Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas siswa yang memiliki bentuk konformitas acceptance termasuk dalam tipe perilaku merokok positive
affect smokers 33,3. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SMAN 97 Jakarta merokok untuk menyenangkan perasaan mereka dan melakukan
konformitas dengan menganggap bahwa kelompoknya memiliki nilai-nilai yang sesuai dengan dirinya sehingga mereka bersedia merubah sikap dan
perilakunya agar sesuai dengan kelompoknya tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa
mempunyai bentuk konformitas acceptance yang berarti bahwa siswa membutuhkan informasi dari temannya dan percaya terhadap temannya.
Hal ini sesuai dengan peryataan Soetjiningsih 2007, bahwa pada tahap remaja pertengahan, remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang
kalau banyak teman yang menyukainya. Namun remaja berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka
atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialis dan sebagainya sooetjiningsih, 2007.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk konformitas teman sebaya tidak berpengaruh pada tipe perilaku merokok pada remaja. Hal ini
dapat disebabkan masih banyak faktor-faktor lingkungan dan faktor lain yang dapat mempengaruhi remaja merokok. Andika 2010 menyebutkan
bahwa faktor lain yang dapat menyebabkan remaja merokok adalah semakin cepatnya perkembangan teknologi sehingga remaja sulit
melakukan seleksi terhadap informasi dari luar, kurangnya sarana yang dapat memfasilitasi remaja untuk menyalurkan hobinya, adanya konflik-
konflik dalam diri remaja yang membuat remaja frustasi dan depresi yang menyebabkan mereka mengambil jalan pintas dengan melakukan tindakan
negatif.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti masih menemukan beberapa keterbatasan penelitian, diantaranya, yaitu :
1. Pertama, peneliti memodifikasi sendiri kuesioner dari penelitian terdahulu, karena belum ada kuesioner yang membagi secara spesifik
tentang bentuk konformitas dan tipe perilaku merokok 2. Kedua, dari hasil uji validitas kuesioner juga masih banyak item yang
tidak valid sehingga peneliti perlu mengeleminasi item yang tidak valid agar kuesioner tetap bisa digunakan.
76
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan data yang diperoleh di SMAN 97 Jakarta Tahun 2013 dapat diambil kesimpulan
bahwa mayoritas siswa perokok pada penelitian ini berusia 16 tahun dan berada di kelas XI. Bentuk konformitas yang ada pada siswa SMAN 97
Jakarta sebagian besar adalah bentuk konformitas acceptance, yaitu sebanyak 51 responden 63 . Untuk tipe perilaku merokok pada siswa
SMAN 97 Jakarta sebagian besar menunjukkan tipe perilaku merokok positive affect smokers sebanyak 27 responden 33,3 . Hasil penelitian
ini menunjukkan tidak ada hubungan antara bentuk konformitas teman sebaya terhadap tipe perilaku merokok pada remaja laki-laki usia
pertengahan di SMAN 97 Jakarta dengan p value = 0,404. B.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diajukan antara lain:
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan pelayanan keperawatan baik anak ataupun komunitas
berupa pendidikan kesehatan kepada para remaja usia sekolah yang merokok supaya tahu mengenai bahaya dan kerugian merokok,
sehingga anak termotivasi untuk berhenti dan tidak merokok.
2. Bagi SMAN 97 Jakarta Hasil penelitian ini bisa dijadikan dasar atau masukan untuk
pengembangan dan penerapan layanan bimbingan konseling serta mengadakan pertemuan rutin dengan wali siswa untuk membahas
terkait perilaku merokok yang rentan terjadi pada anak remaja. 3. Bagi Orang Tua
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan masukan orang tua untuk lebih memperhatikan pergaulan anaknya agar tidak terpengaruh hal-hal
yang tidak baik, serta selalu memberikan contoh sikap dan perilaku yang baik kepada anaknya.
4. Peneliti Selanjutnya Penelitan selanjutnya dapat menambahkan responden perempuan,
karena sudah
banyak juga
perempuan yang
merokok, mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tipe
perilaku merokok atau hubungan bentuk konformitas dengan yang lainnya. Selain itu dapat juga mengambil responden dengan rentang
usia yang lebih muda.