Potensi Kebun Bunga Stroberi Sebagai Objek Wisata Agro Di Berastagi Kabupaten Karo

(1)

POTENSI KEBUN BUNGA STROBERI SEBAGAI OBJEK WISATA

AGRO DI BERASTAGI KABUPATEN KARO

KERTAS KARYA

OLEH

LIZA HADRIANI SURBAKTI 082204085

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

POTENSI KEBUN BUNGA STROBERI SEBAGAI OBJEK WISATA

AGRO DI BERASTAGI KABUPATEN KARO

OLEH

LIZA HADRIANI SURBAKTI NIM : 082204085

Dosen Pembimbing Dosen Pembaca

Drs. Haris Sutan Lubis, M.SP. Drs. Marzaini Manday, MSPD. NIP. 19590907 198702 1002 NIP. 19570322 198602 1002


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : Potensi Kebun Bunga Stroberi Sebagai Objek Wisata Agro di Berastagi Kabupaten Karo

Oleh : Liza Hadriani Surbakti NIM : 082204085

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, MA. NIP. 19511013 197603 1 001

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA Ketua,

Arwina Sufika, SE., M.Si. NIP. 19640821 199802 2 001


(4)

ABSTRAKSI

Daya tarik wisata bisa merupakan perwujudan cipta manusia, seperti tata hidup, seni budaya, sejarah budaya, arsitektur bagunan, dan lain-lain. Dapat juga berupa bentang alam, kekayaan lingkungan hidup, atau juga keanekaragaman flora-fauna lainnya. Di Berastagi, Kabupaten Karo berbagai objek wisata biasa kita kunjungi, dan salah satu diantaranya adalah objek wisata agro Kebun Bunga Stroberi. Namun, rendahnya minat wisatawan untuk mengunjunginya disebabkan karena kurangnya promosi, dan tenaga ahli yang tepat mengelola dan membudidayakan tanaman stroberi tersebut.

Adapun upaya yang dilakukan oleh pemilik yaitu memperkenalkan kebun bunga stroberi, menyediakan toko yang menjual berbagai hasil olahan stroberi dan menyediakan kafe sebagai tempat bersantai para kunjungan wisatawan.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya, penulis mampu dalam menyelesaikan Kertas Karya ini dengan judul “Potensi Kebun Bunga Stroberi Sebagai Objek Wisata Agro di Berastagi Kabupaten Karo” tepat pada waktunya.

Penulisan kertas karya secara akademik dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan D III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis oleh berbagai pihak baik berupa dorongan moril, masukan atau saran, sehingga dapat menyelesaikan Kertas Karya ini. Ucapan terimakasih disampaikan kepada :

1. Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Arwina Sufika, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Pariwisata Universitas Sumatera Utara.

3. Drs Haris Sutan Lubis, M.SP selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Kertas Karya ini.


(6)

4. Drs. Marzaini Manday, MSPD selaku Dosen Pembaca yang telah banyak memberikan waktunya dan fikiran di dalam membaca Kertas Karya ini.

5. Piala Tarigan, SE selaku Kabid Pemasaran Pariwisata Kabupaten Karo yang telah membantu saya atas selesainya Kertas Karya ini.

6. Eliakim Ginting, selaku pemilik Kebun Bunga Stroberi yang membantu penulis dalam penyelesaiaan Kertas Karya ini.

7. Kedua orangtua, Ayahanda Job Surbakti dan Ibunda Ariati br Sembiring yang telah memberikan dukungan moril dan materiil selama di bangku kuliah sampai selesainya Kertas Karya ini.

8. Keempat saudaraku Silphania br Surbakti, Hesti Anggreni br Surbakti, Alda Yani br Surbakti, Ropindo Surbakti, yang telah memberikan semangat kepada saya.

9. Sahabatku Cheris Emya Ngalemisa, yang telah memberikan semangat kepada saya.

10.Semua teman-temanku di UW’ 08, Shabrina, Lili, Saripah dan yang lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih telah memberikan dorongan kepada saya.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam Kertas Karya ini, karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan semua pihak guna penyempurnaan Kertas Karya ini.


(7)

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian pembaca, semoga Kertas Karya ini dapat memberikan masukan bagi mahasiswa Pariwisata Universitas Sumatera Utara, khususnya Program Studi Usaha Wisata dan Kepariwisataan pada umumnya.

Medan, Mei 2011 Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Metode Penelitian... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II : URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Kepariwisataan ... 5

2.2 Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata ... 6

2.3 Pengertian Industri Pariwisata ... 8

2.4 Jenis-jenis Wisata ... 10

2.5 Pengertian Agrowisata ... 11


(9)

BAB III : GAMBARAN UMUM DAN POTENSI WISATA DI KABUPATEN KARO

3.1 Letak Geografis, Topografi dan Batas Administratif ... 15

3.2 Mata Pencaharian Penduduk di Kabupaten Karo ... 17

3.3 Potensi Pariwisata di Kabupaten Karo ... 18

BAB IV : POTENSI KEBUN BUNGA STROBERI SEBAGAI OBJEK WISATA AGRO DI BERASTAGI KABUPATEN KARO 4.1 Daerah Asal dan Penyebaran Tanaman Stroberi ... 30

4.2 Syarat Pertumbuhan Tanaman Stroberi ... 31

4.3 Jenis-jenis Stroberi ... 32

4.4 Budidaya Tanaman Stroberi ... 33

4.4.1 Budidaya di Kebun (Lapang) ... 33

4.4.2 Budidaya Dalam Pot ... 34

4.5 Kondisi Kebun Bunga Stroberi, Berastagi (Hasil Wawancara dengan Eliakim Ginting dan Observasi di Kebun Bunga Stroberi) ... 34

4.6 Upaya-upaya Pengembangan ... 35

4.7 Kendala yang Dihadapi ... 35

BAB V : KESIMPULAN ... 37 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR INFORMAN LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Mata Pencaharian Masyarakat Kabupaten Karo... 18

Tabel 3.2 Sebaran Daya Tarik Wisata di Kabupaten Karo, Tahun 2010 ... 19

Tabel 3.3 Daftar Nama Hotel Berbintang di Tanah Karo ... 28

Tabel 3.4 Daftar Nama Restoran di Tanah Karo ... 29


(11)

ABSTRAKSI

Daya tarik wisata bisa merupakan perwujudan cipta manusia, seperti tata hidup, seni budaya, sejarah budaya, arsitektur bagunan, dan lain-lain. Dapat juga berupa bentang alam, kekayaan lingkungan hidup, atau juga keanekaragaman flora-fauna lainnya. Di Berastagi, Kabupaten Karo berbagai objek wisata biasa kita kunjungi, dan salah satu diantaranya adalah objek wisata agro Kebun Bunga Stroberi. Namun, rendahnya minat wisatawan untuk mengunjunginya disebabkan karena kurangnya promosi, dan tenaga ahli yang tepat mengelola dan membudidayakan tanaman stroberi tersebut.

Adapun upaya yang dilakukan oleh pemilik yaitu memperkenalkan kebun bunga stroberi, menyediakan toko yang menjual berbagai hasil olahan stroberi dan menyediakan kafe sebagai tempat bersantai para kunjungan wisatawan.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Indonesia merupakan negara agraris yang terkenal akan kekayaan alam dan tanahnya yang subur. Banyak hal yang dapat digali untuk memperoleh manfaat langsung berupa keuntungan ekonomi dengan seluruh efek gandanya, tanpa merusak lingkungan baik fisik maupun non-fisik yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat menuju sasaran kualitas hidup yang lebih baik.

