Komite Ombudsman Nasional, adanya 36 kerja sama dengan Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan dan konsolidasi internal. 1 Menerapkan kode etik terhadap seluruh pegawai Direktorat Jenderal Pajak, pembentukan komite kode etik, meningkatkan efektifitas pengawasan oleh Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan dan kerjasama dengan Komisi Ombudsman Nasional. 2 Penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional, antara lain melalui pelaksanaan fit and proper test secara ketat, penempatan pegawai yang disesuaikan dengan kapasitas dan kapabilitasnya, reorganisasi, kaderisasi, pelatihan dan pogram pengembangan self capacity, reward and punishment, reformasi moral dan etika. b. Pemberian Tunjangan Kegiatan Tambahan TKT kepada Pegawai Pajak Pemberian TKT selain tunjangan lain yang telah diberikan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 269KMK.032004 tanggal 31 Mei 2004. Besarnya TKT dibedakan berdasarkan golonganeselon untuk TKT Pelaksana dan Pejabat Struktural sedangkan TKT Pejabat Fungsional dibedakan untuk pemeriksa pajak ahli dan pemeriksa pajak terampil. c. Fasilitas perkantoran modern Perkantoran modern dengan keseluruhan operasi berbasis teknologi dengan pengadaan sarana dan prasarana yang memenuhi persyaratan 37 mutu dan menunjang upaya modernisasi administrasi perpajakan di seluruh Indonesia.

E. Kinerja

1. Pengertian Kinerja Menurut Ilyas 2002:7 kinerja adalah hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang mengaku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel di dalam organisasi. Pendapat lain dikemukakan oleh Tiffin dan Mc Cormick 1979 dalam Wicaksono 2002:25 bahwa individu yang berbeda akan menghasilkan kinerja yang berbeda pula. Hal ini disebabkan kinerja individu berhubungan dengan individual variable dan situational variable. Individual variable adalah variabel yang berasal dari dalam diri individu yang bersangkutan, misalnya: kemampuan, kepentingan dan kebutuhan- kebutuhan tertentu. Sedangkan situational variable adalah variabel yang bersumber dari situasi pekerjaan yang lebih luas lingkungan organisasi misalnya: pelaksanaan, supervisi, iklim organisasi, hubungan dengan rekan kerja dan sistem pemberian imbalan atau kompensasi. 38 2. Standar Kinerja Menurut Suprihanto 1987 dikutip oleh Wicaksono 2002:26 standar

Dokumen yang terkait

Implementasi Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dalam Meningkatkan Pelayanan Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Perpajakan Pratama Medan Kota

0 93 79

Efektivitas Sosialisasi Administrasi Perpajakan Modern Dalam Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

3 49 78

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Administrative Costs Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Di Wilayah kota Bandung

0 2 1

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN DAN SENSUS PAJAK Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dan Sensus Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali).

0 1 14

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN DAN SENSUS PAJAK Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dan Sensus Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali).

0 1 22

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying).

2 4 35

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi).

0 0 112

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung).

0 1 29

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Majalaya).

0 1 70

Pengaruh Pelayanan Perpajakan dengan Sistem Administrasi Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega).

0 1 29