b. Di luar Kelas
Dalam membina akhlakul karimah siswa di sekolah, memang tidak hanya cukup dengan mengedepankan peranan keteladanan guru,
melainkan seluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan di sekolah.
Adanya efek keteladanan kepala sekolah dan guru terhadap akhlakul karimah siswa tercermin dalam perilaku siswa, selain faktor
keteladanan guru, tentunya banyak faktor lainnya yang berpengaruh terhadap suksesnya penanaman nilai akhlak di lingkungan sekolah.
Faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya terdiri atas motivasi siswa untuk
berakhlakul karimah, kemalasan siswa untuk konsisten dengan tata krama dan tata tertib, pihak-pihak yang ditunjuk dalam menanamkan
dan mengawasi aktualisasi perilaku siswa.
16
Sementara faktor eksternalnya diantaranya meliputi ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung, latar belakang siswa yang
beragam, banyaknya muatan ajar keagamaan yang dapat menjadi motivasi siswa untuk menegakan nilai akhlakul karimah, adanya jadwal
kegiatan siswa yang ketat, adanya tata krama dan tata tertib yang dibakukan, satpam, serta sistem kontrol yang konsisten dan tegas dari
pengelola sekolah. Di bawah ini terdapat tata tertib untuk guru, tata tertib ini
merupakan tata tertib yang harus dilaksanakan oleh guru, jika guru mengikuti tata tertib yang telah dibuat pihak sekolah maka ini
merupakan cerminan siswa agar patut juga melaksanakan tata tertib.
TATA TERTIB GURU
17
A. Kehadiran
1. Guru wajib hadir pada jam kerja yaitu 10 menit sebelum jam
16
Nurhidayat, Wawancara, 09 Februari 2011
17
Daftar statistik tata tertib di atas penulis kutip dari daftar statistik sekolah pada tanggal 9 Februari 2011
pertama dimulai. 2.
Guru diperkenankan pulang 10 menit setelah jam selesai. 3.
Guru yang mengajar pada hari Senin pagi wajib mengikuti upacara bendera.
4. Guru wajib hadir dalam acara-acara rapat dinas dan kegiatan-
kegiatan sekolah. 5.
Guru piket wajib hadir 15 menit sebelum bel dibunyikan. 6.
Guru wajib hadir pada upacara hari-hari nasional. 7.
Guru yang tidak hadir wajib memberitahukan kepada piketpimpinan sekolah dan diberikan tugas.
B. Seragam
a. Guru wajib memakai pakaian seragam setiap hari senin s.d
kamis, kecuali guru olah raga pada saat mengajar olah raga di lapangan.
b. Guru tidak diperbolehkan memakai jeans, kaos tanpa kerah,
bersandal jepit ke sekolah walaupun tidak ada jadwal mengajar. c.
Guru perempuan dilarang menggunakan pakaian yang ketat saat ke sekolah.
C. Inval
a. Guru yang tidak hadir karena sakit 2 hari atau lebih wajib
menyerahkan memberikan surat dari dokter. b.
Guru yang sakit diinval oleh guru piket, dan honor inval piket tidak dibayar tetapi dimasukkan ke tabungan bingkisan lebaran.
c. Guru yang tidak hadir tanpa keterangan atau ijin, dipotong
honor mengajarnya Rp. 7.500,- perjam pelajaran. d.
Guru yang terlambat 15 menit dan meninggalkan sekolah sebelum jam pelajaran selesai akan diinval.
D. Umum
a. Guru dilarang merokok, makan, minum, mengaktifkan HP di
dalam kelas pada saat mengajar. b.
Guru dilarang membawa minuman keras di lingkungan
sekolah. c.
Bagi guru yang perokok diperbolehkan merokok di tempat khusus.
d. Guru dilarang menyuruh siswa pada saat jam belajar, kecuali
untuk kepentingan siswa itu sendiri. e.
Guru tidak diizinkan meninggalkan kelas kecuali ada keperluan yang mendesak.
f. Guru yang mengajar jam terakhir keluar kelas, setelah seluruh
siswa meninggalkan kelas. g.
Guru olah raga mengakhiri pelajarannya 10 menit sebelum pergantian jam pelajaran berikutnya dan bertanggung jawab
menertibkan siswanya kembali.