Era otonomi daerah menetapkan bahwa masing-masing daerah diharapkan dapat menggali sumberdaya dan semua potensi yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Agrowisata merupakan salah satu segmen pariwisata yang dapat dikembangkan dengan memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Masing-masing daerah bisa menyajikan atraksi agrowisata dengan keunikannya sendiri.

Kawasan Berastagi di Kabupaten Karo, sejak dulu hingga sekarang merupakan salah satu sentral pertanian dan perkebunan. Sejauh mata memandang terlebih dari ketinggian, yang terlihat hanya hijauan tanaman jeruk, markisa, strawberry, kol, wartel, kentang, dan sayuran lainnya. Hasil pertanian dan perkebunan rakyat berastagi sejak lama telah menjadi merek dagangan daerah ini. Contohnya tanaman jeruk yang menjadi salah satu produk andalan pertanian di Kabupaten Karo.


(13)

Pasar lokal menjadi sasaran utama penjualan produk pertanian, salah satunya adalah melalui agrowisata. Rangkaian pertanian dari budidaya sampai pascapanen dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi kegiatan agrowisata. Besarnya keinginan masyarakat terutama wisatawan lokal yang datang untuk memetik buah jeruk, buah markisa ,atau panen sayur langsung di kebun merupakan peluang pasar agrowisata yang sangat baik bagi daerah ini, terutama untuk komoditi jeruk, seperti halnya yang sejak lama dikembangkan oleh para pengelola wisata dan pemilik kebun apel di Malang, Jawa Timur. Jika wisata kebun dengan konsep petik sendiri ini digalakkan, jelas akan member nilai tambah bagi para petani selain itu Berastagi akan semakin popular karena memiliki paket wisata khas. Harga jual produk pertanian di lokasi agrowisata bisa lebih tinggi Karena pengunjung yang berani membayar lebih daripada harga jual petani kepada pedagang pasar. Hal ini karena kesan dan kepuasan yang diperoleh pengunjung dari memetik sendiri buah langsung dari pohonnya di kebun. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk memilih dan mengangkat Potensi Kebun Bunga Stroberi di Berastagi Sebagai Objek Wisata Agro Kabupaten Karo sebagai judul kertas karya.

1.2 Batasan Masalah

Mengingat permasalahan yang akan dibahas dan waktu yang singkat maka penulis hanya membahas : Bagaimana upaya pemilik agar Kebun Bunga Stroberi menjadi Objek Wisata Agro di Berastagi Kabupaten Karo.


(14)

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian kertas karya ini adalah: Untuk menguraikan sekaligus memperkenalkan Kebun Bunga Stroberi dalam pengembangan kepariwisataan di Berastagi Kabupaten Karo. Selain itu penelitian dengan penulisan kertas karya ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendididkan D3 Pariwisata, Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

1.4Manfaat Penelitian

1. Untuk mengetahui Potensi Kebun Bunga Stroberi di Berastagi Sebagai Objek Wisata Agro Kabupaten Karo.

2. Untuk meningkatkan wisatawan untuk berkunjung ke Berastagi, khususnya Kebun Bunga Stroberi.

1.5Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis untuk memudahkan penelitian antara lain :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian yang data-datanya diperoleh dari buku dan tulisan lainnya yang mendukung pembahasan judul ini

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke daerah atau lokasi penelitian yang telah ditentukan untuk memperoleh data yang lebih akurat, dengan melakukan observasi dan interview.


(15)

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian ini adalah : BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang Alasan Pemilihan Judul, Pembatasan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II : TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

Bab ini menguraikan definisi pariwisata, objek wisata dan daya tarik wisata, industri pariwisata, definisi agrowisata, hubungan pariwisata dengan pertanian.

BAB III : GAMBARAN UMUM DAN POTENSI WISATA DI KABUPATEN KARO

Menguraikan tentang Letak Geografis, Topografi dan Batas Administratif Berastagi, Mata Pencaharian Masyarakat di Berastagi, Agama, Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Berastagi.

BAB IV : POTENSI KEBUN BUNGA STROBERI DI BERASTAGI SEBAGAI OBJEK WISATA AGRO KABUPATEN KARO Sejarah Kebun Bunga Stroberi, Jenis-jenis Stroberi, kondisi Kebun Bunga Stroberi, upaya pengembangan, dan kendala yang dihadapi. BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini penulis menguraikan kesimpulan dan saran DAFTAR PUSTAKA


(16)

BAB II

URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Kepariwisataan

Istilah “pariwisata” secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu “pari” dan “wisata”. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar atau berkeliling. Sedangkan wisata berarti bepergian. Maka dapat ditarik kesimpulan pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari suatu tempat ke tempat lain (Yoeti, 1978 : 103).

Pendapat para ahli mengenai pengertian pariwisata antara lain :

1. E.Guyer Freuler (dalam Yoeti, 1996 : 115) menyatakan bahwa, Pariwisata dalam arti modern yaitu fenomena dan zaman sekarang pada umumnya didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta akan keindahan alam, sedangkan pada khususnya disebabkan oleh masyarakat manusia sebagai hasil dari perkembangan, perniagaan, industri serta penyempurnaan dari alat-alat angkutan.

2. Menurut Prof. Salah Wahab (dalam Yoeti, 1994 : 116) ,

pariwisata dalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri/di luar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.


(17)

3. Menurut Robert McIntosh bersama Shaskinant Gupta (dalam Yoeti, 1992 : 8) Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah Tuan rumah serta masyarakat Tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya.

2.2 Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata

Dalam literatur kepariwisataan luar negeri tidak dijumpai istilah objek wisata seperti yang dikenal di Indonesia. Untuk pengertian objek wisata mereka lebih menggunakan istilah tourist attraction yang diartikan sebagai segala objek yang menimbulkan daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjunginya, misalnya keadaan alam, bangunan bersejarah, dan pusat rekreasi.

Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, seni, dan budaya, tata hidup yang meniliki daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Beberapa hal yang menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke suatu daerah adalah :

1. Tata cara hidup manusia (way of life)

2. Hasil ciptaan manusia (man made supply) berupa benda-benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan.

3. Benda-benda yang ada dan terdapat di alam semesta (natural amenities) antara lain :

a. Flora dan fauna b. Bentuk tanah c. Iklim


(18)

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa objek wisata adalah unsur-unsur lingkungan hidup yang terdiri dari sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai daya tarik untuk menjadi sasaran wisata.

Menurut Peraturan pemerintah No.24/1979 : objek wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi.

Dalam kepariwisataan di Indonesia ada perbedaan antara objek dan atraksi wisata. Untuk menyaksikan sebuah objek wisata tidak diperlukan suatu persiapan khusus. Seseorang dapat saja menikmatinya tanpa bantuan orang lain, karena memang sifat objek wisata itu tidak dapat berpindah-pindah atau bersifat monumental, contohnya pemandangan alam, candi, dan bangunan sejarah lainnya. Sedangkan untuk dapat menyaksikan suatu atraksi wisata, diperlukan suatu persiapan khusus. Atraksi wisata sifatnya hiburan atau entertaiment yang diperagakan oleh manusia seperti tari-tarian, uapacara adat, dan lain sebagainnya.

Agar suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik, disamping harus ada tiga atraksi wisata, suatu daerah tujuan wisata harus mempunyai syarat daya tarik, yaitu :

1. Adanya sesuatu yang bisa dilihat (something to see) 2. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan (something to do) 3. Adanya sesuatu yang bisa dibeli (something to buy)

Ketiga syarat tersebut merupakan unsur-unsur untuk memperkenalkan atau mempromosikan kepariwisataan.


(19)

2.3 Pengertian Industri Pariwisata

Kata industri yang melekat pada pariwisata bukanlah industri seperti biasa kita bayangkan, semisal beranggapan adanya bangunan pabrik dan segala perlengkapanya yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi menggunakan mesin.

