Proses Islamisasi KIPRAH SULTAN BOLKIAH V DI BRUNEI 1485-1524

sama Islam telah mapan berdiri tegak di sebagian Sumatra dan Jawa, bahkan Islam telah memiliki pangkalan militer di wilayah Borneo Utara dan semenanjung Melayu. 15 Hal ini tidak lepas dari peranan orang-orang Melayu Malaka sebagai penyebar Islam di semenanjung Sumatra dan Jawa. 16 Silsilah Raja-raja Brunei Versi Datu Imam Aminuddin menyebutkan: Dan Sultan Sulaiman itulah beranakan Sultan Bolkiah, ialah berperang dengan bangsa Suluk dan ialah mengalahkan Negeri Suluk dan Seludang, nama Rajanya Datu Gamban. Maka sultan Bolkiah ialah juga dinamakan orang tua-tua,“Nahkoda Ragam”. Ialah beristrikan akan putri Leila Menchanai. Hasil dari menikahi putri raja Sulu, dan penguasaan Seludang telah meluaskan pengaruh baginda di sana, dan Berjaya meningkatkan perdagangan Brunei serta perkembangan syiar Islam di pulau itu. Disisi lain Sultan Bolkiah gemar mengembara menggunakan kapal laut, sebagai mana telah di sebutkan pada bab sebelumnya. Kebesaran Nahkoda Ragam, memberikan pengaruh terhadap kemajuan dalam perkembangan Islam di Brunei. 17 Bahkan sampai seluruh kepulaun Borneo, Sedu Serawak, Pontianak, Sambas, Banjarmasin, Berau, Kelaka, Bolongan, Pasir Kutai, Seludang Sabah, Kepulauan sulu, Palawan dan Manila di Filipina Selatan. 18 Menurut catatan Antonio Pigafetta, meskipun kebanyakan masyarakat Brunei sudah memeluk agama Islam sejak awal abad ke- 15 M, namun aktivitas kebudayaan masyarakat pada waktu itu masih sangat kental dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu dan Animisme. 19 15 Cesar Adid Majul. Moro Pejuang Muslim Filipina Selatan. Al-Hilal Jakarta, 1987. h 23 16 D.G.E.Hall. Sejarah Asia Tenggara. Ibid. h 194-195 17 Lihat lampiran no.11 18 Apipudin Sm, Sejarah Asia Tenggara. Ibid ,h 94 19 Apipudin Sm, Ibid ,h 93 Disisi lain, bahwa Islam memberikan identitas penting kepada dunia Melayu melalui raja. Peranan raja dalam pengislaman yang sebagaimana yang tergambar dalam teks-teks Melayu seperti Hikayat raja-raja Pasai, Sejarah Melayu dan Hikayat Merong Mahawangsa, jelas menunjukan centralitas seorang raja dalam agama. Pendidikan agama yang keluarga ajarkan kepada sultan Bolkiah, menyebabkan ia mengedepankan nilai-nilai keagamaan dalam meluaskan penyebaran ajaran Islam. Di Mindanao mubaliq-mubaliq Islam yang datang dari Brunei dan Ternate telah mendirikan Masjid dan sekolah agama sebagai tempat pengajaran Al- Qur’an. Paderi Domino de Salazar dalam laporannya pada tahun 27 juni 1588, menyebutkan: 20 Di pulau Mindanao, undang-undang Islam telah disiyarkan secara terbuka yang diadakan sudah lebih tiga tahun oleh ulama-ulama dari Brunei dan Ternate yang datang kesana-bahkan di antaranya dipercayai datang dari Mekah. Mereka telah membina beberapa buah masjid, dan budak-budak lelaki dikhitankan dan di sana ada sebuah sekolah tempat mengajar Al-Qur’an. Perkembangan Islam di Brunei pada kenyataannya berkesinambungan. Hal ini dapat dilihat bahwa ketika sultan Bolkiah meninggal kepemimpinan di teruskan oleh putranya yaitu sultan Abdul Kahar bin sultan Bolkiah. Abdul kahar terkenal seorang raja yang sangat alim dan kuat mengembangkan akidah syariat Islam. Di masa Abdul Kahar Brunei telah dikunjungi dan dilewati ulama-ulama pengembang Islam dari beberapa pesisir di pulau Borneo dan kepulauan selatan Filipina. 21 Akan tetapi penyebaran Islam di Filipina tidak selalu berjalan lurus, hal ini terbukti ketika Spanyol mendarat di Filipina tahun 1565, melihat da’i dari 20 Dr, Haji Awang Mohd. Jamil Al-sufri, “lika-liku Perjuangan Percapaian. Ibid . h XLII 21 Yura salim.”Ririsej Sejarah Brunei Ibid, 51 Borneo melakukan dakwahnya di pulau Luzon dan pulau Mindoro. Orang-orang Spanyol memandang orang-orang Borneo itu sebagai saingan mereka dan batu penghalang bagi ambisi kolonialisme mereka. 22 Mereka tak segan-segan merampok semua kapal yang datang dari Borneo dengan menghancurkan perekonomian Borneo, bertujuan sebagai langkah awal menuju perkembangan pengaruh kekuasaannya atas Filipina. Bahkan Don Fancisco de Sande pernah mengirim surat kepada Sultan Saiful Rijal pada 13 April 1578 mengenai permintaan agar pihak Brunei menghentikan persebaran agama Islam di kepulauan Filipina.

