68 memepengaruhi nilai kekuatan bendingnya, oleh karena itu pembuatan bahan
baku tabungn gas ini tidak boleh melebihi dari 2 mm karena akan membuat dimensinya semakin besar nilai banding yang semakin kecil.
4.4 Hasil Pengujian Kekerasan
Hasil penyajian data yang diperoleh dari pengujian kekerasan dengan metode brinell ini adalah dalam bentuk angka. Pada pengujian ini dilakukan satu
kali pengujian dengan enam penekanan disetiap titik, sedangkan pada pengujian ini diberikan gaya atau beban dengan nilai 30 N. Adapun hasil dari pengujian ini
adalah seperti terlihat pada tabel 4.6 dibawah ini. Tabel 4.6 Data Hasil Pengujian Brinell
Rm HB
Standar 490
140 140
465 133
483 138
Data pada tabel 4.6 diatas didapat berdasarkan hasil perhitungna. Perhitungan tersebut didasarkan hubungan kekuatan tarik Rm dengan kekuatan
brinell HB sebagaimana dirumuskan HB = Rm3.5. nilai 3.5 ini adalah ketentuan dalam pengujian brinell. Missal, kekutan tarik pada sampel ini adalah 483 Mpa
maka HB yang nya adalah 4833.5 = 138 HB. Pengujian kekuatan kekerasan behan baku tabung gas 3 kg dilakukan pada
sampel dengan menggunakan mesin uji kekerasan brinell. Pengujian ini untuk melihat nilai kekerasan material lembaran baja bahan baku LPG 3 kg kemudian
hasil tersebut dibandingkan dengan standar JIS Z2243. Berdasarkan tabel 4.6 diatas, hasil pengujian lembaran baja bahan baku tabung gas 3 kg ini menunjukan
69 bahwa nilai kekerasan material tersebut masih masuk dalam standar kelayakan
suatu produk.
4.5 Hasil Pengujian Kekuatan Benturan
Pengujian kekuatan benturan ini dilakukan dengan jalan memukul specimen dengan kecepatan tertentu 5,42ms oelh suatu bandul pendulum yang
diayunkan. Specimen standar yang digunakan pada penelitian ini adalah standar charpy
USA. Specimen charpy berpenampang 10x10 mm
2
dan memiliki takikan 45
, dalam takikan 2 mm dan radius dasar takikkan 0.25 mm. pengujian ini dilakukan pada suhu kamar.
Banyaknya energi yang diserap oleh bahan untuk terjadinya perpatahan merupakan ukuran ketahanan impact atau ketangguhan bahan tersebut. Suatu
material dikatakan tangguh bila memiliki kemampuan menyerap beban kejut yang besar tanpa terjadinya retak atau terdeformasi dengan mudah.
12
Pada pengujian impact, energi yangdiserap oleh benda uji biasanya dinyatakan dalam satuan joule
dan dibaca langsung pada skala dial penunjuk yang telah dikalibrasi yang terdapat pada mesin penguji. Harga impact HI suatu bahan yang diuji dengan
metode charpy sangat bergantung oleh energi yang diserap dan luas penampang. Data hasil pengujian bisa dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini.
Tabel 4.7 Data Hasil Pengujian Kekuatan Benturan A,Luas m
2
Sampel U,Energi yang serap
J Sampel
Energi Serap J JIS G3115 SVP
235 2.4 x 10
-5
22 27
2.4 x 10
-5
21 2.4 x 10
-5
23
12
Clark, Donal S. Varney, Wilbur R. 1961. Physical Metallurgy For Engineering, New York
70 Seperti yang telah dijelaskan diatas bahawa, energi serap sangat
menentukan kekuatan imapact bila energi serapnya besar maka ketahanan impactnya pun akan besar. Sedangkan luas tidak mempengaruhi sebab untuk luas
pada specimen uji impact sudah ditentukan yaitu tidak melebihi dari 100 mm
2
atau 10
-4
m
2
. Dari tabel 4.6 terlihat bahwa energi serap yang dimiliki specimen benda yang digunakan sebagai bahan baku tabung gas ini tidak memenuhi standar
yang ditetapkan, yakni lebih rendah dari nilai yang disyaratkan pada JIS G3115 SPV235 steel plates for pressure vessels for intermediate temperature service.
Jika energi serapnya rendah maka kekuatan benturan yang dimiliki pun akan rendah, sebagaimana hubungn antara kekuatan impact dan energi serap yaitu
energi serap yang ditunjukan dibagi dengan luasnya U
1
=UA. Semakin kecilnya harga impact menyebabkan material bahan baku ini
semakin getas, kegetasan ini bisa disebabkan karena unsur nikel yang rendah yakni 0.018. Unsur nikel ini dapat menaikan ketahanan pada suhu tinggi dan
ketahanan pada benturan atau beban impact. Selain unsur nikel yang mempengaruhi patah getas atau rendahnya nilai impact, takikan atau daerah
sambungan notch juga bisa menjadi penyebab patah getas dan rendahnya nilai impact .
Faktor lainya penyebab patah getas adalah temperatur rendah, harga impact sangat menurun di daerah temperatur sekitar -20 sampain -100
C. temperature ini sering disebut temperatur transisi yaitu temperatur dimana harga
impactnya sangat rendah. Penggunaan bahan pada temperatur rendah perlu mendapat perhatian untuk menghindarkan terjadinya patah getas. Untuk itu perlu
dilakukan usaha untuk menurunkan temperatur transisi suatu bahan yaitu dengan
71 cara menurunkan persentase karbon, menaikan persentase mangan dan
bertambahnya persentase pospor. Nilai kandungan persentase ketiga unsur tersebut pada komposisi kimia diatas memenuhi standar namun tidak mencapai
nilai maksimum sehingga tempertur transisi naik dan harga impact rendah. Selain komposisi kimia ukuran butir kristal juga menjadi salah satu faktor yang dapat
menurunkan temperatur transisi yaitu dengan makin kecilnya ukuran butir kristal ukuran butir makin halus maka temperatur transisi akan turun.
Rendahnya nilai kekuatan impact yang dimiliki menyebabkan material bahan baku tabung gas ini tidak kuat dalam menerima benturan yang dating dari
luar, terutama pada ttemperatur transisi. Kejadian dilapangan terlihat bahwa tabung gas yang sudah kosong serinng kali dibanting dari mobil pengankut untuk
menukar tabung-tabung
yang kosong
dengan yang
berisi, dalam
pendistribusiannya ke warung-warung atau toko yang menjual tabung gas 3 kg tersebut. Tabung gas yang secara terus menerus menerima benturan meskipun
bukan dalam temperatur transisi akan mengalami kebocoran atau membentuk lubang pada tabung gas tersebut sehingga bisa menyebabkan kebakaran bila ada
percikan api.
4.6 Hasil Pengamatan Metalografi Struktur Mikro