Anggapan tersebut salah, karena industri pariwisata bukanlah industri yang sebenarnya, produknya itu tampak seperti industri yang sebenarnya. Dari anggapan di atas maka cenderung akan memberikan batasan industri pariwisata sebagai yang dikemukakan R.S Damarjadi (dalam Yoeti, 1996 : 15) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan industri pariwisata adalah “rangkuman dari berbagai macam bidang usaha, secara bersama-sama menghasilkan produk-produk maupun jasa-jasa/layanan atau service, yang nantinya baik secara langsung maupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh para wisatawan”.

Para ahli kepariwisataan di luar negeri memberikan beberapa batasan yang bervariasi di industri pariwisata misalnya : Prof. Hunziker (dalam Yoeti, 1979) memberikan rumusan defenisi industri pariwisata sebagai berikut : “Tourism

enterprises are all business entities which, by combining various means of production, provide goods and services of a specifically tourist-nature”.

Batasan tersebut lebih banyak berorientasi dengan kegiatan menganalisis cara-cara melakukan pemasaran dan promosi hasil (produk) industri pariwisata. Dikatakan industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa-jasa atau produk yang berbeda satu dengan yang lainnya.


(20)

Perbedaan tidak hanya pada jasa yang dihasilkan tetapi juga dalam besarnya perusahaan, lokasi, atau tempat kedudukan, letak geografis, fungsi, bentuk organisasi mengelola dan metode pemasarannya.

Pengertian industri pariwisata akan lebih jelas bila kita mempelajari dari jasa atau produk yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wisatawan ketika ia melakukan perjalanan. Pendekatan ini beranggapan bahwa produk dari industri adalah semua jasa yang diberikan oleh macam-macam perusahaan sejak seorang wisatawan meninggalkan tempat tinggalnya sampai di daerah tujuan wisata yang menjadi pilihannya sampai ke rumah tempat tinggalnya semula.

Dapat dibayangkan betapa banyaknya jasa yang diperlukan oleh wisatawan jika ia melakukan perjalanan wisata semenjak ia berangkat dari rumahnya hingga ia kembali ke rumahnya tersebut. Jasa yang dibutuhkan tidak hanya oleh satu perusahaan saja, tetapi dihasilkan oleh perusahaan yang menghasilkan jasa yang dibutuhkan oleh wisatawan. Oleh karena itu, produk pariwisata merupakan suatu “package” baik perjalanan yang diurus sendiri (independent tour) atau diurus oleh

tour operator dalam suatu “package tour” dengan “itinerary” yang telah dipersiapkan

terlebih dahulu.

Berikut ini beberapa produk yang termasuk ke dalam industri pariwisata yang berbentuk barang dan jasa :

1. Travel agent, yang memberikan informasi, advise, pengurusan dokumen

perjalanan, perencanaan perjalanan (tour planning). 2. Perusahaan pengangkutan.


(21)

3. Pelayanan dari perusahaan akomodasi perhotelan, bar, restoran, dan lain-lain.

4. Toko souvenir.

5. Perusahaan pendukung, misalnya kantor pos, bank, money changer, rumah sakit, dan lain-lain. (Yoeti, 1987 : 8)

2.4 Jenis-Jenis Wisata

Dalam buku Ilmu Pengatar Ilmu Pariwisata, Oka A. Yoeti (1982) mengklasifikasikan jenis-jenis wisata adalah sebagai berikut :

1. Wisata Budaya

Seseorang yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan untuk mempelajari adat-istiadat, budaya, tata cara kehidupan masyarakat dan kebiasaan yang terdapat di daerah atau negara yang dikunjungi

2. Wisata Kesehatan

Wisata Kesehatan disebut wisata pulih sembuh, artinya seseorang melakukan perjalanan dengan tujuan untuk sembuh dari suatu penyakit atau untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani. Obyek wisata kesehatan adalah tempat peristirahatan, sumber air panas, sumber air mineral dan fasilitas-fasilitas lain yang memungkinkan seseorang wisatawan dapat beristirahat sambil berwisata. 3. Wisata Olahraga

Seseorang yang melakukan perjalanan dengan tujuan untuk mengikuti kegiatan olahraga, misalnya olimpiade.

4. Wisata Komersil

Istilah lain dari wisata ini adalah wisata bisnis, wisatawan yang masuk kedalam jenis wisata ini adalah mereka yang melakukan perjalanan untuk tujuan yang bersifat komersil atau dagang, misalnya mengunjungi pameran dagang, pameran industri.

5. Wisata Industri

Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa untuk berkunjung ke suatu industri yang besar berguna mempelajari atau meneliti industri tersebut, misalnya rombongan pelajar/mahasiswa yang berkunjung ke IPTN untuk melihat industri pesawat terbang.


(22)

6. Wisata Politik

Seseorang yang berkunjung ke suatu negara untuk tujuan aktif dalam kegiatan politik. Misalnya kunjungan kenegaraan, menghadiri penobatan kaisar Jepang, Penobatan ratu Inggris.

7. Wisata Konvensi

Seseorang yang melakukan perjalanan dan berkunjung ke suatu daerah atau

negara dengan tujuan untuk mengikuti konvensi atau konferensi, misalnya KTT Non Blok.

8. Wisata Sosial

Kegiatan wisata sosial adalah kegiatan wisata yang diselenggarakan dengan tujuan non-profit, misal ke panti/yayasan.

9. Wisata Pertanian

Pengorganisasian perjalanan yang dilakukan dengan mengunjungi pertanian, perkebunan, untuk tujuan studi atau riset atau studi banding.

10.Wisata Maritim atau Bahari

Wisata bahari ini sering dikaitkan dengan olahraga air, seperti berselancar, menyelam, berenang, dan obyeknya adalah pantai atau laut.

11.Wisata Cagar Alam

Jenis wisata ini adalah berkunjung ke daerah wisata cagar alam. 12.Wisata Buru

Kegiatan wisata ini dilakukan dengan hobi berburu. 13.Wisata Pilgrim

Jenis wisata ini dikaitkan dengan agama, kepercayaan atau adat-istiadat dalam masyarakat.

14.Wisata Bulan Madu

Sesuai dengan namanya orang yang melakukan perjalanan dalam wisata ini adalah orang yang sedang berbulan madu atau pengantin baru.

2.5 Pengertian Agrowisata

Agrowisata merupakan produk yang belum banyak dimanfaatkan oleh kalangan usaha perjalanan, padahal minat wisatawan terhadap agrowisata cukup besar terutama wisatawan mancanegara. Belakangan ini agrowisata sebagai salah satu potensi wisata mulai ditawarkan kepada wisatawan. Pengembangan agrowisata merupakan upaya terhadap pemanfaatan potensi atraksi wisata pertanian. Menurut SK bersama Menparpostel dan Menteri Pertanian No. KM.47/PW.DOW/MPPT-89 dan No. 204/KPTS/HK/050/4/1989, agrowisata sebagai bagian dari objek wisata diartikan


(23)

sebagai bentuk kegiatan yang memanfaatkan usaha agro sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfatkan lahan masyarakat setempat, kita bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya.

Keberadaan objek wisata agro sendiri adalah merupakan kawasan usaha pertanian yang direkayasa sehingga mempunyai daya tarik wisata. Daya tarik tersebut dapat berupa adanya jenis komoditas asli, yaitu yang mengandung komoditas yang spesifik yang telah diupayakan secara turun temurun oleh masyarakat. Objek wisata dapat dikembangkan pada kawasan usaha pertanian yang telah ada sebagai kegiatan tambahan, maupun kawasan baru yang khusus untuk wisata agro.

Pengembangan dan pembinaan wisata agro adalah segala upaya untuk memperkenalkan, membimbing, menumbuhkan, memperluas dan mengendalikan kegiatan wisata agro yang dilakukan secara terus menerus.

