bahasa Indonesia yang baik. Dari fenomena di atas, maka peneliti tertarik mengangkat fokus kajian penelitian
yang akan dikaji adalah “Implementasi Program Keaksaraan Fungsional di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi
Kabupaten Jember”.
1.2 Rumusan Masalah
Seperti yang telah disampaikan oleh informan NA sebagai ketua penyelenggara program saat observasi bahwa pada bulan Agustus hingga
Desember tahun 2013, Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi telah melaksanakan program Keaksaraan Fungsional. Tingkat Keaksaraan yang
diberikan adalah Pendidikan Keaksaraan Dasar yang diperuntukkan bagi masyarakatnya yang buta huruf yang berusia 15 tahun keatas dengan prioritas usia
15-59 tahun. Pendidikan Keaksaraan Dasar, yakni keaksaraan yang diharapkan nantinya mempunyai kemampuan mendengar, berbicara, membaca, menulis dan
berhitung untuk mengkomunikasikan teks lisan dan tulis dengan menggunakan aksara dan angka dalam bahasa Indonesia yang benar.
Penyelenggara program Keaksaraan Fungsional di Desa Karangpring tersebut adalah Yayasan Pondok Pesantren Islam YPPI “Nurul Wajid” dengan ketua
penyelenggara, yaitu informan NA sendiri. Ia salah satu pengajar di YPPI Nurul Wajid tersebut. Awal mula berjalannya program KF di desa tersebut karena
perintah dari Pemerintah Kabupaten Jember lalu NA berinisiatif menjalankan perintah tersebut yang memang seluruh kecamatan se-Kabupaten Jember
dianjurkan untuk melaksanakan program Keaksaraan Fungsional. Atas nama Yayasan Pondok Pesantren Islam YPPI Nurul Wajid, informan NA membuat
sebuah proposal kepada Bapak Gubernur Jawa Timur untuk permohonan dana hibah agar dapat menyelenggarakan program Pendidikan Keaksaraan Dasar di
Desa Karangpring. Tetapi, sebelum itu harus terdapat data jumlah warga Buta Huruf sesuai Data Badan Pusat Statistik BPS di Desa tersebut. Lalu, pembuatan
proposal dikerjakan sampai akhirnya menerima dana hibah dari Gubernur Jawa Timur dan kegiatan Keaksaraan Fungsional di Desa Karangpring berlangsung
pada 25 Agustus hingga 15 Desember 2013
Kegiatan Program Keaksaraan Fungsional di Desa Karangpring yang dilaksanakan selama empat bulan dapat dikatakan berhasil oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten Jember. Keberhasilan suatu program Keaksaraan Fungsional dilihat pada banyaknya warga belajar yang berhasil lulus. Lulus tersebut artinya terdapat
tingkat pencapaian hasil pembelajaran warga belajar dalam kemampuan membaca, menulis, berhitung, mendengar dan berbicara, sehingga mereka dapat
dikatakan melek aksara. Berikut pencapaian hasil akhir selama 120 jam atau sekitar empat bulan dalam bidang berbicara, mendengarkan dan calistung adalah
sebagai mana data hasil Rekap Hasil Evaluasi dan Perkembangan Warga Belajar. Tabel 1.2 Rekap Hasil Evaluasi dan Perkembangan Warga Belajar tahun 2013
Sumber: Laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan pertanggung jawaban dana bantuan program pendidikan Keaksaraan Dasar tahun 2013
Data di atas menunjukan sekurang-kurangnya 80 warga belajar telah mampu berbicara, mendengar, membaca, menulis dan berhitung. Hanya beberapa saja
dengan nilai D. Karena keberhasilan program Keaksaraan Fungsional di Desa Karangpring pada tahun 2013, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
implementasi program tersebut. Maka fokus kajian penelitian mengarah pada implementasi program Keaksaraan Fungsional di Desa Karangpring pada tahun
2013. Durasi waktu dipilih pada tahun 2013 karena adanya ketetapan baru program Keaksaraan Fungsional pada tahun 2012. Dengan adanya ketetapan baru
tersebut berdampak pada pelaksanaan Program Keaksaraan Fungsional selanjutnya. Selain itu juga, karena dokumen-dokumen yang dimiliki
penyelenggara program berupa dokumen pelaksanaan program Keaksaraan Fungsional pada tahun sebelum-sebelumnya hilang. Penyelenggara sempat
N o
Nilai Predikat
Aspek Penilaian Berbicara
Mendengar Membaca
Menulis Berhitung
Jlh Jlh
Jlh Jlh
Jlh 1
A Baik
Sekali 52
52 54
54 50
50 52
52 56
56 2
B Baik
26 26
27 27
26 26
26 26
26 26
3 C
Cukup 10
10 10
10 14
14 10
10 10
10 4
D Kurang
12 12
9 9
10 10
12 12
8 8
JUMLAH 100
100 100
100 100
100 100
100 100
100
kehilangan laptop yang berisi dokumen-dokumen pelaksanaan program Keaksaraan Fungsional yang dilaksanakan pada tahun-tahun sebelum 2013.
Jenis keaksaraan yang digunakan di Desa Karangpring adalah jenis Keaksaraan Dasar. Keaksaraan Dasar adalah kemampuan mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, dan berhitung, untuk mengomunikasikan teks lisan dan tulis dengan menggunakan aksara dan angka dalam bahasa Indonesia. Berikut
informasi dari informan NA dalam sebuah kunjungan, ia mengemukakan bahwa: “Macam-macam keaksaraan banyak, namun yang telah berjalan di Desa
Karangpring adalah Keaksaraan Dasar. Tetapi untuk kedepannya saya ingin menjalankan tentang Keaksaraan Usaha Mandiri KUM. Namun saya belum
sempat membuat proposal jadi belum tahu kapan kepastian program tersebut
bisa berjalan.” Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menggambarkan dan menjelaskan
tentang pelaksanaan program Keaksaraan Fungsional di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember yang dilaksanakan pada 25 Agustus
hingga 15 Desember 2013 dengan Keaksaraan Fungsional jenis Keaksaraan Dasar. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
implementasi program Keaksaraan Fungsional KF di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember?
1.3 Tujuan Penelitian