b. Sebagai Pengelola kegiatan UKS. Perawat kesehatan yang bertugas di puskesmas dapat menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS, atau dapat
juga ditunjuk sebagai seorang koordinator UKS di tingkat puskesmas. Bila perawat kesehatan ditunjuk sebagai koordinator maka pengelolaan
pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam tim pengelola UKS.
c. Sebagai Penyuluh, Peranan perawat dalam memberikan penyuluhan dapat dilakukan secara langsung melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat
umum dan klasikal, atau secara tidak langsung sewaktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara perseorangan Effendi, 1998.
7. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat PHBS
PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat,
dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui
pendekatan pimpinan advokasi, bina suasana “social support” dan pemberdayaan masyarakat empowerman sebagai suatu upaya untuk membantu
masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing- masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatan Dachroni, 2002. PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang 14
Universitas Sumatera Utara
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat Depkes, 2003.
Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, serta
meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Sasaran PHBS meliputi 1 tatanan rumah tangga, 2 tatanan institusi pendidikan, 3 tatanan tempat kerja, 4 tatanan tempat-tempat umum, 5 tatanan
institusi kesehatan. Strategi PHBS meliputi 1 melakukan advokasi, 2 melakukan bina
suasana, 3 menggerakkan masyarakat Depkes, 2003. Manfaat PHBS di sekolah adalah 1 terciptanya sekolah yang bersih dan
sehat sehingga peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah terlindung dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit, 2 meningkatkan semangat proses
belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar peserta didik, 3 citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik
minat orang tua masyarakat, 4 meningkatkan citra pemerintah daerah dibidang pendidikan, 5 menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain Albar, 2003.
Dari kelima sasaran PHBS tersebut dalam penelitian ini ditekankan pada tatanan institusi pendidikan dimana institusi pendidikan adalah sarana yang
diselenggarakan oleh pemerintahswasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. PHBS di institusi pendidikan
merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit yang sering 15
Universitas Sumatera Utara
menyerang anak usia sekolah, yang ternyata umumnya berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat. PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktekkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat Depkes, 2003.
Syarat-syarat sekolah ber PHBS yaitu 1 mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, 2 jajan dikantin sekolah yang sehat, 3 membuang
sampah pada tempatnya, 4 mengikuti kegiatan olahraga di sekolah, 5 menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan, 6 tidak
merokok di sekolah, 7 memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin, 8 buang air kecil di jamban sekolah.
Hal ini dapat dicapai melalui upaya yaitu salah satunya dengan penerapan PHBS di sekolah-sekolah, harapan ini tidak terwujud jika tidak ada peran serta
dari pengelola UKS, sehingga kepada guru pembimbing UKS diharapkan mampu membimbing dan memberikan pengetahuan dalam pembentukan kesedaran
tentang kebiasaan hidup bersih dan sehat. Berdasarkan pada kondisi inilah implementasi program PHBS cukup tepat pada murid sekolah dasar Kristiawati,
2008. Disisi lain peran guru dalam proses belajat mengajar di SD masih cukup
dominan oleh semua sekolah, guru, dan komite sekolah akan dilibatkan secara aktif dalam pelaksanaan program penyadaran PHBS Chuswatun, 2008.
16
Universitas Sumatera Utara
Indikator PHBS di sekolah akan memberikan indikasi keberhasilan atau pencapaian kegiatan PHBS di sekolah. Indikator yang dikembangkan tentunya
meliputi indikator yang terkait dengan perilaku siswa di sekolah dan indikator yang berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan di lingkungan
sekolah sebagai bentuk dukungan kebijakan. dimana indikator PHBS di sekolah dapat dirincikan menjadi dua bagian antara lain : 1 indikator perilaku siswa 2
indikator lingkungan sekolah. Agar indikator PHBS memenuhi persyaratan tersebut, perlu dilakukan kajian dengan pemilihan responden atau informan
masyarakat sekolah terutama siswa sekolah. Dengan diketahuinya perkembangan pelaksanaan PHBS di sekolah maka dapat dilakukan upaya promosi kesehatan
lebih lanjut sehingga dapat meningkatkan jumlah sekolah sehat di indonesia Ismoyowati, 2007.
Jika sebahagian murid SD memahami PHBS bukan tidak mungkin dapat menekan tingginya angka kesakitan seperti, penyakit diare, DBD dan penyakit
ISPA yang kerap kali datang pada musim panca roba Eurika Indonesia, 2004. 17
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
1. Kerangka Konsep Penelitian
Untuk belajar dengan efektif anak-anak usia sekolah memerlukan kesehatan yang baik, sekolah harus menjadi suatu tempat yang dapat
meningkatkanmempromosikan derajat kesehatan peserta didiknya. Salah satu aspek melalui pelaksanaan kegiatan PHBS yaitu dengan pendekatan program
usaha kesehatan sekolah UKS, yang dapat dilihat dari perilaku siswa di sekolah dan indikator yang terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan di
lingkungan sekolah. Hal tersebut termasuk dari pendidikan kesehatan, yang meliputi kebersihan dan kesehatan pribadi, makanan bergizi, pendidikan
kesehatan reproduksi Delawati, 2007. Pelayanan kesehatan meliputi pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, mata, telinga dan rambut, pemeriksaan
perkembangan kecerdasan ,pemberian imunisasi, pengobatan sederhana, pertolongan pertama serta pembinaan lingkungan sekolah sehat meliputi kerja
bakti sekolah, membuang sampah pada tempatnya dan membuat toga. Disamping itu kebiasaan hidup bersih sehat merupakan suatu hal yang
harus dipenuhi dan diterapkan untuk menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup sehat Effendi, 1998. Aspek prilaku siswa meliputi mencuci tangan,
menggunakan toilet sehat, BAB dan BAK pada tempatnya, tidak jajan diluar sekolah,aktifitas fisik yang teratur, memeriksa jentik nyamuk PSN, kebersihan
diri, tersedianya air bersih di kamar mandi, adanya pesan-pesan kesehatan,
18
Universitas Sumatera Utara