2.7 Potensi dan Daya Tarik Agrowisata

Kebijakan umum Departemen Pertanian dalam pembangunan pertanian bertujuan meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, peternak, dan nelayan, memperluas lapangan kerja, dan kesempatan berusaha, menunjang pembangunan industri serta meningkatkan ekspor. Untuk itu diversifikasi perlu dilaksanakan secara


(24)

terpadu disesuaikan dengan kondisi tanah, air, dan iklim dengan tetap memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta mempertahankan pola hidup masyarakat setempat. Sejalan dengan kebijakan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pariwisata dan pertanian dapat saling menunjang dalam meningkatkan daya saing produk pariwisata dan pertanian dalam rangka meningkatkan peroleh devisa dari komoditi ekspor non migas.

Agrowisata telah diberikan batasan sebagai wisata yang memanfaatkan objek-objek pertanian. Secara umum potensi agrowisata yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut (Tirtawinata dan Fachruddin, 1996 : 4).

a. Tanaman Pangan dan Holtikultura

Ruang lingkup kegiatan wisata tanaman pangan yang meliputi usaha tanaman padi dan palawija serta holtikultura yakni bunga, buah, sayur, dan jamu-jamuan. Berbagai proses kegiatan mulai dari prapanen, pasca panen berupa pengolahan hasil sampai kegiatan pemasarannya dapat dijadikan agrowisata.

b. Perikanan

Ruang lingkup kegiatan wisata perikanan dapat berupa kegiatan budi daya perikanan sampai proses pascapanen. Daya tarik perikanan sebagai sumber daya wisata di antaranya pola tradisional dalam perikanan serta kegiatan lain, misalnya memancing ikan.

c. Peternakan

Daya tarik peternakan sebagai sumber daya wisata antara wisata antara lain pola beternak, cara tradisional dalam peternakan,serta budi daya hewan ternak.


(25)

d. Taman Nasional

Objek wisata berupa taman nasional memiliki tanaman yang berasal dari beberapa spesies. Daya tarik yang ditawarkan kepada wisatawan mencangkup kekayaan flora yang ada, keindahan pemandangan di dalamnya dan kesegaran udara yang memberikan kenyamanan.

e. Perkebunan

Kegiatan usaha perkebunan meliputi perkebunan meliputi perkebunan meliputi tanaman keras dan tanaman lainnya yang dilakukan oleh perkebunan besar swasta nasional ataupun asing, BUMN, dan perkebunan rakyat. Berbagai kegiatan

objek wisata perkebunan dapat berupa praproduksi (pembibitan), produksi, dan pascaproduksi (pengolahan dan pemasaran).

Daya tarik perkebunan sebagai daya tarik perkebunan sebagai sumber daya wisata antara lain :

1. Daya tarik historis dari perkebunan yang sudah diusahakan sejak lama, 2. Lokasi beberapa wilayah perkebunan yang sudah diusahakan sejak lama, 3. Cara-cara tradisional dalam pola tanam, pemeliharaan, pengolahan, dan

prosesnya, serta


(26)

BAB III

GAMBARAN UMUM DAN POTENSI WISATA

DI KABUPATEN KARO

3.1 Letak Geografis, Topografi dan Batas Administratif

Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan Daerah Hulu Sungai. Luas wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha atau 2,97 persen dari luas Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara, dan secara geografis terletak diantara 2°50’–3°19’ Lintang Utara dan 97°55’-98°38’ Bujur Timur. Batas-batas wilayah Kabupaten Karo adalah:

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Toba Samosir

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Propinsi Nangroe Aceh Darusalam).

Ibukota Kabupaten Karo adalah Kabanjahe yang terletak sekitar 76 km sebelah selatan kota Medan ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Kabupaten Karo dikelilingi oleh dua belas gunung (dalam bahasa Karo disebut Deleng), yaitu Deleng Barus, Deleng Sibayak, Deleng Sinabun, Deleng Pinto,

Deleng Similar, Deleng Temangu, Deleng Tinaruh, Deleng Simulai, Deleng Linggargas, Deleng Sibuaten, Deleng Sipiso-piso, Deleng Payung. Dua diantaranya merupakan


(27)

Kabupaten Karo terkenal sebagai daerah penghasil berbagai buah-buahan dan bunga-bungaan, dan mata pencaharian penduduk yang terutama adalah usaha pertanian pangan, hasil hortikultura dan perkebunan rakyat. Keadaan hutan cukup luas yaitu mencapai 129.749Ha atau 60,99 persen dari luas Kabupaten Karo.

Kabupaten Karo merupakan Daerah Hulu Sungai (DHS) dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Wampu/Ular, sub Daerah Aliran Sungai Laubiang. Potensi Industri yang ada adalah Industri kecil dan aneka industri yang mendukung pertanian dan pariwisata. Potensi sumber-sumber mineral dan pertambangan yang ada di Kabupaten Karo diduga cukup potensial namum masih memerlukan survei lapangan.

Iklim (Suhu, Musim, Angin, Curah Hujan) di Kabupaten Karo adalah sebagai berikut :

1. Suhu udara rata-rata di Kabupaten Karo berkisar antara 18,4°C-19,3°C, dengan kelembaban udara pada tahun 2006 rata-rata setinggi 88,39 persen, tersebar antara 86,3 persen sampai dengan 90,3 persen.

2. Di Kabupaten Karo seperti daerah lainnya terdapat dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim hujan pertama mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Januari dan musim hujan kedua mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei.

3. Pada tahun 2006 ada sebanyak 172 hari jumlah hari hujan dengan rata-rata kecepatan angin 1,32 M/DT.

4. Arah angin terbagi 2 (dua) arah/gerak yaitu angin yang berhembus : Dari arah Barat kira-kira bulan Oktober sampai dengan bulan Maret dan dari arah Timur dan Tenggara antara bulan April sampai dengan bulan September.


(28)

Sarana dan prasarana yang memadai juga menjadi salah satu penunjang pariwisata Kabupaten Karo diminati oleh wisatawan. Penyediaan air bersih yang berasal dari perusahaan Air Minum (PAM), listrik dari PLN untuk kepentingan industri dan masyarakat, jaringan jalan raya yang teratur, dan jaringan telekomunikasi yang memadai adalah prasarana yang ada di Kabupaten Karo untuk menunjang pertumbuhan industri pariwisata. Adapun sarana-sarana pendukung industri pariwisata berupa hotel berbintang dan melati, losmen, cottage, restoran, travel agent,

Tourist Information Center (TIC), dan Money Changer.

3.2 Mata Pencaharian Penduduk Di Kabupaten Karo

Penduduk Daerah tingkat II Karo adalah masyarakat suku bangsa Karo dan kemudian lambat laun dengan sendirinya banyak ditambah pendatang lain seperti suku Tapanuli, Jawa, Simalungun, Cina, dan lainnya yang datang dari penjuru nusantara walau dalam jumlah yang terbatas.

