Riwayat Hidup Sultan Bolkiah. Silsilah keluarga, Pendidikan. Dan Penutup Kesimpulan. Saran juga Daftar Pustaka.

bernama Hu-la-na-po juga, sama sebagaimana Dinasti Sui riwayatkan. Akan tetapi ketika ke luar istana, raja Hu-la-na po menggunakan kendaraan yang di tarik gajah dan membawa hasil negri untuk dijadikan barang dagangan ke China. Diantaranya mutiara, kulit kura dan kerang-kerangan. Raja Dinasti Tang pada tahun 669 M, telah mengantar utusan ke China bersama-sama utusan Huan-wang siam tujuanya menguatkan hubungan yang telah putus. 7 Dalam zaman Dinasti Sung 960-1279 M Po-li atau Po-lo disebut Puni. Sementara dalam catatan sejarah China masa dinasti Sung 960-1276. Terdapat cacatan mengenai kerajaan Islam, yang disebut P’u-ni dan letaknya di pantai barat Borneo Kalimantan dan yang dimaksud Puni ialah Brunei. 8 Sedangkan rajanya bermana Hiang-ta. Pada tahun 977 M ada seorang saudagar China bernama Pu-lu-shieh berniaga ke Puni. Dan kala itu raja Hiang-ta memerintahkan pembesarnya agar memperbaiki kapal saudagar China karena rusak. Pada masa Pu-lu-shieh ini raja Hiang-ta telah mengantar utusan ke China diketuai oleh Pu- ya-li, Shih Nu dan Qadhi Kasim untuk membawa surat dan barang-barang hadiah tediri dari 100 kulit kura-kura, kapur barus, lima keping gaharu, tiga dulang cendana, kayu raksamala dan enam batang gading gajah. Isi surat yang di serahkan kepada raja China berisikan di antaranya: 1. Memberitahu mengenai kedatangan Pu-li-shieh ke Brunei dan telah membantu dan telah membantu memperbaiki kapal Pu-li-shieh yang rusak. 2. Menghantar utusan menghadap raja China sebagai wakil baginda Puni untuk menyerahkan barang-barang dari baginda. 7 Lihat lampiran no. 3 8 A.Hasymy “ Sejarah Masuk dan Berkembangannya Islam di Indonesia” pt, alma’arif. 1993.h 332. P’u-ni yang berjarak layar tiupan angin biasa 45 hari dari jawa dan 40 hari dari shabo-tsai Palembang serta dari Champa 30 hari. 3. Meminta jasa raja China untuk memberitahukan kerajaan Champa agar memelihara keselamatan kapal-kapal Brunei yang tergampar di Champa. Sedangkan dalam Dinasti Ming 1368-1643 M, pada tahun 1370 M Maharaja Hung-wu telah memerintahkan satu utusan ke jawa, diketuai oleh Chang Ching Tze bersama seorang pegawai Daerah Fukien bernama Sin-tze dan utusan tersebut singgah di Puni. Menurut Sin-tze raja Puni itu beragama Islam, bernama Ma-ha-mo-sha. Dari riwayat tersebut ternyata raja Puni yang bernama Ma-ha-mo-sha beragama Islam sebutan bagi Sultan Muhammad Shah yang sesuai dengan Awak Alak Betatar sebagaimana diceritakan orang tua-tua dalam sejarah Islam. Penyebutan semua tentang Brunei diatas, berdasarkan kepada nama-nama yang ditemukan mengacu kepada penamaan kerajaan Brunei sebelum kedatangan Islam. 9 Sedangkan dalam sumber lain yaitu Naskah Nagarakertagama karya Prapanca Brunei dikenal dengan nama Baruneng, berdasarkan kepada nama- nama tersebut ditemukan data yang mengacu kepada penamaan kerajaan Brunei sebelum Islam. Sumber lain juga menyebutkan bahwa asal mula nama Brunei berasal dari bahasa sansekerta “Varunai” yang semula diambil dari kata sansekerta “Varunadvipa” yang berarti Pulau Kalimantan. Pada awalnya kata tersebut dieja ”Brunai” yang kemudian berubah menjadi “Brunei” ejaan yang benar. 10 Terlepas dari bukti-bukti catatan China, bahwa penyebutan Brunei dengan Bunlai Hal ini di dasarkan karna lidah orang China cedal, Sedangkan dari faktor 9 Mahmud Saedon bin Awang Othman ”Pemimpin Era Baru” Univesitas Brunei Darussalam 1996. h 14. 10 Muhammad Syamsu As ”Ulama Pembawa Islam di Nusantara dan Sekitarnya” Jakarta lentera, 1996. h 144.