Tujuan mendidik, menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika dewasa dapat menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian
yang matang mature, wel-integrated dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun seluruh masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah teramat penting.
B. Anxiety
Definisi anxiety menurut Macquarie Dictionary dalam Istiati Diah Astuti 2005 adalah kesukaran atau kesulitan berfikir yang disebabkan oleh
ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi atas bahaya atau kemalangan. Definisi anxiety menurut May 1997 dalam Istiati Diah Astuti 2005 adalah
sebagai suatu ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi atas adanya ancaman terhadap beberapa nilai yang dianggap penting oleh individu atas
keberadaannya sebagai seorang pribadi. Sedangkan Levitt 1967 dalam Istiati Diah Astuti 2005 menggambarkan anxiety sebagai suatu ketakutan
yang berlebihan yang memotivasi keragaman perilaku pertahanan diri, termasuk gerak-gerik jasmani, ketakutan batiniah atau kekacauan. Kumpulan
definisi dan intepretasi terhadap anxiety mengesankan bahwa tidak ada kesepahaman yang pasti mengenai definisi anxiety. Seperti yang diungkapkan
Levitt 1967 dalam Istiati Diah Astuti 2005, bahwa ruang lingkup definisi
anxiety yang tepat itu tidak terbatas dan sangat luas.
13
C. Computer Anxiety
Definisi computer anxiety menurut Igbaria dan Parasuraman 1989 dalam Sudaryono 2005 adalah sebagai suatu kecenderungan seseorang
menjadi susah, khawatir atau ketakutan mengenai penggunaan teknologi informasi komputer pada masa sekarang atau pada masa yang akan datang.
Menurut Gudono dan Rifa 1999 definisi computer anxiety adalah suatu tipe stress tertentu computer anxiety itu berasosiasi dengan kepercayaan yang
negatif mengenai komputer, masalah-masalah dalam menggunakan komputer dan penolakan terhadap mesin. Beberapa hasil penelitian menunjukkan
bahwa computer anxiety mempunyai pengaruh negatif terhadap attitudes Igbaria dan Parasuraman 1989; Webster et al 1990: Igbaria 1994 dalam rifa
1999 dan terhadap keahlian Harrison dan Rainer 1992 dalam Rifa 1999. Heinssen et al. 1987 dalam Rifa 1999 menemukan bahwa mahasiswa-
mahasiswa perguruan tinggi dengan computer anxiety yang lebih tinggi mempunyai kepercayaan terhadap kemampuan diri dan hasil kinerja yang
lebih rendah dari pada mahasiswa yang mempunyai computer anxiety yang lebih rendah. Jika suatu tugas komputer dilaksanakan, subjek dengan tingkat
computer anxiety yang lebih tinggi memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Menurut Linda V. Orr 2000 dalam Sudaryono 2005, computer anxiety merupakan salah satu technophobia, dimana komputer merupakan
salah satu teknologi yang berkembang dalam kehidupan manusia. Technophobia sendiri dapat digolongkan menjadi 3 tingkatan, yaitu:
14
1. Anxious Technophobe
Seseorang yang termasuk dalam tingkatan ini akan menunjukkan tanda-tanda klasik yang merupakan reaksi kekhawatiran anxiety
reaction ketika menggunakan suatu teknologi, tanda-tanda tersebut dapat berupa munculnya keringat ditelapak tangan, detak jantung yang
keras atau sakit kepala. 2. Cognitive Technophobe
Seseorang yang termasuk dalam tingkatan ini pada mulanya merasa tenang dan relaks, mereka sebenarnya menerima suatu teknologi baru
tetapi muncul beberapa pesan negatif seperti “Saya akan menekan tombol yang salah dan mengacaukan mesin ini”.
3. Uncomfortable User Seseorang yang termasuk dalam tingkatan ini dapat dikatakan sedikit
khawatir dan masih muncul pernyataan negatif, tetapi secara umum tidak membutuhkan one-on one- counseling.
Kegelisahan terhadap komputer dapat memunculkan dua hal, yaitu: 1. Fear takut
Seseorang yang merasa takut dengan adanya komputer karena mereka belum banyak menguasai teknologi komputer, sehingga mereka
belum bisa mendapatkan manfaat dengan kehadiran komputer. 2. Anticipation antisipasi
Seseorang merasa perlu melakukan antisipasi terhadap kegelisahan yang muncul dengan adanya komputer. Antisipasi tersebut dapat
15
dilakukan dengan menerapkan ide-ide pembelajaran yang menyenangkan anticipation terhadap komputer.
