64 kelarutan karbon kurang dari 2 akan membentuk larutan padat intertisi pada
temperatur 727 C. Fasa yang terbentuk pada temperatur ini adalah Fe fasa ferit.
Ferrit mengalami perubahan dari BCC menjadi FCC austenit atau baja pada suhu 912
C 1674 F. aurtenit ini bertahan hingga suhu 1394
C 2541 F yang
mana suhu FCC austeit kembali pada BCC yang dikenal sebagai ferrit yang
akhirnya me ndidih pada
1538 C 2800
F. semua perubahan itu terlihat jelas sepanjang garis vertikal pada diagram fasa.
Nilai sensitif retak yang terlihat pada tabel 4.1 diatas memiliki nilai yang rendah pula dan masuk dalam rentan standar, hal ini tersebut disebab karena
jumlah kandungan unsur sulfur dan pospor yang rendah sehingga akan menurunkan nilai sensif retaknya. Semakin rendah nilai sensitive retaknya
semakin baik pula kualitas bahan baku tersebut.
4.2 Hasil Pengujian Kekuatan Tarik
Pengujian kekuatan tarik bahan baku tabung gas LPG 3 kg dilakukan pada sampel dengan menggunakan mesin uji tarik Shimadzu Servopulser berkapasitas
20 Ton 200 KN. Pengujian ini dilakukan berdasarkan standar pengujian JIS Z 2201 Test pieces for tensile test for metallic materials. Pengujian ini adalah untuk
melihat kekuatan tarik material lembaran baja bahan baku gas LPG 3 kg. Selanjutnya hasil pengujian tersebut akan dibandingkan dengan standar JIS
G3116 SG295. Adapun hasil pangujian sampel seperti yang ditujukan pada tabel 4.2 dibawah ini:
65 Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian Kekuatan Tarik
Sempel Uji Intensitas
Kekuatan Tarik, Mpa
Kekutan Luluh, Mpa Elongasi
1 501
355 38
2 465
345 38
3 483
353 38
Rata-rata 483
351 38
Data pada tabel 4.1 diatas didapat dari hasil perhitungan dan setiap data yang dihasilkan bergantung pada gaya F yang ditunjukan oleh extensor kN dan
luas dari sampel uji . Misal, untuk kekuatan tarik pada sampel 1, gaya yang tercatat pada extensor adalah 25.05 kN dan luas benda uji adalah 50 mm
2
maka kekuatan tariknya adalah hasil bagi gaya dengan luas kemudian dikali seribu dan
didapat hasil 501 Mpa Rm = FA . begitu pula dengan kekuatan luluhnya namun
dengan gaya yang berbeda. Untuk elongasi didapat dari perhitungan yaitu, luas awal dikurang luas setelah di uji tarik kemudian dibagi dengan luas awal
kemudian dikali seratus.
Dari ketiga sampel yang diujikan diambil nilai rata-rata yang akan dibandingkan dengan standar literature yaitu JIS G3116 SG295 Steel sheets,
plates and strip for gas cylinders. Hasil nilai perbandingan bisa dilihat pada tabel
4.3 dibawah ini: Tabel 4.3. Perbandingan Kekuatan Tarik Antara Sampel Dengan JIS
Intensitas Sampel Uji
JIS G3116 SG295 Kekuatan tarik, Mpa
483 440
Kekuatan luluh, Mpa 351
295 Elongasi
38 26
66 Berdasarkan tabel 4.3 diatas, terlihat jelas bahwa hasil pengujian tarik
sampel lembaran baja masik dalam rentang persyaratan standar material baja JIS G3116 SG295, yaitu kekuatan tarik sampel 483 Mpa, kekuatan luluh 351 Mpa
maupun keuletannya elongasi 38 Mpa. Nilai kekuatan tarik, kekuatan luluh dan elongasi ini berhubungan erat dengan proses manufactur pembuatan tabung gas
LPG 3 kg, yang meliputi proses pembentukan metal forming – deep drawing dan pengelasan welding. Jadi sifat yang paling penting adalah kekuatannya tarik
dan luluh serta elongasinya. Semakin tinggi kekuatannya maka semakin baik material tersebut menahan beban dari luar seperti tekanan gas maupun benturan.
Demikian pula keuletannya, semakin tinggi keuletannya maka semakin baik material tersebut untuk diubah bentuk deep drawing dan mampu menahan
pembebanan sebelum retak maupun pecah.
11
Jadi dapat dikatakan bahwa manufacturnya formability sampel memenuhi standar dengan mengacu pada
nilai kekuatan tarik, kekuatan luluh dan elongasinya.
4.3 Hasil Pengujian Keuletan