d
h
= 1,2 x 7 = 8,4 mm
4.3.1.2. Diameter Mata Impeler d
Diameter mata impeler dapat dihitung dengan persamaan kontinuitas dengan persamaan berikut [Khetagurov, hal 257]:
12
Dimana : Q
th
= Kapasitas aliran teoritis pada sisi isap, yaitu kapasitas dengan perkiraan adanya kerugian yang disebabkan fluida dari sisi tekan yang mengalir
kembali ke sisi isap melalui celah impeler, besarnya 1,02 + 1,05 dari kapasitas pompa, diambil 1,05[Fritz Dietzel, hal 261].
= 1,05 x 0,0027 m
3
s = 0.003 m
3
s V
= kecepatan fluida sebelum masuk impeler, didapat dari hasil interpolasi grafik [Fritz Dietzel, hal 261] sebesar 1,7 ms
Maka : d
={
2
}
12
= 0,048 m = 48 mm
4.3.1.3. Diameter Sisi Masuk Impeler d
1
Diameter sisi masuk impeler d
1
yang memiliki kelengkungan dapat dicari dengan mengambil diameter rata-rata dari diameter mata impeler d
dan diameter hubung d
h
yang ditulis sebagai berikut [John L. Dicmas, Hal 289]
d
1
= dimana :
d = diameter mata impeler = 48 mm
Universitas Sumatera Utara
d
H
= diameter hub impeler = 8,4 mm maka :
d
1
= = 34,4 mm = 34 mm
4.3.1.4. Diameter Sisi Keluar Impeler d
2
Dapat diperoleh dari persamaan [Lobanoff, hal 29] d
2
=
dimana : = Koefisien tingi tekan overall, besarnya 0,9 + 1,2[Magdy Abou
Rayan,hal 102], direncanakan 0,9. H
p
= head pompa= 18 m = 56,304 ft N
p
= putaran pompa = 2950 rpm
Maka : d
2
= = 4,21 in = 10,7 cm =
= 107mm
4.3.1.5. Lebar Impeler Pada Sisi Masuk b
1
Lebar impeler pada sisi masuk dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut [Magdy Abou Rayan,hal 102]:
b
1
=
Universitas Sumatera Utara
dimana : Q
th
= kapasitas teoritis pada sisi isap = 0,003m
3
s d
1
= diameter sisi masuk impeler = 0,034 m V
r1
= kecepatan fluida radial sisi masuk = V
+ 10 ÷ 15 x V
dipilih 10 = 1,7+ 0,1 x 1,7
= 1,87 ms
1
= faktor kontraksi pada sisi masuk 0,8 – 0,9 dan ditetapkan 0,85 Maka :
b
1
= = 0,018 m
= 18 mm
4.3.1.6. Lebar Impeler Sisi Keluar b
2
Lebar impeler sisi keluar diperoleh dari persamaan[Magdy Abou Rayan,hal 102].
b
2
= dimana :
Q
th
= kapasitas teoritis pada sisi isap = 0,003 m
3
s D
2
= diameter sisi keluar impeler = 0,107 m V
r2
= kecepatan fluida radial sisi keluar , besarnya sama dengan V
r1
[Magdy Abou Rayan,hal 102], maka V
r2
= 1,87 ms.
Universitas Sumatera Utara
ε
2
= faktor kontraksi pada sisi keluar = 0,9 – 0,95 dan ditetapkan 0,9.
Maka : b
2
= = 0,005 m
= 5 mm
4.3.2. Kecepatan dan Sudut Aliran Fluida Masuk Impeler 4.3.2.1. Kecepatan Aliran Absolute V