Mayoritas penduduk Kabupaten Karo memeluk agama Kristen Protestan yakni sekitar 47,93 %. Berikut ini data tentang pemeluk agama di Kabupaten Karo :

1. Agama Kristen Protestan 42,93 % 2. Agama Kristen Katolik 28,08 % 3. Agama Islam 24,12 % 4. Agama Hindu dan Budha 2,48 % 5. Agama lain-lain 2,39 %

Mata Pencaharian penduduk Kabupaten Karo menurut Sensus Penduduk tahun 1994 dijelaskan dalam keterangan berikut :


(29)

Tabel 3.1 Tabel Mata Pencaharian Masyarakat Kabupaten Karo

No. Mata Pencaharian Persentase

1. Pertanian 79,93 %

2. Pedagang 11,49 %

3. Pegawai Negeri 9,17 %

4. Transportasi 1,13 %

5. Konstruksi 1,12 %

6. Industri 0,64 %

7. Pertambangan 0,32 %

8. Keuangan 0,09 %

9. Perusahaan Listrik, Gas, Air Mineral 0,87 %

10. Lain-lain 0,37 %

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2010 (Dalam Brosur Dinas Pariwisata, Seni Budaya Kabupaten Karo)

3.3 Potensi Pariwisata di Kabupaten Karo

Obyek dan Daya Tarik Wisata Kabupaten Karo didominasi oleh ODTW Alam, Budaya dan Minat Khusus. Dilihat dari potensi kepariwisataan, daerah ini memiliki berbagai obyek wisata menarik, meskipun obyek wisata yang ada sebagian belum dikelola dengan optimal. Obyek-obyek wisata tersebut tersebar dihampir seluruh penjuru wilayah Kabupaten Karo. Dari identifikasi yang telah dilakukan oleh Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Karo, tinjauan beberapa kebijakan dan hasil pengamatan survey lapangan terdapat obyek wisata alam, obyek wisata budaya, peninggalan sejarah serta beberapa atraksi wisata yang menyebar di setiap wilayah kecamatan, Kabupaten Karo. Secara rinci sebaran obyek wisata di Kabupaten Karo dapat dilihat dalam Tabel 4.1 berikut :


(30)

Tabel 3.2

Sebaran Daya Tarik Wisata di Kabupaten Karo, Tahun 2010 No. JENIS DAN NAMA

OBYEK WISATA

LOKASI OBYEK WISATA

DESA KECAMATAN

A. WISATA ALAM

1. Air Terjun Sikulikap Doulu Berastagi

2. Panaroma Doulu Doulu Berastagi

3. Lau Debuk-Debuk . Semangat Gunung Merdeka 4. Taman Mejuah-juah Berastagi Gundaling-II Berastagi 5. Bukit Gundaling Gundaling I Berastagi

6. Deleng Kutu Gurusinga Berastagi

7. Tahura Dolat Rakyat Dolat Rakyat

8. Air Panas Alam Semangat Gunung Semangat Gunung Merdeka

9. Gunung Sibayak Jarang Uda Merdeka

10. Danau Lau Kawar Kuta Gugung Naman Teran 11. Gunung Sinabung Sigarang-garang Naman Taran

12. Uruk Tuhan Bekerah Naman Teran

13. Gua Liang Dahar Lau Buluh Kuta Buluh

14. Air Terjun belingking Mburidi (DAS Lau Biang) Kuta Buluh 15. Air Terjun Sipiso-piso Pengambatan Merek 16. Gunung Sipiso-piso Situnggaling Merek 17. Tongging-Sikodon-kodon Tongging Merek

18. Taman Simalem Tongging Merek

19. Gua Ling-ling Gara Kuta Pengkih Mardingding 20. Padang Pengembala Nodi Mbal-mbal Petarum Lau baling

21. Gunung Barus Basam Barus jahe

22. Gua Roci Basam Barus jahe

B AGROWISATA

Menyebar di Setiap Kecamatan

1. Agrowisata Tanaman Pangan

dan Perkebunan (Hamparan Padi,

Kopi, dan lain-lain)

2. Agrowisata Buah-Buahan

(Hamparan Kebun Jeruk, Marquisa, dan lain-lain)

3. Agrowisata Sayur-Sayuran

(Hamparan tanaman Kol, Wortel, dan lain-lain)

4. Agro Wisata Tanaman Bunga-Bungaan


(31)

C WISATA KULINER /BELANJA

1. Pasar Tradisional Berastagi Kota Berastagi 2. Pasar Buah Berastagi Kota Berastagi

3. Pasar Bunga Berastagi Kota Berastagi dan di sepanjang jalur jalan menuju Berastagi dan Kabanjahe.

4. Pasar Buah Dokan Dokan Merek

D WISATA BUDAYA

1. Desa Budaya Peceren Peceren /Sempa Jaya Berastagi

2. Desa Budaya Lingga Lingga Simpang Empat

3. Desa Budaya Dokan Dokan Merek

4. Pakaian Adat (Uis Karo) Di Kabupaten Karo 5. Benda Budaya dan Situs Di Kabupaten Karo E PENINGGALAN SEJARAH

1. Puntungan Meriam Putri Hijau Sukanalu Tiga Panah 2. Legenda (Cerita Rakyat) Menyebar di seluruh Kecamatan F WISATA MINAT KHUSUS

1. Arung Jeram / Rafting Aliran DAS Lau Biang (Mulai dari Desa Limang - Perbesi - Bintang Meriah) 2. Gantole dan Paralayang Togging

3. Lintas Alam / Tracking •Route Perjalanan Berastagi & Bandar Baru melalui Gunung Barus, dimulai dari Desa Basam (6 Km dari Berastagi).

•Route Perjalanan Berastagi-Bukit Lawang.

•Route perjalanan Berastagi ke Semangat Gunung (Pemandian Air Panas) dimulai dari Desa Lau Gumba.

4. Hiking Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung G ATRAKSI WISATA

Menyebar di seluruh kecamatan 1. Hari Kemerdekaan

2. Tari Ndurung 3. Ndikar Dance 4. Tari Baka 5. Tari Tongkat 6. Erpangir Ku Lau 7. Upacara Perumah Begu 8. Erdemu Bayu

9. Ngampaken Tulan-Tulan 10. Pesta Tahunan


(32)

a. Wisata Alam Gunung Sibayak

Gunung Berapi Sibayak dalam keadaan aktif berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter dari permukaan laut. Pendakiannya melewati hutan belantara tropis dan tebing yang penuh tantangan serta di puncak gunung terdapat hamparan dataran tempat berkemah. Dari puncak gunung terlihat kawah yang masih aktif magma dan pemandangan yang indah dan menawan.

Gunung ini dapat didaki dari dua tempat yaitu Desa Jaranguda (1,5 km dari Berastagi) dan Desa Semangat Gunung (12 km dari Berastagi). Untuk mendaki gunung ini melalui jalan setapak dibutuhkan waktu sekitar 3 jam. Gunung ini telah memiliki jalan aspal sampai ke puncaknya, saat ini kita dapat mencapai puncak gunung dengan kendaraan 4 WD sampai di Bukit Kapur dan melakukan pendakian ke puncak dengan waktu tempuh 30 menit.

Gunung Berapi Sinabung

Gunung Berapi Sinabung terdapat di Desa Kuta Gugung Kecamatan Naman Teran memiliki ketinggian 2.417 meter dari permukaan laut. Pendakian melewati belantara tropis dan tebing yang penuh dengan tantangan. Sepanjang jalan pendakian kita akan menemukan berbagai tumbuhan langka, pohon berumur ratusan tahun dan satwa liar yang masih hidup bebas tanpa gangguan manusia. Di puncak gunung terdapat hamparan untuk tempat berkemah, dari puncak gunung ini kita dapat memandang ke seluruh wilayah Kabupaten Karo bahkan sampai wilayah Dairi, Simalungun dan Langkat. Gunung ini dapat didaki dari dua tempat yaitu Obyek Wisata Lau Kawar dan Desa Mardingding Jarak dari Kota Berastagi ke tempat awal pendakian Gunung Sinabung 30 km. Pendakian dari Desa Lau Kawar dan Desa Mardingding memakan waktu ± 4 jam.


(33)

Bukit Gundaling

Bukit Gundaling merupakan tempat wisata dengan pohon kayu yang rindang dan bunga bungaan yang sudah dikenal sejak jaman penjajahan Belanda. Dari Puncak Bukit Gundaling terlihat panorama Gunung Sibayak dan Sinabung serta Kota Berastagi. Jarak dari Kota Berastagi ke Bukit Gundaling ± 2 km dapat menggunakan bus ukuran besar.