Computer anxiety merupakan suatu konsep specific anxiety di bidang komputer, yang mana orang merasakan pengalamanannya ketika sedang
berinteraksi dengan komputer Oetting 1993 dalam Rustiana 2005. Menurut pendapat Marcoulides 1988 seperti yang dikutip oleh Vincent, dkk
2002 dalam Rustiana 2005 menyatakan bahwa computer anxiety yang dialami seseorang masih tetap ada tanpa memperhatikan adanya pengalaman
komputer sebelumnya. computer anxiety cenderung muncul pada para user dalam situasi jika mereka dihadapkan dengan pembelajaran pada aplikasi
komputer yang baru Ostrowski, dkk, 1986 dan Elder, dkk, 1987 dalam Rustiana 2005.
Indikasi terjadinya computer anxiety menurut Gantz 1986 dalam Rustiana, 2005 antara lain berupa takut membuat kesalahan, tidak suka
mempelajari komputer, merasa bodoh, merasa diperhatikan oleh orang lain saat membuat kesalahan, merasa merugikan kerja, serta merasa bingung
secara total. Penjelasan ini menunjukkan bahwa computer anxiety berhubungan dengan kemampuan diri.
Level computer anxiety dapat dibedakan secara ekstrim kedalam dua level yakni level rendah atau level tinggi. Tingkat computer anxiety yang
rendah menyebabkan individu mempunyai keyakinan yang kuat bahwa komputer bermanfaat baginya sehingga timbul rasa senang bekerja dengan
komputer. Pada penelitian Levine dan Donitsa-Schmidt, 1998 dan 16
Shashaani, 1997 serta Ayersman, 1996 dalam Rustiana, 2005 menunjukkan adanya sikapattitude yang positif dalam hubungannya dengan pengalaman
berinteraksi dengan komputer. Namun sebaliknya, sikap computer anxiety menunjukkan level yang tinggi menurut keyakinan dan persepsi user,
menunjukkan bahwa teknologi komputer dapat mendominasi atau mengendalikan kehidupan manusia Indirantoro, 2000.
Computer anxiety dapat disebabkan oleh beberapa faktor internal maupun eksternal. Menurut Lewin 1995 dalam Rustiana 2005 gejala yang
menimbulkan computer anxiety pada individu disebabkan individu tidak dapat mengenal dan menerima tingkatan perubahan dalam menanggapi
perubahan teknologi komputer. Tingkatan perubahan yang dimaksud adalah: 1 identifikasi untuk berubah; 2 tidak membakukan pesan lama, 3 belajar
pesan yang baru, dan 4 mengulang pesan yang baru. Apabila individu tidak dapat melewati beberapa tahap tersebut maka akan timbul sifat kecemasan
dan penolakan terhadap teknologi komputer. Menurut Bralove 1983 dalam Rustiana 2005 gejala yang muncul pada computer anxiety yang disebabkan
oleh persepsi individu yang kurang baik. Dasar dari persepsi individu terganggu karena : a perubahan status, b berkeras tidak ingin belajar yang
baru, c ada paksaan untuk berubah, dan d kerja yang berlebihan dan ketidaknyamanan. Persepsi individu terganggu yang oleh hal tersebut akan
membentuk individu untuk melakukan pertahanan yang berlebihan sehingga termanisfestasi dalam perilaku computer anxiety.
Konsep computer anxiety dibedakan dalam tiga jenis yakni: trait anxiety, 17
states anxiety dan concepts specific anxiety. Kedua jenis pertama, mengacu pada konsep psikologi dan jenis ketiga perluasan dari konsep psikologi yang
dikembangkan oleh Oetting 1983 dalam Rustiana, 2005. Trait anxiety merupakan anxiety yang dirasakan secara umum oleh tiap
orang dalam pengalaman hidupnya. Orang-orang yang mempunyai trait anxiety cenderung mempunyai anxiety secara kronis dan senantiasa merasa
cemas dalam suatu situasi dan kondisi yang membuat dia tertekan. Variabel trait anxety dipakai untuk penelitian yang ada hubungannya dengan konstrak
personaliti, psycho-pathologym, dan teori pembelajaran. Ini merupakan karakteristik personal yang mempengaruhi perilaku secara luas.
Sedangkan state anxiety adalah orang yang mengalami anxiety pada suatu saat tertentu. Tipe ini biasanya merupakan suatu produk sejarah
pembelajaran orang. Sebagai contoh, misalnya orang yang berpengalaman mengalami problem dalam situasi yang serupa dalam masa lalunya dan dapat
menjadi cemas jika situasi itu terjadi lagi McPherson 1998 dalam Rustiana, 2005.
Jenis ketiga merupakan perluasan anxiety dari konsep psikologi ke konsep yang lebih spesifik yang diterapkan dalam situasi tertentu, khususnya
bidang komputer. Konsep ini lahir setelah Oetting mengembangkan skala untuk mengukur computer anxiety yang disebut sebagai COMPAS.
Instrumen ini yang selalu dipakai dalam riset-riset mengenai computer anxiety oleh para peneliti untuk mengukur level anxiety seseorang terhadap
komputer 18
D. Keahlian Komputer