NPSH
A
= m -
m - 1,5 m- 0,34 m = 8,271 m
3.9.2 NPSH yang diperlukan
Besarnya NPSH yang diperlukan untuk setiap pompa berbeda harganya, tergantung dari pebrik pembuatannya. Namun, untuk perhitungan NPSH yang
diperlukan dapat dihitung dari konstanta kavitasi σ seperti di bawah ini [Sularso,
Haruo Tahara, hal 45]: σ =
Dimana : σ
= Koefisien kavitasi = 0,03 H
suN
= NPSH yang diperlukan H
n
= head total pompa
Gambar 3.3 Grafik penentuan Koefisien thoma
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan interpolasi dari grafik diatas maka didapat nilai σ adalah 0,037
Sehingga besarnya NPSH yang diperlukan adalah: NPSH
R
= σ.H
n
= 0,037 . 18 m = 0,666 m
Maka NPSH
A
NPSH
R
Dari hasil perhitungan yang diperoleh di atas yang tersedia lebih besar daripada NPSH yang diperlukan, sehingga pompa yang direncanakan dapat
beroperasi tanpa terjadi kavitasi.
3.10 Daya pompa dan Daya motor penggerak
Besarnya daya pompa untuk mengalirkan air daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan impeler dicari dengan persamaan[Fritz Dietzel, Dakso Sriyono, hal
243]: N
p
=
Dimana : H = Head pompa = 18 m
Q = Kapasitas pompa = 0,0027 m
3
s γ = Massa jenis air = 1000 Nm
3
η
p
= efisiensi pompa = 0,82 sehingga :
N
p
= = 0,58 kW
Universitas Sumatera Utara
Dalam perencanaan ini, motor listrik dikopel secara langsung dengan poros pompa. Daya Motor listrik sebagai motor penggerak poros pompa dapat dihitung
dengan rumus [ Sularso, Haruo Tahara, hal 58]: N
m
= Dimana :
N
m
= Daya motor penggerak kW N
p
= Daya pompa = 0,58 kW α
= faktor cadangan daya = 0,1 ÷ 0,2 utuk motor induksi diambil 0,1
η
t
= efisiensi transmisi = 1,0 dikopel langsung sehingga :
N
m
= = 1,63 kW
Berdasarkan perhitungan diatas maka dipilih motor listrik dengan daya 7,1 kW.
3.11 Spesifikasi Hasil Perencanaan
Dari perhitungan di atas maka ditetapkan spesifikasi perencanaan sebagai berikut :
- Kapasitas pompa Q
= 10 m
3
jam -
Head pompa H
p
= 18 m -
Jenis pompa = Pompa Radial
- Putaran Spesifik N
s
= 906,02 rpm -
Tipe impeler = Radial flow
- Efisiensi Pompa
η
P
= 82 -
Daya Pompa N
P
= 0,58 kW -
Daya motor N
m
= 1,63 kW
Universitas Sumatera Utara
BAB IV UKURAN - UKURAN UTAMA POMPA
4.1 Perencanaan Poros Pompa
Poros pompa merupakan salah satu komponren yang berfungsi utuk meneruskan daya dan putaran dari motor penggerak ke impeler seta untuk
mendukung kedudukan impeler. Pada perencanaan poros, perlu diperhatikan hal-hal seperti berikut :
1. Kekuatan poros untuk menahan beban puntir, beban lentur akibat lenturan
ataupun gabungan dari keduanya. 2.
Kekakuan poros untuk mengatasi getaran akibat lenturan serta defleksi putaran yang kasar.
3. Putaran kritis, dimana bila poros berada pada putaran kritis maka poros akan
mengalami getaran yang besar. Oleh sebab itu maka perhitungan poros tergantung pada momen puntir,
faktor-faktor kondisi kerja, tegangan geser dan jenis material poros. Besarnya momen puntir pada poros M
t
adalah [ Sularso, Kiyokatsu Suga, hal 7 ] :
M
t
= 9,74 x 10
5
x Dimana :
P
s
= daya yang ditransmisikan poros = N
p
daya yng direncanakan x f
c
factor koreksi n
p
= putaran poros = 2950 rpm Faktor koreksi f
c
diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya daya yang besar pada saat start atau pembebanan maksimum yang terus
- menerus.
Universitas Sumatera Utara