yang  dipelajari  dan  cara  belajarnya  selalu  berubah  seiring  dengan  bertambahnya usia.  Orang  dewasa  senang  belajar  bila  aktvitas  belajarnya  dapat  memecahkan
masalahnya,  menjadi  bermakna  bagi  situasi  kehidupannya.  Mereka  juga menginginkan  hasil  belajar  segera  dapat  diterapkan.  Oleh  karena  itu,  menurut
Kusnadi  2005:106  ada  lima  hal  yang  perlu  diperhatikan  dalam  proses pembelajaran program Keaksaraan Fungsional, yaitu:
1. Warga  belajar  akan  termotivasi  untuk  belajar  jika  sesuai  dengan
pengalaman, minat dan kebutuhan mereka. Oleh karena itu, pengalaman, minat  dan  kebutuhan  merupakan  titik  awal  dalam  pengorganisasian
aktivitas pembelajaran di kelompok belajar; 2.
Orientasi belajar berhubungan erat dengan kehidupannya, oleh karena itu unit  yang  tepat  untuk  pembelajaran  program  KF  adalah  situasi
kehidupannya bukan mata pelajaran; 3.
Pengalaman  adalah  sumber  yang  paling  kaya  yang  harus  diakui keberadaannya bagi pembelajaran program Keaksaraan Fungsional. Oleh
karena  itu,  metode  utama  dalam  pembelajaran  adalah  menganalisis pengalaman warga belajar;
4. Setiap  warga  belajar  memiliki  kebutuhan  untuk  mengarahkan  diri,  oleh
karena  itu,  peran  tutor  adalah  meningkatkan  proses  saling  memberi  dan menerima  dan  bukannya  mentransfer  atau  memindahkan  pengetahuan
kepada  mereka  dan  kemudian  mengevaluasi  seberapa  jauh  mereka menguasai pengetahuan yang diberikan;
5. Perbedaan  individual  di  antara  warga  belajar  meningkat  seiring  dengan
bertambahnya  usia.  Atas  dasar  itu,  pola  pembelajaran  harus  menghargai secara  penuh  adanya  perbedaan  gaya,  waktu,  tempat  dan  bentuk
penyampaian materi belajar.
2.1.2 Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan  sosial  dalam  Undang-Undang  Republik  Indonesia  nomor  11 tahun  2009  menjelaskan  bahwa
“Kesejahteraan  Sosial  adalah  kondisi terpenuhinya  kebutuhan  material,  spiritual,  dan  sosial  warga  negara  agar  dapat
hidup  layak  dan  mampu  mengembangkan  diri,  sehingga  dapat  melaksanakan fungsi  sosialnya”.  Rumusan  Undang-undang  tersebut  menggambarkan
kesejahteraan  sosial  sebagai  kondisi  atau  keadaan  di  mana  terciptanya  tata kehidupan  yang  baik  dalam  masyarakat.  Dalam  hal  ini  tidak  hanya  baik  atau
memadai  dari  segi  material  saja  tetapi  spiritual  dan  sosial  masyarakatnya  juga. Maka  terciptanya  keseimbangan  hidup  dalam  masyarakat  tersebut  yang  disebut
masyarakat  sejahtera.  Jika  melihat  pada  suatu  kondisi  kesejahteraan  sosial, menurut  Midgley  2005:21  kondisi  kesejahteraan  sosial  diciptakan  atas
kompromi tiga elemen.  Pertama, sejauh mana masalah-masalah sosial  ini diatur. Kedua,  sejauh  mana  kebutuhan-kebutuhan  dipenuhi  dan  ketiga,  sejauh  mana
kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup dapat disediakan. Ketiga elemen ini berlaku bagi individu, keluarga, kelompok, komunitas bahkan seluruh masyarakat.
Ketiga  elemen  ini  selanjutnya  dapat  bekerja  pada  level  sosial  yang  berbeda  dan harus diaplikasikan ketika sebuah masyarakat secara menyeluruh ingin menikmati
apa yang dimaksud dengan kesejahteraan sosial. Untuk memenuhi tujuan Kesejahteraan Sosial tersebut diperlukan suatu upaya
untuk mencapai tujuan tersebut. Upaya Kesejahteraan Sosial biasa disebut dengan usaha  kesejahteraan  sosial.  Usaha  kesejahteraan  sosial  adalah  bentuk  kegiatan
kesejahteraan  sosial  demi  pengembangan  masyarakat  semata-mata  untuk kesejahteraan  hidup  dan  peningkatan  kualitas  hidupnya.  Dalam  artian
kesejahteraan  sosial  sebagai  suatu  sistem  pelayanan  kegiatan  guna meningkatkan taraf hidup masyarakat.
“Kesejahteraan  sosial  adalah  suatu  institusi  atau  bidang  kegiatan  yang melibatkan  aktivitas  terorganisir  yang  diselenggarakan  baik  oleh  lembaga-
lembaga  pemerintah  maupun  swasta  yang  bertujuan  untuk  mencegah, mengatasi  atau  memberikan  kontribusi  terhadap  pemecahan  masalah  sosial
dan  peningkatan  kualitas  hidup  individu,  kelompok  dan  masyarakat.” Suharto,2005:1-2
Kesejahteraan  sosial  merupakan  suatu  bentuk  kegiatan  yang  memberikan pelayanan-pelayanan  sosial  kepada  individu,  kelompok  hingga  masyarakat  yang
dirancang  guna  untuk  meningkatkan  taraf  hidup  warga  negara.  Target  dari kegiatan  tersebut  pastinya  baik  dari  individu,  kelompok  dan  seluruh  masyarakat
yang  membutuhkan  peningkatan  kesejahteraan  sosialnya.  Kesejahteraan  sosial memiliki  indikator-indikator  penting  dalam  mengukur  kesejahteraan  manusia  itu
sendiri.  Indikator  yang  sering  digunakan  untuk  mengukur  tingkat  kesejahteraan sosial  dibagi  oleh  Paul  Spicker  dalam  Adi  Bab  1,  halaman  1  yang
menggambarkan  lima  bidang  utama  usaha  kesejahteraan  sosial  dalam  kaitannya dengan  kebijakan  sosial  yang  disebut
“big  five”,  yaitu  bidang  kesehatan, pendidikan,  perumahan,  jaminan  sosial  dan  pekerjaan  sosial.  Dalam  hal  ini
menyebutkan  pendidikan  adalah  salah  satu  indikator  penting  dalam  mengukur tingkat  kesejahteraan  seseorang.  Karena  pendidikan  adalah  salah  satu  pondasi
kuat penunjang kualitas hidup seseorang.
2.2 Definisi Keaksaraan Dasar