C. Kemajuan Bidang Ekonomi

Sejarah mencatat bahwa, Asia Tenggara merupakan sebutan yang umum dipakai untuk menggambarkan wilayah daratan Asia bagian timur yang terdiri Jazirah Indo-China dan banyak kepulauan, yang meliputi Indonesia dan Filipina. 23 Salah satu Negara yang turut andil dalam kontak perdagangan dan menjadi pelabuhan yang maju di Asia Tenggara ialah kesultanan Brunei Darussalam. Sebagaiman telah tersebut dalam bab sebelumnya, bahwa Brunei dalam sejarahnya menurut laporan China sudah melakukan kontak perdagangan dengan China. Kala itu Brunei disebut dengan Po-li, Po-lo atau Pu-ni, sedangkan letaknya di sebelah laut barat daya China 24 . Sedangkan pengembara Arab 22 Cesar Adid Majul. Moro Pejuang Muslim Filipina Selatan. Ibid. h 29-30 23 D.G.E. Hall. Sejarah Asia Tenggara, Ibid. h 3 24 Diketahui bahwa jarak yang di tempuh ialah, jika mengikuti tiupan angin biasa jauhnya dua bulan perjalanan ke China. Sedangkan ke Jawa 45 hari jarak tempuhnya, ke San-Bo-Tsai Palembang 40 hari dan ke Champa 30 hari. menyebutnya sebagai bandar negri terapung di atas air, cuacanya panas dan pasang surutnya dua kali sehari. Kepastian Pu-ni itu Brunei diketahui dari kisah Pu Zhong Min, 25 yang telah dihantar oleh raja China bernama Chun You ke Pu-ni pada 1247 M dan ia meninggal dunia di Pu-ni, sebagaimana ditemukan Batu nisan Pu Zhong Min di Brunei ternyata Pu-ni itu Brunei. 26 Catatan China ini, menggambarkan bahwa kemajuan Brunei mempunyai proses dan perjalanan sejarah yang panjang. Masuk Islamnya para raja Brunei, telah menambahkan dimensi baru dalam konsep pemerintahan. Islam bukan hanya memperkenalkan sistem keagamaan baru, melainkan juga sistem ekonomi. 27 Kemajuan Brunei sudah terlihat ketika Syarif Ali menjadi sultan Brunei, dengan dibangunnya kota Batu sebagai pusat pemerintahan. 28 Sejarah mencatat puncak kemajuan Brunei masa Sultan Bolkiah, bisa terlihat dari laporan para pengembara Magellan. Sebagaimana disebutkan Antonio Pigafetta dalam perjalannya ke Brunei: Ketika sisa-sisa ekspedisi Magellan mencapai Brunei pada tahun 1521, mereka dijamu dengan serangkaian lauk-pauk daging yang belum pernah meraka lihat:” tiap sembilan baki membawa sepuluh atau dua belas piring porselen yang penuh dengan anak lembu, daging ayam, daging merak, dan daging hewan lainya serta ikan. Kami makan di lantai bertikar anyaman dengan tiga puluh atau tiga puluh dua macam daging, selain ikan dan makanan-makanan lainnya” pigafetta 1521: 189. 29 25 Lihat lampiran no.12 26 Haji Awang Mohd. Jamil Al-Sufri. Raja-raja Dan Asal Usul Sultan-Sultan Brunei.Ibid h 1. 27 Milner, A.C.Kerajaan: Malay Politic Culture. Tuscon. University of Arozona Press. 1982. h 3.4 28 Ahmad Cholid Sodrie. Hubungan Indonesia Dengan Brunei Darussalam Melalui Kajian Inskripsi Pada Batu Nisan.Balai Arkeologi Yogyakara, 1995. h 1 29 Anthony Reid. Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680. Ibid. h 38 Laporan lainnya tentang pengembara magellan Antonia Pigafetta, yang telah merekam perasaan takjubnya terhadap kekayaan dan keindahan Brunei masa Sultan Bokiah V. Dia Menyebutkan: Kami pergi ke istana dengan menaiki gajah dan orang yang membawa hadiah-hadiah kami itu berjalan di hadapan kami seperti di hari sebelumnya juga. Semua jalan-jalan dari rumah gubernur hingga ke istana raja dipenuhi oleh orang yang memegang pedang, tombak, dan perisai, mereka ini adalah diperintah oleh raja. Kami telah dibawa ke istana raja dengan menaiki gajah juga. Kami dibawa naik oleh beberapa gubernur itu keatas pentas dengan diiringi oleh beberapa orang pegawai, dan masuk ke dalam suatu dewan yang besar yang penuh dengan menghadap raja. Dalam dewan ini kami telah didudukkan di atas permadani dengan hadiah-hadiah di dalam tempayan dekat kami. 30 Kemajuan Brunei terutama disebabkan oleh posisi geografis yang terletak pada jalur lintas perlayaran dan pedagangan internasional di laut China Selatan. Laut China Selatan yang menjadi alur utama lintas barang, jasa dan orang, antara bagian barat Asia, China, Asia Tenggara daratan dan Nusantara. Karna pelabuhan Brunei menurut pengembara Arab adalah pelabuhan yang aman, terlindung dan kaya, sehingga berbagai bangsa berniaga. Selain Arab, terdapat juga peniaga dari China, Jawa, Siam, Palembang, Kelantan, Pahang, Kamboja, Makassar, Suluk dan Pattani. Tujuanya tiada lain untuk berniaga di pelabuhan Brunei. Sedangkan fungsi pelabuhan ialah sebagai penghubung antara jalan maritim dan jalan darat. 31 Pada abad ke-15 rute perjalanan perlayaran dan perdagangan dari Malaka ke Filipina melewati Brunei. Alasan yang sangat sederhana sekali ialah karna abad 15 negara Brunei sudah menjadi dermaga yang maju. Di samping itu juga bagi pedagang yang masuk ke Brunei tidak dikenakan pajak. Disisi lain bahwa 30 “Brunei Berdaulat” Ibid h 63. 31 Marwati Djoened Poesponegoro ,Sejarah Nasional Indonesia 111. Balai Pustaka, Jakarta, 1993. h 153 jalur Brunei ke Filipina di pakai Portugis menuju Maluku. Hal ini diperkuat dengan laporan kapal Victoria dan Trinidade dari ekspedisi Magella dari Filipina ke Tidore pada tahun 1521. Di bawah kepemimpinan Sultan Bolkiah, pelabuhan Brunei semakin berkembang. Ada beberapa Faktor yang mendukung kemajuan pelabuhan Brunei terlebih dalam bidang ekonomi, adalah: 32 1. Pelabuhan Brunei aman, selamat dan terlindung dari angin ribut 2. Pelabuhan Brunei kaya dengan barang makanan, air. 3. Penduduk Brunei berbudi bahasa, mesra dan ramah tamah, senang membuat hubungan 4. Cara jual beli teratur dan barang-barang yang diniagakan selamat dan dilindungi oleh pihak pemerintah Sedangkan barang-barang yang di jual di pelabuhan Brunei ialah kapur barus, batu permata, lilin, madu lebah, mutiara, emas, tembikar, sutera, rotan dan barang-barang makanan. Pada masa awal pertumbuhan Brunei dapat berkembang karena dukungan oleh adanya hubungan dagang dengan China sejak abad sebelum kedatangan Islam, selain mendapat proteksi lewat hubungan dagang dengan China. Kesultanan Brunei juga mendapat keuntungan dari perdagangan yang telah terjalin sejak lama. Perlu di ketahuai bahwa bangsa China merupakan konsumen terbesar atas produk-produk yang di hasilkan wilayah Asia Tenggara seperti rempah-rempah, sirip ikan hiu, tripang dan berbagai macam hasil laut dan hutan. Menurut Tome Pires, bahwa pada tahun 1520 masyarakat Brunei pada umumnya memperdagangkan emas, lilin, madu lebah, beras, ikan, daging, kulit 32 Awang Haji Muhammad bin Abdul Latif. Perdagangan Awal Brunei. www.kkbs.gov.bn h 38