2.4 Keaksaraan Fungsional sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Kusnadi 2005:221 proses pemberdayaan masyarakat melalui program keaksaraan fungsional, maksudnya adalah untuk memberikan pengertian
dan kesadaran kepada individu kelompok guna memahami dan mengontrol kekuatan sosial ekonomi dan politik, sehingga dapat memperbaiki kehidupan
masyarakat. Pemberdayaan
masyarakat melalui
program keaksaraan
fungsional, sesungguhnya adalah sebuah upaya yang memungkinkan masyarakat dengan
segala keberadaanya dapat memberdayakan dirinya. Dengan demikian, pusat aktivitas seharusnya berada di tangan masyarakat itu sendiri, dengan bertitik tolak
dari masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat, dan manfaatnya untuk masyarakat. Dalam kaitan ini, menurut Yunus dalam Kusnadi 2005:221 ada lima
prinsip sikap dasar yang patut diperhatikan: 1 kepedulian terhadap masalah, kebutuhan, dan potensisumberdaya masyarakat; 2 kepercayaan timbal balik dari
pelayan program dan dari masyarakat pemilik program; 3 fasilitasi pemerintah dalam membantu kemudahan masyarakat dalam berbagai proses kegiatan; 4
adanya partisipatif, yaitu upaya melibatkan peran serta semua komponen lembaga atau individu terutama warga belajar dalam proses kegiatan; dan 5 mengayomi
peranan masyarakat dan hasil yang dicapainya. Berpedoman pada kelima prinsip dasar tersebut, pemberdayaan masyarakat melalui program keaksaraan fungsional
akan lebih mudah tercapai. Berdasarkan uraian di atas, kegiatan pembelajaran dalam program KF, harus
diarahkan untuk memberi kesempatan luas kepada masyarakat dan warga belajar yang bersangkutan, guna menganalisis masalah kehidupan mereka dan untuk
mengembangkan keterampilan yang mereka kehendaki dalam mengubah keadaan ekonomi, status sosialnya, mutu serta taraf hidupnya. Ciri-ciri yang dapat
dilakukan dalam pembelajaran agar terjadi proses pemberdayaan, menurut Kindervatter 1979 dalam Kusnadi 2005:221, adalah:
1 Need oriented, yaitu pendekatan yang berorientasi dan didasarkan pada
kebutuhan warga belajar;
2 Endegenious, adalah pendekatan yang berorientasi dan mengutamakan
kesesuaian nilai-nilai keaslian lokal, dengan cara menggali dan menggunakan potensi yang dimiliki warga belajar;
3 Self-reliant, ialah pendekatan yang membangun rasa percaya diri atau sikap
mandiri pada setiap warga belajar; 4
Ecologically sound, ialah pendekatan yang berorientasi, memperhatikan dan mempertimbangkan aspek perubahan lingkungan;
5 Based on structural transformation, ialah pendekatan yang dilakukan
berdasarkan pada perubahan struktur sistem, baik yang menyangkut hubungan sosial, kegiatan ekonomi, penyebaran keuangan, sistem manajemen maupun
partisipasi masyarakat setempat.
2.5 Implementasi Program Keaksaraan Fungsional KF