Air Terjun Sipiso-piso

Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 meter dan dilatarbelakangi panorama indah Danau Toba, bukit bukit, bentangan Pulau Samosir, pematang sawah dan ladang. Jarak dari Kota Berastagi ke objek wisata ini ± 35 km dan dapat menggunakan bus ukuran besar.

Danau Toba-Tongging

Danau ini merupakan suatu keajiban karena berlokasi di atas dataran tinggi ± 800 meter dari permukaan laut dan menduduki ranking kedua sebagai danau terbesar di dunia. Danau tersebut dikelilingi oleh bukit yang ditumbuhi oleh hutan pinus dan air yang berwarna biru. Dari Desa Tongging dapat dilakukan perjalanan danau ke Parapat. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 40 km dapat menggunakan kendaraan bus ukuran sedang.

Danau Lau Kawar

Danau ini memiliki luas ± 20 ha diapit oleh alam pegunungan yang ditumbuhi kayu-kayuan hutan tropis dan di pinggir danau terbentang lahan seluas 3 ha sebagai lokasi tempat berkemah. Bagi wisatawan yang berjiwa petualangan dari objek ini dapat melakukan kegiatan panjat tebing dan sekaligus pendakian ke puncak Gunung Sinabung. Jarak dari Kota Berastagi ke objek wisata ini sekitar 27 km dan dapat menggunakan kendaraan roda empat yang melewati beberapa desa dan lahan pertanian.


(34)

Lau Debuk-debuk

Objek wisata ini merupakan pemandian air panas yang mata airnya bersumber dari perut bumi, mengandung unsur belerang. Pada waktu waktu tertentu ditemukan masyarakat mengadakan ritual seperti : Erpangir kulau (mandi ritual) yang bertujuan membersihkan diri dari roh-roh jahat dan niat-niat yang tidak baik. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini sekitar 10 km dan dapat menggunakan bus ukuran besar.

Air Panas Semangat Gunung

Objek wisata ini sebagai tempat pemandian air panas alam yang dikelola secara profesional dalam bentuk kolam kolam renang yang suhunya berbeda-beda sesuai dengan keinginan para wisatawan. Mata airnya bersumber dari perut bumi dan mengandung unsur belerang yang dapat mengobati penyakit seperti gatal-gatal, dan lain-lain. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini ± 13 km dan dapat menggunakan bus ukuran besar.

Taman Hutan Raya Bukit Barisan

Objek wisata ini merupakan kawasan hutan seluas ± 8 ha yang ditumbuhi berbagai jenis kayu-kayuan hutan tropis berusia di atas 60 tahun dan di dalamnya berkembang berbagai spesies kupu-kupu langka. Di objek wisata ini dipelihara gajah yang dapat dimanfaatkan sebagai transportasi wisatawan mengelilingi hutan. Jarak dari Kota Berastagi ke objek wisata ini 5 km yang dapat menggunakan bus ukuran besar.


(35)

Gua Liang Dahar

Gua Liang Dahar mempunyai tiga ruang besar dengan ukuran masing-masing 500 m2, 400 m2, 300 m2 serta ruang ukuran kecil lainnya. Di dalam gua terdapat mata air yang mengalir melalui terowongan kecil ke Desa Bekerah dan di atas dinding gua terdapat sarang burung layang layang dan kalong. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 40 km, sampai ke Desa Lau Buluh dapat menggunakan kendaraan roda empat dan selanjutnya berjalan kaki ± 30 menit. Gua Ling-ling Gara

Gua ini mempunyai keunikan alam, yang mana di dalamnya terdapat kursi dan meja terbentuk dari proses alam. Pada masa lalu digunakan sebagai tempat peristirahatan dan tempat perlindungan para pemburu dari kejaran binatang liar. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 100 km yang dapat menggunakan bus ukuran besar dan dari Desa Mardingding berjalan kaki satu jam.

Air Terjun Sikulikap

Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 30 meter menghasilkan bunyi alam yang syahdu, dikelilingi hutan tropis tempat Gibon bergantungan yang kadangkala berteriak bersahut-sahutan. Di sekitar lokasi ini terdapat kupu-kupuan berwarna-warni. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini ± 11 km, namun apabila langsung dari Kota Medan dapat singgah di jalan raya dengan berjalan kaki sejauh 800 meter.

Air Terjun Belingking

Air terjun ini berbeda dengan air terjun lainnya karena jatuhan airnya bertingkat tiga dengan ketinggian jatuh keseluruhan 100 meter dan berlokasi dekat dengan perkampungan penduduk. Jarak dari Kota Berastagi ke objek wisata ini 45 km dan dapat menggunakan kendaraan roda empat.


(36)

Deleng Kutu

Nama binatang penghisap darah ini salah satu nama gunung di Tanah Karo. Persisnya di Desa Guru Singa, Kecamatan Berastagi, Gunung Kutu tidak kalah uniknya dengan sejumlah gunung yang berada di Tanah Karo. Padahal gunung ini tidak setinggi Sibayak dan Sinabung, namun panorama alam yang dimiliki cukup mempesona.

Taman Simalem

Taman Simalem Resort adalah merupakan salah satu objek wisata terbaru dan termegah di Provinsi Sumatera Utara. Terletak di kawasan Bukit Merek, objek wisata ini menghadirkan pemandangan Danau Toba dari sudut pandang yang sangat luas. Luas areal kawasan wisata ini mencapai 206 ha dengan lebih dari 25 ha telah ditanami tanaman buah jeruk, biwa, markisa, terong belanda, alpukat, dan lain-lain.

b. Wisata Budaya

Desa Budaya Lingga, Dokan dan Peceren

Di Desa ini terdapat bangunan rumah tradisional Karo berusia 250 tahun yang dikenal dengan nama Rumah Siwaluh Jabu dihuni oleh delapan Kepala Keluarga yang hidup berdampingan dalam keadaan damai. Bahan bangunan rumah tradisional ini dari kayu bulat, papan, bambu dan beratap ijuk tanpa menggunakan paku yang dikerjakan tenaga arsitektur masa lalu.

Ketiga desa budaya ini mudah dicapai dengan menggunakan Bus Pariwisata. Berikut adalah jarak tempuh dari Berastagi ke desa-desa Budaya yang ada di Tanah Karo :


(37)

• Desa Budaya Lingga 15 km dari Berastagi

• Desa Budaya Dokan 23 km dari Berastagi

• Desa Budaya Peceren 1 km dari Berastagi Guro-guro Aron

Secara rutin setiap tahunnya dilaksanakan kegiatan kesenian tradisional Karo yaitu Guro-guro Aron yang dilaksanakan pada waktu turun ke ladang/sawah

dan setelah panen di desa desa Kecamatan Simpang Empat, Munthe, Tiga Binanga, Juhar, Payung, Kuta Buluh, Tiga Panah, Lau Baleng yang

tujuannya agar tanaman tumbuh dengan subur dan panen melimpah ruah serta bersilaturahmi antar keluarga. Guro guro aron merpakan atraksi gendang tradisional karo dan sepasang penyanyi dan penari lima marga yang ada di Tanah Karo.

