Penentuan Lokasi Penelitian Teknik Penentuan Informan

Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember. Maka, jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitan deskriptif. Menurut Taylor dan Bodgan dalam Suyanto dan Sutinah 2008:166, penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti. Sehingga, searah dengan hal tersebut maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

3.3 Penentuan Lokasi Penelitian

Dalam suatu penelitian, penentuan lokasi penelitian adalah salah satu hal yang paling penting dalam melakukan penelitian. Fungsinya adalah memperjelas fokus penelitian tersebut, seperti penuturan Suyanto dan Sutinah 2008:171 dalam penelitian kualitatif, “setting penelitian akan mencerminkan lokasi penelitian yang langsung „melekat‟ pada fokus penelitian yang telah ditetapkan sejak awal. Setting penelitian ini menunjukkan komunitas yang akan diteliti dan sekaligus kondisi fisik dan sosial mereka”. Maka, dengan berfokus pada implementasi program Keaksaraan Fungsional KF, peneliti memilih lokasi penelitian di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember. Peneliti memiliki alasan mengapa tertarik memilih di Desa Karangpring. Di sini peneliti melihat dari aspek tempat, pelaku dan aktivitas yang diberikan penyelenggara program tersebut. Dari aspek tempat dikarenakan program KF di Desa Karangpring pada tahun 2013 dikatakan berhasil. Lalu dari aspek pelaku atau aktor adalah karena penyelenggara program KF di Desa tersebut adalah seorang yang profesional sekaligus salah satu tokoh masyarakat di Desa Karangpring. Dan dari aspek aktivitas program, yakni penyelenggara program di Desa Karangpring dalam melaksanakan kegiatan program tersebut menambahkan kegiatan tambahan seperti kegiatan keterampilan. Kegiatan tersebut bertujuan memacu semangat belajar warga belajar yang juga menjadi salah satu faktor keberhasilan program Keaksaraan Fungsional di Desa Karangpring pada Tahun 2013.

3.4 Teknik Penentuan Informan

Menurut Meleong 2004:132, informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Ia berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal. Theoretical Sampling adalah proses yang berguna sebagai pengumpulan data dengan mengumpulkan dan menganalisis data untuk memperoleh pengertian secara mendalam dari suatu konsep penelitian tersebut. Theoretical Sampling tentang implementasi program Keaksaraan Fungsional KF di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember, sebagai berikut: Tabel 3.1 Theoretical Sampling Penelitian Jenis Informan Informan Implementasi program Keaksaraan Fungsional KF di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember Penyelenggara program KF di Karangpring Penerima manfaat program Dinas Pendidikan Kab. Jember UPT Pendidikan Kecamatan Sukorambi Sumber data oleh penulis, 2014 Berdasarkan pada karakteristik informan dapat dengan jelas di identifikasi maka dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan informan penelitian. Purposive sampling adalah pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini adalah informan yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyeksituasi sosial yang diteliti. Informan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis infoman, yaitu informan pokok dan informan tambahan. Berikut pembagiannya: a. Informan pokok Informan pokok adalah informan yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok sebagai data utama yang diperlukan dalam penelitian. Informan pokok dalam penelitian ini adalah implementor program Keaksaraan Fungsional di Desa Karangpring pada tahun 2013, maka syarat informan pokok tersebut adalah mereka yang mengetahui, paham dan terlibat dalam seluruh tahapan pelaksanaan program Keaksaraan Fungsional di desa Karangpring tahun 2013. Maka, disini peneliti menentukan informan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 1. Penyelenggara program KF di Desa Karangpring pada tahun 2013 Penyelenggara program yang telah terlibat dan mengetahui betul proses dari awal hingga akhir program Keaksaraan Fungsional di Desa Karangpring pada tahun 2013 dan yang bersedia untuk dijadikan informan. Terdiri dari 2 penyelenggara utama program KF di Desa Karangpring pada tahun 2013, yaitu informan NA dan NM 2. Tutor-tutor saat pelaksanaan rogram pada tahun 2013. Maka, informan yang masuk dalam kriteria dalam penelitian ini, yaitu SK, SJ, AA, SY, KH 3. Penerima manfaat program Penerima manfaat program Keaksaraan Fungsional di Desa Karangpring yang disebut warga belajar. Warga Belajar saat mengikuti program Keaksaraan Fungsional di Desa Karangpring pada tahun 2013 dan yang bersedia untuk dijadikan informan. Maka, informan yang masuk dalam kriteria yaitu, SH, SM, TR, AR, TY. b. Informan Tambahan Informan tambahan adalah mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Peneliti telah menetapkan informan tambahan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, karena program Keaksaraan Fungsional merupakan bentuk kebijakan dari Dinas Pendidikan. Sekaligus sebagai staf UPT Pendidikan Kecamatan Sukorambi, yaitu informan SG.

3.5 Teknik Pengumpulan Data