Di atas merupakan tata tertib untuk guru, jika tata tertib tersebut di langgar oleh guru maka guru akan diberikan teguran oleh kepala
sekolah. Guru yang mengajar hari senin wajib mengikuti upacara bendera, hal ini dilakukan agar siswa semangat melaksanakan upacara
bendera bersama guru-guru. Pakaian seragam juga dibiasakan kepada guru-guru bukan hanya kepada siswa saja, apabila guru tidak memakai
seragam maka kepala sekolah akan menegur guru tersebut dan diminta penjelasannya. Selain tata tertib guru memiliki peran yang dilaksanakan
di luar kelas. Terdapat beberapa peran yang dilakukan guru agama Islam MTs.
Darul Ma’arif dalam menanamkan pendidikan nilai akhlak di sekolah, yaitu:
a. Contoh atau tauladan
Para guru menjadikan dirinya contoh norma sekolah, artinya tindakannya merupakan perwujudan norma sekolah, guru lebih
dahulu membiasakan norma sekolah dalam perilaku hidupnya sehari- hari, seperti mengajarkan tepat waktu dan tertib dalam beribadah,
menghindarkan diri dari merokok, tidak memaki-maki siswa, bertutur kata lembut.
18
b. Pujian
Pujian adalah tindakan guru kepada siswa tentang perilaku siswa, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, seperti ketika siswa
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, pujian ini dibutuhkan untuk membuat siswa senang dan semangat dalam
belajar. Di luar kelas seperti siswa yang menjaga kerapihan dalam berpakaian, hal ini membuat siswa termotivasi agar selalu rapi dalam
berpakaian, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
c. Anjuran atau ajakan
Anjuran atau ajakan untuk berbuat atau melakukan sesuatu yang berguna, misalnya anjuran untuk berbuat baik, mengormati
guru, mengucap salam jika berpapasan dengan guru. Kadang hal ini terlihat sepele padahal terdapat nilai akhlaknya di dalam anjuran
tersebut. d.
Pemberitahuan Tindakan guru kepada siswa tentang perilakunya yang telah
melakukan sesuatu yang melanggar peraturan dan dapat menganggu atau menghambat jalannya proses pendidikan bagi dirinya sendiri
juga bagi orang lain yang ada di lingkungan atau kelompok tertentu. e.
Pembiasaan Tindakan
guru agar
siswa melakukan
sesuatu yang
dikerjakannya berjalan dengan tertib dan teratur. Pembiasaan ini mencakup:
a Pembiasaan rutin seperti kehadiran, tata krama, tutur kata dalam
kegiatan mengajar maupun di luar kelas. b
Pembiasaan spontan seperti pembiasaan mengucap salam, membuang sampah pada tempatnya.
18
Sri Komariyati, Wawancara, 24 Januari 2011
c Pembisaaan kegiatan keteladanan: hal ini diwujudkan melalui
kebiasaan berpakaian rapih dan bersih, menjaga kebersihan dan ketertiban, menjaga tata krama, shalat secara berjamaah.
f. Teguran
Tindakan yang dilakukan guru terhadap siswa yang melakukan pelanggaran norma sekolah, misalnya pelanggaran terhadap tata
tertib sekolah. Teguran diberikan guru pada siswa yang baru satu atau dua kali melakukan pelaggaran. Teguran bisa menggunakan
kata-kata atau menggunakan isyarat seperti mata melotot atau menunjuk tangan. Biasanya teguran dilakukan ketika siswa bercanda
dalam proses belajar di kelas karena hal ini mengganggu siswa lainnya.
19
g. Peringatan
Tindakan guru yang diberikan kepada siswa yang telah beberapa kali melakukan pelanggaran dan telah beberapa kali
diberikan teguran atas pelanggarannya terhadap norma sekolah. Dalam memberikan peringatan biasanya disertai dengan ancaman
sanksi bila melanggar. seperti siswa laki-laki yang memakai celana ketat, maka siswa tersebut diberi peringatan agar tidak memakai
celana yang ketat lagi.
20
h. Larangan
Larangan sebenarnya
mirip dengan
perintah, namun
konotasinya adalah keharusan untuk tidak berbuat sesuatu yang merugikan, seperti larangan merokok, larangan tawuran, larangan
memakai narkoba. Larangan juga biasanya disertai dengan ancaman sanksi.
21
19
Abdul Halim, Wawancara, 10 Februari 2011
20
Lili Nurlinda Sari, Guru BK Wawancara, 12 Februari 2011
21
Lili Nurlinda Sari, Guru BK Wawancara, 12 Februari 2011
i. Hukuman
Tindakan yang paling akhir apabila teguran dan peringatan tidak diperhatikan oleh siswa karena telah melakukan pelanggaran.