Erpangir Ku lau

Pada masa lalu Kebudayaan Erpangir Ku Lau merupakan kegiatan sakral bagi masyarakat Suku Karo, yaitu mandi ke sungai dengan memberi sesajen agar kelak dikemudian hari diberkati Tuhan Yang Maha Esa. Acara Erpangir Ku Lau sampai saat ini masih ada di beberapa tempat yang dilaksanakan dalam upacara perkawinan, membuat nama anak dan menolak penyakit yang dibuat oleh roh-roh jahat. Perumah Begu

Perumah Begu merupakan kegiatan budaya dimana seorang dukun mampu memanggil kembali roh roh leluhur ke dalam jiwa raganya. Hal ini dilaksanakan untuk berkomunikasi kembali guna mengetahui keadaan leluhur di alam baka dan sekaligus melepaskan rindu. Kegiatan ini masih ditemui di beberapa tempat secara isidentil.


(38)

c. Wisata Peninggalan Sejarah

Peninggalan Sejarah Puntungan Meriam Puteri Hijau

Puntungan Meriam Putri Hijau dapat kita temui di Desa Sukanalu dan Seberaya yang hingga sekarang masih dianggap oleh masyarakat mempunyai

magic dan setiap tahun dibersihkan serta diberi sesajen (upah) atau cibal-cibal

oleh masyarakat setempat. Jarak dari Kota Berastagi ke Desa Sukanalu 23 km dan ke Desa Seberaya 7 km. Untuk mengunjungi objek wisata ini dapat menggunakan kendaraan ukuran besar dan transportasi bus umum.

Berikut adalah beberapa daftar nama hotel berbintang dan restoran yang ada di Kabupaten Karo :


(39)

Tabel 3.3

Daftar Nama Hotel Berbintang di Tanah Karo

No. Nama Hotel Kelas Alamat

1. MIKIE HOLIDAY RESORT *****

Jl. Jamin Ginting Desa Sempajaya Berastagi

(062891650)

2. GRAND MUTIARA ***** Jl.Peceren No.168 Berastagi (062891311)

3. SINABUNG RESORT HOTEL **** Jl. Kolam Renang Berastagi (062891400)

4. SIBAYAK INT’L HOTEL **** Jl. Merdeka No.1 Berastagi (062891301)

5. GREEN GARDEN HOTEL ****

Jl.Jamin Ginting Desa Sempajaya Berastagi

(062891777)

6. BERASTAGI COTTAGE ** Jl. Gundaling Desa Gongsol Berastagi (06281345)

7. RUDANG HOTEL **

Jl. Sempurna No.16 Berastagi (062891313)

8. BUKIT KUBU HOTEL ** Jl.Jamin Ginting Desa Sempajaya Berastagi

9. DANAU TOBA INT’L HOTEL * Jl. Gundaling Berastagi (062891346)

10. CITY INN HOTEL * Jl.Jamin Ginting Desa Sempajaya Berastagi


(40)

Tabel 3.4

Daftar Nama Restoran di Tanah Karo

NO. Nama Restoran ALAMAT MAKANAN SPESIFIK

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. ASIA RESTAURANT BUDIAMAN BUDI JAYA BUNDO KANDUANG SIANG MALAM ANDALAS MUSLIMIN SEHAT GARUDA TERANG RAYMOND

Jl. Veteran No. 20 Jl. Veteran No. 62 Jl. Veteran No. 51 Jl. Veteran No. 21 Jl. Trimurti I No. 91 Jl. Mesjid No. 157 Jl. Veteran No. 387 Jl. Veteran No. 315 Jl. Veteran No. 10 Jl. Veteran No.369 Jl. Veteran No. 49

Chinese, European Indonesian

Indonesian Indonesian

Chinese, European, Indonesian Indonesian Indonesian Chinese European, Indonesian Chinese European


(41)

BAB IV

POTENSI KEBUN BUNGA STROBERI SEBAGAI OBJEK WISATA

AGRO DI BERASTAGI KABUPATEN KARO

4.1 Daerah Asal dan penyebaran Tanaman Stroberi

Tanaman stroberi berasal dari benua Amerika. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani yang berasal dari Uni Soviet, pada tahun 1887-1942 telah melakukan ekspedisi ke Asia, Afrika, Eropa dan Amerika, beliau berkesimpulan bahwa bahwa tanaman stroberi berasal dari daerah Chili. Jenis atau spesies stroberi yang pertama kali ditemukan di Chili adalah Fragaria chiloensis. Duchesne atau disebut stroberi Chili.

Penyebaran tanaman stroberi meluas ke berbagai negara atau daerah di Benua Amerika, Eropa, dan Asia. Di daerah-daerah penyebarannya ditemukan aneka spesis tanaman stroberi. Misalnya kawasan Amerika Utara terdapat P. vesca dan F. virginiana, Timur Laut Pasifik berkembang F. ananassa, dan di California ditemukan F. bringhurdtii.

Penyebaran F. vesca L. di Eropa amat pesat bahkan jenisnya stroberi inilah yang pertama kali popular, termasuk di Indonesia. Benua Asia disebut juga sebagai daerah sumber genetik untuk tanaman stroberi jenis baru. Di Asia Utara misalnya telah ditemukan F. vesca, F. colline, F.orientalis. Sementara itu di Asia Selatan

berkembang jenis F. maupinensis, di Asia Tenggara menyebar tanaman stroberi


(42)

Budi daya tanaman stroberi telah dirintis berabad-abad tahun yang lalu. Sekitar pada tahun 50-an para pakar pertanian dan biologi Amerika merintis pemulihan tanaman stroberi bertujuan untuk menghasilkan atau menciptakan varietas baru. Pada tahun 1600-an salah satu jenis tanaman stroberi, yaitu F. moschata dibudidayakan di Skandinavia, Eropa Timur, dan sampai meluas ke Rusia. Stroberi yang pertama kali didatangkan ke Indonesia pada zaman kolonialis Belanda adalah stroberi jenis F. vesca. Jenis stroberi yang telah lama beradaptasi di Indonesia disebut Stroberi varietas lokal. (Rukmana, 1999 : 12)

4.2 Syarat Pertumbuhan Tanaman Stroberi a. Iklim

1. Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600-700 mm/tahun.

2. Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah 8-10 jam setiap harinya.

3. Stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur 17-20oC.

4. Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80-90%.


(43)

b. Media Tanam

1. Jika ditanam di kebun, tanah yang dibutuhkan adalah tanah liat berpasir,

subur, gembur, mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara baik.

2. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang ideal untuk budidaya stroberi di kebun adalah 5,4-7,0, sedangkan untuk budidaya di pot adalah 6,5-7,0.

3. Jika ditanam dikebun maka kedalaman air tanah yang disyaratkan adalah 50-100 cm dari permukaan tanah. Jika ditanam di dalam pot, media harus memiliki sifat poros, mudah merembeskan air dan unsur hara selalu tersedia.

c. Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000-1.500 meter di atas permukaan laut (Rukmana, 1999 : 21).

4.3Jenis-jenis Stroberi

Di antara aneka jenis stroberi yang tumbuh di dunia, hanya terdapat empat jenis stroberi yang umun dibudidayakan. Keempat jenis stroberi budi daya tersebut adalah sebagai berikut :

1. Alpine stroberi atau Wild european stroberi

2. Hautbois stroberi

3. Chilean stroberi


(44)

Dari keempat jenis atau spesies stroberi itu, kemudian dikembangkan menjadi ratusan varietas dan hibrida yang baru. Di Amerika paling sedikit terdapat 67 varietas atau komersial .

Di Indonesia stroberi berasal dari Belanda dan Jepang. Aneka varietas unggul stroberi introduksi yang sudah beradaptasi di Indonesia antara lain adalah varietas

Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella, dan Red Gantelet.

Para petani stroberi sudah lama menanam tanaman stroberi jenis varietas

Benggala dan Nenas. Kedua varietas tersebut dianggap sebagai kultivar lokal, yang cocok digunakan sebagai bahan olahan, karena rasanya agak asam dan beraroma

harum (Rukmana, 1999 : 8).

4.4Budi Daya Tanaman Stroberi

Teknologi budi daya stroberi yang dipraktekkan di berbagai Negara pada prinsipnya terdapat dua sistem penanaman, yaitu sistem bedengan dan sistem dan sistem penanaman dalam pot. Kedua sistem penanaman tersebut dapat diterapkan di Indonesia. Untuk sistem bedengan lebih cocok jika dipraktekkan di lahan kebun, sedangkan sistem pot baik dikembangkan di dalam greenhouse atau rumah plastik (Rukmana, 1999 : 30).

4.4.1Budi Daya di Kebun (Lapang)

Lahan kebun tanaman stroberi disiapkan tanpa mulsa, lahan kebun tanaman stroberi diolah secara sempurna (baik). Waktu pengolahan tanah yang paling baik adalah pada musim hujan agar ketersediaan air memadai. Di daerah yang sumber airnya cukup, pengolahan tanah dapat dilakukan setiap saat (Rukmana, 1999 : 35).


(45)

4.4.2 Budi Daya Dalam Pot

Berkebun tanaman stroberi tidak selalu harus dilakukan di kebun yang arealnya luas, tetapi di lahan sempit pun, seperti pekarangan rumah dapat dipraktekkan budi daya tanaman stroberi secara intensif. Cara yang paling mudah dan murah adalah budi daya tanaman stroberi dalam pot.

Budidaya tanaman stroberi dalam pot tidak hanya dijadikan sebagai sarana penyalur hobi berkebun saja, akan tetapi juga cocok dikembangkan dalam skala komersial misalnya usaha secara komersial sistem hidroponik dalam ruangan rumah kaca atau rumah plastik.

4.5Kondisi Kebun Bunga Stroberi, Berastagi (Hasil Wawancara dengan Eliakim Ginting dan Observasi di Kebun Bunga Stroberi)

Kebun Bunga Stroberi yang berlokasi di Dusun III Dolat Rakyat Tongkoh berdiri pada tahun 1983. Kebun Bunga Stroberi adalah kebun stroberi yang pertama kalinya berdiri dan merupakan salah satu kawasan Wisata Agro di Berastagi. Kebun stroberi ini menawarkan wisata petik sendiri di hidroponik bebas pestisida.

Kebun Bunga Stroberi terletak pada ketinggian ± 1.000 meter dari permukaan laut dan berudara sejuk. Wisatawan dapat memetik sendiri buah stroberi tersebut langsung dari pohon dan menikmatinya. Buah yang berasal dari negeri Paman Sam ini sudah mulai dibudidayakan di daerah Berastagi sejak tahun 1983, dan mulai marak pada sekitar tahun 2001. Yang menarik, Kebun Bunga Stroberi sengaja dibuat terbuka untuk umum dan dikemas dalam konsep agrowisata. Selain dapat menikmati keindahan alamnya, para wisatawan yang datang ke Kebun Bunga stroberi diperbolehkan untuk memetik sendiri. Konsep ini dikenal dengan istilah strawbery walk.


(46)

Konsep ini memberikan keuntungan dan kepuasan tersendiri bagi wisatawan.

Strawbery walk memungkinkan kita untuk memilih sendiri buah stroberi yang kita

inginkan.

4.6 Upaya-upaya Pengembangan

Untuk meningkatkan wisata agro di Berastagi khususnya Kebun Bunga Stroberi, maka dilakukan upaya-upaya pengembangan sebagai berikut :

• Membuat perbaikan jalan menuju lokasi objek wisata Kebun Bunga Stroberi.

• Perlunya penataan lokasi mulai dari tahap penanaman sampai pada tahap panen stroberi sehingga menambah wawasan wisatawan yang berkunjung.

• Menyediakan lapangan parkir yang memadai

• Menyediakan toko yang menjual berbagai hasil olahan stroberi.

• Menyediakan kafe sebagai tempat bersantai para kunjungan wisatawan. Dengan upaya-upaya pengembangan objek wisata khususnya kebun bunga stroberi diharapkan akan memberikan hasil yang maksimal bagi pengembangan daerah tujuan wisata khususnya Berastagi. Dan kebersihan tentulah menuntut dukungan semua pihak, masyarakat, pemerintah dan juga pihak swasta.

4.7 Kendala yang dihadapi

Suatu hal yang lumrah apabila dalam pengelolaan objek dan daya tarik wisata selalu mengalami kendala. Namun kendala itu bukan menjadi suatu penghalang dalam mengembangkan kebun bunga stroberi. Berikut ini beberapa gambaran kendala yang dihadapi pemilik dalam upaya mengembangkan kebun bunga stroberi :


(47)

• Kurangnya tenaga ahli dalam pembudidayaan tanaman stroberi sehingga hasil yang didapat belum mencapai target.

• Besarnya persaingan karena banyaknya pembukaan lahan baru kebun stroberi di Berastagi.

• Media promosi yang dipergunakan selama ini masih jauh dari sempurna sehingga masyarakat luas belum mengetahui adanya kebun bunga stroberi. Walaupun kendala yang dihadapi pemilik kebun bunga stroberi bekerja semaksimal mungkin untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan biaya yang relative sedikit serta bekerjasama dengan pihak swasta.


(48)

BAB V

KESIMPULAN

Dari analisa yang sudah diuraikan, jelas bahwa kebun bunga stroberi sangat mendukung dalam upaya pengembangan kepariwisataan di Berastagi Kabupaten Karo. Hal ini karena minat pengunjung, serta upaya pemilik dalam pengembangan sekaligus memperkenalkan kebun bunga stroberi tersebut. Pariwisata sebagi industri dapat diwujudkan dengan melakukan persiapan dan perencanaan yang matang untuk pemanfaatan sumberdaya alam dan manusia sehingga dapat menghasilkan produksi yang dapat dijual ke berbagai pasar lokal, regional maupun mancanegara.

Maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa kebun bunga stroberi merupakan salah satu objek wisata agro untuk menunjang kepariwisataan di Berastagi. Dengan adanya kebun bunga stroberi wisatawan dapat mengetahui dan menikmati serta menambah pengetahuan tentang tanaman stroberi.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Karo, 2010.

Marpaung, Happy. 2000. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung. Alfabeta.

Pendit, S, Nyoman. 1999. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta. PT Pradnya Paramita.

Reza, T. Moh. dan Fachruddin, Lisdiana. 1996. Daya Tarik dan Pengelolaan Agrowisata. Jakarta. Penebar Swadaya.

Rukmana, H . Rahmat. 1999. Stroberi Budi Daya dan Pascapanen. Yogyakarta. Kanisius.

Soekadijo, RG. 1996. Anatomi Pariwisata. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.

Yoeti, A , Oka. 1987. Pemasaran Pariwisata. Bandung. Angkasa. Brosur-brosur Data Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Karo.


(50)

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Eliakim Ginting

Umur : 42 Tahun

Pekerjaan : Pemilik Kebun Bunga Stroberi

Alamat : Dolat Rakyat, Berastagi

HP / Telp. : 081362358848

2. Nama

: Rahmad Tarigan

Umur : 35 Tahun

Pekerjaan : Karyawan di Kebun Bunga Stroberi

Alamat : Berastagi

3. Nama

: Rasta br Tarigan

Umur

: 40 Tahun

Pekerjaan : Pemilik Kebun Bunga Stroberi

Alamat

: Dolat Rakyat, Berastagi


(51)

(52)

Awal penanaman Tanaman Stroberi


(53)

Penyemprotan dengan pupuk organik


(54)

(55)

(56)

(57)

(1)

Awal penanaman Tanaman Stroberi

Tanaman Stroberi Usia 2 Bulan


(2)

Penyemprotan dengan pupuk organik

Stroberi Siap Panen


(3)

(4)

(5)

(6)