Seperti siswa yang terlambat datang kesekolah diberikan hukuman, hukumannya yaitu membaca Al-
Qur’an atau menghafal surat pendek yang ditentukan oleh guru piket.
22
Cara-cara penanaman nilai akhlak di atas dipraktekkan di lingkungan MTs. Darul Ma’arif, upaya yang harus dikedepankan adalah
dengan memberikan ketauladanan dari para guru serta membangun kebiasaan secara berkesinambungan di kalangan siswa untuk berakhlak.
2. Pembelajaran Akhlak
Seorang filosof
muslim yang
bernama Ibnu
Maskawaih mendefinisikan akhlak adalah kondisi kejiwaan saat sesorang manusia
tergerak melakukan sesuatu dengan tanpa berfikir terlebih dahulu.
23
Pribadi manusia itu pada dasarnya dapat menerima segala usaha pembentukan melalui kebiasaan. Jika siswa terbiasa berbuat jahat, maka ia
menjadi jahat, sebaliknya jika manusia membiasakan diri berbuat baik, maka siswa tersebut membentuk pribadi yang mulia.
Pembiasaan berperilaku baik selalu ditanamkan guru MTs. Darul Ma’arif, seperti pembiasaan dalam mengucap salam, bertutur kata lembut,
menghormati, membuang sampah pada tempatnya, berpakaian bersih dan rapi, tidak merokok, tidak terlambat datang ke sekolah, menaati peraturan
yang berlaku, semua hal ini dibiasakan di dalam lingkungan sekolah oleh guru, maka siswa akan mengikuti apa yang dicontohkan oleh guru.
24
Pembelajaran akhlak disekolah belum cukup membantu siswa menjadi pribadi yang baik, karena banyak faktor yang mendukung seorang
siswa menjadi baik atau malah menjadi buruk, diantaranya faktor keluarga,
22
Lili Nurlinda Sari, Guru BK Wawancara, 12 Februari 2011
23
Abuddin Nata, Pendidikan dalam Persefektif Hadist, h. 274
24
Peneliti, Observasi, 20 Januari 2011
lingkungan dan sekolah. Apabila disekolah diajarkan agar berperilaku baik tetapi dirumah tidak dibiasakan maka perilaku baik tidak tertanam dalam
dirinya.
D. Akhlak Siswa
a. Nilai-nilai Akhlak yang di Pelajari
Mendidik dan merubah akhlak adalah keadaan yang sangat sulit, akan tetapi merubah dan memperbaiki akhlak itu dapat dilakukan,
khususnya dilakukan oleh guru agama Islam, karena masing-masing dari siswa terlahir ke dunia ada yang baik, sedang dan buruk, namun
sebagaimana kecerdasan, akhlak dan perangai pun dapat tumbuh dan berkembang melalui pengajaran, disiplin dan kemauan.
Prof. Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak adalah kebiasaan kehendak. kehendak adalah ketentuan dari beberapa keinginan manusia
setelah bimbang, sedangkan kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang- ulang sehingga mudah melakukannya, jika kehendak itu bila dibiasakan
melakukan sesuatu maka kebiasaannya itu disebut akhlak.
25
Salah satu cerminan akhlakul karimah siswa dapat dilihat dari kebiasaan dalam beribadah, bertutur kata, menghormati guru dan
mengucap salam. Tingkah laku mereka pun sopan di sekolah. Baik dengan guru maupun dengan temannya. Penanaman nilai akhlakul karimah di
biasakan, ditetapkan dan dilatihkan kepada para siswa, dilakukan dengan memberikan contoh-contoh, pembiasaan dan keteladanan.
Salah satu pendekatan yang dapat dikembangkan untuk membentuk dan memelihara akhlakul karimah siswa adalah melalui pengembangan
tata krama dan tata tertib yang dibuat dan dibakukan bersama. Di bawah ini merupakan tata tertib yang dibuat oleh pihak sekolah:
25
Ahmad Amin, Ilmu Akhlak, Jakarta : Bulan Bintang, 1975 cet. VIII
PERATURAN TATA TERTIB Siswa MTs. Darul Ma’arif Cipete-Selatan
Th Pelajaran 20102011
26
A. PERATURAN UMUM